diperoleh dari penangkapan elektron sekunder yang dipancarkan oleh spesimen Smith, 2004.
Sinyal elektron sekunder yang dihasilkan ditangkap oleh detektor yang diteruskan ke monitor. Pada monitor akan diperoleh gambar yang khas menggambarkan struktur
permukaan spesimen. Selanjutnya gambar di monitor dapat dipotret dengan menggunakan film hitam putih atau dapat pula direkam ke dalam suatu disket
Rusdi, 2008. SEM berbeda dengan mikroskopi elektron transmisi TEM dalam hal bahwa
suatu berkas insiden elektron yang sangat halus di-scan menyilang permukaan sampel dalam sinkronisasi dengan berkas tersebut dalam tabung sinar katoda. Elektron – elektron
yang terhambur digunakan untuk memproduksi sinyak yang memodulasi berkas dalam tabung sinar katoda, yang memprodukasi suatu citra dengan kedalamaan medan yang
besar dan penampakan yang hampir tiga dimensi. Dalam penelitian morfologi permukaan SEM terbatas pemakainnya, tetapi memberikan informasi yang bermanfaat mengenai
topologi permukaan dengan resolusi sekitar 100 �̇ Stevens, 2001.
2.10. Differensial Thermal AnalysisDTA
Dalam metode DTA suatu sampel polimer dan referensi inert dipanaskan, biasanya dalam asmosfer nitrogen dan kemudian tarnsisi-transisi termal dalam sampel
tersebut dideteksi dan diukur. Pemegang sampel yang paling umum dipakai adalah cangkir aluminium sangat kecil emas atau grafit dipakai untuk analisis-analisis diatas
800 C, dan referensinya berupa cangkir kosong atau cangkir yang mengandung bahan
inert dalam daerah temperatur yang diinginkan, misalnya alumina bebas air. Ukuran sampel bervariasi dari sekitar 0,5 sampai sekitar 10 mg. Sampel dan referensi keduanya
dipanaskan oleh sumber pemanasan yang saama, dengan dicatat perbedaan temperatur ∆T antara keduanya. Ketika terjadi satu transisi dalam sampel tersebut, misalnya
transisi gelas atau reaksi ikat silang, temperatur sampel akan tertinggal dibelakang temperatur referensi jika transisi tersebut endotermik, dan akan mendahului jika transisi
tersebut eksotermik Stevens, 2001.
Universitas Sumatera Utara
Data di plot sebagai ∆T di atas ord inat versus temperatur di atas absis. Plot-plot
demikian disebut termogram. Meskipun ∆T tidak proporsional secara linier, keduanya
mempunyai kaitan dengan kapasitas panas. Dengan demikian termogram-termogram DTA memiliki bentuk yang sama. Transisi gelas menimbulkan suatu geseran endotermik
pada garis dasar awal karena kapasitas panas sampel yang naik. Transisi-transisi endotermik terletak dibawah garis dasar pada termogrram-termogram ini, dan transisi
eksotermik terletak diatas, meskipun bervariasi dengan pembuatnya. Dalam laporannya temperatur-temperatur transisi, adalah hal yang penting untuk menunjukkan apakah satu
peak menunjuk ke permulaan transisi atau ke titik infleksi atau maksimum peak Stevens, 2001.
Teknik analisa DTA digunakan untuk digunakan untuk mendeteksi perubahan fisika penguapan atau kimia dekomposisi suatu bahan yang ditunjukkan dengan
penyerapan panas endotermik dan pengeluaran panas eksotermik. Proses DTA meliputi antara lain perubahan fase suhu transisi gelas, pelunakan, pelelehan, oksidasi
dan dekomposisi. Dalam kaitannya dengan industri teknik analisa analisa DTA digunakan untuk penentuan kualitas kontrol suatu produk dan bahan khusus polimer
Saechtling, 1987.
Universitas Sumatera Utara
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1. Bahan - bahan Penelitian