termoplastik elastomer merupakan salah satu kelas termoplastik polimer paling komersial Pongdhorn, 2009.
Diantara perkembangan yang menarik di dalam penyelidikan yang melibatkan bahan termoplastik dan karet alam adalah dengan penemuan bahan yang dikenali sebagai
termoplastik elastomer, yang mana merupakan kopolimer blok yang mempunyai sifat elastik dari suhu kamar sampai kira – kira 70
C. Termoplastik elastomer dapat diproses seperti termoplastik konvensional tanpa perlu dilakukan proses vulkanisasi. Sifat elastik
ini disebabkan sifat ikatan silang fisik yang dihasilkan dari pada daya antara molekul seperti ikatan hidrogen. Ikatan – ikatan ini akan terputus apabila termoplastik elastomer
dipanaskan melebihi suhu tertentu dan terbentuk kembali apabila didinginkan Pongdhorn, 2009.
2.3. Plastik
Plastik adalah bagian terpenting dari kehidupan sehari-hari, produk yang terbuat dari plastik dapat berupa produk canggih seperti tempat untuk makanan sekali pakai
ataupun yang dapat berulang kali dipakai. Salah satu alasan untuk penggunaan plastik dalam berbagai aplikasi industri adalah karena berbagai luar biasa dari sifat-sifat yang
diberikan oleh plastik dan kemudahan dalam proses pengolahannya. Properti plastik dapat disesuaikan untuk memenuhi kebutuhan spesifik dengan memvariasikan perubahan
atom struktur nya dikarenakan berbagai fleksibilitas yang sebagaimana telah diatur oleh kehadiran dari sisi jaringan yang bercabang, dimana panjang dan polaritas rantai sisi
dengan menyesuaikan tingkat bagian dari kristalinitas yang dapat didefenisikan sebagai jumlah orintasi yang diberikan dari plastik selama prosesing dan melalui
kopolimerisasian campuran antara plastik dengan campuran yang lain dengan melalui modifikasi dengan jajaran aditif pengisi, serat, formulasinya dan stabilisator nya
Harper, 2000. Bahan pembuat plastik pada mulanya adalah minyak dan gas sebagai sumber
alami, tetapi di dalam perkembangannya bahan-bahan ini digantikan dengan bahan sintesis sehingga dapat diperoleh sifat-sifat plastik yang diinginkan dengan cara
Universitas Sumatera Utara
kopolimerisasi, laminasi dan ekstruksi. Komponen utama plastik sebelum membentuk polimer adalah monomer yang merupakan bagian atau rantai paling pendek. Misalnya
plastik polivinil klorida mempunyai monomer vinil klorida. Di samping bahan dasar berupa monomer plastik, maka terdapat bahan-bahan tambah non plastik atau bahan aditif
yang diperlukan untuk memperbaiki sifat-sifat plastik. Bahan-bahan aditif dalam pembuatan plastik ini merupakan bahan dengan berat molekul rendah, yaitu berupa
pemeastis, antioksidan, antiblok, antistatis, pelumas, penyerap sinar ultraviolet, bahan pengisi dan penguat Harper, 2000.
Plastik dibagi menjadi dua klasifikasi utama berdasarkan pertimbangan – pertimbangan ekonomis dan kegunaanya yaitu plastik komoditi dan plastik teknik. Plastik
komoditi dicirikan oleh volume nya yang tinggi dan harga yang murah, plastik ini bisa diperbandingkan dengan baja dan aluminium dalam industri logam. Mereka sering
dipakai dalam bentuk barang yang bersifat pakai-buang disposable seperti lapisan pengemas, namun ditemukan juga berdasarkan pemakaiannya dalam barang-barang yang
tahan lama. Plastik teknik lebih mahal harga nya dan volume nya lebih rendah, tetapi memiliki sifat mekanik yang unggul dan daya tahan yang lebih baik. Mereka bersaing
dengan logam, kramik dan gelas demgan berbagai aplikasi nya Stevens, 2001. Plastik komoditi pada prinsipnya terdiri dari empat jenis polimer utama:
polietilen, polipropilena, polivinilklorida, dan poliester. Polietilena dibagi menjadi produk massa jenis rendah 0,94 gcm
3
dan produk massa jenis tinggi 0,94 gcm
3
. Plastik-plastik komoditi mewakili sekitar 90 dari seluruh produksi termoplastik, dan
sisa nya terbagi di antara kopolimer sirena butadiena, kopolimer akrilonitril-butadiena- stirena ABS, poliamida dan poliester. Hampir semua plastik yang telah disebutkan
sejauh ini merupakan termoplastik Stevens, 2001. Polietilen adalah polimer dari monomer etilen yang dibuat dengan proses
polimerisasi adisi dari gas etilen yang diperoleh dari hasil samping industri minyak dan batubara Steven, 2001.
