Pengeluaran Konsumsi Rumahtangga TINJAUAN PUSTAKA

16 adanya kenaikan pendapatan ini dapat dipersiapkan sarana produksi pertanian. Petani sebaiknya menyisihkan uangnya untuk investasi. Petani dan keluarganya membutuhkan sejumlah dana untuk membiayai kebutuhan hidupnya biaya hidup. Biaya hidup ini diperoleh dari berbagai sumber, antara lain dari sumber usahatani sendiri, sumber usaha lain di bidang pertanian seperti upah tenaga kerja pada usahatani lain serta pendapatan dari luar usahatani Hernanto, 1996. Becker 1965 menggunakan istilah penerimaan atau pendapatan rumahtangga dengan pendapatan penuh full income yaitu jika waktu yang tersedia diukur dengan tingkat upah ditambah dengan penerimaan yang diperoleh dari bukan aktivitas kerja. Adanya konsep full income memungkinkan substitusi antara konsumsi barang dan penggunaan waktu, termasuk waktu untuk kegiatan rumahtangga. Selain itu, konsep full income juga memungkinkan substitusi antara pendapatan menurut konsep ekonomi dan pendapatan menurut konsep non-ekonomi. Unit rumahtangga dapat memilih untuk bekerja memperoleh pendapatan atau tidak bekerja dengan melakukan aktivitas rumahtangga atau bahkan memilih istirahat, dengan tujuan memaksimumkan utilitas.

H. Pengeluaran Konsumsi Rumahtangga

Menurut Sukirno 1994, dalam ilmu ekonomi konsumsi adalah penggunaan barang dan jasa untuk memuaskan kebutuhan manusiawi the use of goods and services in the satisfaction of human wants . Konsumsi haruslah dianggap sebagai maksud serta tujuan yang esensial dari kegiatan produksi, atau dengan kata lain produksi adalah alat bagi konsumsi. Jika digunakan tanpa kualifikasi apapun, maka istilah konsumsi dalam ilmu ekonomi dapat diartikan sebagai penggunaan barang-barang dan jasa-jasa yang secara langsung akan memenuhi kebutuhan manusia. Pengeluaran konsumsi seseorang adalah bagian dari pendapatannya yang dibelanjakan. Sedangkan bagian pendapatan yang tidak dibelanjakan disebut tabungan. Apabila pengeluaran-pengeluaran konsumsi semua orang dalam satu negara dijumlahkan, maka akan menghasilkan pengeluaran konsumsi negara yang bersangkutan Dumairy, 1999. Konsumen mendapatnkan manfaat atau kepuasan karena mengkonsumsi barang- barang. Dalam membeli barang-barang, konsumen berusaha mendapatkan barang-barang yang memberikan kepuasan tertinggi dengan harga tertentu. Konsumen hanya dapat membeli barang-barang yang terbatas jumlahnya, sehingga mereka harus melakukan pilihan atas barang-barang yang mereka butuhkan Mubyarto, 1987. 17 Seorang konsumen bersedia membeli suatu barang karena barang tersebut berguna baginya. Seorang konsumen tidak hanya menginginkan satu macam barang, tetapi membutuhkan banyak dan berbagai macam barang. Tiap-tiap barang tersebut memiliki kegunaan terendiri bagi konsumen yang bersangkutan Teken dan Asnawi, 1977. Dalam ilmu ekonomi tujuan konsumsi ditunjukkan oleh bagaimana konsumen berperilaku consumer behavior. Dalam mempelajari perilaku konsumen ada tiga langkah yang dilakukan oleh ekonomi konvensional Pyndick, 1985. Perilaku konsumen tersebut dapat dijelaskan dengan menggunakan prinsip konsumsi yang dapat digambarkan dengan kurva Gambar 1. barang X U 2 U 1 Garis anggaran budget laine barang Y Gambar 1. Kurva Kepuasan Maksimum Konsumsi Dua Produk Garis tegak-lurus vertikal-Horisontal menggambarkan jumlah barang dan jasa yang menjadi pilihan dalam konsumsi. Garis diagonal merupakan budget line sumber daya yang dimiliki, sedangkan garis cembung convex kearah titik origin adalah garis indifference yang menunjukkan tingkat utilitas yang dialami oleh konsumen. Secara rasional konsumen akan memilih kurva indefern yang bersinggungan dengan garis anggaran yang dimilikinya karena pada titik tersebutlah jawaban atas keterbatasan sumber daya dengan keinginan manusia dipertemukan. Hasil penelitian Saliem dan Ariningsih 2005, diperoleh bahwa peningkatan pendapatan rumah tangga yang diproksi dengan tingkat pengeluaran total secara absolut tidak menjamin terjadinya peningkatan kesejahteraan rumah tangga yang diproksi dari pangsa pengeluaran pangan terhadap total pengeluaran. Hal ini terlihat pada data di perdesaan di semua kelompok rumahtangga, karena peningktan pendapatan secara absolut 18 nominal tidak diikuti oleh peningkatan pendapatan secara riil sehingga pangsa pengeluaran untuk pangan masih relatif tinggi. Rata-rata pangsa pengeluaran pangan kurang dari 60 persen dan lebih rendah dari pengeluaran nonpangan, sedangkan pada rumahtangga rentan pangan dan rawan pangan rata-rata mengalokasikan pendapatannya lebih dari 70 persen untuk pangan. Menurut Dumairy 1999, pola pengeluaran konsumsi dapat dilihat berdasarkan alokasi penggunaannya. Untuk keperluan analisis, secara garis besar alokasi pengeluaran konsumsi digolongkan kedalam dua kelompok, yaitu pengeluaran untuk makanan dan minuman pangan dan pengeluaran untuk bukan makanan dan minuman non pangan. Masing-masing kelompok pengeluaran tersebut dirinci oleh BPS seperti pada Tabel 2. Tabel 2. Rincian Pengeluaran Konsumsi Rumahtangga Pangan dan Non Pangan No A. Pengeluaran Pangan No B. Pengeluaran Non Pangan 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. Padi-padian Umbi-umbian Ikan Daging Telur dan Susu Sayur-sayuran Kacang-kacangan Buah-buahan Minyak dan Lemak Bahan Minuman Bumbu-bumbuan Bahan pangan lain Makanan jadi Minuman beralkohol Tembakau dan sirih 1. 2. a. b. c. d. e. f. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Perumahan dan Bahan bakar Aneka barang dan jasa Bahan perawatan badan sabun, pasta gigi, parfum, dll Bacaan Komunikasi Kendaraan bermotor Transportasi Pembantu dan Sopir Biaya Pendidikan Biaya kesehatan Pakaian, alas kaki, tutup kepala Barang-barang tahan lama Pajak dan premi asuransi Keperluan pesta, upacara adat, dll. Sumber: Data Susenas BPS 2008. 19

I. Tabungan