Analisis Diskriminan HASIL PENELITIAN

penanganan komplikasi obstetri dan cakupan penanganan komplikasi obstetri termasuk dalam kategori tinggi. Hal ini berarti bahwa profil kesehatan ibu dan anak dari ketujuh kabupatenkota tersebut dicirikan oleh cakupan penanganan komplikasi obstetri dan cakupan penanganan komplikasi obstetri yang relatif tinggi dibanding pada gerombol 1 dan gerombol 3. Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa gerombol 2 relatif tinggi dari profil kesehatan ibu dan anak rata-rata kabupatenkota. Kabupaten Nias Selatan dan Kabupaten Nias Barat memiliki cakupan kunjungan ibu hamil K1, cakupan kunjungan ibu hamil K4, cakupan pertolongan oleh tenaga kesehatan, cakupan pelayanan ibu nifas, cakupan kunjungan neonatal KN1 dan cakupan kunjungan neonatal lengkap KN3 yang berada pada kategori rendah, sedangkan cakupan penanganan komplikasi obstetri dan cakupan penanganan komplikasi neonatal termasuk dalam kategori sedang. Hal ini menunjukkan bahwa kabupatenkota tersebut dicirikan profil kesehatan ibu dan anak yang relatif rendah dari rata-rata kabupatenkota.

4.4 Analisis Diskriminan

Analisis diskriminan termasuk dalam analisis multivariat dengan metode dependensi, dimana variabel dependen merupakan kategorik sedangkan variabel independen merupakan variabel numerik. Analisis ini bertujuan untuk melakukan klasifikasi terhadap 33 kabupatenkota di Provinsi Sumatera Utara, apakah 33 kabupatenkota itu termasuk pada tipe status KIA baik, status KIA sedang dan status KIA buruk dengan menggunakan analisis diskriminan tiga faktor. Analisis Universitas Sumatera Utara diskriminan ini lanjutan dari analisis gerombol sebagai evaluasi dalam pembentukan wilayah kabupatenkota di Provinsi Sumatera Utara berdasarkan profil kesehatan ibu dan anak KIA. Tabel 4.6 Perbedaan Antara Ketiga Gerombol Untuk Setiap Variabel Variabel p sig. Cakupan kunjungan ibu hamil K1 0,228 Cakupan kunjungan ibu hamil K4 0,019 Cakupan pertolongan oleh tenaga kesehatan 0,001 Cakupan pelayanan ibu nifas 0,009 Cakupan penanganan komplikasi obstetri 0,001 Cakupan penanganan komplikasi neonatal 0,001 Cakupan kunjungan Neonatal KN1 0,137 Cakupan kunjungan neonatal lengkap KN3 0,061 Hasil analisis menggunakan uji F dapat dilihat bahwa jika nilai p 0,05 berarti ada perbedaan antar ketiga gerombol, sedangkan untuk nilai p 0,05 berarti tidak ada perbedaan antar ketiga gerombol. Dari Tabel 4.6 di atas dapat dilihat bahwa cakupan kunjungan ibu hamil K1 dengan nilai p 0,228 0,05 berarti tidak ada perbedaan antar ketiga gerombol atau dari 33 kabupatenkota di Provinsi Sumatera Utara yang status KIA baik, sedang atau buruk dipengaruhi oleh cakupan kunjungan ibu hamil K1. Untuk cakupan kunjungan ibu hamil K4 dengan nilai p 0,019 0,05 berarti ada perbedaan antar ketiga gerombol atau dari 33 kabupatenkota di Provinsi Sumatera Utara yang status KIA baik, sedang atau buruk dipengaruhi oleh cakupan kunjungan ibu hamil K4. Cakupan pertolongan oleh tenaga kesehatan dengan nilai p 0,001 0,05 berarti ada perbedaan antar ketiga gerombol atau dari 33 kabupatenkota di Provinsi Sumatera Utara yang status KIA baik, sedang atau buruk dipengaruhi oleh cakupan Universitas Sumatera Utara pertolongan