Universitas Sumatera Utara
Menurut Chaiklin 2009, tujuan umum dari DMT ini adalah, antara lain:
1. Meningkatkan integrasi dari kognitif, afektif dan pengalaman fisik 2. Meningkatkan kemampuan ekspresif
3. Meningkatkan kesadaran diri.
Penilaian dan teknik klinis keduanya canggih dan fleksibel, sehingga terapi disesuaikan dengan kebutuhan dari berbagai populasi. Dance Movement
Therapy menekankan keselarasan dan koneksi antara verbal dan
nonverbal dari cara berekspresi. Namun, penilaian dan terapi dapat dilanjutkan sepenuhnya di bidang nonverbal gerakan, sentuh, irama, dan interaksi spasial,
sehingga pendekatan cocok dengan kebutuhan orang yang tidak dapat berpartisipasi dalam psikoterapi yang berorientasi dalam bentuk lisan Chaiklin,
2009. Menurut Payne 2006 definisi dari Dance Movement Therapy DMT
yang diadopsi oleh The Association for Dance Movement Therapy ADMT dan Standing Committee for Arts Therapies Professions SCATP mewujudkan dua
prinsip mendasar: Dance Movement Therapy adalah penggunaan gerakan ekspresif dan menari
sebagai alat dimana seorang individu dapat terlibat dalam proses integrasi pribadi dan pertumbuhan. Hal ini didasarkan pada prinsip bahwa ada hubungan antara
gerak dan emosi serta dengan mengeksplorasi kosakata yang lebih bervariasi dari gerakan, seseorang yang akan menjadi lebih seimbang dan mudah beradaptasi.
Melalui gerakan dan menari, batin setiap orang menjadi nyata, individu berbagi banyak simbolisme pribadi mereka dan hubungan kebersamaan sewaktu menari
menjadi terlihat. Dance Movement terapis menciptakan sebuah lingkungan dimana perasaan dapat dengan aman dinyatakan, diakui dan dikomunikasikan.
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara 2.2.2.
Mekanisme Dance Movement Therapy
Menurut Chaiklin 2009, DMT dibagi atas dua model yang berfokus pada kapasitas kreativitas yang tiada akhir dan kualitas estetik dari tubuh yang
bergerak sebagai suatu fundamental yang unik dan spesifik untuk proses terapi, yaitu :
1. The Intra-Actional System Sistem ini berhubungan dengan individu dan persepsi tubuh dan dirinya
spesifiknya, sikap tubuh dan konsep diri sendiri. 2. Interactional System
Sistem ini lebih mengarah pada individu dan kapasitas mereka yang berhubungan dengan dunia sebagai mahluk sosial spesifiknya,
komunikasi dan dinamika interpersonal.
Sumber : Chaiklin 2009
Gambar 2.1. Model Dance Movement Therapy
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara 2.2.3
Program Dance Movement Therapy
Adapun program DMT ini terdiri dari 12 sesi, yaitu 6 sesi asosiasi bebas dan 6 sesi tari terstruktur. Remaja berpartisipasi 6 kali seminggu satu sesi per hari.
Empat puluh lima menit pertama setiap sesi adalah sesi tari terstruktur berupa pop dance yang dikoreograferi oleh instruktur tari yang profesional. Peneliti, yang
juga fasilitator gerakan tari dan program intervensi, dapat menerima pelatihan dari instruktur tari untuk memfasilitasi sesi tari terstruktur.
Kaban 2003 menyatakan bahwa kebutuhan anak-anak atau remaja yang akan berpartisipasi dalam tarian dan gerakan intervensi program akan terus-
menerus berubah sehingga program intervensi tiap sesi DMT harus fleksibel. Oleh karena itu, walaupun setiap sesi memiliki tema tertentu dan setiap sesi terdiri
dari aspek-aspek tertentu, penelitifasilitator harus fleksibel dan siap untuk menyesuaikan sesi untuk kebutuhan remaja. Untuk meningkatkan partisipasi
kelompok dan eksplorasi tema tertentu, beberapa aspek tertentu dari setiap sesi harus terstruktur dan sebagian lagi lebih fleksibel.
Aspek yang terstruktur dari setiap sesi ditujukan untuk menciptakan rutinitas selama periode dua minggu, yang mana memberikan rasa stabilitas,
kontrol dan konsistensi pada para peserta. Penelitifasilitator memilih untuk mengimplementasikan program intervensi dalam format grup untuk meningkatkan
hubungan interpersonal serta keterampilan sosial peserta dan memberikan kesempatan pada para peserta untuk mendukung satu sama lain. Kaban, 2003.
1. Sesi Asosiasi Bebas