BAGIAN 1 SIKLUS AKUNTANSI PERUSAHAAN JASA

(1)

BAB 1

PENGERTIAN DASAR AKUNTANSI

1.1

DEFINISI AKUNTANSI

Dalam lingkungan bisnis, akuntansi sering disebut sebagai bahasa bisnis. Akuntansi merupakan bahasa yang umum digunakan untuk mengkomunikasikan informasi keuangan suatu perusahaan dari satu pihak ke pihak lain. Akuntansi dapat didefinisikan paling tidak dari dua sudut pandangan yang berbeda. Yang pertama ditinjau dari sudut fungsi atau kegunaannya, dan yang kedua ditinjau dari sudut aktivitas atau proses kegiatannya.

Ditinjau dari sudut fungsi atau kegunaannya, akuntansi merupakan suatu aktivitas jasa. Fungsinya adalah memberikan informasi kuantitatif mengenai kesatuan-kesatuan ekonomi terutama yang bersifat keuangan yang bermanfaat dalam pengambilan keputusan.

Dari definisi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa:

Yang menjadi titik perhatian akuntansi adalah kesatuan-kesatuan ekonomi (organisasi atau badan usaha). Jadi informasi akuntansi yang dihasilkan adalah informasi akuntansi mengenai suatu organisasi atau badan usaha.

Hasil dari kegiatan akuntansi adalah berupa informasi yang diperlukan sebagai dasar untuk pengambilan keputusan, baik bagi pihak intern (manajemen) maupun pihak ekstern (investor/pemilik, kreditur, instansi pemerintah dan lain sebagainya).

Dari proses kegiatannya akuntansi dapat didefinisikan sebagai berikut:

Akuntansi adalah seni pencatatan, pengklasifikasian dan pengikhtisaran transaksi-transaksi dan kejadian-kejadian yang sekurang-kurangnya atau sebagian bersifat keuangan dengan cara-cara tertentu serta menginterpretasikan hasil- hasilnya.

Definisi yang pertama menyatakan adanya dua pihak kepada siapa informasi itu ditujukan. Pihak intern (manajemen) memerlukan tipe dan jenis-jenis informasi tertentu yang relevan dengan kebutuhannya sebagai pengelola organisasi atau badan usaha. Informasi yang berlainan dengan apa yang diperlukan oleh pihak ekstern. Perbedaan ini menunjukkan adanya spesialisasi dalam bidang kegiatan akuntansi, yakni apa yang disebut akuntansi manajemen dan akuntansi keuangan.

1.2

AKUNTANSI KEUANGAN DAN AKUNTANSI MANAJEMEN

Akuntansi keuangan (financial accounting) adalah cabang akuntansi yang berorientasi kepada penyediaan informasi yang diperlukan oleh pihak ekstern. Akuntansi keuangan memusatkan perhatiannya pada laporan-laporan mengenai posisi keuangan dan hasil-hasil operasi perusahan yang dikenal sebagai laporan keuangan.


(2)

Akuntansi manajemen (managerial accounting) adalah cabang akuntansi yang berorientasi kepada penyediaan informasi yang diperlukan oleh pihak manajemen. Manajemen dari suatu organisasi atau badan usaha memerlukan berbagai jenis informasi yang berlainan untuk dapat mencapai tujuannya. Informasi tersebut diperlukan untuk perencanaan dan pengendalian kegiatan perusahaan sehari-hari. Manajemen harus mengetahui apa yang sedang terjadi dalam perusahaannya. Manajemen juga harus mendapatkan informasi untuk mengecek bahwa perusahaan berjalan lancar dalam usaha mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Informasi lainnya yang diperlukan oleh manajemen adalah informasi yang akan digunakan dalam menyusun perencanaan jangka panjang. Manajemen menggunakan informasi ini untuk merumuskan kebijakan-kebijakan perusahaan dan membuat keputusan-keputusan tertentu yang mempuyai pengaruh penting terhadap perusahaan dalam jangka panjang.

Secara umum akuntansi melibatkan tiga fungsi, yaitu seleksi dan pencatatan data, analisis data dan penyusunan laporan-laporan untuk dipergunakan oleh pihak-pihak yang berkepentingan.

1.3

PERANAN AKUNTANSI DALAM PERUSAHAAN

Untuk dapat bersaing secara efektif dan mendatangkan laba, manajemen suatu perusahaan memerlukan informasi. Informasi ini disediakan oleh akuntansi. Akuntansi dimulai pada waktu suatu transaksi dicatat pada suatu dokumen yang disebut dokumen sumber atau bukti transaksi, yang merupakan salah satu bentuk dari catatan perusahaan. Data dari dokumen-dokumen sumber ini selanjutnya diproses menjadi informasi keuangan yang diperlukan oleh manajemen. Akuntansi juga membahas penggunaan dan interpretasi dari informasi ini.

Catatan-catatan yang diperlukan oleh suatu perusahaan antara lain tergantung pada besarnya organisasi dan sifat dari operasi-operasinya. Catatan-catatan tersebut juga sangat bergantung pada metode yang digunakan untuk memproses data. Metode yang digunakan untuk memproses data antara lain metode manual, mekanis dan elektronis.

Catatan-catatan akuntansi diselenggarakan dan diintrerpretasikan menurut prinsip-prinsip akuntansi yang diterima secara umum. Di Indonesia telah ada yaitu Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI).

1.4

BENTUK PERUSAHAAN DAN BIDANG USAHA

Akuntansi suatu perusahaan pada umumnya dipengaruhi oleh bentuk perusahaan dan bidang usahanya. Menurut bentuknya, perusahaan dapat dibagi dalam 4 (empat) macam yaitu: Perusahaan perseorangan, perusahaan persekutuan (firma dan CV), perseroan terbatas dan koperasi. Sedangkan menurut bidang usahanya, perusahaan dapat dikelompokkan ke dalam perusahaan jasa, perusahaan perdagangan dan perusahaan industri.

Meskipun penerapan akuntansi dipengaruhi oleh bentuk dan bidang usaha suatu perusahaan, namun informasi akuntansi yang dihasilkan tetap dituangkan dalam suatu media yang sama yang dikenal dengan sebutan laporan keuangan. Laporan keuangan utama yang dihasilkan dari proses akuntansi adalah Laporan Laba Rugi, Laporan Perubahan Modal, Neraca dan Laporan Arus Kas.

1.5

PIHAK-PIHAK YANG BERKEPENTINGAN DENGAN LAPORAN KEUANGAN

Di atas telah dikemukakan bahwa produk dari akuntansi adalah laporan keuangan. Laporan keuangan menyajikan informasi keuangan yang terutama diperuntukkan bagi pihak ekstern, yaitu antara lain:

• Investor


(3)

• Kreditur

Laporan keuangan diperlukan dalam rangka keputusan pemberian penambahan atau pengurangan kredit kepada suatu perusahaan.

• Kantor Pajak

Laporan keuangan diperlukan untuk menetapkan besarnya pajak yang harus dibayar oleh perusahaan.

• BAPEPAM

Setiap perusahaan yang go public diharuskan menyampaikan laporan keuangannya kepada Bapepam yang antara lain diperlukan sebagai informasi keuangan mengenai keadaan perusahaan oleh Bapepam dan para pemegang saham/calon pemegang saham.

• Pelanggan

Laporan keuangan diperlukan untuk pengambilan keputusan yang menyangkut prospek hubungan dagang mereka dengan perusahaan dikemudian hari.

• Pegawai dan serikat kerja

Laporan keuangan diperlukan oleh para pegawai dan serikat kerja dalam merundingkan peningkatan kesejahteraan pekerja dengan pihak pemberi kerja.


(4)

BAB 2

POSISI KEUANGAN

DAN PERSAMAAN DASAR AKUNTANSI

2.1 NERACA

Neraca menggambarkan posisi keuangan suatu perusahaan pada suatu saat tertentu yang terdiri dari tiga unsur: Aktiva, Kewajiban dan Hak Pemilik. Penjelasan dari ketiga unsur tersebut adalah sebagai berikut: AKTIVA

Aktiva adalah harta yang dimiliki perusahaan yang merupakan sumber ekonomi untuk melakukan usaha. Contoh Aktiva tersebut adalah kas, piutang, persediaan, gedung, mesin dan peralatan.

KEWAJIBAN

Kewajiban adalah hutang yang menjadi beban perusahaan. Jika suatu perusahaan meminjam uang dari bank, maka perusahaan mempunyai Kewajiban untuk melunasi pinjamannya pada waktu yang ditentukan. Demikian pula halnya bila perusahaan melakukan pembelian Aktiva secara kredit.

HAK PEMILIK

Hak Pemilik adalah hak atau klaim pemilik atas Aktiva perusahaan. Dalam perusahaan perseorangan Hak Pemilik ini lazim disebut Modal.

Contoh Neraca dari suatu perusahaan perseorangan milik Tuan Ihsan yang bergerak dalam usaha jasa bengkel mobil disajikan berikut ini:

BENGKEL MOBIL IHSAN NERACA

PER 31 DESEMBER 2001

(dalam rupiah)

AKTIVA KEWAJIBAN

Kas 6.000.000,00 Hutang (PT Berkah) 8.000.000,00

Piutang (Toko Maju) 10.000.000,00 Hak Pemilik:

Perlengkapan 18.000.000,00 Modal Tuan Ihsan 56.000.000,00

Peralatan 30.000.000,00

64.000.000,00 64.000.000,00

2.2

PERSAMAAN DASAR AKUNTANSI

Apabila Neraca Bengkel Mobil Ihsan di atas diperhatikan, maka terlihat jumlah Aktiva disatu pihak sama dengan jumlah Kewajiban dan Hak Pemilik dilain pihak. Dengan perkataan lain Neraca dibentuk dari suatu persamaan yang selanjutnya disebut persamaan akuntansi sebagai berikut:

AKTIVA = KEWAJIBAN + HAK PEMILIK

Dengan menggunakan persamaan di atas, kita dapat menentukan hak Tuan Ihsan dalam perusahaannya. Total Aktiva perusahaan Rp64 jt, total Kewajibannya Rp8 jt. Jadi, hak Tuan Ihsan adalah Rp56 jt (yaitu


(5)

Persamaan akuntansi dari susunan Aktiva, Kewajiban dan Hak Pemilik dari Bengkel Mobil Ihsan akan nampak sebagai berikut:

AKTIVA = KEWAJIBAN + HAK PEMILIK

Kas + Piutang + Perlengkapan + Peralatan = Hutang + Modal Tuan Ihsan 6 jt + 10 jt + 18 jt + 30 jt = 8 jt + 56 jt

64 jt = 64 jt

Kedua sisi dari persamaan akuntansi harus selalu sama, karena hak terhadap seluruh Aktiva perusahaan hanya dimiliki oleh kreditur dan pemilik.