oleh tenaga kesehatan. Cakupan pelayanan ibu nifas dengan nilai p 0,009 0,05 berarti ada perbedaan antar ketiga gerombol atau dari 33 kabupatenkota di Provinsi Sumatera Utara yang status KIA baik, sedang atau buruk dipengaruhi oleh cakupan pelayanan ibu nifas. Cakupan penanganan komplikasi obstetri dengan nilai p 0,001 0,05 berarti ada perbedaan antar ketiga gerombol atau dari 33 kabupatenkota di Provinsi Sumatera Utara yang status KIA baik, sedang atau buruk dipengaruhi oleh cakupan penanganan komplikasi obstetri. Cakupan penanganan komplikasi neonatal dengan nilai p 0,001 0,05 berarti ada perbedaan antar ketiga gerombol atau dari 33 kabupatenkota di Provinsi Sumatera Utara yang status KIA baik, sedang atau buruk dipengaruhi oleh cakupan penanganan komplikasi neonatal. Cakupan kunjungan neonatal KN1 dengan nilai p 0,137 0,05 berarti tidak ada perbedaan antar ketiga gerombol atau dari 33 kabupatenkota di Provinsi Sumatera Utara yang status KIA baik, sedang atau buruk dipengaruhi oleh cakupan kunjungan neonatal KN1. Sedangkan cakupan kunjungan neonatal lengkap KN3 dengan nilai p 0,061 0,05 berarti tidak ada perbedaan antar ketiga gerombol atau dari 33 kabupatenkota di Provinsi Sumatera Utara yang status KIA baik, sedang atau buruk dipengaruhi oleh cakupan kunjungan neonatal KN3. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.7 Penamaan Fungsi Diskriminan Satu dan Dua Struktur Matriks Variabel Function 1 2 Cakupan kunjungan ibu hamil K1 a 0,209 0,483 Cakupan kunjungan ibu hamil K4 a 0,024 0,471 Cakupan pertolongan oleh tenaga kesehatan 0,096 0,995 Cakupan pelayanan ibu nifas a 0,220 0,508 Cakupan penanganan komplikasi obstetri a 0,308 0,450 Cakupan penanganan komplikasi neonatal 0,996 0,094 Cakupan kunjungan neonatal KN1 a - 0,238 0,343 Cakupan kunjungan neonatal lengkap KN3 a - 0,260 0,046 Keterangan : korelasi variabel independen dengan dua fungsi diskriminan a tidak diikutkan pada fungsi diskriminan Tabel 4.7 struktur matriks di atas menjelaskan korelasi antara variabel independen dengan dua fungsi diskriminan yang terbentuk. Perhatikan variabel- variabel dengan tanda huruf a di kiri atas nama variabel tersebut, yang menunjukkan variabel termaksud tidak diikutkan pada fungsi diskriminan. Dari kriteria tersebut, hanya dua variabel independen yang lolos uji, yakni cakupan pertolongan oleh tenaga kesehatan dan cakupan penanganan komplikasi neonatal. Dan jika dilihat dari besar korelasi abaikan tanda – jika ada : 1. Korelasi variabel cakupan pertolongan oleh tenaga kesehatan dengan fungsi 2 0,995 lebih besar daripada korelasi variabel tersebut dengan fungsi 1 0,096. Dengan demikian, variabel cakupan pertolongan oleh tenaga kesehatan masuk ke fungsi diskriminan 2. 2. Korelasi variabel cakupan penanganan komplikasi neonatal dengan fungsi 1 0,996 lebih besar daripada korelasi variabel tersebut dengan fungsi 2 Universitas Sumatera Utara 0,094. Dengan demikian, variabel cakupan kunjungan penanganan komplikasi neonatal masuk ke fungsi diskriminan 1. Tabel 4.8 Fungsi Diskriminan untuk Menentukan 33 KabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara pada Tipe Status KIA Baik, Status KIA Sedang dan Status KIA Buruk Variabel Function 1 2 Cakupan