Analisis Gerombol HASIL PENELITIAN

4.3 Analisis Gerombol

Analisis gerombol bertujuan untuk mengelompokkan objek pada suatu gerombol yang memiliki kemiripan sangat besar dengan objek lain dalam gerombol yang sama, tetapi sangat tidak mirip dengan objek lain pada gerombol yang berbeda. Metode analisis gerombol yang digunakan adalah metode non hirarki K-Means yang bertujuan untuk mengelompokkan n objek ke dalam k gerombol, dimana nilai k sudah ditentukan sebelumnya. Dari analisis gerombol dengan metode K-Means pada data profil kesehatan ibu dan anak di Provinsi Sumatera Utara dapat dilakukan pembentukan wilayah kabupatenkota. Maka model analisis gerombol sangat mendukung pembentukan wilayah sehingga diperoleh kabupatenkota yang status KIA baik, status KIA sedang dan status KIA buruk. Hasil analisis gerombol dapat dilihat pada tabel-tabel berikut : Tabel 4.2 Pusat Gerombol Akhir Variabel Gerombol 1 2 3 Cakupan kunjungan ibu hamil K1 91,6 97,0 81,0 Cakupan kunjungan ibu hamil K4 82,7 87,5 65,2 Cakupan pertolongan oleh tenaga kesehatan 85,6 90,9 31,2 Cakupan kunjungan ibu nifas 80,3 88,1 31,3 Cakupan penanganan komplikasi obstetri 30,8 88,5 23,9 Cakupan penanganan komplikasi neonatal 13,6 94,8 1,6 Cakupan kunjungan neonatal KN1 82,9 69,2 60,5 Cakupan kunjungan neonatal lengkap KN3 69,8 38,2 19,4 Universitas Sumatera Utara Dari Tabel 4.2 di atas, diperoleh informasi mengenai centroid yang diperbaharui update sampai tidak ada perubahan observasi dalam gerombol. Centroid ini merupakan rata-rata dari kabupatenkota yang tergabung dalam satu gerombol. Tabel 4.3 Jumlah Anggota dari Setiap Gerombol Gerombol 1 24,000 2 7,000 3 2,000 Valid 33,000 Missing ,000 Berdasarkan Tabel 4.3 di atas diperoleh informasi mengenai jumlah anggota dari pengelompokan 33 kabupatenkota di Provinsi Sumatera Utara ke dalam 3 gerombol dengan anggota gerombol 1 sebanyak 24 kabupatenkota, gerombol 2 sebanyak 7 kabupatenkota dan gerombol 3 sebanyak 2 kabupatenkota. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.4 Hasil Penggerombolan 33 KabupatenKota Berdasarkan Profil Kesehatan Ibu dan Anak Gerombol Kode KabupatenKota 1 1 Nias 3 Tapanuli Selatan 4 Tapanuli Tengah 5 Tapanuli Utara 6 Toba Samosir 7 Labuhan Batu 8 Labuhan Batu Utara 9 Labuhan Batu Selatan 11 Simalungun 12 Dairi 13 Karo 17 Humbang Hasundutan 18 Pakpak Bharat 19 Samosir 20 Serdang Bedagai 21 Batubara 22 Padang Lawas 26 Sibolga 28 Pematang Siantar 29 Tebing Tinggi 30 Medan 32 Padang Sidimpuan 33 Gunung Sitoli 2 2 Mandailing Natal 10 Asahan 14 Deli Serdang 15 Langkat 24 Nias Utara 27 Tanjung Balai 31 Binjai 3 16 Nias Selatan 25 Nias Barat Dari hasil penggerombolan dapat dilihat bahwa anggota kabupatenkota untuk setiap gerombol dengan jumlah gerombol 3 antara lain : 1. Status KIA Baik terdiri dari Kabupaten Nias, Kabupaten Tapanuli Selatan, Kabupaten Tapanuli Tengah, Kabupaten Tapanuli Utara, Kabupaten Toba Universitas Sumatera Utara Samosir, Kabupaten Labuhan Batu, Kabupaten Labuhan Batu Utara, Kabupaten Labuhan Batu Selatan, Kabupaten Simalungun, Kabupaten Dairi, Kabupaten Karo, Kabupaten Humbang Hasundutan, Kabupaten Pakpak Bharat, Kabupaten Samosir, Kabupaten Serdang Bedagai, Kabupaten Batubara, Kabupaten Padang Lawas Utara, Kabupaten Padang Lawas, Kota Sibolga, Kota Pematang Siantar, Kota Tebing Tinggi, Kota Medan, Kota Padang Sidimpuan, dan Kota Gunung Sitoli. 