67
BAB IV CHALLENGE SEBAGAI SUATU UPAYA HUKUM TERKAIT
TRANSFORMASI HUKUM UNI EROPA DI INGGRIS
A. Latar Belakang Dilakukannya Challenge
Melalui Pasal 226 Perjanjian Uni Eropa: “If the Commission considers that a Member State has failed to fulfil an
obligation under this Treaty, it shall deliver a reasoned opinion on the matter after giving the State concerned the opportunity to submit its observations. If the
State concerned does not comply with the opinion within the period laid down by the Commission, the latter may bring the matter before the Court of Justice.”
Berdasarkan pasal diatas dapat diuraikan bahwa jika menurut Komisi bahwa negara anggota telah gagal untuk memenuhi suatu kewajiban dalam
Perjanjian, negara bersangkutan memberikan pengamatannya, kemudian Komisi memberikan opininya, jika pengamatan negara yang bersangkutan tidak sesuai
dengan pendapat dari Komisi, maka langkah selanjutnya membawa masalah ke Pengadilan.
Komisi melihat Pasal 226 sebagai satu dari instrumen untuk mencapai single internal market dengan mewajibkan aplikasi Hukum Uni Eropa yang ketat
oleh negara anggota. Pasal 226 merupakan sarana pengawasan aplikasi hukum Uni Eropa dan meyakinkan itu diamati oleh negara anggota. Sejauh mana masalah
ini terbongkar melalui fakta bahwa 65 direktif yang mana harus telah
Universitas Sumatera Utara
68
diimplementasikan mulai 1 Januari 1989 sebagai bagian dari program untuk single market, hanya dua telah diimplementasikan oleh seluruh negara anggota.
101
Sebagian besar keluhan terhadap negara-negara anggota tidak sampai ke Pengadilan Eropa. Sekitar tahun 1980-an, Komisi telah mengetahui ada 500
pelanggaran setiap tahunnya. Pada tahun 1988 alasan pendapat disampaikan dalam 227 kasus, dan melanjutkan dibawa ke pengadilan dalam 73 kasus. Dalam
tahun itu Pengadilan mengeluarkan 54 putusan dalam kasus di bawah pasal 226 memberitahukan negara anggota melanggar kewajiban mereka, dan 32 kasus
dihapus dari pendaftaran di pengadilan karena negara anggota telah secara substansial memenuhi kewajiban mereka setelah proses yang dimulai.
102
Kondisi dari aplikasi Pasal 226 yakni, Komisi telah mengambil pandangan bahwa negara anggota melanggar kewajibannya, negara yang bersangkutan telah
diinformasikan dalam pandangan ini dan memberikan negara anggota kesempatan untuk menjawab dugaan atau menyesali kesalahan mereka yang sebenarnya telah
melanggar kewajiban, Komisi telah memberi opini untuk efeknya, negara anggota telah gagal dalam batas waktu yang ditentukan oleh Komisi untuk memenuhi
kewajiban perjanjian, dan Komisi telah membawa masalah sebelum pengadilan. Meskipun pandangan umum bahwa Inggris kurang dari sepenuhnya
mendukung Uni Eropa, jumlah tindakan pelanggaran dibawa Inggris telah sangat sedikit. Demikian total yang dibawa ke Pengadilan Eropa terhadap Inggris antara
tahun 1986 sampai tahun 1988 adalah 3, dibandingkan Italia ada 53. Pada tahun 1980-an, proses terhadap Inggris telah menghasilkan penilaian yang merugikan
101
Lawrence Collins, Op.Cit, hal 217
102
Lawrence Collins, Op.Cit, hal 217
Universitas Sumatera Utara
69
yaitu, pelarangan melanggar hukum pada impor kentang, susu, daging ayam dan telur, baju dan benda lainnya, untuk kegagalan memenuhi regulasi Dewan
membutuhkan peggunaan tachograph ataupun mata-mata dalam truk. Untuk diskriminasi perpajakan dan minuman anggur, untuk tindakan konservasi
perikanan sepihak melanggar hukum, untuk kegagalan mengimplementasikan direktif tentang pajak pertambahan nilai dan pada lampu kendaraan bermotor,
untuk kegagalan memenuhi undangan dari Komisi untuk pembayaran lebih awal dari sumber komuniti, dan untuk kegagalan memenuhi regulasi.
103
Sebagai contoh, efek dari pengaturan di bawah Pasal 234 dalam kasus Major melawan Department of Trade dan proses Komisi di bawah pasal 226
adalah seimbang bahwa pelarangan impor kentang oleh Inggris telah bertentangan dengan perjanjian.
Ketika negara anggota telah gagal untuk memenuhi kewajiban Komisi, tidak dapat memohon dengan melawan hukum dari tindakan memaksakan
kewajiban sebagai pertahanan dalam proses pelaksanaan Pasal 226. Wajib memenuhi kewajiban kecuali Pengadilan Eropa telah membatalkan pasal atau
diberikan perintah mengamandeman pelaksanaannya. Poin menjadi suatu praktik dimana negara anggota gagal untuk
mengambil tindakan untuk mencari pembatalan pasal dalam batas waktu yang ditentukan Pasal 230 Perjanjian Uni Eropa.
104
Negara anggota yang mana jatuh
103
Lawrence Collins, Op.Cit, hal 218
104
Treaty on European Union, Article 230: “The Court of Justice shall review the legality of acts adopted jointly by the European Parliament and the Council, of acts of the
Council, of the Commission and of the ECB, other than recommendations and opinions, and of acts of the European Parliament intended to produce legal effects vis-à-vis third parties.”
Universitas Sumatera Utara
70
untuk mengambil tindakan tidak diberikan kesempatan lain dalam pasal 226 selanjutnya untuk challenge keabsahan dari pasal. Tapi walau jika negara anggota
telah memulai proses untuk pembatalan, mereka tetap memiliki tugas untuk mematuhi kewajiban sambil menunggu proses pembatalan.
Berdasarkan penjelasan di atas, banyaknya masalah pada produk Hukum Uni Eropa, maka upaya hukum yang dapat dilakukan jika Hukum Uni Eropa tidak
dapat ditransformasikan ke dalam Hukum Inggris, berdasarkan Pasal 230 Perjanjian Uni Eropa, negara anggota dapat melakukan challenge terhadap
Hukum Uni Eropa tersebut berdasarkan syarat yang telah ditentukan dan akan dibahas lebih lanjut dalam sub bab selanjutnya.
B. Syarat-Syarat Agar Dapat Dilakukannya Challenge Terhadap Legislasi