Adalah merupakan kebiasaan untuk menempatkan Kewajiban sebelum Hak Pemilik karena kreditur memang memilki hak preferensi, dengan perkataan lain hak kreditur terhadap Aktiva perusahaan memang lebih didahulukan.

Hak Pemilik dapat diberi penekanan dengan memindahkan Kewajiban ke sisi kiri, sehingga persamaannya menjadi:

AKTIVA - KEWAJIBAN = HAK PEMILIK

Semua transaksi perusahaan, mulai dari yang sederhana sampai dengan yang paling rumit, akan mempengaruhi ketiga unsur dalam persamaan tersebut di atas, namun keseimbangan dan persamaan akuntansi tetap tidak berubah.

2.3

MENGANALISIS PENGARUH TRANSAKSI TERHADAP PERSAMAAN AKUNTANSI

Transaksi adalah kejadian atau peristiwa keuangan yang mempengaruhi unsur-unsur persamaan akuntansi. Misalnya, pembelian Aktiva atau penerimaan piutang.

Berikut ini akan dibahas berbagai jenis transaksi yang sering terjadi dalam suatu perusahaan. Juga akan diilustrasikan pengaruh dari transaksi-transaksi tersebut terhadap unsur-unsur persamaan akuntansi. Untuk tujuan ini, kita akan mempelajari transaksi-transaksi yang terjadi pada Bengkel Mobil Ihsan selama bulan Januari 2002.

Transaksi-transaksi yang mempengaruhi Neraca (1). Transaksi-transaksi Aktiva.

Transaksi yang hanya mempengaruhi unsur Aktiva antara lain adalah pembelian Aktiva secara tunai dan penerimaan piutang.

(1.1). Pembelian Aktiva secara tunai.

Pada waktu uang kas dibayarkan untuk membeli suatu Aktiva, maka hanya satu unsur saja yang dipengaruhi, yakni Aktiva.

TRANSAKSI ANALISIS

1 Januari:

Bengkel Mobil Ihsan membeli tambahan Peralatan bengkel dari PT Nasional secara tunai dengan harga Rp2 jt

1. Aktiva berupa Peralatan bengkel bertambah Rp2 jt

2. Aktiva berupa Kas berkurang Rp2 jt karena dipakai untuk membayar tambahan Peralatan bengkel tersebut


(6)

AKTIVA = KEWAJIBAN + HAK PEMILIK Kas+Piutang+Perlengkapan+Peralatan = Hutang + Modal Tuan Ihsan 6 jt + 10 jt + 18 jt + 30 jt = 8 jt + 56 jt

-2 jt + 2 jt =

4 jt + 10 jt + 18 jt + 32 jt = 8 jt + 56 jt =

(1.2) Penerimaan Piutang.

Bila seseorang debitur membayar seluruh atau sebagian hutangnya, maka transaksi ini juga hanya mempengaruhi komposisi dari suatu unsur, yaitu Aktiva. Aktiva berupa Kas bertambah, dan Aktiva berupa Piutang berkurang dengan jumlah yang sama. Persamaan akuntansi tetap seimbang.

TRANSAKSI ANALISIS

2 Januari:

Diterima cek sebesar Rp1 jt dari Toko Maju untuk melunasi sebagian hutangnya kepada perusahaan

1. Aktiva Kas bertambah Rp1 jt karena adanya penerimaan piutang

2. Aktiva berupa Piutang berkurang Rp1 jt karena adanya pelunasan tersebut

AKTIVA = KEWAJIBAN + HAK PEMILIK

Kas + Piutang + Perlengkapan+ Peralatan = Hutang + Modal Tuan Ihsan 4 jt + 10 jt + 18 jt + 32 jt = 8 jt + 56 jt

+1 jt – 1 jt =

5 jt + 9 jt + 18 jt + 32 jt = 8 jt + 56 jt =

(2). Transaksi-transaksi Kewajiban.

Transaksi-transaksi sering mempengaruhi lebih dari satu unsur. Dalam transaksi-transaksi berikut, ada dua unsur yang dipengaruhi. Baik Aktiva maupun Kewajiban kedua-duanya terpengaruh. (2.1) Pembelian Aktiva secara kredit

Apabila Aktiva dibeli secara kredit, Aktiva tersebut diterima pada saat pembelian, tetapi pembayarannya baru akan dilakukan kemudian.

Pembelian Aktiva secara kredit menimbulkan Kewajiban yang dikenal sebagai hutang. Jenis transaksi ini mempengaruhi dua unsur dasar, yaitu Aktiva dan Kewajiban. Unsur-unsur tersebut kedua-duanya bertambah.

TRANSAKSI ANALISIS

3 Januari:

Perusahaan membeli Perlengkapan secara kredit dari PT Berkah seharga Rp2 jt yang akan dibayar 30 hari kemudian.

1. Aktiva Perlengkapan bertambah Rp2 jt karena pembelian.

2. Hutang bertambah Rp2 jt karena pembelian dilakukan secara kredit.

AKTIVA = KEWAJIBAN + HAK PEMILIK

Kas + Piutang + Perlengkapan + Peralatan = Hutang + Modal Tuan Ihsan 5 jt + 9 jt + 18 jt + 32 jt = 8 jt + 56 jt

+ 2 jt = + 2 jt


(7)

Dengan bertambahnya perlengkapan ini, total Aktiva sekarang menjadi Rp66 jt. Terhadap Aktiva tersebut, kreditur mempunyai klaim sebesar Rp10 jt. Sedangkan Hak Pemilik tidak terpengaruh, masih tetap berjumlah Rp56 jt. Jadi, perusahaan kini memiliki Kewajiban ditambah dengan Hak Pemilik yang berjumlah Rp66 jt. Persamaan akuntansi dalam keadaan seimbang.

(2.2) Retur pembelian.

Apabila perusahaan mengembalikan Aktiva yang dibelinya secara kredit dan belum dibayar, maka dua unsur dasar dipengaruhi, yaitu Aktiva dan Kewajiban. Kedua unsur ini berkurang.

TRANSAKSI ANALISIS

4 Januari:

Perusahaan mengembalikan Perlengkapan yang dibeli secara kredit seharga Rp200.000,00 karena diterima dalam kondisi rusak

1. Aktiva Perlengkapan berkurang Rp200.000,00 karena adanya retur pembelian

2. Hutang berkurang Rp200.000,00

AKTIVA = KEWAJIBAN + HAK PEMILIK

Kas + Piutang + Perlengkapan + Peralatan = Hutang + Modal Tuan Ihsan 5 jt + 9 jt + 20 jt + 32 jt = 10 jt + 56 jt

- 0,2 jt = - 0,2 jt

5 jt + 9 jt + 19,8 jt + 32 jt = 9,8 jt + 56 jt =

Transaksi ini menyebabkan Aktiva maupun Kewajiban menjadi berkurang dengan jumlah yang sama. Persamaan akuntansi tetap seimbang.

(2.3) Pembayaran hutang.

Apabila perusahaan membayar seluruh atau sebagian hutangnya, maka transaksi ini akan mempengaruhi dua unsur dasar, yakni Aktiva dan Kewajiban. Baik Aktiva maupun Kewajiban kedua-duanya akan menjadi berkurang.

TRANSAKSI ANALISIS

5 Januari:

Perusahaan membayar hutangnya sebesar Rp4 jt kepada PT Berkah

1. Aktiva Kas berkurang Rp4 jt untuk melunasi hutang

2. Hutang berkurang Rp4 jt karena pembayaran tersebut

AKTIVA = KEWAJIBAN + HAK PEMILIK

Kas + Piutang + Perlengkapan+ Peralatan = Hutang + Modal Tuan Ihsan 5 jt + 9 jt + 19.8 jt + 32 jt = 9,8 jt + 56 jt

- 4 jt = - 4 jt

1 jt + 9 jt + 19,8 jt + 32 jt = 5,8 jt + 56 jt =

Baik Aktiva maupun Kewajiban berkurang dengan jumlah yang sama. Hak atau kepentingan pemilik tidak berubah. Persamaan akuntansi tetap seimbang.

(3) Transaksi-transaksi Hak Pemilik

Untuk mengilustrasikan bagaimana Hak Pemilik bertambah dan berkurang, kita akan menganalisis transaksi-transaksi yang mempengaruhi investasi pemilik.

(3.1) Penambahan investasi pemilik.

Apabila pemilik menambah investasinya dalam perusahaan, maka dua unsur dasar posisi keungan dipengaruhi, yaitu Aktiva dan Hak Pemilik. Kedua unsur ini bertambah.


(8)

TRANSAKSI ANALISIS 14 Januari:

Tuan Ihsan menyetor uang Rp9 jt ke kas perusahaan sebagai tambahan investasi

1. Aktiva Kas bertambah Rp9 jt karena adanya tambahan investasi

2. Modal Tuan Ihsan bertambah Rp9 jt karena adanya tambahan modal

AKTIVA = KEWAJIBAN + HAK PEMILIK

Kas + Piutang + Perlengkapan + Peralatan = Hutang + Modal Tuan Ihsan 1 jt + 9 jt + 19.8 jt + 32 jt = 5,8 jt + 56 jt

+9 jt = + 9 jt

10 jt + 9 jt + 19,8 jt + 32 jt = 5,8 jt + 65 jt

Transakasi tersebut telah menambah Aktiva dan Hak Pemilik dengan jumlah yang sama. Persamaan akuntansi tetap seimbang.

(3.2) Pengurangan investasi pemilik

Bila pemilik menarik kembali sebagaian harta yang diinvestasikannya dalam perusahaan maka dua unsur dipengaruhi, yaitu Aktiva dan Hak Pemilik. Kedua unsur ini menjadi berkurang.

TRANSAKSI ANALISIS

21 Januari:

Tuan Ihsan menarik sebesar Rp3 jt dari kas perusahaan untuk keperluan pribadi

1. Aktiva Kas berkurang Rp3 jt karena adanya pengambilan untuk

keperluan pribadi

2. Modal Tuan Ihsan berkurang Rp3 jt

AKTIVA = KEWAJIBAN + HAK PEMILIK

Kas + Piutang + Perlengkapan+ Peralatan = Hutang + Modal Tuan Ihsan 10 jt+ 9 jt + 19.8 jt + 32 jt = 5,8 jt + 65 jt

- 3 jt = - 3 jt 7 jt+ 9 jt + 19.8 jt + 32 jt = 5.8 jt + 62 jt

=

Transaksi ini mengurangi Aktiva dan Hak Pemilik dengan jumlah yang sama. Persamaan akuntansi tetap seimbang. Transaksi-transaksi yang telah dianalisis mengilustrasikan tiga prinsip yang dapat diterapkan untuk menganalisis semua transaksi.

