2.5.2.Trauma Saluran Kemih bagian bawah
10
Termasuk di dalamnya trauma kandung kencing, trauma ureter, trauma urethral, fistula vesikovagina, sekitar 0,5-3 dari tindakan
histerektomi. Terdapat peningkatan kejadian trauma saluran kemih bagian bawah pada wanita dengan riwayat operasi seksio sesarea, penyakit
panggul, kehamilan, keganasan. Sistematis review dari 27 penelitian memperlihatkan histerektomi laparoskopi memiliki resiko 2,6 kali
mengalami resiko trauma saluran kemih dibandingkan dengan histerektomi perabdominal.
2.5.3. Trauma kandung kencing
10
Trauma kandung kencing yang terjadi pada histerektomi sekitar 0,5-2 dari semua kasus. Beberapa penelitian memperlihatkan
peningkatan trauma kandung kencing pada histerektomi pervaginam, namun penelitian lainnya tidak. Trauma kandung kencing terjadi karena
ligasi, trauma panas dan kauter, atau sistostomi. Perlengketan antara uterus dan kandung kencing, misalnya pada riwayat operasi seksio
sesarea, dapat meningkatan angka kejadian sistostomi. Dan usaha untuk memperbaiki trauma kandung kencing harus secepat mungkin dilakukan
karena dapat meningkatkan angkat kesakitan seperti demam, peningkatan lama rawatan, fistua vesiko vagina, dan tambahan operasi lainya. Jika ada
sangkaan terjadinya trauma pada kandung kencing, maka dapat dilihat dengan melakukan pengisian secara retrograde kandung kencing dengan
cairan methyen blue, dan dilihat ada atau tidaknya ekstravasasi dari
Universitas Sumatera Utara
cairan tersebut. Jika terjadi trauma kandung kencing, dapat dijahit dengan menggunakan benang 2-03-0.
2.5.4. Trauma ureter
10
Resiko terjadinya trauma ureter terjadi pada 0,2-0,8 setelah abdominal histerektomi, 0,05 - 1 setelah vaginal histerektomi, dan 0,2-3,4
setelah laparoskopi histerektomi. Lokasi yang paling sering adalah 3-4 cm distal ureter pada tempat bersilangnya ureter dengan arteri uterina
memasuki kandung kencing. Penilaian trauma ureter harus dilakukan secara cepat selama operasi untuk menghindari komplikasi lebih lanjut.
Jika terdapat kecurigaan terjadinya trauma ureter, maka durante operasi dapat dilakukan sistoskopi dengan indigo carmine untuk melihat
patensi ureter. Dan sebagai tambahan, bahkan ada beberapa para ahli yang menyarankan melakukan sistoskopi secara rutin terhadap semua
tindakan histerektomi. Ureteral cateter dapat ditempatkan sebelum operasi walaupun tidak direkomendasikan. Intraoperative retrograde uterogram
sangat efektif dalam melokalisasi trauma ureter dan sangat efektif dalam memeperbaiki ureter tersebut. Tehnik lain adalah dengan melakukan open
atau laparoskopi dengan retroperitoneal diseksi ureter untuk melihat truma, atau dengan sistoskopi melalui insisi sistostomi.
2.5.5. Fistula Vesikovagina