Prosedur Penelitian METODOLOGI PENELITIAN

3.4.6 Proses finishing Proses ini dilakukan dengan membersihkan hasil coran dari kotoran-kotoran coran untuk mendapatkan dimensi hasil coran yang diinginkan. Setelah mendapatkan dimensi yang diinginkan dilakukan proses polishing untuk mendapatkan permukaan coran yang diinginkan. Gambar 3.19 hasil finishing coran

3.5 Prosedur Penelitian

Adapun teori dan tahap penelitian dari desain dan proses pengecoran pesawat tanpa awak ini adalah sebagai berikut: 1. Desain dan analisa data sayap pesawat tanpa awak 2. Pengujian impak 3. Titik berat sayap pesawat tanpa awak Universitas Sumatera Utara 3.5.1 Desain dan Pembuatan Pesawat tanpa awak Berikut adalah gambar desain Pesawat tanpa awak Gambar 3.20 Desain Pesawat tanpa awak 3.5.2 Komponen Pesawat Model Adapun komponen-komponen pesawat model adalah sebagai berikut : a Badan pesawat b Sayap pesawat c Landing gear d Ekor pesawat 3.5.3 Badan Pesawat Fuselage Fuselage merupakan salah satu struktur utama pesawat yang terhubung dengan sayap, ekor, dan landing gear. Struktur fuselage berfungsi mentransfer beban dari struktur sayap, ekor, dan landing gear. Struktur fuselage ini harus mampu menahan beban seperti berikut tanpa mengalami kegagalan struktur maupun masalah fatigue: a Beban dari ekor akibat trim, maneuvering, turbulence, dan gust, b Beban landing gear akibat impact saat mendarat, beban saat taxi, dan ground maneuvering, c Beban akibat payload di dalam fuselage. Universitas Sumatera Utara Struktur fuselage harus dibuat cukup kaku dan kuat untuk menahan segala pembebanan yang akan terjadi selama pesawat ini beroperasi. Hal ini berfungsi untuk menghindari terjadinya defleksi dan vibrasi pada saat operasionalnya. Akan tetapi, struktur fuselage ini harus dibuat tetap seringan mungkin. Dalam merancang badan pesawat ini, aerodinamis badan pesawat adalah hal yang paling penting. Badan pesawat yang digunakan adalah tipe 8 dengan koefisien drag Cd0,458, dimana Cd yang akan digunakan untuk menghitung gaya hambat yang dialami pesawat model. Gambar 3.21 Badan pesawat Fuselage 3.5.4 Sayap Pesawat Sayap merupakan salah satu komponen penting pesawat yang berfungsi membangkitkan gaya angkat utama pesawat. Pembebanan yang terjadi pada sayap ini terdiri dari gaya geser, momen lentur, dan torsi akibat beban aerodinamika, beban yang ditimbulkan oleh getaran pesawat beban yang ditimbulkan oleh pergerakan flap. Dengan pembebanan tersebut, struktur sayap dirancang dengan memperhatikan beberapa kriteria sebagai berikut:  Struktur dibuat seringan mungkin, tetapi tetap kuat menahan pembebanan yang terjadi.  Terdapat ruang yang cukup untuk mekanisme system bidang kendali . Universitas Sumatera Utara Gambar 3.22 Sayap pesawat tanpa awak 3.5.5 Ekor dan Sayap Ekor Fungsi dari ekor antara lain : a Menjamin keseimbangan momen pada kondisi steady flight dengan memberikan gaya dengan jarak tertentu dari titik berat untuk melawan momen gangguan. b Menjamin agar keseimbangan momen tetap stabil, yang berarti jika pesawat menerima gangguan, ia akan kembali ke posisi seimbangnya semula dengan redaman yang cukup terhadap osilasi gangguan. c Menghasilkan gaya-gaya untuk keperluan manuver pesawat, seperti rotasi saat take- off, flareout ketika landing, kontrol terhadap lintasan terbang, dan taxying. Berikut adalah dimensi ekor dan sayap ekor pesawat model dengan profil sayap ekor NACA 2412. Gambar 3.23 Gambar teknik ekor dan sayap ekor Universitas Sumatera Utara 3.5.6 Landing Gear dan Roda Pesawat 1. Landing Gear Bagian ini akan membahas perancangan roda pendarat dari pesawat model ini. Adapun fungsi Landing Gear adalah sebagai berikut : a Untuk menyerap getaran saat landing dan getaran saat taxiing. b Menyediakan kemampuan untuk maneuver di darat :taxi, take-off roll, landing roll, dan steering. c Untuk melindungi pesawat dari permukaan tanah Beban-beban yang harus diperkirakan pada layout design dari landing gear adalah a Beban vertikal disebabkan oleh laju touchdown yang tidak nol dan taxiing pada permukaan yang kasar. b Beban longitudinal disebabkan oleh beban “spin up”, dan beban gesekan rolling. c Beban lateral, disebabkan oleh “crabbed landings”, cross-wind taxiing dan pembelokan di darat. Berikut adalah gambar landing gear pesawat model: a Landing gear roda depan Gambar 3.24 Landing Gear depan b Landing gear roda belakang Universitas Sumatera Utara Gambar 3.25 Landing Gear belakang Berikut adalah gambar tata peletakan landing gear pesawat model roda depan dan roda belakang: Gambar 3.26 Dimensi letak landing gear Universitas Sumatera Utara 2. Roda Pesawat Dalam perancangan ban akan ditentukan tipe, gaya yang bekerja pada ban, penentuan ukuran ban,performance. Dengan beban yang didapat, maka dipilihlah terlebih dahulu merk ban. Kemudian berdasarkan merk ban, jenis ban dan beban pada ban, maka dapat dipilihlah dimensi dari ban pada main gear dan nose gear sebagai berikut. Berikut adalah dimensi ban yang diguynakan dalam perancangan pesawat tanpa awak Gambar 3.27 Roda pesawat

3.6 Pengujian Impak Impact Test