9
C. Perilaku Rumahtangga Petani
Konsep rumahtangga petani sebagai suatu unit ekonomi yang kompleks, yaitu sebagai perusahaan usahatani, tenaga kerja keluarga dan konsumen yang memaksimumkan
utilitas. Menurut Nakajima 1986, beberapa karakteristik rumahtangga petani antara lain: 1 rumahtangga harus mempunyai sumber daya agar dapat memberikan kepuasan dan
dapat dibagi diantara anggota rumahtangga, 2 rumahtangga harus mempunyai cara alernatif untuk meningkatkan kepuasan sehingga timbul banyak pilihan choices.
Rumahtangga diasumsikan memaksimumkan fungsi utilitas atau mengkombinasikan penggunaan tenaga kerja labor dan pendapatan uang money income. Fungsi utilitas U
akan dimaksimumkan dengan kendala fungsi produksi yaitu kegiatan produksi usahatani untuk menghasilkan satu jenis produk usahatani dengan memanfaatkan input tenaga kerja
sebagai input variabel dan lahan sebagai input tetap. Hasil dari kegiatan usahatani tersebut, rumahtangga memperoleh pendapatan uang M.
Selanjutnya perilaku rumahtangga petani menurut Nakajima 1986, ditunjukkan melaui berbagai kegiatan ekonomi yang dilakukan, yaitu alokasi tenaga kerja anggota
keluarga, produksi dan konsumsi. Perilaku dari kegiatan ekonomi rumahtangga petani tersebut, didasarkan pada tujuan utama untuk memaksimumkan kepuasan. Pada alokasi
tenaga kerja, rumahtangga petani sebagai sumber tenaga kerja yang bertujuan untuk memperoleh upah, menggunakan tenaga kerja yang mereka miliki untuk kegiatan
usahatani sehingga dapat mengurangi biaya produksi uahatani. Pada kegiatan produksi, rumahtangga petani berperan sebagai produsen yang berwenang menentukan jenis
produkkomoditi yang
akan dihasilkandiusahakan
dengan mempertimbangkan
sumberdaya yang dimiliki. Perilaku dari sisi konsumsi adalah rumahtangga petani bertindak sebagai konsumen dengan tujuan memaksimumkan kepuasan, dengan kendala
garis anggaran. Ciri lain dari konsumsi rumahtangga petani adalah, adanya sebagian dari produk yang dihasilkan dikonsumsi sendiri oleh rumah tangga petani. Berikut persamaan
fungsi utilitas rumah tangga petani : U = U L, M
dimana: U = nilai guna kepuasan yang diperoleh rumahtangga petani.
L = curahan waktu kerja anggota rumahtangga petani jam M = pendapatan tunai atau uang money income yang diterima rumahtangga
petani Rp.
10 Penelitian Elizabeth dan Setiadji 2009, menyimpulkan bahwa perilaku ekonomi
komunitas petani dalam sistem ekonomi pedesaan dicirikan oleh jaringan kerja sosial social network yang kurang mendukung, lemahnya kemampuan dalam menggalang
jaringan kerjasama dengan kelembagaan modern, meningkatkan kapasitas internalnya untuk bersaing di bidang ekonomi dan menghadapi tekanan dari luar.
D. Curahan Waktu Kerja