Sumber Daya Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset

14 Aset Aset atau sarana dan prasarana merupakan hal sangat pentiing dalam mendukung pelaksanaan tugas pokok dan fungsi SKPD tanpa sarana dan prasarana akan dapat menghambat dalam pemberian pelayanan kepada masyarakat. Dinas Pendapatan, Pengelola Keuangan dan Aset dari kondisi prasarana yang ada saat ini seperti gedung kantor masih melekat dengan Sekretariat Daerah, sehingga ruangan yang ada sekarang sangat sempit dan tidak bisa dikembangkan sesuai dengan kebutuhan organisasi. Namun disisi lain kondisi sarana sangat mendukung walapun masih ada yang perlu dilengkapi secara bertahap seperti komputer, almari, kursi dan sebagainya. Secara umum kondisi sarana cukup baik, namun ada beberapa kondisinya tidak baik lagi dan sedang dalam proses penghapusan maupun sebagian ada yang dilakukan perbaikan, salah satu sarana yang digunakan adalah kendaraan dinas, dimana kendaraan dinas roda 4 empat saat ini berjumlah 5 unit dalam kondisi baik, sedangkan kendaraan roda 2 dua berjumlah 25 unit dengan kondisi baik dan beberapa perlu perbaikan. Sarana lainnya yang kondisinya rusak berat adalah mesi tik manual 1 buah, mesin ketik listrik 1 buah, mesin kalkulator 24 buah, mesin porporasi karcis 2 unit, kursi kayu 7 buah, kursi putar 10 buah, kursi lipat 8 buah, meja ½ biro 1 buah, dan sebagainya yang secara rinci dapat dilihat padal ampiran renstra ini..

3.3. Kinerja Pelayanan Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset

Kinerja Pelayanan Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset sesuai dengan tugas pokok dan fungsi adalah membantu Kepala Daerah khususnya dalam pelayanan pada masyarakat bidang pengelolaan keuangan dan aset daerah. Berdasarkan indikator kinerja pada renstra sebelumnya dapat dilihat capaian kinerja sebagai berikut : 15 Tabel 2.3. Capaian Kinerja Tahun 2012 SASARAN STRATEGIS URAIAN INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI Tk. Capaian Meningkatnya kualitas pengelolaan keuangan daerah dan barang milik daerah - Opini Laporan Keuangan Pemerintah Daerah - Penetapan Perda APBD tepat waktu - realisasi belanja terhadap anggaran belanja daerah - Silpa terhadap total pendapatan - efisiensi belanja daerah - belanja pegawai terhadap belanja daerah - belanja modal terhadap total belanja WTP 31 Desember 95 10 Minimal 5 50 29 WDP 28 Desember 95,09 7,77 4,91 62 14,41 75 100 100,09 100 98,2 76 49,69 Optimalisasi Penerimaan Daerah - Kontribusi PAD terhadap pendapatan daerah - realisasi penerimaan pajak daerah - realisasi penerimaan retribusi daerah Minimal 10 100 100 10,68 100,18 84,43 100 100,18 84,43 Meningkatnya pengetahuan aparatur dalam pengelolaan keuangan daerah dan barang milik daerah - Jumlah aparatur yang mengikuti sosialisasi keuangan daerah. - Jumlah aparatur yang mengikuti bimbingan teknis pengelolaan barang. 76 org 93 org 76 org 93 org 100 100 Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Sasaran strategis meningkatnya kualitas pengelolaan keuangan dan barang milik daerah dengan indikator kinerja : 16 a. Opini laporan keuangan pemerintah daerah dengan target Wajar Tanpa Pengecualian, namun masih terdapatnya pengelolaan barang milik daerah yang tidak memilik bukti kepemilikikan, nilai barang milik daerah yang tidak teridentifikasi sehingga pencapaian target opini terhadap laporan pengelolaan keuangan daerah masih wajar tanpa pengecualian. b. Penetapan Perda APBD tepat waktu dengan target tanggal 31 Desember tahun sebelumnya, realisasi target ini dapat tercapai bahkan penetapan APBD tahun anggaran 2012 dan 2013 masing-masing tanggal 27 Desember dan 28 Desember. c. Persentase realisasi belanja terhadap anggaran belanja dari target sebesar 95 terealisasi sebesar 95,09 Artinya penyerapan anggaran bisa dikatakan cukup baik sehingga alokasi anggaran yang ada bisa dimanfaatkan untuk pembangunan dan pelayanan kepada masyarakat. d. Persentase sisa lebih perhitungan anggaran tahun lalu terhadap total pendapatan dengan target kurang dari 10 , dengan realisasi sebesar 7,77 yang berarti bahwa sisa anggaran yang tidak termanfaatkan berjumlah lebih kecil dari target yang ditetapkan. e. Persentase efisiensi belanja daerah. Dalam rangka meningkatkan kualitas pengelolaan keuangan daerah perlu diperhatikan efisiensi penggunaan anggaran daerah dalam arti terdapat sisa dari anggaran belanja yang digunakan. Namun efisiensi tersebut harus dibatasi sehingga jangan sampai terjadi dana idle atau yang tidak dipergunakan oleh pengguna anggaran. Untuk tahun 2012 target efisien belanja ini adalah sebesar minimal 5 atau apabila realisasi belanja kurang dari 5 dari total belanja maka efisien belanja perlu dipertanyakan. Sementara realisasi sebesar 4,91 . Hal ini disebabkan bahwa pada Perubahan APBD 2012 dilakukan pengetatan anggaran di SKPD termasuk melakukan penyesuain terhadap anggaran yang kemungkinan bersisa seperti TPPNS, BBM, Gaji dan tunjangan. f. Persentase belanja pegawai terhadap total belanja dengan target sebesar 50 ternyata realisasinya 62 berarti alokasi belanja untuk keperntingan pegawai masih cukup besar, hal ini disebabkan terjadinya kenaikan belanja gaji pokok setiap tahun dan tunjangan profesi guru serta tambahan penghasilan guru PNSD.