Cakupan Pelayanan Kesehatan Ibu Nifas KF3 Rujukan Kasus Risti dan Penanganan Komplikasi

pada triwulan I, satu kali kontak pada triwulan II, dan dua kali kontak pada triwulan III Depkes, 2009.

2. Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan dengan Kompetensi Kebidanan

Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan adalah pertolongan persalinan oleh petugas kesehatan, tidak termasuk pertolongan pendampingan. Pertolongan persalinan dilakukan oleh dokter ahli, dokter, bidan atau petugas kesehatan lainnya yang telah memperoleh pelatihan tehnis untuk melakukan pertolongan kepada ibu bersalin. Dilakukan sesuai dengan pedoman dan prosedur teknis yang telah ditetapkan Dinkes Provsu, 2011. Periode persalinan merupakan salah satu periode yang berkontribusi besar terhadap Angka Kematian Ibu di Indonesia. Kematian saat bersalin dan 1 minggu pertama diperkirakan 60 dari seluruh kematian ibu. Sedangkan dalam target MDG’s, salah satu upaya yang harus dilakukan untuk meningkatkan kesehatan ibu adalah menurunkan angka kematian ibu menjadi 102 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2015 dari 425 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 1992 SKRT serta meningkatkan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan adalah pelayanan persalinan yang aman yang dilakukan oleh tenaga kesehatan dengan kompetensi kebidanan Depkes, 2011.

3. Cakupan Pelayanan Kesehatan Ibu Nifas KF3

Masa nifas atau pueperium adalah masa setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat “kandungan” seperti keadaan sebelum hamil yang berlangsung selama ± 6 minggu. Pelayanan kesehatan ibu nifas adalah pelayanan kesehatan sesuai standar Universitas Sumatera Utara pada ibu mulai 6 jam sampai 42 hari pasca persalinan oleh tenaga kesehatan. Untuk deteksi dini komplikasi pada ibu nifas diperlukan pemantauan pemeriksaan terhadap ibu nifas dengan melakukan kunjungan nifas minimal sebanyak 3 kali dengan distribusi waktu: 1 kunjungan nifas pertama KF1 pada 6 jam setelah persalinan sampai 3 hari; 2 kunjungan nifas ke-2 KF2 dilakukan dalam waktu hari ke-4 sampai dengan hari ke-28 setelah persalinan; dan 3 kunjungan nifas ke-3 KF3 dilakukan dalam waktu hari ke-29 sampai dengan hari ke-42 setelah persalinan Erliana, 2009. Pelayanan kesehatan ibu nifas yang diberikan meliputi: 1 pemeriksaan tekanan darah, nadi, respirasi dan suhu; 2 pemeriksaan tinggi fundus uteri; 3 pemeriksaan lokhia dan pengeluaran per vaginam lainnya; 4 pemeriksaan payudara dan anjuran ASI eksklusif 6 bulan; 5 pemberian kapsul Vitamin A 200.000 IU sebanyak dua kali; 6 pelayanan KB pasca persalinan Dinkes Provsu, 2011.

4. Rujukan Kasus Risti dan Penanganan Komplikasi

Dalam memberikan pelayanan khususnya oleh tenaga bidan di desa dan puskesmas, beberapa ibu hamil yang memiliki resiko tinggi risti dan memerlukan pelayanan kesehatan karena terbatasnya kemampuan dalam memberikan pelayanan, maka kasus tersebut perlu dilakukan upaya rujukan ke unit pelayanan kesehatan yang memadai. Risti atau komplikasi kebidanan adalah keadaan penyimpangan dari normal, yang secara langsung menyebabkan kesakitan dan kematian ibu maupun bayi. Ristikomplikasi kebidanan meliputi; Hb 8 g , tekanan darah tinggi sistole 140 mmHg, diastole 90 mmHg, oedema nyata, eklamsia, perdarahan pervaginam, Universitas Sumatera Utara ketuban pecah dini, letak lintang pada usia kehamilan 32 minggu, letak sungsang pada primigravida, infeksi beratsepsis, persalinan prematur Dinkes Provsu, 2011. Kejadian komplikasi kebidanan dan risiko tinggi diperkirakan terdapat pada sekitar 15-20 ibu hamil. Komplikasi dana kehamilan dan persalinan tidk selalu dapat diduga atau diramalkan sebelumnya, sehingga ibu hamil harus berada sedekat mungkin pada sarana pelayanan yang mampu memberikan Pelayanan Obstetri dan Neonatal Emergensi Dasar PONED. Agar puskesmas mampu melaksanakan PONED maka harus didukung pula oleh tenaga medis terampil yang telah dilatih dan adanya sarana medis maupun non medis yang memadai. Komplikasi obstetri ini merupakan penyebab langsung kematian ibu, yaitu perdarahan, infeksi, eklamsia, partus macet persalinan kasip, abortus dan rupture uteri robekan rahim. Sedangkan komplikasi neonatal adalah neonatal dengan penyakit dan kelainan yang dapat menyebabkan kesakitan, kecacatan, dan kematian yaitu seperti BBLR berat badan lahir rendah 2500 gr. Neonatal ristikomplikasi meliputi asfiksia, tetanus neonatorum, sepsis, trauma lahir, BBLR berat badan lahir 2.500 gr, sindroma gangguan pernafasan dan kelainan neonatal. Neonatal ristikomplikasi yang tertangani adalah neonatal ristikomplikasi yang mendapat pelayanan oleh tenaga kesehatan terlatih, dokter dan bidan di polindes, puskesmas, rumah bersalin dan rumah sakit Depkes, 2011.

5. Kunjungan Neonatal KN1 dan KN3