Secara singkat, hipertensi essensial adalah suatu penyakit multifaktor kompleks, yakni faktor lingkungan misal, stress dan asupan garam memengaruhi
variabel yang secara genetis rentan. Gen kerentanan untuk hipertensi essensial saat ini belum diketahui, tetapi mungkin mencakup gen yang mengendalikan
respons terhadap peningkatan beban natrium ginjal, kadar zat pressor, reaktivitas sel otot polos vaskular terhadap zat pressor, atau pertumbuhan sel otot polos. Pada
hipertensi yang sudah terbentuk, peningkatan volume darah dan peningkatan resistensi perifer berperan dalam meningkatkan tekanan darah Robbins, 2007.
2.1.5. Diagnosis Hipertensi
Dalam Soebel Bakris 1998 dikatakan untuk mendiagnosa pasien hipertensi dapat dilakukan dengan langkah- langkah:
a. Riwayat
1. Untuk mendeteksi penyebab sekunder:
Menanyakan apakah usia pasien 35 tahun atau 55 tahun, karena usia ini mendukung hipertensi sekunder, menanyakan riwayat keluarga dan riwayat
pengobatan sebelumnya; tidak adanya riwayat keluarga dapat mendukung hipertensi sekunder, neoplasma endokrin multiple MEN, sindroma von Hippel-
Lindau, dan neurofibromatosis dihubungkan dengan feokromositoma. Adanya trauma pinggang atau nyeri pinggang dapat menunjukkan iskemia renalis.
Hipertensi sistolik dapat disebabkan oleh: anemia berat, hipertiroidisme, penyakit tulang paget, insufisiensi aorta. Menanyakan riwayat pengobatan termasuk obat-
obat bebas counter medications, seperti: dekongestan contoh, semprot nasal dan obat flu, obat antiasma contoh, Primatene Mist, preparat penurun berat badan,
obat anti inflamasi nonsteroid, jamu- jamuan seperti teh untuk penurun berat badan dan ramuan dedaunan lainnya.
Menanyakan latar belakang pribadi dan sosial, menanyakan apakah pasien mengonsumsi alkohol, khususnya lebih dari 1- 2 takaran per hari karena konsumsi
alkohol dapat meningkatkan tekanan arteri. Menanyakan apakah pasien merokok, khususnya bila dikombinasikan dengan kafein dan atau alkohol, merokok dapat
memperburuk hipertensi. Menanyakan apakah pasien ada menggunakan nikotin
Universitas Sumatera Utara
dalam tembakau yang dapat memperburuk feokromositoma. Sebagian besar pasien usia lanjut dengan hipertensi renovaskular memiliki riwayat merokok.
Menanyakan apakah pasien ada mengonsumsi obat- obatan terlarang seperti amfetamin dan kokain, karena obat ini merupakan penyebab hipertensi yang
penting. Menanyakan apakah pasien ada mengonsumsi makanan, tembakau dan beberapa jenis minuman yang diberi aroma licorice.
Menanyakan beberapa hal untuk melakukan tinjauan sistem, seperti: apakah pasien ada poliuria, polidipsia, atau nokturia yang dapat mengesankan
kelainan renal atau endokrin, terutama pada anak. Menanyakan apakah ada pasien mengalami kenaikan berat badan, ekimosis, edema, jerawat baru, perubahan
libido, dan perilaku, atau perubahan pola menstruasi yang menunjuk pada sindroma cushing. Menanyakan apakah ada oligomenore dan hirsutisme yang
dapat menyertai sindroma cushing, tiroid, atau sindroma androgenital. Menanyakan apakah ada sakit kepala, diaporesis, palpitasi, hipotensi postural,
kemerahan dan intoleransi panas yang dapat mengesankan feokromositoma.
2. Untuk menilai status end-organ Menanyakan apakah belakangan ini ada mengalami angina atau infark
miokard penurunan tekanan darah bermakna yang dapat membahayakan, menanyakan apakah ada serangan iskemi serebrovaskular sementara Transient
Iskemic Attack , menanyakan apakah ada gagal jantung kongestif dan klaudikasio.
3. Untuk menilai faktor- faktor resiko Menanyakan penggunaan tembakau, riwayat diabetes melitus di keluarga,
dan menanyakan latar belakang keluarga berupa kematian yang berhubungan dengan komplikasi vaskular.
b. Pemeriksaan fisik