Tiap transaksi mempengaruhi paling tidak dua pos .

Pengaruh tiap transaksi harus dinyatakan dalam satuan uang. Persamaan akuntansi harus seimbang setelah tiap transaksi dicatat.

(4)Transaksi-transaksi pendapatan dan beban

Selain berubah karena penambahan atau pengurangan investasi oleh pemiliknya, Hak Pemilik juga akan berubah jika perusahaan memperoleh laba atau menderita rugi. Laba atau rugi tergantung dari Pendapatan dan Beban yang terjadi selama satu periode. Untuk mengetahui hasil usaha perusahaan (laba atau rugi) disusunlah Laporan laba Rugi. Laba akan menambah modal pemilik, sedangkan rugi akan mengurangi modal pemilik. Dengan analogi yang sama, untuk menganalisis pengaruh transaksi pada persamaan dasar akuntansi, Pendapatan akan menambah modal pemilik sedangkan Beban akan mengurangi modal pemilik. Karena sifat pengaruhnya yang sama dengan penambahan dan penarikan


(9)

(4.a) Transaksi-transaksi pendapatan

Apabila suatu perusahaan menjual barang atau jasa, perusahaan akan menerima uang atau mempunyai piutang. Akibat dari penjualan ini, sisi kiri dari persamaan akuntansi akan bertambah, karena Aktiva berupa Kas atau Piutang bertambah. Persamaan akuntansi tetap seimbang, maka sisi kanan pun harus bertambah dengan jumlah yang sama. Oleh karena Kewajiban tidak dipengaruhi maka Hak Pemiliklah yang harus bertambah. Penambahan Hak Pemilik dari suatu penjualan disebut Pendapatan atau Penghasilan. Dalam materi diklat selanjutnya akan digunakan istilah Pendapatan.

Kita sekarang akan menganalisis penjualan kredit dan penjualan tunai yang dilakukan oleh Bengkel Mobil Ihsan. Transaksi-transaksi berikut menunjukkan bagaimana transaksi pendapatan menambah Hak Pemilik.

(4.a.1) Penerimaan pendapatan dari penjualan tunai

Jika suatu perusahaan menjual jasa secara tunai, maka dua unsur dipengaruhi, yaitu Aktiva dan Hak Pemilik. Kedua unsur ini bertambah.

TRANSAKSI ANALISIS

28 Januari:

Perusahaan menerima Rp1,6 jt tunai sebagai Pendapatan dari jasa perbaikan dan servis

1. Aktiva Kas bertambah Rp1,6 jt karena perusahaan menerima uang sejumlah itu

2. Hak Pemilik bertambah dengan Rp1,6 jt karena memperoleh Pendapatan

AKTIVA = KEWAJIBAN + HAK PEMILIK

Kas + Piutang + Perlengkapan + Peralatan = Hutang + Modal Tuan Ihsan 7 jt + 9 jt + 19.8 jt + 32 jt = 5,8 jt + 62 jt

+ 1,6 jt = + 1,6 jt 8,6 jt+ 9 jt + 19.8 jt + 32 jt = 5.8jt + 63,6 jt

=

Transaksi ini menambah Kas sebesar Rp1,6 jt. Jadi sisi kiri dari persamaan akuntansi sekarang menunjukkan total Aktiva sebesar Rp69,4 jt. Sisi kanan persamaan akuntansi bertambah dengan jumlah yang sama karena total Hak Pemilik terhadap Aktiva harus selalu sama dengan total Aktivanya sendiri. Oleh karena Kewajiban tidak terpengaruh oleh transaksi ini maka Hak Pemilik harus bertambah Rp1,6 jt. Jadi sisi kanan persamaan akuntansi sekarang menunjukkan total Kewajiban dan Hak Pemilik sebesar Rp69,4 jt. Persamaan akuntansi masih tetap seimbang. (4.a.2) Penerimaan pendapatan dari penjualan secara kredit.

Jika perusahaan menjual jasa secara kredit, maka dua unsur dipengaruhi, yaitu Aktiva dan Hak Pemilik. Kedua unsur ini bertambah.

TRANSAKSI ANALISIS

29 Januari:

Perusahaan menjual jasa secara kredit kepada Tokko Maju sebesar Rp1,4 jt

1. Aktiva Piutang bertambah Rp1,4 jt karena perusahaan memiliki tagihan baru kepada pelanggannya 2. Hak Pemilik bertambah dengan

Rp1,4 jt karena memperoleh Pendapatan


(10)

AKTIVA = KEWAJIBAN + HAK PEMILIK Kas + Piutang + Perlengkapan + Peralatan = Hutang + Modal Tuan Ihsan 8,6 jt+ 9 jt + 19.8 jt + 32 jt = 5,8 jt + 63,6 jt

+ 1,4 jt = + 1,4 jt 8,6 jt+ 10,4 jt+ 19,8 jt + 32 jt = 5.8 jt + 65 jt

=

Akibat dari penjualan kredit, sisi kiri persamaan akuntansi bertambah karena Aktiva piutang bertambah. Sisi kanan persamaan akuntansi bertambah dengan jumlah yang sama, karena jumlah hak terhadap Aktiva harus selalu sama dengan jumlah Aktiva. Oleh Karena Kewajiban tidak terpengaruh, maka Hak Pemiliklah yang bertambah. Persamaan akuntansi tetap seimbang. (4.b) Transaksi-transaksi beban

Barang-barang dan jasa-jasa diperlukan untuk menjalankan perusahaan dan memperoleh pendapatan. Barang-barang dan jasa-jasa yang digunakan dalam kegiatan perusahaan merupakan beban. Gaji, perlengkapan yang digunakan, telepon, bahan bakar dan listrik adalah beban-beban yang lazim dikeluarkan oleh suatu perusahaan.

Beban-beban dibandingkan dengan pendapatan dalam periode yang sama untuk menentukan apakah perusahaan memperoleh laba atau menderita rugi. Apakah suatu perusahaan memperoleh laba bersih atau rugi bersih bergantung pada apakah jumlah pendapatan lebih besar atau lebih kecil dari jumlah beban-beban dalam periode yang sama. Laba bersih diperoleh bila pendapatan lebih besar dari pada beban. Rugi bersih terjadi jika beban lebih besar dari pendapatan.

Seperti diuraikan di atas bahwa pada persamaan akuntansi, terjadinya beban akan mengurangi modal pemilik. Karena sifatnya yang sama dengan penarikan oleh pemilik, maka beban ini harus diidentifikasi untuk mempermudah penyusunan Laporan Laba Rugi.

(4.b.1)Pembayaran beban secara tunai.

Jika suatu perusahaan membayar tunai untuk suatu beban, maka dua unsur terpengaruh, yaitu Aktiva dan Hak Pemilik. Kedua unsur ini berkurang. Transaksi ini mengurangi sisi kiri persamaan akuntansi karena Aktiva Kas menjadi berkurang. Sisi kanan persamaan akuntansi berkurang dengan jumlah yang sama. Oleh karena tidak ada Kewajiban yang dipengaruhi oleh transaksi ini, maka Hak Pemiliklah yang mesti berkurang.

TRANSAKSI ANALISIS

30 Januari:

Perusahaan membayar Beban Gaji sebesar Rp1,5 jt

1. Aktiva Kas berkurang Rp1,5 jt karena uang perusahaan berkurang sejumlah itu.

2. Hak Pemilik berkurang sejumlah Rp1,5 jt karena perusahaan telah membayar beban.

AKTIVA = KEWAJIBAN + HAK PEMILIK

Kas + Piutang + Perlengkapan + Peralatan = Hutang + Modal Tuan Ihsan 8,6 jt+ 10,4 jt + 19.8 jt + 32 jt = 5,8 jt + 65 jt

-1,5 jt = - 1,5 jt 7,1 jt+ 10,4 jt + 19,8 jt + 32 jt = 5,8jt + 63,5 jt


(11)

(4.b.2)Pengeluaran beban secara kredit.

Apabila suatu perusahaan berjanji untuk membayar suatu beban di masa datang, maka dua unsur dipengaruhi, yaitu Kewajiban dan Hak Pemilik. Kewajiban bertambah dan Hak Pemilik berkurang.

TRANSAKSI ANALISIS

31 Januari:

Perusahaan memperbaiki peralatan bengkelnya, yaitu sebuah generator kepada PT Agus dengan beban sebesar Rp0,5 jt dan masih terhutang (belum dibayar)

1. Hutang bertambah Rp0,5 jt

2. Hak Pemilik berkurang Rp0,5 jt karena perusahaan telah mengakui beban meski belum dibayar

AKTIVA = KEWAJIBAN + HAK PEMILIK

Kas + Piutang + Perlengkapan + Peralatan = Hutang + Modal Tuan Ihsan 7,1 jt+ 10,4 jt + 19.8 jt + 32 jt = 5,8 jt + 63,5 jt

= + 0,5 jt - 0,5 jt 7,1 jt+ 10,4 jt + 19,8 jt + 32 jt = 6,3 jt + 63 jt

69,3 jt = 69,3 jt

(4.b.3) Beban perlengkapan yang digunakan.

Perlengkapan berupa bahan dan suku cadang yang digunakan dalam rangka memberikan jasa perbaikan dan servis mempengaruhi dua unsur, yakni Aktiva dan Hak Pemilik. Keduanya menjadi berkurang.

TRANSAKSI ANALISIS

31 Januari:

Perlengkapan yang dipergunakan perusahaan selama bulan januari bernilai Rp200.000,00.

1. Aktiva Perlengkapan berkurang Rp200.000,00

2. Hak Pemilik berkurang

Rp200.000,00 karena perusahaan telah mengakui beban.

AKTIVA = KEWAJIBAN + HAK PEMILIK

Kas + Piutang + Perlengkapan + Peralatan = Hutang + Modal Tuan Ihsan 7,1 jt+ 10,4 jt + 19,8 jt + 32 jt = 6,3 jt + 63 jt

- 0,2 jt = - 0,2 jt 7,1 jt+ 10,4 jt + 19,6 jt + 32 jt 6,3 jt + 62,8 jt

69,1 jt 69,1 jt

Dalam persamaan-persamaan di atas, perusahaan dalam bulan Januari telah mengeluarkan beban sebesar Rp2,2 jt (yaitu Rp1,5 jt + Rp0,5 jt + Rp0,2 jt). Dalam periode yang sama, perusahaan telah memperoleh pendapatan sebesar Rp3 jt. Karena itu perusahaan memperoleh laba bersih sebesar Rp0,8 jt yaitu selisih antara Pendapatan dan Beban. Laba bersih itulah yang sebetulnya pada akhirnya akan ditambahkan pada modal pemilik.

