Tingkat Produksi Karakteristik Rumahtangaa Petani
45 rumahtangga petani. Pada kegiatan usahatani karet ini, curahan waktu kerja pria sebesar
56,25, lebih besar dari curahan waktu kerja wanita yang hanya sebesar 43,75 dari total waktu produktif yang mereka miliki.
Persentase curahan waktu kerja pria pada usahatani non karet 71,05 lebih besar daripada curahan waktu kerja wanita 28,95. Hal ini dikarenakan, usahatani non
karet seperti usahatani padi, nenas yang merupakan usaha sampingan, bukan menjadi prioritas rumahtangga petani, tetapi bersifat tambahan sehingga hanya pria kepala
keluarga yang lebih banyak mencurahkan waktu kerjanya karena menjadi tanggung jawab mereka dalam mengelolanya untuk menambah pendapatan keluarga.
Pada kegiatan non usahatani, menunjukkan kecenderungan yang berbeda dengan dua kegiatan sebelumnya, dimana justru curahan waktu kerja wanita 0,64 lebih besar
jika dibandingkan curahan waktu kerja pria 39,36. Hal ini dikarenakan kegiatan non usahatani yang dilakukan anggota rumahtangga petani umumnya adalah dagang, yaitu
dengan membuka warung atau toko yang menjual kebutuhan sehari-hari di rumah mereka. Kegiatan ini tidak mengharuskan anggota rumahtangga dalam hal ini isteri atau anak
permpuan keluar rumah, mereka tetap bisa melakukan kegiatan mengurus rumah dan
anak-anak. Hal ini sesuai dengan pernyataan Becker 1965, tingkat partisipasi anggota
rumahtangga dipengaruhi oleh perbedaan jenis kelamin. Kaum wanita berperan ganda, yaitu peran domestik dan peran publik. Secara biologis kaum wanita melakukan peran
domestik yaitu: mengurus rumahtangga dan melakukan fungsi reproduksi. Disamping itu wanita juga berperan dalam fungsi produksi yaitu yaitu bekerja di sektor pasar tenaga
kerja. Dengan investasi yang sama, wanita memiliki keunggulan komparatif lebih besar dari laki-laki dalam pekerjaan rumahtangga, maka wanita akan mengalokasikan waktu
untuk pekerjaan rumahtangga, sedangkan laki-laki utuk pekerjaan mencari nafkah di luar rumah.