d. Polietilen Densitas Tinggi HDPE = High Density Polyethylene HDPE dihasilkan dengan cara polimerisasi pada tekanan dan suhu yang rendah
10 atm, 50-70 C. HDPE lebih kaku dibanding LDPE dan MDPE, tahan terhadap suhu
tinggi sehingga dapat digunakan untuk produk yang akan disterilisasi. Dalam perdagangan dikenal dengan nama alathon, alkahtene, blapol, carag, fi-
fax,hostalon. Sebuah HDPE digunakan sebagai komponen campuran yang diproduksi oleh
polietilen. HDPE adalah ijeksi H600J 0,7 g 10
-1
min 216 kg beban pada suhu 190
o
C dan kepadatannya 9,97 g cm Harper, 2006.
HDPE adala salah satu bahan kimia dengan volume densitas tertinggi dengan komoditas yang dihasilkan di dunia, pada tahun 1998 permintaan di seluruh dunia adalah
1,8 x 10
10
kg. Metode yang paling umum dalam pengolahan HDPE adalah metode blow molding, dimana resin berubah menjadi benda berupa botol terutama untuk botol susu
dan jus, peralatan rumah tangga, mainan, ember, drum, dan otomotif. Hal ini juga sering diinjeksikan ke dalam bentuk peralatan rumah tangga, mainan, wadah makanan, ember,
tong sampah dan botol susu. Film dari HDPE juga dapat ditemukan sebagai tas di supermarket ataupun departement store. Dua metode polimerisasi komersial yang paling
sering dipergunakan adalah dengan melibatkan katalis Phillips didukung dengan heterogen katalis seperti titanium halida, titanium ester dan aluminium alkil yang
didukung dengan bahan kimiawi yang inert seperti PE dan PP. Terutama berat molekul diatur melalui kontrol suhu, dimana dengan suhu yang tinggi akan mengakibatkan
penurunan berat molekul, dukungan dari katalis dan kimiawi juga merupakan faktor terpenting dalam mengkontrol dalam pendistribusian berat dan molekul melekulernya
Harper, 2000
2.4. Ban
Ban adalah piranti yang menutupi pelak satu roda. Ban merupakan salah satu bagian penting dari kendaraan darat karena satu-satu nya bagian yang mempunyai kontak
langsung dengan jalan. Ban berfungsi untuk mengurangi getaran yang disebabkan ketidakteraturan permukaan jalan. Melindungi jalan dari aus dan kerusakan, serta
memberikan kestabilan antara kendaraan dan tanah untuk meningkatkan percepatan dan
Universitas Sumatera Utara
mempermudah pergerakan. Oleh karena itu, ban merupakan salah satu bagian kendaraan yang menjamin keamanan dan kenyamanan berkendara. Seiring dengan perkembangan
otomotif, kebutuhan akan ban pun meningkat. Beberapa produsen ban membuat beragam jenis ban dengan beragam fungsi dan tipe Riasmin, 2010.
Ban merupakan salah satu jenis meterial yang terbuat dari karet yang tergolong jenis polimer elastomer. Sebagian besar ban yang ada sekarang, terutama yang digunakan
untuk kendaraan bermotor, diproduksi dari karet sintetis, meskipun dapat juga diproduksi dengan menggunakan bahan lain, seperti baja, nylon, rayon, atau polyester. Proses
produksi ban menggunakan teknologi tinggi dari pengolahan bahan baku hingga pembentukan produk akhir dengan menggunakan peralatan seperti mesin pencampur,
mesin penggiling, mesin pelapis, mesin assembly dan mesin pemasak Riasmin, 2010. Berdasarkan struktur polycord, struktur ban dibedakan menjadi tipe ban radial dan
ban biasa. Ban radial memiliki polycord yang tegak lurus dengan garis tengah ban, ditambah lapisan sabuk atau belt rigid breaker searah lingkar ban yang terbuat dari
benang tekstil kuat atau kawat yang dibalut keret membuat tread lebih rigid Riasmin, 2010.
Ban biasa dibuat dengan polycord miring membentuk sudut 30
�
- 40
�
� terhadap garis tengah ban. Jenis ban ini memiliki tapak tread dengan daya serap benturan yang
baik sehingga memberikan kenyamanan berkendara Riasmin, 2010. Ban terdiri dari 90 produksi karet campuran. Di Eropa, pada penggunaan
terakhir memadukan karet senyawa umtuk komponen ban yang spesifik telah berubah dalam beberapa tahun terakhir karena kemajuan ban radial. Sedangkan aslinya campuran
karet telah banyak digunakan dalam tapak senyawa untuk meningkatkan ketahanan abrasi, dengan ban radial ini, karet ini telah menemukan penggunaan yang lebih besar,
dinding samping dan senyawa manik – manik, karena tapakan radial memiliki ketahanan abrasi sudah menjadi intrinsik lebih tinggi dibandingkan ban biasa Hofmann, 1989.
Universitas Sumatera Utara
2.5. Vulkanisasi