Konsumsi Non Pangan Hasil Pendugaan Model

72

14. Konsumsi Non Pangan

Konsumsi non pangan dipengaruhi oleh pendapatan total rumah tangga PDTRi, konsumsi pangan KPi, jumlah anggota keluarga JARi, biaaya produksi usahatani karet BPUKi, biaya produksi usahatani non karet BPUNKi dan pengeluaran untuk tabungan TRTi Tabel 22. Hasil pendugaan diperoleh nilai F-hitung debesar 8,395 dengan probabilitas 0,001. Hal ini berarti variabel pendapatan total rumah tangga, konsumsi pangan, jumlah anggota keluarga, biaya produksi usahatani karet, biaya produksi usahatani non karet dan tabungan secara bersama-sama berpengaruh terhadap konsumsi non pangan, dengan tingkat kepercayaan 99,9 persen α = 1. Tabel 22. Hasil Pendugaan Persamaan Konsumsi Non Pangan No Variabel Parameter dugaan Nilai t- hitung Probabiliti t α Taraf Nyata Elastisitas 1 2 3 4 5 6 7 Intercept PDTRi KPi JARi BPUKi BPUNKi TRTi -2333070 0,552838 -0,274200 442196 -0,047020 1,359367 -1,056665 -1,131 3,433 -1,262 1,723 -0,295 2,515 -2,595 0,2622 0,0011 0,2117 0,0898 0,7688 0,0145 0,0118 A D C - B B 1,869 -0,412 0,198 -0,321 0,047 -0,425 F-hit = 8,395 R 2 = 0,4443 DW = 2,187 Dari Tabel 22 diketahui nilai koefisien pendapatan total rumah tangga sebesar 0,552838, yang signifikan pada uji- t dengan α = 5, artinya jika pendapatan total rumah tangga bertambah sebesar Rp 1 per tahun, maka konsumsi non pangan keluarga akan meningkat sebesar Rp 0,552838 per tahun. Nilai koefisien konsumsi pangan sebesar - 0,274200 yang signifikan pada uji- t dengan α = 25, menunjukkan hubungan negatif antara konsumsi pangan dan non pangan. Jika konsumsi pangan meningkat sebesar Rp 1, maka konsumsi non pangan akang berkurang sebesar Rp 0,274200 per tahun. Nilai koefisien jumlah anggota keluarga sebesar 442196 yang signifikan pada uji- t dengan α = 15, yang berarti jika jumlah anggota keluarga bertambah sebanyak satu orang, maka konsumsi non pangan juga kan meningkat sebesar Rp 442.196 per tahun. 73 Biaya produksi usahatani karet dan tabungan rumah tangga memiliki hubungan negatif dengan konsumsi pangan, dengan nilai koefisien sebesar -0,047020. Menunjukkan jika biaya produksi usahatani karet meningkat sebesar Rp 1 per tahun, maka akan mengurangi pengeluaran konsumsi pangan sebesar Rp 0,047020 per tahun. Nilai koefisien tabungan rumah tangga sebesar -1,056665 yang signifikan pada uji- t dengan α = 5, berarti jika tabungan rumah tangga ditingkatkan sebesar Rp 1, maka akan mengurangi jumlah pengeluaran konsumsi non pangan sebesar Rp 1,056665 per tahun. Pada persamaan konsumsi non pangan, dari seluruh variabel endogen hanya variabel pendapatan total rumah tangga yang menunjukkan nilai elastisitas yang bersifat elastis. Hal ini berarti konsumsi non pangan akan merespon positif bertambah jika pendapatan total rumah tangga meningkat. Hal ini menunjukkan bahwa dalam pos pengeluaran konsumsi non pangan, ada pos-pos tertentu yang dapat mereka tahan pengeluarannya, akan meningkat jika pendapatan toal rumah tangga meningkat, misalnya biaya komunikasi atau pakaian.

15. Tabungan Rumahtangga