2. Status KIA Sedang terdiri dari Kabupaten Mandailing Natal, Kabupaten Asahan, Kabupaten Deli Serdang, Kabupaten Langkat, Kabupaten Nias Utara, Kota Tanjung Balai dan Kota Binjai. 3. Status KIA Buruk terdiri dari Kabupaten Nias Selatan dan Kabupaten Nias Barat. Dalam mengkategorikan nilai rataan variabel tiap gerombol digunakan selang nilai tinggi untuk X j ≥ , rendah untuk X j ≤ dan sedang untuk ≤ X j ≤ . Universitas Sumatera Utara Tabel 4.5 Kategori Nilai Profil Kesehatan Ibu dan Anak Variabel Gerombol 1 2 3 Cakupan kunjungan ibu hamil K1 101,9 82,3 91,6 S 97,0 S 81,0 R Cakupan kunjungan ibu hamil K4 92,4 73,0 82,7 S 87,5 S 65,2 R Cakupan pertolongan oleh tenaga kesehatan 101,7 65,1 85,6 S 90,9 S 31,2 R Cakupan pelayanan ibu nifas 103,1 54,9 80,3 S 88,1 S 31,3 R Cakupan penanganan komplikasi obstetri 76,8 8,6 30,8 S 88,5 T 23,9 S Cakupan penanganan komplikasi neonatal 68,3 -8,1 13,6 S 94,8 T 1,6 S Cakupan kunjungan neonatal KN1 96,0 61,2 82,9 S 69,2 S 60,5 R Cakupan kunjungan neonatal lengkap KN3 93,2 27,0 69,8 S 38,2 S 19,4 R Berdasarkan hasil pengkategorian pada Tabel 4.5 di atas, diperoleh informasi bahwa gerombol 1 yang memiliki anggota sebanyak 24 kabupatenkota, dicirikan oleh semua variabel profil kesehatan ibu dan anak yang berada pada kategori sedang dan nilainya berada di sekitar rata-rata kabupatenkota. Gerombol 2 yang terdiri dari Kabupaten Mandailing Natal, Kabupaten Asahan, Kabupaten Deli Serdang, Kabupaten Langkat, Kabupaten Nias Utara, Kota Tanjung Balai dan Kota Binjai memiliki cakupan kunjungan ibu hamil K1, cakupan kunjungan ibu hamil K4, cakupan pertolongan oleh tenaga kesehatan, cakupan pelayanan ibu nifas, cakupan kunjungan neonatal KN1 dan cakupan kunjungan neonatal lengkap KN3 termasuk dalam kategori sedang, sedangkan cakupan Universitas Sumatera Utara penanganan komplikasi obstetri dan cakupan penanganan komplikasi obstetri termasuk dalam kategori tinggi. Hal ini berarti bahwa profil kesehatan ibu dan anak dari ketujuh kabupatenkota tersebut dicirikan oleh cakupan penanganan komplikasi obstetri dan cakupan penanganan komplikasi obstetri yang relatif tinggi dibanding pada gerombol 1 dan gerombol 3. Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa gerombol 2 relatif tinggi dari profil kesehatan ibu dan anak rata-rata kabupatenkota. Kabupaten Nias Selatan dan Kabupaten Nias Barat memiliki cakupan kunjungan ibu hamil K1, cakupan kunjungan ibu hamil K4, cakupan pertolongan oleh tenaga kesehatan, cakupan pelayanan ibu nifas, cakupan kunjungan neonatal KN1 dan cakupan kunjungan neonatal lengkap KN3 yang berada pada kategori rendah, sedangkan cakupan penanganan komplikasi obstetri dan cakupan penanganan komplikasi neonatal termasuk dalam kategori sedang. Hal ini menunjukkan bahwa kabupatenkota tersebut dicirikan profil kesehatan ibu dan anak yang relatif rendah dari rata-rata kabupatenkota.

4.4 Analisis Diskriminan