Seluruh transaksi yang terjadi selama bulan Januari 2002 dan pengaruhnya terhadap persamaan dasar akuntansi dapat diikhtisarkan dalam tabel berikut ini:


(12)

(13)

2.4

LAPORAN KEUANGAN

Seperti telah dikemukakan dalam uraian terdahulu, laporan keuangan utama terdiri dari Laporan Laba Rugi, Laporan Perubahan Modal, Neraca dan Laporan Arus Kas.

Laporan Laba Rugi adalah laporan yang menyajikan hasil usaha perusahaan selama periode tertentu.

Laporan ini menyajikan Pendapatan dan Beban yang terjadi selama satu periode. Selisih antara Pendapatan dan Beban adalah Laba Bersih (Rugi Bersih). Laba Bersih atau Rugi Bersih ini kemudian akan ditambahkan (dikurangkan) dari modal pemilik pada laporan Perubahan Modal.

Laporan Perubahan Modal adalah laporan yang menyajikan perubahan modal pemilik selama periode tertantu. Laporan ini menyajikan saldo awal modal pemilik, penambahan pada modal pemilik (penambahan investasi dan laba bersih), pengurangan pada modal pemilik (penarikan investasi atau rugi bersih) dan saldo akhir modal pemilik.

Neraca adalah laporan yang menyajikan posisi Aktiva, Kewajiban dan Hak Pemilik pada tanggal tertentu. Berdasarkan ikhtisar hasil transaksi selama bulan Januari 2002 pada tabel di atas, kita sudah dapat menyusun Laporan Laba Rugi, Laporan Perubahan Modal dan Neraca.

Laporan-laporan tersebut dapat disusun sebagai berikut: BENGKEL MOBIL IHSAN

LAPORAN LABA RUGI UNTUK BULAN JANUARI 2002

(dalam rupiah)

Pendapatan

Penjualan Jasa 3.000.000,00

Beban

Beban Perbaikan 500.000,00

Beban Gaji 1.500.000,00

Beban Perlengkapan 200.000,00

Total Beban (2.200.000,00)

Laba bersih 800.000,00

BENGKEL MOBIL IHSAN LAPORAN PERUBAHAN MODAL

UNTUK BULAN JANUARI 2002

(dalam rupiah)

Modal Tuan Ihsan, 1 Januari 2002 56.000.000,00

+ Investasi tambahan 9.000.000,00

- Penarikan (3.000.000,00)

+ Laba Bersih 800.000,00

Modal Tuan Ihsan, 1 Januari 2002 62.800.000,00

Neraca Bengkel Mobil Ihsan per 31 Januari 2002 dapat disusun langsung dari data pada tabel di atas dan hasi1nya disajikan berikut ini:


(14)

BENGKEL MOBIL IHSAN NERACA

PER 31 JANUARI 2002

(dalam rupiah)

AKTIVA KEWAJIBAN + HAK PEMILIK

Kas 7.100.000,00 Hutang 6.300.000,00

Piutang 10.400.000,00

Perlengkapan 19.600.000,00

Peralatan 32.000.000,00 Modal Tuan Ihsan 62.800.000,00


(15)

BAB 3

PERKIRAAN SEBAGAI ALAT PENCATATAN

Transaksi perusahaan sebenarnya tidak dicatat dalam bentuk tabel persamaan akuntansi seperti yang telah diuraikan dalam bab terdahulu melainkan dalam suatu sistem pencatatan yang lebih teratur. Tabel persamaan akuntansi dalam bab yang lalu digunakan hanya untuk membantu pembaca melihat pengaruh transaksi-transaksi terhadap unsur-unsur persamaan akuntansi. Dalam bab ini akan dibahas penggunaan perkiraan sebagai tempat mencatat transaksi-transaksi perusahaan.

3.1

PERKIRAAN

Suatu catatan yang terpisah perlu diselenggarakan untuk tiap pos dalam persamaan akuntansi misalnya, suatu catatan terpisah perlu disediakan untuk aktiva Kas. Catatan ini menunjukkan seluruh penambahan dan pengurangan kas yang disebabkan oleh adanya transaksi-transaksi. Catatan serupa dapat diadakan untuk tiap pos Aktiva, Kewajiban, dan Hak Pemilik. Dasar dari sistem ini adalah perkiraan/rekening/akun.

Suatu perkiraan (akun) adalah suatu media untuk mencatat penambahan dan pengurangan dari tiap unsur Aktiva, Kewajiban, dan Hak Pemilik. Bentuk yang paling sederhana dari suatu perkiraan adalah perkiraan bentuk " T” yang mempunyai dua sisi: satu sisi untuk mencatat penambahan dan satu sisi untuk mencatat pengurangan. Sisi kiri selalu disebut sisi Debet, dan sisi kanan selalu disebut sisi Kredit. Di bagian tengah atas tiap perkiraan dicantumkan judul perkiraan, yang menyebut nama perkiraan dimaksud.

JUDUL PERKIRAAN

SISI DEBET (KIRI) SISI KREDIT (KANAN)

3.2

DEBET DAN KREDIT

Istilah “pendebetan dan pengkreditan” hendaknya tidak dikacaukan dengan “penambahan dan pengurangan”. Secara sederhana pendebetan berarti memasukkan suatu jumlah pada sisi kiri dari perkiraan (sisi debet). Pengkreditan berarti mencatat atau memasukkan suatu jumlah pada sisi kanan dari perkiraan (sisi kredit). Sebagaimana dapat diperhatikan, pendebetan ataupun pengkreditan bisa berarti penambahan atau pengurangan tergantung pada jenis perkiraannya.

Aturan pendebetan dan pengkreditan

Beberapa perkiraan akan bertambah bila didebet dan berkurang bila dikredit. Sedangkan perkiraan– perkiraan lainnya sebaliknya. Alasan mengapa suatu perkiraan akan bertambah bila didebet dan akan berkurang bila dikredit didasarkan pada persamaan akuntansi:


(16)

Perlu diperhatikan bahwa Aktiva nampak di sisi kiri dari persamaan itu sedangkan Kewajiban dan Hak Pemilik ada di sisi kanan. Kini kita dapat menerapkan tiga aturan dasar untuk pendebetan dan pengkreditan. Aturan-aturan tersebut adalah sebagai berikut:

Perkiraan-perkiraan Aktiva

Aktiva nampak di sisi kiri persamaan akuntansi atau di sisi kiri dari Neraca. Jadi saldo perkiraan Aktiva selalu berada di sisi kiri (sisi debet). Perkiraan Aktiva bertambah bila didebet dan berkurang bila dikredit.

Perkiraan-perkiraan Kewajiban

Kewajiban nampak di sisi kanan persamaan akuntansi atau sisi kanan dari Neraca. Jadi saldo perkiraan Kewajiban selalu berada pada sisi kanan atau sisi kredit. Oleh karena itu, perkiraan Kewajiban akan bertambah bila di kredit dan berkurang bila didebet.

Perkiraan-perkiraan Hak Pemilik

Hak Pemilik nampak di sisi Kanan persamaan akuntansi atau di sisi kanan Neraca. Jadi saldo perkiraan Hak Pemilik selalu berada pada sisi kanan atau sisi kredit. Oleh karenanya, suatu pekiraan Hak Pemilik akan bertambah bila dikredit dan berkurang bila di debet.

NERACA

AKTIVA KEWAJIBAN

Bertambah pd sisi debet

Berkurang pd sisi kredit

Berkurang pd sisi debet

Bertambah pd sisi kredit

HAK PEMILIK Berkurang

pd sisi debet

Bertambah pd sisi kredit

3.3

PEMBUKAAN PERKIRAAN

Untuk tiap pos dari unsur Aktiva, Kewajiban dan Hak Pemilik perlu disediakan satu perkiraan tersendiri. Perkiraan–perkiraan tersebut ini dibuka untuk Bengkel Mobil Ihsan. Seluruh data diambil dari Neraca yang disusun per 31 Desember 2001.

AKTIVA = KEWAJIBAN + HAK PEMILIK

Kas+ piutang+ Perlengkapan+ Peralatan = Hutang + Modal Tuan Ihsan 6 jt + 10 jt + 18 jt + 30 jt = 8 jt + 56 jt


(17)

Neraca per 31 Desember 2001 dapat dilihat sebagai berikut:

AKTIVA KEWAJIBAN DAN HAK PEMILIK

Kas 6.000.000,00 Hutang 8.000.000,00

Piutang 10.000.000,00 Hak Pemilik:

Perlengkapan 18.000.000,00 Modal Tuan Ihsan 56.000.000,00

Peralatan 30.000.000,00

64.000.000,00 64.000.000,00

Kumpulan dari perkiraan-perkiraan yang lengkap seperti contoh di atas disebut Buku Besar. Saldo-saldo perkiraan buku besar, nampak pada sisi yang sama dengan yang ditunjukkan dalam persamaan akuntansi dan Neraca.

Total Debet = Total Kredit Rp64 Jt = Rp64 Jt

Keseimbangan persamaan akuntansi tetap dipertahankan dalam buku besar.

3.4

MENCATAT PERUBAHAN-PERUBAHAN DALAM PERKIRAAN AKTIVA DAN KEWAJIBAN

Seluruh transaksi perusahaan harus dicatat dalam perkiraran-perkiraan buku besar, karena perkiraan-perkiraan dapat menunjukkan seluruh penambahan dan pengurangan yang terjadi karena adanya transaksi-transaksi. Perkiraan Kas misalnya, digunakan untuk mencatat uang kas perusahaan yang tersedia. Seluruh transaksi yang merubah jumlah uang yang ada harus dicatat dalam perkiraan ini sehingga akan selalu memberikan data yang mutakhir. Oleh karena itu, setiap penerimaan dan pengeluaran kas harus dicatat dalam perkiraan Kas.

Transaksi perusahaan

Suatu transaksi terjadi pada waktu perusahaan menggunakan atau menukar sesuatu yang bernilai uang. Akuntansi digunakan untuk mencatat pengaruh transaksi-transaksi yang didasarkan pada tiga prinsip pokok.

(1) Tiap transaksi paling sedikit mempunyai dua pengaruh dalam persamaan akuntansi. Umpamanya, Bengkel Mobil Ihsan pada tanggal 1 Januari 2002 membeli peralatan bengkel secara tunai seharga Rp2 jt. Uang Kas ditukar dengan peralatan bengkel. Jadi Aktiva Kas berkurang dan Aktiva Peralatan bengkel bertambah.

