BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. EPIDEMIOLOGI DAN INDIKASI DARI HISTEREKTOMI
Pada saat ini, histerektomi merupakan operasi mayor kedua yang paling sering dilakukan pada wanita di Amerika Serikat, mengikuti operasi
Seksio Sesarea. Lebih dari 600.000 histerektomi dilakukan setiap tahunnya di Amerika Serikat dengan biaya rata-rata 5 juta dolar. Namun
terdapat angka penurunan yang berarti dalam beberapa dekade terakhir sekitar 10,4 dari 100 wanita pada tahun 1975 sampai 6 per 1000 wanita
pada tahun 1997, menjadi 5,4 per 1000 wanita pada tahun 2002 dan 2004.. Penjelasan yang dapat diambil dari fenomena tersebut adalah
dikarenakan adanya perubahan dari sikap wanita dan dokter dalam menyikapi tindakan histerektomi tersebut dan didapatkan peningkatan
terapi alternatif lain terhadap kelainan ginekologi.
3
Pada beberapa dekade ini, perkembangan operasi histerektomi telah berkembang secara pesat. Sekitar dua pertiga histerektomi
dilakukan perabdominal di Amerika Serikat dan telah berubah dalam dua dekade terakhir ini dikarenakan ditemukan keuntungan yang lebih pada
pendekatan prosedur pervaginam dan perlaparoskopik, yang berupa lama rawatan, lama penyembuhan dan biaya yang diperlukan. Angka rata-rata
dari histerektomi laparoskopi meningkat sekitar 0,3 pada tahun 1990 menjadi 11,8 di tahun 2003. Sekitar 5,5 dari histerektomi, mulut rahim
dipreservasi subtotal histerektomi.
Universitas Sumatera Utara
2.2. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ANGKA KEJADIAN
HISTEREKTOMI
Faktor yang ikut mempengaruhi tingkat angka histerektomi disamping indikasi medis adalah diantaranya : paritas, kesehatan yang
rendah, menarche dini, peningkatan BMI, , status merokok, sosioekonomis yang rendah, geografi, dan faktor tenaga kesehatan. Usia
juga mempunyai peranan penting dalam histerektomi. Beberapa penelitian juga menunjukkan perbedaan ras sangat berpengaruh terhadap tingkat
kejadian histerektomi, antara wanita berkulit hitam dan berkulit putih. Hal ini mungkin disebabkan karena angka kejadian leiomioma sangat tinggi di
wanita dengan ras kulit hitam.
3
Walaupun hubungan antara tingkat histerektomi dengan berbagai faktor belum sangat jelas, namun beberapa faktor telah ditetapkan berupa
: usia, geografi, sosioekonomi dan faktor tenaga kesehatan.
2.2.1 Usia
Prevalensi histerektomi di Amerika Serikat meningkat sejalan mencapai puncaknya pada usia 75 tahun, dan kemudian menurun. Pada
usia reproduksi 18-44 tahun, angka histerektomi mencapai 18 dan pada usia 75 tahun mencapai 48. Usia juga memegang peranan penting
terhadap indikasi dari histerektomi itu sendiri.
3
Universitas Sumatera Utara
2.2.2. Variasi Geografis
Prevalensi histerektomi juga berbeda dari setiap negara. Prevalensi histerektomi sangat tinggi di negara Amerika Serikat dan Australia yang
merupakan 2 x lipatnya dari negara Norwegia, Denmark dan Italia. Begitu juga dengan rute dari histerektomi itu sendiri berbeda dari negara dengan
negara yang lain. Sebagai contoh, proporsi dari hiterektomi perabdominal di Australia sekitar 46-52 dibandingkan dengan 80 di negara
Inggris, dan 90 di Turki. Perbedaan tersebut belum dapat dijelaskan, namun dianggap karena adanya perbedaan sistem kesehatan dan
kemampuan tenaga kesehatan itu sendiri.
3
2.2.3. Faktor Sosioekonomi
Rendahnya tingkat sosioekonomi berhubungan erat dengan peningkatan prevalensi histerektomi yang didapatkan data dari berbagai
penelitian. Sebagai tambahan obesitas dan merokok juga mempunyai hubungan yang sama. Penelitian di Inggris menunjukkan bahwa
hubungan antara rendahnya sosioekonomi dengan meningkatnya histerektomi. Namun penelitian lain di Inggris pada tahun 1920 dan 1930
menunjukkan hal yang sebaliknya. Hal ini terjadi mungkin dikarenakan adanya perbedaan sistem kesehatan, perbedaan keputusan antara wanita
dengan dokter, budaya yang berhubungan dengan infertilitas yang selalu berubah dari waktu ke waktu.
3
3,4
Universitas Sumatera Utara
2.2.4. Faktor Tenaga Kesehatan
Faktor ini dianggap berperan dengan tingkat prevalensi histerektomi, termasuk di dalamnya jenis kelamin, jenis praktek, dan
pengalaman kerja dari tenaga kesehatan itu sendiri.
3
2.3. INDIKASI HISTEREKTOMI
Secara garis besar, adapun indikasi dilakukannya tindakan histerektomi adalah untuk mengobati keluhan seperti: nyeri, pendarahan,
dan ataupun keduanya. Berdasarkan perkiraan, leiomioma, prolapsus organ panggul dan endometriosis adalah indikasi yang paling sering
dilakukan, sebanyak 70 dari semua tindakan histerektomi.
