Uji Tarik Studi Pembuatan Plastik Elastomer Dari HDPE Bekas Dan Ban Bekas Dengan Penambahan Dikumil Peroksida Sebagai Inisiator Dan Divinil Benzen Sebagai Zat Pengikat Silang

resin penukar ion. Pada pabrik plastik, divinilbenzena digunakan untuk mengikat silang dan modifikasi material-material dan membantu proses kopolimerisasi. Divinilbenzena juga dapat membantu meningkatkan resistansi terhadap tekanan retak, bahan kimia, panas distorsi, kekerasan dan kekuatan serta membantu meningkatkan stabilitas termal dari komposisi resin epoksi Blackley, 1983 Mekanisme yang paling tepat dalam menurunkan kebebasan molekul adalah ikat silang kimia yang mengikat bersama rantai – rantai polimer melalui ikatan kovalen atau ion untuk membentuk suatu jaringan. Kadang – kadang istilang curing dipakai untuk menunjukan ikat silang, tetapi pada dasarnya semuanya diringkaskan menjadi dua katagori 1 pengikat silangan selama polimerisasi melaluipemakaian monomer – monomer polifungsi sebagai ganti dari monomer difungsi; dan 2 ikat silang dalam suatu tahap proses yang terpisah setelah terbentuk polimer linier bercabang Malcolm, 2001. Sejumlah perubahan yang ekstrim akan menyertai ikat silang ini. Jika sebelumnya bersifat dapat larut, maka polimer yang bersangkutan tidak dapat larut lagi kecuali dalam kasus beberapa polimer ikat silang ion. Ketika hadir pelarut, suatu polimer ikat silang akan menggembung ketika molekul – molekul pelarut menembus jaringannya. Tingkat penggebungan ini selain bergantung pada tingkat pengikatsilangan, juga tergantung pada afinitas antara pelarut dan polimer. Malcolm, 2001

2.8. Uji Tarik

Untuk mengukur kekuatan tarik, modulus, dan elongasi suatu spesimen uji dijepit pada kedua ujung nya. Salah satu ujung dibuat tetap dan diaplikasikan suatu beban yang naik sedikit demi sedikit ke ujung lainnya sampai sampel terasa patah Stevens, 20101. Spesimen – spesimen uji plastik biasanya mempunyai dimensi. Spesimen – spesimen serat dan elastomer bentuk nya berbeda, tetapi pada prinsip nya diuji dengan cara yang sama. Suatu instrumen pengujian khas yang mengukur secara otomatis stress dan strain dengan beban – beban skala penuh dan beban kurang dari satu gram ke beban setinggi Universitas Sumatera Utara 20.000 pound. Kekuatan dan elongasi pada titik yield, sebagaimana juga pada patahan biasanya dicatat Stevens, 2001. Instrumen yang sama dipakai untuk mengukur kekuatan komperasif dan fleksur. Fleks yang berulang dari suatu sampel melalui jarak tertentu sering menyebabkan sampel rusak pada stress yang lebih rendah daripada untuk fleks tunggal, suatu fenomena yang dikenal dengan kelelahan. Siklus – siklus yang berselang – seling dari tegangan tensil dan kompresif juga dipakai untuk mengevaluasi kelelahan. Pada umum nya ketahanan kelelahan turun ketika kekuatan atau tingkat ikat silang polimer naik Stevens, 2001. Uji tarik dalam mesin penguji adalah jenis yang paling sering digunakan untuk menguji. Satu memperoleh suatu sigmoidal karakteristik tegangan – regangan melalui kurva disaat karet diperpanjang sampai dengan deformasi besar. Hukum Hooke’s tidak dapat diterapkan dalam kasus ini Stevens, 2001. Dalam rangka untuk mendapatkan nilai yang diinginkan, adalah dengan kebiasaan untuk mendefenisikan regangan yang sesuai untuk mendapatkan deformasi tertentu nilai regangan. Seiring dengan harga regangan ϭ 300 pada 300 deformasinya. Kurva tegangan – regangan dapat digambarkan secara kuantitatif untuk jenis yang lebih kecil Hofmann, 1989. Perbandingan gaya pada sampel terhadap luas penampang lintang pada saat pemberian gaya disebut tegangan stress. Tegangan tarik maksimum suatu kekuatan tarik tensile strength suatu bahan ditetapkan dengan membagi gaya tarik maksimum dengan luas penampang mula – mula. Persamaan tegangan dapat kita lihat dalam persamaan 2.1 sebagai berikut : σ = � � ........................ 2.1 Dimana : σ adalah tegangan Nm 2 F adalah gaya yang bekerja N A adalah luas penampang m 2 Universitas Sumatera Utara Perubahan panjang yang terjadi akibatprubahan statik ∆l terhadap pajang batang mula – mula l o .Persamaan regangan dapat kita lihat dalam persamaan 2.2 sebagai berikut : ε = �− � � = ∆� � ................... 2.2 Dimana : ε adalah regangan l adalah panjang setelah diperpanjang mm l adalah panjang mula – mula sebelum perpanjangan mm Modulus elastis adalah ukuran suatu bahan yang diartikan ketahanan material tersebut terhadap deformasi elastik. Makin besar modulusnya maka semakin kecil regangan elastik yang dihasilkan akibat pemberian tegangan.Persamaan modulus elastisitas dapat kita lihat dalam persamaan 2.3 berikut : E = � � ............................ 2.3 Dimana : E adalah modulus elastisitas atau Modulus Young Nm -2 σ adalah tegangan Nm 2 ε adalah regangan Smith,2004 Faktor utama merupakan hukum Hooke’s, yang kedua mengkoreksi untuk luas penampang ϭ adalah regangan daerah plat badan kaku dari sampel, dan faktor ketiga merupakan koreksi yang mengikuti dari teori statistik elastisitas karet. Untuk menentukan kekuatan tarik dan perpanjangan putus di mesin uji, satu menggunakan juga sering selain dari sampel persegi panjang sample cincin yang menyederhanakan rekaan langsung dari tegangan – regangan diagram. Kekuatan tarik ditemukan untuk sampel reqtangular sering lebih tinggi dari pada yang ditemukan untuk sampel cincin. Yang kekuatan tariknya tergantung pada jumlah cacat yang ditemukan dalam sampel yang sebanding dengan volume sampel. Sampel volume cincin lebih besar daripada sample persegi panjang Hofmann, 1989. Universitas Sumatera Utara

