3.3 Diagram Alir Penelitian
Untuk memudahkan pelaksanaan riset serta sistematis dalam monitoring dan evaluasi, maka dibuat Diagram alir sebagai berikut :
Gambar 3.10 Diagram Alir Penelitian Mulai
Aluminium dan Magnesium Penambahan Mg
Proses Peleburan Peleburan Aluminium
sayap Spesimen
Pengujian spesimen Uji impak
Finishing Menentukan titik berat
Analisa Data Kesimpulan
Selesai
Universitas Sumatera Utara
3.4 Langkah-Langkah Pengecoran Pesawat Tanpa Awak Al-Mg
Pesawat tanpa awak memiliki dua control variasi utama, yaitu dikontrol melalui pengendali jarak jauh dan pesawat yang terbang secara mandiri berdasarkan program yang
dimasukkan kedalam pesawat sebelum terbang. Bahan utama pada pengecoran pesawat tanpa awak adalah paduan aluminium dengan
magnesium yang disebut Al-mg. Metode pengecoran yang digunakan adalah metode sand casting. Proses kerja perancangan badan dan sayap pesawat tanpa awak.
a. Desain dan pemodelan badan dan sayap pesawat tanpa awak
b. Proses pembuatan mal
c. Proses pembuatan cetakan
d. Proses pengecoran
e. Proses penuangan dan pendinginan
f. Proses finishing
3.4.1 Desain dan pemodelan badan dan sayap pesawat tanpa awak Desain dan pemodelan badan dan sayap pesawat tanpa awak Desain dan perhitungan
badan dan sayap pesawat tanpa awak menggunakan software ansys 14.5 dan software dari NASA.
3.4.2 Proses Pembuatan Mal
Universitas Sumatera Utara
Menentukan bahanmaterial untuk pembuatan mal,bahanmaterial yang digunakan sebagai berikut :
a Bambu
b Triplek
c Dempul
d Gypsum,
Cara pembuatan mal dapat kita lihat pada Gambar 3.8 dan Gambar 3.9
Gambar 3.11 Proses pembuatan mal body pesawat
Gambar 3.12 Proses pembuatan mal sayap pesawat
Universitas Sumatera Utara
3.4.3 Proses Pembuatan Cetakan Cetakan yang digunakan menggunakan metode yang digunakan pada proses pengecoran
pada umumnya adalah metode sand casting. Metode sand casting menggunakan cetakan yang terbuat dari pasir.
Gambar 3.13 Proses pembuatan cetakan body pesawat
Gambar 3.14 Proses pembuatan cetakan sayap pesawat
Universitas Sumatera Utara
3.4.4 Proses Pengecoran Pengecoran aluminium dan magnesium dilakukan secara bertahap, dikarenakan titik
lebur aluminium dengan magnesium berbeda. Untuk mencegah kegagalan hasil coran dilakukan dengan cara meleburkan aluminium terlebih dahulu, sampai ½ mencair kemudian magnesium
dapat dicampurkan kedalam coran. Aluminium memiliki titik lebur 660.32 °C dan magnesium 650 °C. Perbedaan titik lebur
ini menjadi dasar pada saat pengecoran bahwasannya aluminium harus dilebur terlebih dahulu sebelum magnesium dipadukan.
Gambar 3.15 Proses pengecoran body pesawat
Gambar 3.16 Proses pengecoran sayap pesawat
Universitas Sumatera Utara
3.4.5. Proses penuangan dan pendinginan a. Proses penuangan
Proses penuangan dilakukan secara bersamaan berdasarkan jumlah lubang masuknya coran. Jumlah masuknya coran menentukan hasil coran, karena apabila jumlah coran yang dibuat
kurang tepat mengakibatkan kegagalan coran. b. Proses pendinginan.
Proses pendinginan setelah coran dituang berlangsung selama ± 30 menit. proses ini dilakukan agar permukaan coran tidak mengalami crack. Pendingingan hasil coran dilakukan
dengan cara dianginkan, sehingga hasil coran mendapatkan hasil yang sempurna.
Gambar 3.17 Proses pendinginan coran sayap pesawat
Gambar 3.18 Proses pendinginan coran body pesawat
Universitas Sumatera Utara
3.4.6 Proses finishing Proses ini dilakukan dengan membersihkan hasil coran dari kotoran-kotoran coran untuk
mendapatkan dimensi hasil coran yang diinginkan. Setelah mendapatkan dimensi yang diinginkan dilakukan proses polishing untuk mendapatkan permukaan coran yang diinginkan.
Gambar 3.19 hasil finishing coran
3.5 Prosedur Penelitian