TRANSAKSI ANALISIS

1 Januari:

Bengkel Mobil Ihsan membeli tambahan peralatan bengkel dari PT Nasional secara tunai seharga Rp2 jt

1. Aktiva Peralatan Bengkel bertambah Rp2 jt

2. Aktiva Kas berkurang sejumlah Rp2 jt

(2) Pengaruh dari tiap transaksi harus dinyatakan dalam satuan uang. Apabila suatu Aktiva dibeli, maka jumlah uangnya adalah harga yang disetujui antara pembeli dan penjual. Dalam transaksi di atas, harga yang disetujui untuk peralatan bengkel adalah Rp2 jt. Jadi Bengkel Mobil Ihsan mencatat Peralatan Bengkel itu dengan harga Rp2 jt dan PT Nasional juga mencatat Penjualan sebesar Rp2 jt.

(3) Persamaan akuntansi harus tetap seimbang setelah tiap transaksi dicatat. Untuk menjaga keseimbangan ini, maka tiap transaksi akan mempunyai pengaruh atau efek ganda. Dalam transaksi di atas, Peralatan Bengkel bertambah dan Kas berkurang. Efek ganda dari tiap transaksi


(18)

merupakan dasar dari akuntansi sistem berpasangan atau sistem pencatatan ganda. Teori ini pertama kali dipublikasikan oleh Lucas Pacioli pada tahun 1494, yang dapat dinyatakan sebagai berikut:

Tiap transaksi mempengaruhi dua atau lebih perkiraan dan ini dicatat sebagai total debet akan selalu sama dengan total kredit untuk transaksi tersebut.

Tiga aturan yang perlu diikuti dalam menerapkan teori pencatatan ganda untuk menganalisis seluruh transaksi adalah:

tiap transaksi mempengaruhi paling sedikit dua perkiraan.

jika hanya dua perkiraan yang dipengaruhi oleh suatu transaksi, maka pendebetan dalam perkiraan yang satu harus sama dengan pengkreditan diperkiraan yang lain.

Jika lebih dari dua perkiraan yang dipengaruhi oleh sutu transaksi, maka jumlah debet harus sama dengan jumlah kredit.

3.5

PENERAPAN ATURAN PENDEBETAN DAN PENGKREDITAN

3.5.1 PENERAPAN DALAM PERKIRAAN AKTIVA

Kita sekarang akan memasukkan transaksi-transaksi yang terjadi pada bulan Januari 2002 dari perusahaan Bengkel Mobil Ihsan dalam perkiraan bentuk “T” yang telah dibuka. Saldo-saldo awal diambil dari Neraca per 31 Desember 2001. Transaksi yang terlihat di sini melibatkan perubahan-perubahan dalam Aktiva dan Kewajiban.

Tiap transaksi akan dianalisis untuk menunjukan:

Aktiva, Kewajiban dan hak pemillik mana yang bertambah atau berkurang karena pengaruh transaksi.

aturan pendebetan dan pengkreditan mana yang diterapkan untuk mencatat penambahan atau pengurangan.

pencatatan apa yang harus dilakukan.

Transaksi-transaksi berikut mengilustrasikan penerapan aturan-aturan penambahan dan pengurangan pada perkiraan-perkiraan Aktiva

2 Januari:

Bengkel Mobil Ihsan membeli tambahan Peralatan Bengkel secara tunai dengan harga Rp2 jt. APA YANG TERJADI ATURAN AKUNTANSI PENCATATAN Aktiva Peralatan bertambah Rp2 jt Penambahan Aktiva

DIDEBET

DEBET:

Perkiraan Peralatan Rp2 jt Aktiva Kas berkurang Rp2 jt Pengurangan Aktiva

DIKREDIT

KREDIT: Perkiraan Kas Rp2 jt

KAS PERALATAN

2002

1 Jan 6 jt

2002

2 Jan 2 jt

2002

1 Jan 30 jt 2002

2 Jan 2 jt


(19)

3 Januari:

Bengkel Mobil Ihsan menerima Rp1 jt dari Toko Maju untuk pelunasan piutang.

APA YANG TERJADI ATURAN AKUNTANSI PENCATATAN

Aktiva Kas bertambah Rp1 jt Penambahan Aktiva DIDEBET

DEBET: Perkiraan Kas Rp1 jt Aktiva Piutang berkurang Rp1 jt Pengurangan Aktiva

DIKREDIT

KREDIT:

Perkiraan Piutang Rp1 jt

KAS PIUTANG TOKO MAJU

2002

1 Jan 6 jt

2002

2 Jan 2 jt

2002

1 Jan 10 jt 2002

3 Jan 1 jt

3 Jan 1 jt

3.5.2 PENERAPAN DALAM PERKIRAAN–PERKIRAAN KEWAJIBAN

Transaksi-transaksi berikut mengilustrasikan aturan-aturan penambahan dan pengurangan untuk perkiraan-perkiraan Kewajiban.

4 Januari:

Bengkel Mobil Ihsan membeli tambahan Perlengkapan secara kredit dari PT Berkah seharga Rp2 jt.

APA YANG TERJADI ATURAN AKUNTANSI PENCATATAN

Aktiva Perlengkapan bertambah Rp2 jt

Penambahan Aktiva DIDEBET

DEBET:

Perkiraan Perlengkapan Rp2 jt Hutang (PT Berkah)

bertambah Rp2 jt

Penambahan Kewajiban DIKREDIT

KREDIT:

Perkiraan Hutang (PT Berkah) Rp2 jt

PERLENGKAPAN HUTANG (PT BERKAH)

2002

1 Jan 18 jt

2002 2002 2002

1 Jan 8 jt

4 Jan 2 jt 4 Jan 2 jt

5 Januari:

Bengkel Mobil Ihsan mengembalikan Perlengkapan yang dibelinya dari PT Berkah secara kredit seharga Rp200.000,00.

APA YANG TERJADI ATURAN AKUNTANSI PENCATATAN

Aktiva Perlengkapan berkurang Rp200.000,00 Pengurangan Aktiva DIKREDIT KREDIT: Perkiraan Perlengkapan Rp200.000,00 Hutang kepada PT Berkah

berkurang Rp200.000,00

Pengurangan Kewajiban DIDEBET

DEBET:

Perkiraan Hutang (PT Berkah) Rp200.000,00

PERLENGKAPAN HUTANG (PT BERKAH)

2002

1 Jan 18 jt 2002

5 Jan 0,2 jt

2002

5 Jan 0,2 jt

2002

1 Jan 8 jt

4 Jan 2 jt 4 Jan 2 jt


(20)

6 Januari:

Bengkel Mobil Ihsan membayar hutangnya kepada PT Berkah sebesar Rp4 jt.

APA YANG TERJADI ATURAN AKUNTANSI PENCATATAN

Hutang kepada PT Berkah berkurang Rp4 jt

Pengurangan Kewajiban DIDEBET

DEBET:

Perkiraan Hutang (PT Berkah) Rp4 jt Aktiva Kas

berkurang Rp4 jt

Pengurangan Aktiva DIKREDIT

KREDIT: Perkiraan Kas Rp4 jt

KAS HUTANG (PT BERKAH)

2002

1 Jan 6 jt

2002

2 Jan 2 jt

2002

5 Jan 0,2 jt

2002

1 Jan 8 jt

3 Jan 1 jt 6 Jan 4 jt 6 Jan 4 jt 4 Jan 2 jt

3.5.3 PENERAPAN DALAM PEKIRAAN HAK PEMILIK

Ada tiga jenis perkiraan yang digunakan untuk mencatat perubahan dalam perkiraan Hak Pemilik, yaitu: (3.1) perkiraan modal, yang digunakan untuk mencatat penambahan atau pengurangan investasi

pemilik.

(3.2) perkiraan pendapatan yang digunakan jika perusahaan memperoleh pendapatan. (3.3) perkiraan beban yang digunakan untuk beban–beban yang dikeluarkan perusahaan. (3.1) Perubahan dalam perkiraan modal

Perkiraan modal menunjukkan investasi pemilik dalam perusahaan. Saldo perkiraan ini bertambah jika pemilik melakukan tambahan investasi dan berkurang jika pemilik mengurangi investasinya. Modal Tuan Ihsan per 31 Desember 2001 adalah Rp56 Jt. Selama bulan Januari 2002 transaksi-transaksi berikut telah menyebabkan perubahan dalam perkiraan modal.

14 Januari:

Tuan Ihsan menambah investasinya dalam perusahaan sebesar Rp9 jt.

APA YANG TERJADI ATURAN AKUNTANSI PENCATATAN

Aktiva Kas bertambah Rp9 jt

Penambahan Aktiva DIDEBET

DEBET: Perkiraan Kas Rp9 jt Modal Tuan Ihsan

bertambah Rp9 jt

Penambahan Hak Pemilik DIKREDIT

KREDIT:

Perkiraan Modal Tn Ihsan Rp9 jt

KAS MODAL TUAN IHSAN

2002

1 Jan 6 jt

2002

2 Jan 2 jt

2002 2002

1 Jan 56 jt

3 Jan 1 jt 6 Jan 4 jt 14 Jan 9 jt

14 Jan 9 jt

21 Januari:

Tuan Ihsan menarik kembali investasinya sebesar Rp3 jt dari perusahaan.

APA YANG TERJADI ATURAN AKUNTANSI PENCATATAN

Aktiva Kas berkurang Rp3 jt

Pengurangan Aktiva DIKREDIT

KREDIT: Perkiraan Kas Rp3 jt Modal Tuan Ihsan Pengurangan Hak Pemilik DEBET:


(21)

KAS MODAL TUAN IHSAN 2002

1 Jan 6 jt

2002

2 Jan 2 jt

2002

21Jan 3 jt

2002

1 Jan 56 jt

3 Jan 1 jt 6 Jan 4 jt 14 Jan 9 jt

14 Jan 9 jt 21 Jan 3 jt

(3.2) Perubahan dalam perkiraan pendapatan

Hak Pemilik bertambah jika pemilik melakukan penambahan investasi. Hak Pemilik juga bertambah pada waktu pendapatan diperoleh. Kebanyakan perusahaan memperoleh pendapatannya dari penjualan barang-barang atau jasa-jasa. Jumlah penjualan dicatat dalam suatu perkiraan pendapatan yang disebut perkiraan " Penjualan ".

Oleh karena pendapatan menambah Hak Pemilik, maka hal ini dicatat dengan mengkredit perkiraan Penjualan. Selama bulan Januari 2002 Bengkel Mobil Ihsan melakukan penjualan jasa baik secara tunai maupun secara Kredit. Penambahan Hak Pemilik ini diilustrasikan pada halaman berikut.

Dalam transaksi yang kedua, penjurnalan dilakukan kepada dua pelanggan yang berbeda. Sebagai akibatnya, dua perkiraan Piutang dipengaruhi. Meskipun transaksi ini melibatkan dua debet dan satu kredit, namun total debet harus sama dengan total kredit.

28 Januari:

Bengkel Mobil Ihsan menerima Rp1,6 jt tunai sebagai pendapatan dari penjualan jasa perbaikan dan servis.