pertolongan oleh tenaga kesehatan -0,007 0,079 Cakupan penanganan komplikasi neonatal 0,077 -0,007 Constant -1,686 -6,407 Berdasarkan Tabel 4.8 di atas dapat dilihat bahwa ada dua fungsi diskriminan yang terbentuk yaitu : Z Score_1 = -1,686 - 0,007 cakupan pertolongan oleh tenaga kesehatan + 0,077 cakupan penanganan komplikasi neonatal Z Score_2 = -6,407 + 0,079 cakupan pertolongan oleh tenaga kesehatan - 0,007 cakupan penanganan komplikasi neonatal Kegunaan fungsi ini untuk mengetahui sebuah variabel masuk pada kelompok yang satu ataukah tergolong pada kelompok yang lainnya. Terkait dengan penjelasan mengenai fungsi diskriminan, maka hubungan kedua fungsi bisa diperlihatkan pada gambar berikut. Z_1 = -1,686-0,007 PN+0,077 PKN Z_2=-6,407+0,079 PN-0,007 PKN Status KIA baik Status KIA sedang Status KIA buruk Gambar 4.2 Fungsi Diskriminan Universitas Sumatera Utara Keterangan : 1. Fungsi Diskriminan 1 untuk memilah mana yang masuk ke status KIA baik atau ke status KIA sedang. 2. Fungsi Diskriminan 2 untuk memilah mana yang masuk ke status KIA sedang atau ke status KIA buruk. Tabel 4.9 Fungsi Diskriminan Rata-rata Tiap Kelompok Centroid Gerombol Function 1 2 Status KIA baik -1,634 0,367 Status KIA sedang 4,394 -0,023 Status KIA buruk -1,793 -3,937 Dari Tabel 4.9 di atas terdapat tiga kelompok yang disebut tiga kelompok diskriminan, yaitu kelompok yang status KIA baik dengan rata-rata kelompok centroid adalah -1,634 pada function 1 fungsi diskriminan dan 0,367 pada function 2. Untuk status KIA sedang dengan rata-rata kelompok centroid adalah 4,394 pada function 1 dan -0,023 pada function 2. Sedangkan untuk status KIA buruk dengan rata-rata kelompok centroid adalah -1,793 dan -3,937 pada function 2. Tabel 4.10 Hasil Klasifikasi Fungi Diskriminan Cakupan Indikator Kesehatan Ibu dan Anak Gerombol Jumlah Status KIA baik Status KIA sedang Status KIA buruk n N n N 1. Status KIA baik 22 100,0 22 100,0 2. Status KIA sedang 0 0 9 100,0 0 0 9 100,0 3. Status KIA buruk 0 0 0 0 2 100,0 2 100,0 Ketepatan = 100 Universitas Sumatera Utara Berdasarkan Tabel 4.10 hasil klasifikasi fungsi diskriminan di atas dapat diperoleh bahwa Status KIA baik sebanyak 22 kabupatenkota atau 100,0 berada pada kelompok kabupatenkota yang status KIA baik tetap berada pada kelompok status KIA baik. Sementara itu 9 kabupatenkota atau 100,0 yang semula berada pada kelompok yang status KIA sedang tetap dikelompokkan ke dalam kelompok tersebut dan 2 kabupatenkota atau 100,0 yang berada dikelompok status KIA buruk tetap berada pada kelompok yang status KIA buruk. Ketepatan fungi dikriminan dapat dihitung dengan cara : 22 + 9 + 233 = 1 atau 100 Artinya bahwa ketepatan fungsi diskriminan sebesar 100, maka fungsi diskriminan yang terbentuk tepat untuk menggolongkan kabupatenkota di Provinsi Sumatera Utara berdasar cakupan pertolongan oleh tenaga kesehatan dan cakupan penanganan komplikasi neonatal ke dalam gerombol status KIA baik, status KIA sedang dan status KIA buruk. Sebelumnya dilakukan evaluasi analisis diskriminan sebanyak 2 x uji supaya diperoleh ketepatan klasifikasi 33 kabupatenkota. Hasil klasifikasi pertama diperoleh perpindahan tempat yaitu 2 kabupatenkota yang status KIA baik ke status KIA sedang dan untuk lebih jelasnya pada lampiran 4 hasil output. