Prosedur Melakukan Challenge Terhadap Legislasi Uni Eropa

73 and detournement de pavoir. Dasar untuk pembatalan sangatlah penting tapi bertumpang tindih membuatnya mungkin untuk memohon lebih dari satu dasar. 105

C. Prosedur Melakukan Challenge Terhadap Legislasi Uni Eropa

Mengenai prosedur untuk melaksanakan challenge ini tidak jauh beda dari syarat-syarat melakukan challenge seperti yang telah disebutkan dalam bagian sebelumnya. Berikut prosedur melakukan challenge terhadap legislasi Uni Eropa: 1 Adanya dasar untuk melakukan challenge. Berdasarkan pasal 230 Perjanjian Uni Eropa, empat dasar substansi untuk menguji kembali: a Kurangnya kompetensi. Dasar yurisdiksi pada dasarnya untuk mengeluh bahwa badan yang salah telah bertindak atau badan yang benar telah selesai melakukan sesuatu yang mana tidak memiliki kekuatan hukum untuk melakukannya. Atas dasar bahwa orang yang salah, yaitu seseorang yang bukan anggota komisi telah membuat keputusan dan kakrena itu ada kurangnya kompetensi atau yurisdiksi. b Pelanggaran terhadap persyaratan prosedural yang penting. Persyaratan bahwa institusi mengadopsi langkah-langkah terikat harus mengikuti prosedur yang bear. Prosedur dapat ditetapkan baik dalam Perjanjian Uni Eropa atau di 105 Penelope Kent, Op.Cit, hal 88-93 Universitas Sumatera Utara 74 Undang-undang sekunder. Jumlah dari tindakan telah memakai Pasal 253 sebelum amandemen pasal 190 106 yang mna berisi bahwa keputusan dari Komisi harus menyatakan alasan pada yang mana itu didasarkan. c Pelanggaran Perjanjian Uni Eropa atau peraturan lain berhubungan dengan pengaplikasiannya. Dasar dari pembatalan ini secara luas dirancang untuk mencakup ketentuan dari semua perjanjian yang berkaitan, undang- undang sekunder mengadopsi di bawah Perjanjian dan prinsip umum yang dikenal pada hukum dari negara-negara anggota. Dasar ini juga termasuk pelanggaran dari peraturan hukum berhubungan pada pengaplikasian Perjanjian. Tidak ada keraguan bahwa pelanggaran dapat tidak hanya dari Perjanjian itu sendiri dan peraturan yang berasal dari itu, seperti regulasi, tapi juga bahwa ada prinsip umum yang mana diaplikasikan pada pelaksanaan Perjanjian. Apakah pelanggaran dari prinsip ini adalah pelanggaran dari Perjanjian itu sendiri atau peraturan hukum yang berhubungan dengan pengaplikasiannya adalah pertanyaan lisan tanpa signifikasi praktis. 107 106 Treaty on European Union, Article 253: “Regulations, directives and decisions adopted jointly by the European Parliament and the Council, and such acts adopted by the Council or the Commission, shall state the reasons on which they are based and shall refer to any proposals or opinions which were required to be obtained pursuant to this Treaty.” 107 Lawrence Collins, Op.Cit, hal 267 Universitas Sumatera Utara 75 d Penyalahgunaan kekuatan. Penggunaan kekuatan untuk tujuan selain dari apa yang diberikan. 2 Batas waktu melakukan challenge. Pada pasal 2303, tindakan untuk pembatalan menjadi berdasarkan waktu yaitu dua bulan setelah publikasi dari peraturan tersebut, atau pemberitahuan kepada pemohon, atau tidak mengetahuinya publikasi atau pemberitahuan, dua bulan setelah pemohon menjadi tahu tentang peraturan tersebut. Dimana penerima keputusan mengetahui hall itu sebelum dipublikasikan maka waktu berjalan tetap setelah dipublikasikan. 3 Peraturan yang mau di challenge di bawa ke pengadilan nasional, kemudian pengadilan nasional membawanya ke Pengadilan Eropa untuk diuji kembali dan mendengar pendapat dari pihak yang mana keberatan dengan peraturan tersebut kemudian didengarkan juga pendapat dari perwakilan Pengadilan Eropa, jika keluhan diterima oleh Pengadilan Eropa maka peraturan akan di amandemen. Dalam hal kasus pelanggaran terhadap hukum Uni Eropa dan mencoba melaksanakan challenge ke Pengadilan Eropa, namun tidak berhasil maka akan dikenakan denda atas pelanggaran terhadap hukum Uni Eropa tersebut. Universitas Sumatera Utara 76

D. Challenge Sebagai Suatu Upaya Hukum Terkait Transformasi Hukum