2.9. Analisa Sifat Permukaan dengan Pengujian Scanning Electron Microscopy `` SEM

Dokumen yang terkait

Sifat Mekanik dan Indeks Alir Lelehan Termoplastik Elastomer dari Campuran Polipropilena Bekas dan Karet SIR 10 dengan Penambahan Dikumil Peroksida dan Divinilbenzena

0 73 66

Persentase Ikat Silang dan Morfologi Termoplastik Elastomer dari Campuran Polipropilena Bekas dan Karet Sir 10 dengan Penambahan Dikumil Peroksida dan Divinil Benzena

0 60 67

Studi Pembuatan Dan Karakterisasi Termoplastik Elastromer Dari Polipropilena-Karet Ethylene Propylene Diene Monomer-Abu Ban Bekas Dengan Penambahan Dikumil Peroksida Dan Divinilbenzena

1 35 72

Studi Pembuatan Termoplastik Elastomer Dari Polipropilena-Karet Sir 10 Dengan Penambahan Dikumil Peroksida Sebagai Inisiator Dan Divinil Benzena Sebagai Zat Pengikat Silang

4 46 76

Peranan Divinil Benzena Terhadap Kompatibilitas Campuran Low Density Polyethylene (LDPE) Dan Abu Ban Bekas Menggunakan Inisiator Dikumil Peroksida

1 35 65

Studi Campuran Aspal Dengan Ban Bekas (Tire Rubber) Sebagai Bahan Baku Genteng Polymer Menggunakan Bahan Perekat Isosianat

4 42 68

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Plastik - Persentase Ikat Silang dan Morfologi Termoplastik Elastomer dari Campuran Polipropilena Bekas dan Karet Sir 10 dengan Penambahan Dikumil Peroksida dan Divinil Benzena

0 0 12

Persentase Ikat Silang dan Morfologi Termoplastik Elastomer dari Campuran Polipropilena Bekas dan Karet Sir 10 dengan Penambahan Dikumil Peroksida dan Divinil Benzena

0 1 13

Sifat Mekanik dan Indeks Alir Lelehan Termoplastik Elastomer dari Campuran Polipropilena Bekas dan Karet SIR 10 dengan Penambahan Dikumil Peroksida dan Divinilbenzena

1 1 13

LAPORAN AKHIR PENENTUAN KARAKTERISTIK ASPAL SINTETIS DARI CAMPURAN LIMBAH PLASTIK HDPE DAN KARET BAN BEKAS DENGAN PELARUT OLI BEKAS

0 0 13