APA YANG TERJADI ATURAN AKUNTANSI PENCATATAN

Aktiva Kas bertambah Rp1,6 jt

Penambahan Aktiva DIDEBET

DEBET: Perkiraan Kas Rp1,6 jt Penghasilan menambah Hak

Pemilik dengan Rp1,6 jt

Penambahan Hak Pemilik DIKREDIT

KREDIT:

Perkiraan Penjualan Rp1,6 jt

KAS PENJUALAN

2002

1 Jan 6 jt

2002

2 Jan 2 jt

2002 2002

1 Jan 0 jt

3 Jan 1 jt 6 Jan 4 jt 28 Jan 1,6 jt

14 Jan 9 jt 21 Jan 3 jt

28 Jan 1,6 jt

29 Januari:

Bengkel Mobil Ihsan menjual jasanya secara kredit kepada Toko Maju Rp1,4 jt.

APA YANG TERJADI ATURAN AKUNTANSI PENCATATAN

Aktiva Piutang (Toko Maju) bertambah Rp1,4 jt

Penambahan Aktiva DIDEBET

DEBET:

Perkiraan Piutang (Toko Maju) Rp1,4 jt Pendapatan

bertambah Rp1,4 jt

Penambahan Pendapatan DIKREDIT

KREDIT:

Perkiraan Penjualan Rp1,4 jt

PIUTANG TOKO MAJU PENJUALAN

2002

1 Jan 10 jt

2002

3 Jan 1 jt

2002 2002

1 Jan 0 jt

29 Jan 1,4 jt 28 Jan 1,6 jt


(22)

(3.3) Perubahan dalam perkiraan beban

Hak Pemilik berkurang jika pemilik mempergunakan Aktiva perusahaan untuk keperluan pribadinya. Hak Pemilik juga berkurang jika beban-beban dikeluarkan untuk keperluan kegiatan perusahaan.

Biasanya suatu perusahaan harus mengeluarkan berbagai macam beban, seperti sewa, gaji. perlengkapan dan sebagainya. Oleh Karena beban akan mengurangi Hak Pemilik, maka hal ini dicatat sebagai pendebetan perkiraan beban.

30 Januari:

Bengkel Mobil Ihsan membayar Beban Gaji sebesar Rp1,5 jt.

APA YANG TERJADI ATURAN AKUNTANSI PENCATATAN

Beban Gaji bertambah Rp1,5 jt

Penambahan Beban Gaji DIDEBET

DEBET:

Perkiraan Beban Gaji Rp1,5 jt Aktiva Kas

berkurang Rp1,5 jt

Pengurangan Aktiva DIKREDIT

KREDIT: Perkiraan Kas Rp1,5 jt

KAS BEBAN GAJI

2002

1 Jan 6 jt

2002

2 Jan 2 jt

2002

1 Jan 0 jt

2002 3 Jan 1 jt 6 Jan 4 jt 30 Jan 1,5 jt

14 Jan 9 jt 21 Jan 3 jt 28 Jan 1,6 jt 30 Jan 1,5 jt 31 Januari:

Bengkel Mobil Ihsan memperbaiki peralatan bengkelnya kepada PT Agus yang akan dibayar dalam 30 hari dengan biaya Rp500.000,00.

APA YANG TERJADI ATURAN AKUNTANSI PENCATATAN

Beban Reparasi bertambah Rp0,5 jt

Penambahan Beban DIDEBET

DEBET:

Perkiraan Beban Reparasi Rp0,5 jt Hutang

Bertambah Rp0,5 jt

Penambahan Kewajiban DIKREDIT

KREDIT:

Perkiraan Hutang PT Agus Rp0,5 jt

HUTANG (PT AGUS) BEBAN REPARASI

2002 2002

1 Jan 0 jt

2002

1 Jan 0 jt

2002

31 Januari:

Perlengkapan yang digunakan perusahaan selama bulan Januari 2002 bemilai Rp200.000,00.

APA YANG TERJADI ATURAN AKUNTANSI PENCATATAN

Beban Perlengkapan bertambah Rp0,2 jt

Penambahan Beban DIDEBET

DEBET:

Perkiraan Beban Perlengkapan Rp0,2 jt Aktiva Perlengkapan

berkurang Rp0,2 jt

Penambahan Kewajiban DIKREDIT

KREDIT:

Perkiraan Perlengkapan Rp0,2 jt

PERLENGKAPAN BEBAN PERLENGKAPAN

2002

1 Jan 18 jt

2002

4 Jan 0,2 jt

2002

1 Jan 0 jt


(23)

BAB 4

SIKLUS AKUNTANSI PERUSAHAAN JASA

4.1

PENCATATAN DALAM BUKTI TRANSAKSI

Dalam menyelenggarakan pekerjaan akuntansi, kita perlu mengikuti prosedur-prosedur tertentu. Urutan prosedur–prosedur itu disebut siklus atau daur akuntansi. Dalam buku sebelumnya anda telah mempelajari bagaimana menganalisis transaksi dan bagaimana membukukan transaksi-transaksi dalam perkiraan-perkiraan. Prosedur tersebut dijelaskan dengan cara demikian untuk membantu anda dalam mempelajari dasar-dasar akuntansi. Akan tetapi, dalam praktek, perusahaan-perusahaan memerlukan lebih banyak informasi dari pada yang diberikan oleh prosedur sederhana yang dikemukakan sebelumnya.

Dalam buku ini anda akan melihat tahap-tahap siklus akuntansi tersebut. Tahap pertama dalam siklus akuntansi adalah mencatat data mengenai tiap transaksi dalam suatu dokumen atau formulir yang disebut bukti transaksi. Dengan demikian sutu catatan terpisah disediakan untuk tiap transaksi, proses akuntansi sebenarya diawali pada saat sutu transaksi pertama kali dicatat dalam suatu bukti atau dokumen. Contoh dari bukti transaksi adalah faktur penjualan yang memuat data tentang penjualan kredit. Contoh lainnya adalah catatan waktu yang menunjukkan jumlah jam kerja seorang karyawan. Dokumen yang digunakan untuk mencatat data pertama kali sering disebut sebagai dokumen sumber karena dokumen ini mengandung seluruh fakta mengenai suatu transaksi tententu.

Pada umumnya bukti-bukti transaksi itu terdiri dari formulir–formulir tercetak walaupun dalam sistem pengolahan data lainnya bisa berbentuk kartu-kartu, pita rekaman dan sebagainya.

4.2

POSISI KEUANGAN DAN PERSAMAAN AKUNTANSI

Dalam pembahasan sebelumnya kita jumpai bahwa pencatatan debet dan kredit untuk tiap transaksi dilakukan secara langsung dalam perkiraan-perkiraan buku besar. Hal ini akan mudah dilakukan bila transaksi-transaksi yang terjadi jumlahnya sedikit.

Memasukkan transaksi secara langsung ke dalam perkiraan adalah tidak praktis jika transaksi yang terlibat cukup banyak. Beberapa alasan yang dapat dikemukakan adalah:

1. Sulit untuk menemukan suatu transaksi tertentu karena catatan transaksi itu hanya nampak dalam bentuk pencatatan debet dalam suatu perkiraan dan pencatatan kredit perkiraan yang lain.

2. Sulit untuk membandingkan volume transaksi dari hari ke hari karena tidak ada catatan harian transaksi yang diselenggarakan.

3. Sulit untuk menemukan suatu kesalahan karena debet dan kredit untuk tiap transaksi tidak nampak bersamaan.

Kesulitan-kesulitan ini dapat dihilangkan dengan jalan mencatat transaksi–transaksi dari bukti transaksi ke dalam suatu catatan yang disebut jurnal atau buku harian, sebelum catatan itu dipindahkan ke perkiraan-perkiraan. Suatu jurnal adalah suatu catatan harian mengenai angka-angka dan fakta-fakta dari setiap transaksi. Oleh karena transaksi-transaksi dicatat dalam jurnal secara kronologis (yaitu,


(24)

menurut tanggal terjadinya transaksi), maka hal ini akan sangat memudahkan dalam menelusuri suatu transaksi.

Dengan demikian, penjurnalan merupakan tahap kedua dalam siklus akuntansi. Proses penjurnalan tidak mengubah aturan-aturan akuntansi tentang pendebetan dan pengkreditan. Perbedaan antara prosedur ini dengan prosedur yang diuraikan sebelumnya hanyalah bahwa suatu transaksi dicatat dalam jurnal sebelum dicatat dalam perkiraan-perkiraan.

4.3

PROSEDUR PENJURNALAN

Sebelum data dari suatu bukti transaksi dicatat dalam jurnal, kita lebih dulu harus memperhatikan bagaimana transaksi tersebut mempengaruhi berbagai perkiraan aktiva, kewajiban dan hak pemilik. Analisis ini menentukan ayat-ayat jurnal yang harus dibuat.

Suatu ayat jurnal memuat data sebagai berikut: 1. Tanggal.

2. Judul-judul perkiraan.

3. Jumlah-jumlah debet dan kredit.

4. Suatu penjelasan singkat, bila diperlukan.

Pedoman dasar yang harus diikuti dalam membuat suatu jurnal adalah sebagai berikut: Tanggal

Pada waktu memulai suatu halaman jurnal, tuliskan tahun buku pada halaman kiri dari kolom tanggal. Pada baris berikutnya tulis singkatan dari nama bulan. kemudian cantumkan tanggal dibagian kanan dari kolom tanggal. Selanjutnya tanggal-tanggal dari taransaksi-transaksi berikutnya supaya dicatat secara kronologis. Namun, kita tidak perlu mengulangi menulis nama bulan dan tahun kecuali pada bagian atas halaman baru atau pada waktu terjadi perubahan baik bulan ataupun tahun.

Contoh:

TANGGAL TANGGAL

2001

Des 10

15 31

Tahun dan bulan dicatat pada bagian

atas dari suatu halaman.

2002

Jan 1

5 15

Tahun dan bulan ditulis Pada waktu tahun

berubah Ayat Debet

Catat nama perkiraan yang harus didebet dalam kolom berikutnya pada baris yang sama dengan tanggal. Kemudian masukkan jumlah uang pada kolom debet.

Ayat Kredit

Pada baris berikutnya, agak ke dalam, catat nama perkiraan yang harus dikredit. Kemudian masukkan jumlah uang pada kolom kredit.

Penjelasan

Pada baris berikutnya, di bawah ayat kredit, agak lebih ke dalam, catat penjelasan mengenai transaksi. Oleh karena nama-nama perkiraan biasanya menyatakan alasan bagi tiap masukan, maka sering kali suatu penjelasan dianggap tidak diperlukan. Suatu penjelasan digunakan bila ada transaksi yang tidak lazim atau rumit. Apabila suatu penjelasan disertakan, maka haruslah singkat dan jelas.