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.11 Hasil Evaluasi Klasifikasi 33 KabupatenKota Berdasarkan Profil Kesehatan Ibu dan Anak Gerombol Kode KabupatenKota 1 1 Nias 3 Tapanuli Selatan 4 Tapanuli Tengah 5 Tapanuli Utara 6 Toba Samosir 8 Labuhan Batu Utara 9 Labuhan Batu Selatan 11 Simalungun 12 Dairi 13 Karo 17 Humbang Hasundutan 18 Pakpak Bharat 19 Samosir 20 Serdang Bedagai 21 Batubara 23 Padang Lawas 26 Sibolga 28 Pematang Siantar 29 Tebing Tinggi 30 Medan 32 Padang Sidimpuan 33 Gunung Sitoli 2 2 Mandailing Natal 7 Labuhan Batu 10 Asahan 14 Deli Serdang 15 Langkat 22 Padang Lawas Utara 24 Nias Utara 27 Tanjung Balai 31 Binjai 3 16 Nias Selatan 25 Nias Barat Dari hasil evaluasi klasifikasi dapat dilihat bahwa anggota kabupatenkota untuk setiap gerombol antara lain : Universitas Sumatera Utara 1. Status KIA Baik terdiri dari Kabupaten Nias, Kabupaten Tapanuli Selatan, Kabupaten Tapanuli Tengah, Kabupaten Tapanuli Utara, Kabupaten Toba Samosir, Kabupaten Labuhan Batu Utara, Kabupaten Labuhan Batu Selatan, Kabupaten Simalungun, Kabupaten Dairi, Kabupaten Karo, Kabupaten Humbang Hasundutan, Kabupaten Pakpak Bharat, Kabupaten Samosir, Kabupaten Serdang Bedagai, Kabupaten Batubara, Kabupaten Padang Lawas, Kota Sibolga, Kota Pematang Siantar, Kota Tebing Tinggi, Kota Medan, Kota Padang Sidimpuan, dan Kota Gunung Sitoli. 2. Status KIA Sedang terdiri Kabupaten Mandailing Natal, Kabupaten Labuhan Batu, Kabupaten Asahan, Kabupaten Deli Serdang, Kabupaten Langkat, Kabupaten Padang Lawas Utara, Kabupaten Nias Utara, Kota Tanjung Balai dan Kota Binjai. 3. Status KIA Buruk terdiri dari Kabupaten Nias Selatan dan Kabupaten Nias Barat. Universitas Sumatera Utara

BAB V PEMBAHASAN

5.1 Status KIA Baik

Berdasarkan penelitian diperoleh 22 kabupatenkota di Provinsi Sumatera Utara berdasarkan profil kesehatan ibu dan anak berada pada status KIA baik yaitu Kabupaten Nias, Kabupaten Tapanuli Selatan, Kabupaten Tapanuli Tengah, Kabupaten Tapanuli Utara, Kabupaten Toba Samosir, Kabupaten Labuhan Batu Utara, Kabupaten Labuhan Batu Selatan, Kabupaten Simalungun, Kabupaten Dairi, Kabupaten Karo, Kabupaten Humbang Hasundutan, Kabupaten Pakpak Bharat, Kabupaten Samosir, Kabupaten Serdang Bedagai, Kabupaten Batubara, Kabupaten Padang Lawas, Kota Sibolga, Kota Pematang Siantar, Kota Tebing Tinggi, Kota Medan, Kota Padang Sidimpuan, dan Kota Gunung Sitoli. Status KIA baik memiliki karakteristik profil kesehatan ibu dan anak homogen sama yang berada pada kategori sedang. Dilihat dari persentase kabupatenkota bahwa cakupan kunjungan ibu hamil K1 pada status KIA baik terdapat 14 kabupatenkota yang pencapaiannya ≥ 90 yaitu Tapanuli Selatan, Tapanuli Utara, Toba Samosir, Labuhan Batu Utara, Humbang Hasundutan, Pakpak Bharat, Samosir, Serdang Bedagai, Batubara, Padang Lawas, Sibolga, Tebing Tinggi, Medan, dan Gunung Sitoli, sedangkan daerah dengan cakupan K1 ≤ 70 tidak ada. Cakupan kunjungan ibu hamil K4 terdapat 4 kabupatenkota yang pencapaiannya ≥ 90 yaitu Toba Samosir, Sibolga, Tebing Tinggi, dan Medan. Daerah dengan cakupan K4 ≤ 70 yaitu Tapanuli Tengah dan Padang Sidimpuan. Universitas Sumatera Utara