Proses polimerisasi dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu polimerisasi dalam bejana bertekanan tinggi 1000-300 atm menghasilkan molekul makro dengan banyak
Universitas Sumatera Utara
percabangan yakni campuran dari rantai lurus dan bercabang. Cara kedua, polimerisasi dengan bejana bertekanan rendah 10-40 atm menghasilkan molekul makro berantai
lurus dan tersusun paralel Stevens, 2001.
Polietilen merupakan film yang lunak, transparan dan fleksibel, mempunyai kekuatan benturan dan kekuatan sobek yang baik. Pemanasan polietilen akan
menyebabkan plastik ini menjadi lunak dan cair pada suhu 110 C. Sifat permeabilitasnya
yang rendah dan sifat mekaniknya yang baik, maka polietilen dengan ketebalan 0.001 – 0.01 inci banyak digunakan unttuk mengemas bahan pangan. Plastik polietilen termasuk
golongan termoplastik sehingga dapat dibentuk menjadi kantung dengan derajat kerapatan yang baik.
Berdasarkan densitasnya, maka plastik polietilen dibedakan atas : a. Polietilen densitas rendah LDPE= Low Density Polyethylene
LDPE dihasilkan dengan cara polimerisasi pada tekanan tinggi, mudah dikleim dan harganya murah. Dalam perdagangan dikenal dengan nama alathon, dylan dan
fortiflex. Kekakuan dan kuat tarik dari LDPE lebih rendah daripada HDPE modulus Young 20.000-30000 psi, dan kuat tarik 1200-2000 psi, tapi karena LDPE memiliki
derajat elongasi yang tinggi 400-800 maka plastik ini mempunyai kekuatan terhadap kerusakan dan ketahanan untuk putus yang tinggi. Titik lelehnya berkisar antara 105 -
115
o
C. Digunakan untuk film, mangkuk, botol dan wadahkemasan.
b. Polietilen densitas menengah MDPE = Medium Density Polyethylene MDPE lebih kaku dari LDPE dan titik lelehnya lebih tinggi dari LDPE, yaitu
antara 115-125 C, mempunyai densitas 0.927-0.940 gcm3.
c. Linear-low-density polyethylene LLDPE Kopolimer etilen dengan sejumlah kecil butana, heksana atau oktana, sehingga
mempunyai cabang pada rantai utama dengan interval jarak yang teratur. LLDPE lebih kuat daripada LDPE dan sifat heat.
Universitas Sumatera Utara
d. Polietilen Densitas Tinggi HDPE = High Density Polyethylene HDPE dihasilkan dengan cara polimerisasi pada tekanan dan suhu yang rendah
10 atm, 50-70 C. HDPE lebih kaku dibanding LDPE dan MDPE, tahan terhadap suhu
tinggi sehingga dapat digunakan untuk produk yang akan disterilisasi. Dalam perdagangan dikenal dengan nama alathon, alkahtene, blapol, carag, fi-
fax,hostalon. Sebuah HDPE digunakan sebagai komponen campuran yang diproduksi oleh
polietilen. HDPE adalah ijeksi H600J 0,7 g 10
-1
min 216 kg beban pada suhu 190
o
C dan kepadatannya 9,97 g cm Harper, 2006.
HDPE adala salah satu bahan kimia dengan volume densitas tertinggi dengan komoditas yang dihasilkan di dunia, pada tahun 1998 permintaan di seluruh dunia adalah
1,8 x 10
10
kg. Metode yang paling umum dalam pengolahan HDPE adalah metode blow molding, dimana resin berubah menjadi benda berupa botol terutama untuk botol susu
dan jus, peralatan rumah tangga, mainan, ember, drum, dan otomotif. Hal ini juga sering diinjeksikan ke dalam bentuk peralatan rumah tangga, mainan, wadah makanan, ember,
tong sampah dan botol susu. Film dari HDPE juga dapat ditemukan sebagai tas di supermarket ataupun departement store. Dua metode polimerisasi komersial yang paling
sering dipergunakan adalah dengan melibatkan katalis Phillips didukung dengan heterogen katalis seperti titanium halida, titanium ester dan aluminium alkil yang
didukung dengan bahan kimiawi yang inert seperti PE dan PP. Terutama berat molekul diatur melalui kontrol suhu, dimana dengan suhu yang tinggi akan mengakibatkan
penurunan berat molekul, dukungan dari katalis dan kimiawi juga merupakan faktor terpenting dalam mengkontrol dalam pendistribusian berat dan molekul melekulernya
Harper, 2000
2.4. Ban