(25)

Penunjuk Pembukuan

Kolom penunjuk pembukuan (PB) atau posting reference tidak digunakan pada saat penjurnalan kolom ini digunakan dalam prosedur pembukuan dan akan dijelaskan dalam bagian berikutnya.

Ilustrasi berikut menunjukan bagaimana bagian pembukuan dari bengkel Ihsan mencatat transaksi tanggal 1 Januari 2002. dalam transaksi ini, bengkel Mobil Ihsan membeli peralatan bengkel, yaitu sebuah kompresor seharga Rp2 jt secara tunai.

JURNAL

HALAMAN 1 TGL NAMA PERKIRAAN & PENJELASAN No

PB DEBET KREDIT

2002

Jan 2 Peralatan bengkel 2.000.000,00

Kas 2.000.000,00

* pembelian kompresor

Ilustrasi berikut menunjukan bagaimana transaksi-transaksi dicatat dalam jurnal oleh Bengkel Mobil Ihsan.

JURNAL

Halaman 1 TGL NAMA PERKIRAAN & PENJELASAN No

PB DEBET KREDIT

2002 Jan

2 Peralatan Bengkel 2.000.000,00

Kas 2.000.000,00

* pembelian kompresor

3 Kas 1.000.000,00

Piutang Toko Maju 1.000.000,00

*penerimaan piutang

4 Perlengkapan 2.000.000,00

Hutang PT Berkah 2.000.000,00

* pembelian 100 lt oli

Dipindahkan 69.000.000,00 69.000.000,00

JURNAL

Halaman 2 TGL NAMA PERKIRAAN & PENJELASAN No

PB DEBET KREDIT

2002 Pindahan 69.000.000,00 69.000.000,00

Jan

4 Hutang PT Berkah 200.000,00

Perlengkapan 200.000,00

* pengembalian pesanan oli


(26)

TGL NAMA PERKIRAAN & PENJELASAN No

PB DEBET KREDIT

5 Hutang PT Berkah 4.000.000,00

Kas 4.000.000,00

* pembayaran hutang

14 Kas 9.000.000,00

Modal Tuan Ihsan 9.000.000,00

* penambahan investasi

21 Modal Tuan Ihsan 3.000.000,00

Kas 3.000.000,00

* penarikan kas

28 Kas 1.600.000,00

Penjualan 1.600.000,00

*penjualan tunai bulan ini

29 Piutang Toko Maju 1.400.000,00

Penjualan 1.400.000,00

*penjualan kredit bulan ini

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dari ilustrasi di atas. Pertama, tiap halaman jurnal diberi nomer secara berurutan. Ayat pembukuan, yang dicatat pada waktu kegiatan perusahaan dimulai, disajikan di bagian atas dari halaman 1 jurnal. Transaksi-transaksi berikutnya selama bulan Januari 2002 dicatat secara kronologis pada halaman 1 sehingga tidak memungkinkan lagi untuk mencatat secara lengkap ayat jurnal berikutnya pada halaman tersebut. Misalnya pada bagian bawah dari halaman 2 masih terdapat dua baris yang kosong, sedangkan ayat jurnal berikutnya membutuhkan 3 baris. Dalam hal ini pencatatan dilakukan di halaman 3.

Tahun dan bulan diulangi atau dicatat kembali pada bagian atas dari kolom tanggal pada halaman 3. Ayat jurnal lengkap berikutnya dicatat secara kronologis.

Sambungan Halaman 3

TGL NAMA PERKIRAAN & PENJELASAN No

PB DEBET KREDIT

2002 Pindahan 89.200.000,00 89.200.000,00

Jan

30 Beban Gaji 1.500.000,00

Kas 1.500.000,00

* Pembayaran beban gaji

31 Beban Reparasi 500.000,00

Hutang (PT Agus) 500.000,00

* Reparasi generator

31 Beban Perlengkapan 200.000,00

Perlengkapan 200.000,00


(27)

4.4

PEMBUKUAN KE DALAM BUKU BESAR

Jurnal memberikan sutu catatan yang lengkap mengenai transaksi-transaksi harian dari suatu perusahaan. Namun catatan ini tidak menunjukkan seluruh perubahan untuk suatu perkiraan tertentu dalam satu tempat. Misalnya, untuk mengetahui berapa banyak seorang pelanggan berhutang kepada suatu perusahaan, bagian pembukuan terpaksa harus mengecek seluruh ayat jurnal untuk dapat menentukan total hutang dari pelanggan yang bersangkutan. Untuk mengatasi hal ini, transaksi-transaksi yang telah dijurnal dipindahkan ke perkiraan buku besar. Jadi, seluruh perubahan yang terjadi pada suatu perkiraan dihimpun dalam satu tempat, yakni dalam perkiraan buku besar. Hal ini akan memudahkan untuk menentukan saldo mutakhir dari suatu perkiraan.

4.4.1 PERKIRAAN-PERKIRAAN BUKU BESAR

Proses pembukuan data dari suatu jurnal ke dalam perkiraan-perkiraan buku besar disebut pembukuan ke dalam buku besar (posting). Tiap jumlah yang tertera dalam kolom debet dari jurnal dibukukan ke sisi debet perkiraan dalam buku besar, dan setiap jumlah yang tertera dalam kolom kredit dari jurnal tersebut dibukukan ke sisi kredit perkiraan dalam buku besar. Proses pembukuan dalam buku besar tersebut merupakan langkah ketiga dalam siklus akuntansi.

Perkiraan-perkiraan yang digunakan untuk menunjukan penambahan dan pengurangan bagi tiap pos aktiva, kewajiban dan hak pemilik disebut perkiraan buku besar. Bentuk perkiraan buku besar yang sederhana adalah bentuk huruf “T”. Bentuk ini mempunyai dua sisi. Sisi kiri digunakan untuk mencatat pos-pos debet sedangkan sisi kanan digunakan untuk mencatat pos-pos kredit, contoh:

Nama Perkiraan

Sisi Debet Sisi Kredit

Bentuk T tampak sebagai berikut:

Nama Perkiraan

Tgl. Uraian No

PB Debet Tgl Uraian

No

PB Kredit

Tiap sisi dari perkiraan dibagi dalam kolom-kolom sebagai berikut: Kolom tanggal : diisi dengan tanggal terjadinya transaksi.

Kolom uraian : diisi dengan penjelasan mengenai transaksi jika diperlukan.

Kolom no PB : diisi dengan nomer halaman jurnal dimana transaksi bersangkutan dicatat. Kolom jumlah : diisi dengan jumlah tiap pos debet dan pos kredit dari transaksi yang

bersangkutan.

Nama dan nomer perkiraan ditempatkan di bagian atas perkiraan, di mana nama perkiraan diletakkan di tengah-tengah dan nomer perkiraan di ujung kanannya. Pemberian nomer-nomer perkiraan disesuaikan dengan letak susunan perkiraan tersebut dalam laporan keuangan.

Suatu bagan perkiraan adalah suatu daftar yang memuat seluruh nama dan nomer perkiraan yang digunakan oleh suatu perusahaan.

Contoh rancangan cara penomeran yang menggunakan tiga angka:

Perkiraan-perkiraan Aktiva 101 hingga 199 Perkiraan-perkiraan Kewajiban 201 hingga 299 Perkiraan-perkiraan Hak Pemilik 301 hingga 399 Perkiraan-perkiraan Pendapatan 401 hingga 499 Perkiraan-perkiraan Biaya (Beban) 501 hingga 599


(28)

Angka pertama dalam suatu nomer perkiraan menunjukan kolom-kolom tempat perkiraan itu berada. Misalnya, nomer-nomer perkiraan yang dimulai dengan angka 1 menunjukan perkiraan Aktiva. Sedangkan yang dimulai dengan angka 2 menunjukan perkiraan Kewajiban. Dua angka berikutnya menunjukan urutan perkiraan tersebut dalam kelompoknya. Nomer-nomer perkiraan memberikan suatu cara penomeran yang memudahkan untuk suatu perkiraan dengan cepat.

AKTIVA KEWAJIBAN DAN HAK PEMILIK

101 Kas 201 Hutang PT Berkah

102 Piutang Toko Maju 202 Hutang PT Agus

111 Perlengkapan

112 Peralatan Bengkel 301 Modal Tuan Ihsan

PENDAPATAN BIAYA

401 Penjualan 501 Beban Gaji

502 Beban Reparasi

503 Beban Perlengkapan

4.4.2 PROSEDUR PEMBUKUAN DALAM BUKU BESAR

Prosedur pembukuan dari jurnal ke perkiraan-perkiraan buku besar dapat diilustrasikan dengan pembukuan yang dilakukan Bengkel Mobil Ihsan atas ayat jurnal per 1 Januari 2002 di halaman berikut:

JURNAL

Halaman: 1

TGL NAMA PERKIRAAN & PENJELASAN

NO

PB DEBET KREDIT

2002

Jan 1 Kas 101 6.000.000,00

Piutang (Toko Maju) 102 10.000.000,00

Perlengkapan 103 18.000.000,00

Peralatan Bengkel 112 30.000.000,00

Hutang (PT Berkah) 201 8.000.000,00

Modal Tuan Ihsan 301 56.000.000,00

*ayat pembukaan

Kas No. Perk. 101

TGL Uraian No

PB Debet Tgl Uraian

No

PB Kredit 2002

Jan 1 Ayat pembukaan J-1 6.000.000,00

5 1

6 4

3 2


(29)

Langkah-langkah yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut: 1. Cari perkiraan buku besar untuk debet pertama ayat jurnal.

2. Catat tanggalnya pada kolom tanggal pada sisi debet perkiraan tersebut. Tanggal adalah tanggal transaksi, bukan tanggal pembukuan ke dalam buku besar. Jangan diulangi nama bulan atau tahun kembali pada waktu terjadi perubahan atau pada saat perkiraan dilanjutkan ke halaman berikutnya. 3. Cantumkan suatu penjelasan jika diperlukan untuk menjelaskan pembukuan tersebut. Dalam

contoh, perkataan “ayat pembukaan” ditulis sebagai penjelasan untuk menunjukan bahwa pos tersebut merupakan saldo pembukaan dan bukan merupakan perubahan yang disebabkan oleh suatu transaksi.

4. Masukkan dalam kolom nomer penunjuk pembukuan (PB) huruf “J” (untuk jurnal) dan nomer halaman jurnal darimana pembukuan didalam perkiraan buku besar dilakukan.