3
Tabel.1 Perkiraaan persentase Histerektomi : Amerika Serikat 2000-2004
5
Tahun Indikasi
Kanker Hiperplasia
endometrium Mioma
uterus Endometriosis
Prolapsus uterus
Lain- lain
2000 8,9
2,3 44,2
15,3 15,5
13,6 2001
9,2 2,4
39,0 20,1
15,1 14,2
2002 9,2
2,6 41,6
17,8 13,5
15,4 2003
9,2 3,1
39,8 18,3
14,0 15,7
2004 9,4
3,0 38,7
17,1 14,5
17,3 Rata-
rata 9,2
2,7 40,7
17,7 14,5
15,2
Termasuk di dalamnya displasia dan kelainan menstruasi
Adaptasi dari Whiteman MK, Hillis SD, Jamieson DJ, et al : Inpatient Hysterectomy Surveillamce in United States, 2000-2004. Am J Obstet Gynecol
2008;198-34
Universitas Sumatera Utara
Sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya, usia memegang peranan penting dalam hubungannya dengan tindakan histerektomi. Pada
usia reproduksi, mioma uterus, dan iregularitas dari menstruasi adalah indikasi terbanyak. Di usia post menopause, prolapsus organ panggul,
premalignansi dan malignansi tumor adalah indikasi terbanyak. Pada tahun 1997-2005, angka kejadian histerektomi untuk mioma
uterus menurun walaupun angka kejadian perdarahan menstruasi, endometriosis dan nyeri meningkat. Hal ini mungkin dikarenakan adanya
pengobatan aternatif lain terhadap penyakit ini tanpa perlu dilakukannya histerektomi.
Secara umum, sebelum dilakukan tindakan histerektomi, ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan :
3
1. Pasien harus punya keturunan
3
2. Telah dilakukan terapi medis ataupun tindakan non operasi yang adekuat
3. Pemeriksaan telah dilakukan untuk mengetahui penyebab di luar rahim yang menyebabkan gejala yang dialami pasien atau berbagai
penyebab yang dapat mengakibatkan tindakan histerektomi tidak tepat
4. Jika memang terdapat indikasi histerektomi, maka keganasan harus dapat disingkirkan
5. Persetujuan tindakan medis harus dilakukan termasuk di dalamnya keuntungan dan kerugian dari histerektomi dan dilakukan diskusi
Universitas Sumatera Utara
Rekomendasi : Penyakit Jinak
1
• Leiomioma : untuk mioma yang memiliki gejala, histerektomi akan memberikan solusi tehadap menorargia dan gejala penekanan
yang diakibatkan oleh pembesaran rahim I-A • Perdarahan uterus abnormal : lesi endometrium harus disingkirkan
dan pengobatan alternatif harus dipertimbangkan sebagai terapi lini pertama. III-A
• Endometriosis : histerektomi sering diindikasikan karena adanya gejala yang berat dengan kegagalan terapi dengan pengpbatan
dan fertilitas tidak lagi diinginkan. I-B • Relaksasi Pelvic : pembedahan dengan histerektomi pervaginam
menjadi indikasi yang bagus. II-B • Nyeri Panggul : pendekatan multidisiplin sangat direkomendasikan,
sebab sangat sedikit evindense dari histerektomi yang dianggap dapat mengobati dismenorea atau penyakit panggul yang lainnya
II-C
Penyakit pre-invasive : • Histerektomi diindikasikan terhadap hiperplasia endometrium
dengan atipia . I-A • Intraepitelial neoplasia servikal tidak merupakan indikasi untuk
histerektomi I-B
Universitas Sumatera Utara
• Simpel histerektomi sebagai pengobatan pilihan terhadap adenokarsinoma serviks insitu ketika penyakit invasive telah
disingkirkan. I-B Penyakit Invasive:
• Histerektomi telah diterima sebagai pengobatan ataupun prosedur staging untuk karsinoma endometrium. dapat berperan sebagai
staging ataupun pengobatan terhadap karsinoma serviks, epitel ovarium dan tuba falopi. II-B
Kondisi Akut : • Histerektomi diindikasikan sebagai pengobatan terhadap
perdarahan post partum yang tidak tertangani setelah pemberian medikamentosa dilakukan. II-B
• Abses Tubo Ovarium yang telah ruptur atau tidak respon dengan pemberian antibiotik dapat diterapi dengan histerektomi dengan
bilateral salphingo-oophorektomi pada beberapa kasus I-C • Histerektomi diperlukan pada kasus menorargia yang akut sebagai
pertimbangan lain dengan terapi medikamentosa. II-C
Indikasi lain : • Konsultasi dengan ahli onkologi atau genetik diperlukan dalam
mempertimbangkan histerektomi dan oophorektomi propilaktik pada riwayat keluarga dengan kanker ovarium III-C
Universitas Sumatera Utara
Pendekatan Pembedahan : • Rute vaginal menjadi pilihan pertama untuk semua kondisi jinak.
Pendekatan laparoskopik harus dipertimbangkan.
2.4. PEMILIHAN RUTE HISTEREKTOMI