Biaya Produksi Usahatani Karet dan Usahatani NonKaret

65 Nilai inelastisitas menunjukkan semua variabel dalam persamaan bersifat inelastis, kecuali pendapatan dari usahatani karet dan pengeluaran total rumah tangga, yang berarti curahan waktu kerja wanita pada non usahatani akan merespon jika terjadi perubahan pada pendapatan usahatani karet, dalam hal ini respon negatif. Jika pendapatan usahatani karet meningkat, maka curahan waktu kerja wanita pada non usahatani akan berkurang, begitu juga sebaliknya. Hal ini terjadi karena dalam kegiatan non usahatani, curahan waktu kerja wanita lebih besar, yang berarti wanita yang lebih bertanggung jawab dalam kegiatan non usahatani, jika pendapatan dari usahatani karet meningkat maka mereka akan mengurangi curahan waktu kerja pada non usahatani karena adanya tambahan pendapatan dari usahatani karet. Sedangkan terhadap pengeluaran total rumahtangaa, curahan waktu kerja wanita pada non usahatani akan merespon porisit, jika pengeluaran rumah tangga meningkat maka curahan waktu kerja wanita pada non usahatani akan meningkat.

9. Biaya Produksi Usahatani Karet dan Usahatani NonKaret

Biaya produksi usahatani karet BPUKi, merupakan keseluruhan biaya yang dikeluarkan rumahtangga petani dalam kegiatan usahatani karet, terdiri dari biaya tetap BTPKi dan biaya variabel BVKi. Rata-rata biaya tetap untuk usahatani karet di Prabumulih adalah sebesar Rp 635.536 per tahun atau hanya sebesar 9,32 persen dari total biaya produksi usahatani. Komponen biaya tetap berupa penyusutan alat-alat yang digunakan dalam kegiatan usahatani, seperti pisau sadap, sayak, sendok karet, asahan dan beberapa peralatan lain yang digunakan. Rata-rata biaya variabel untuk usahatani karet di Prabumulih sebesar Rp 5.847.014 per tahun atau sebesar 85,84 persen dari total biaya produksi usahatani. Komponen biaya variabel sangat besar terdiri dari biaya pemupukan, pestisida dan pembelian asam semut untuk mengentalkan getah karet yang dihasilkan. Biaya produksi usahatani non karet BPUNKi, terdiri dari biaya tetap BTPNKi dan biaya variabel BVNKi, baik pada usahatani nanas maupun karet. Rata-rata biaya tetap pada usahatani non karet rata-rata sebesar Rp 35.786 per tahun atau hanya sebesar 5,25 persen dari total biaya produksi usahatani. Komponen biaya tetap hanya berupa penyusutan alat yang digunakan petani, umumnya berupa parang dan cangkul. Rata-rata biaya variabel pada usahatani non karet sebesar Rp 291.929 per tahun atau hanya sebesar 4,29 persen dari total biaya produksi usahatani. Umumnya komponen 66 biaya variable berupa pembelian pupuk dan pestisida dalam jumlah kecil. Biaya variabel pada usahatani non karet sangat kecil jika dibandingkan dengan biaya variabel ushatani karet. Hal ini dikarenakan usahatani non karet bukan menjadi prioritas petani, sehingga pemeliharaan usahatani non karet, baik nanas ataupun padi kurang intensif. Hal ini mengakibatkan kontribusi pendapatan dari usahatani nonkaret juga relatif kecil.

10. Produksi Usahatani Karet