5. Catat jumlah debet dalam kolom debet dan jumlah kredit dalam kolom kredit.

6. Masukkan dalam kolom No. PB dari jurnal, nomer perkiraan buku besar ke perkiraan mana ayat jurnal telah dibukukan.

7. Cari perkiraan buku besar untuk ayat jurnal berikutnya. Jika ayat jurnal berikutnya juga debet, ulangi langkah-langkah yang sama (langkah 2 s/d 6). Jika ayat berikutnya kredit, terapkan langkah-langkah tersebut pada sisi kredit perkiraan.

Dalam berbagai literatur, Buku Besar bentuk T jarang sekali digunakan. Bentuk Buku Besar yang umum digunakan adalah Buku Besar 4 kolom dengan tampilan sebagai berikut:

NAMA PERKIRAAN NOMER PERKIRAAN

SALDO

TGL URAIAN NO

PB DEBET KREDIT DEBET KREDIT

Prosedur pemindahbukuan (posting) dari Buku Jurnal ke Buku Besar 4 kolom tidak berbeda jauh dengan prosedur posting ke Buku Besar bentuk T.

JURNAL

Halaman: 1

TGL NAMA PERKIRAAN &

PENJELASAN

NO

PB DEBET KREDIT

2002

Jan 1 Kas 101 6.000.000,00

Piutang (Toko Maju) 102 10.000.000,00

Perlengkapan 103 18.000.000,00

Peralatan Bengkel 112 30.000.000,00

Hutang (PT Berkah) 201 8.000.000,00

Modal Tuan Ihsan 301 56.000.000,00

*ayat pembukaan

PERKIRAAN KAS NOMER PERKIRAAN101

SALDO

TGL URAIAN NO

PB DEBET KREDIT DEBET KREDIT

Jan 1 Ayat pembukaan J-1

6.000.000,00 6.000.000,00

5

1 6 4

3 2


(30)

Langkah-langkah yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut: 1. Cari perkiraan buku besar untuk debet pertama ayat jurnal.

2. Catat tanggalnya pada kolom tanggal. Tanggal adalah tanggal transaksi, bukan tanggal pembukuan ke dalam buku besar.

3. Cantumkan suatu penjelasan jika diperlukan untuk menjelaskan pembukuan tersebut. Dalam contoh, perkataan “ayat pembukaan” ditulis sebagai penjelasan untuk menunjukan bahwa pos tersebut merupakan saldo pembukaan dan bukan merupakan perubahan yang disebabkan oleh suatu transaksi.

4. Masukkan dalam kolom nomer penunjuk pembukuan (PB) huruf “J” (untuk jurnal) dan nomer halaman jurnal darimana pembukuan di dalam perkiraan buku besar dilakukan.

5. Catat jumlah debet dalam kolom debet dan jumlah kredit dalam kolom kredit lalu tentukan saldo perkiraan setelah terjadi transaksi tersebut.

6. Masukkan dalam kolom No. PB di Buku Jurnal, nomer perkiraan buku besar ke perkiraan mana ayat jurnal telah dibukukan.

7. Cari perkiraan buku besar untuk ayat jurnal berikutnya. Jika ayat jurnal berikutnya juga debet, ulangi langkah-langkah yang sama (langkah 2 s/d 6). Jika ayat berikutnya kredit, terapkan langkah-langkah tersebut pada kolom kredit.

Informasi yang terdapat dalam setiap perikiraan haruslah mutakhir (up to date). Beberapa perusahaan ada yang melakukan pembukuan ke dalam buku besar setiap hari, seminggu sekali, dua minggu sekali, atau sebulan sekali.

Setelah dilakukan posting atas transaksi bulan Januari 2002, maka Buku Jurnal dan Buku Besar Bengkel Mobil Ihsan akan nampak sebagai berikut:

JURNAL

Halaman 1 TGL NAMA PERKIRAAN & PENJELASAN No

PB DEBET KREDIT

2002

Jan 2 Peralatan Bengkel 112 2.000.000,00

Kas 101 2.000.000,00

* pembelian kompresor

3 Kas 101 1.000.000,00

Piutang Toko Maju 102 1.000.000,00

*penerimaan piutang

4 Perlengkapan 111 2.000.000,00

Hutang PT Berkah 201 2.000.000,00

* pembelian 100 lt oli

Dipindahkan 69.000.000,00 69.000.000,00

Halaman 2 TGL NAMA PERKIRAAN & PENJELASAN No

PB DEBET KREDIT

2002 Pindahan 69.000.000,00 69.000.000,00

Jan

4 Hutang PT Berkah 201 200.000,00

Perlengkapan 202 200.000,00

* pengembalian pesanan oli

5 Hutang PT Berkah 201 4.000.000,00


(31)

TGL NAMA PERKIRAAN & PENJELASAN No

PB DEBET KREDIT

14 Kas 101 9.000.000,00

Modal Tuan Ihsan 301 9.000.000,00

* penambahan investasi

21 Modal Tuan Ihsan 301 3.000.000,00

Kas 101 3.000.000,00

* penarikan kas

28 Kas 101 1.600.000,00

Penjualan 401 1.600.000,00

*penjualan tunai bulan ini

29 Piutang Toko Maju 102 1.400.000,00

Penjualan 401 1.400.000,00

*penjualan kredit bulan ini

Halaman 3

TGL NAMA PERKIRAAN & PENJELASAN No

PB DEBET KREDIT

2002 Pindahan 89.200.000,00 89.200.000,00

Jan

30 Beban Gaji 501 1.500.000,00

Kas 101 1.500.000,00

* Pembayaran beban gaji

31 Beban Reparasi 502 500.000,00

Hutang (PT Agus) 202 500.000,00

* Reparasi generator

31 Beban Perlengkapan 503 200.000,00

Perlengkapan 111 200.000,00

* Pemakaian bulan ini

BUKU BESAR

PERKIRAAN KAS NOMER PERKIRAAN 101

SALDO

TGL URAIAN NO

PB DEBET KREDIT DEBET KREDIT

1 Saldo 6.000.000

2 Pembelian tunai J-1 2.000.000 4.000.000

3 Penerimaan Piutang J-1 1.000.000 5.000.000

5 Pembayaran Hutang J-2 4.000.000 1.000.000

14 Investasi J-2 9.000.000 10.000.000

21 Penarikan J-2 3.000.000 7.000.000

28 Penjualan Tunai J-2 1.600.000 8.600.000


(32)

PERKIRAAN PIUTANG TOKO MAJU NOMER PERKIRAAN 102 SALDO

TGL URAIAN NO

PB DEBET KREDIT DEBET KREDIT

1 Saldo 10.000.000

3 Penerimaan Piutang J-1 1.000.000 9.000.000 29 Penjualan Kredit J-2 1.400.000 10.400.000

PERKIRAAN PERLENGKAPAN NOMER PERKIRAAN 111

SALDO

TGL URAIAN NO

PB DEBET KREDIT DEBET KREDIT

1 Saldo 18.000.000

4 Pembelian oli J-1 2.000.000 20.000.000

4 Pengembalian J-2 200.000 19.800.000

31 Pemakaian J-3 200.000 19.600.000

PERKIRAAN PERALATAN BENGKEL NOMER PERKIRAAN 112

SALDO

TGL URAIAN NO

PB DEBET KREDIT DEBET KREDIT

1 Saldo 30.000.000

2 Pembelian J-1 2.000.000 32.000.000

PERKIRAAN HUTANG (PT BERKAH) NOMER PERKIRAAN 201

SALDO

TGL URAIAN NO

PB DEBET KREDIT DEBET KREDIT

1 Saldo 8.000.000

4 Pembelian kredit J-1 2.000.000 10.000.000

4 Pengembalian J-2 200.000 9.800.000

5 Pembayaran Hutang J-2 4.000.000 5.800.000

PERKIRAAN HUTANG (PT AGUS) NOMER PERKIRAAN 202

SALDO

TGL URAIAN NO

PB DEBET KREDIT DEBET KREDIT

1 Saldo 0

31 Beban Reparasi J-3 500.000 500.000

PERKIRAAN MODAL TUAN IHSAN NOMER PERKIRAAN 301

SALDO

TGL URAIAN NO

PB DEBET KREDIT DEBET KREDIT

1 Saldo 56.000.000

14 Investasi J-2 9.000.000 65.000.000

21 Penarikan J-2 3.000.000 62.000.000

PERKIRAAN PENJUALAN NOMER PERKIRAAN 401

SALDO

TGL URAIAN NO

PB DEBET KREDIT DEBET KREDIT


(33)

PERKIRAAN BEBAN GAJI NOMER PERKIRAAN 501 SALDO

TGL URAIAN NO

PB DEBET KREDIT DEBET KREDIT

1 Saldo 0

30 Beban Gaji J-3 1.500.000 1.500.000

PERKIRAAN BEBAN REPARASI NOMER PERKIRAAN 502

SALDO

TGL URAIAN NO

PB DEBET KREDIT DEBET KREDIT

1 Saldo 0

31 Beban Reparasi J-3 500.000 500.000

PERKIRAAN BEBAN PERLENGKAPAN NOMER PERKIRAAN 503

SALDO

TGL URAIAN NO

PB DEBET KREDIT DEBET KREDIT

1 Saldo 0

31 Pemakaian J-3 200.000 200.000

4.5

JEJAK PEMERIKSAAN

Pada waktu data dicatat biasanya diberikan penunjuk atau referensi untuk menunjukan sumber dari data tersebut. Referensi ini dapat berupa suatu tanggal, nama dan alamat, atau suatu nomer seperti nomer halaman jurnal dan nomer perkiraan buku besar. Referensi-referensi ini membentuk suatu jejak pemeriksaan yang memungkinkan untuk menelusuri rincian suatu transaksi dari bukti transaksi hingga laporan keuangan. Jejak pemeriksaan melibatkan pemberian referensi silang antara jurnal dan buku besar. Pemberian referensi silang ini adalah memasukkan nomer halaman jurnal dalam buku besar dan mencantumkan nomer perkiraan buku besar dalam jurnal. Melalui prosedur ini seseorang dapat dengan segera mentrasir suatu pemindahbukuan dari jurnal ke buku besar. Selain itu, seseorang dapat dengan segera menemukan ayat jurnal darimana suatu pos dipindahbukukan ke buku besar. Nomer halaman jurnal dan nomer perkiraan buku besar disebut nomer referensi pemindahbukuan (posting reference number). Suatu referensi dalam jurnal menunjukan bahwa ayat jurnal itu telah dipindahbukukan dalam buku besar.

4.6

METODA PENYELENGGARAAN BUKU BESAR

Beberapa perusahaan ada yang menyelenggarakan perkiraan-perkiraan buku besarnya dalam suatu buku. Namun banyak perusahaan dewasa ini menyelenggarakan perkiraannya dalam bentuk formulir atau kartu-kartu lepas yang dihimpun dalam suatu ordner atau tempat penyimpanan lainnya. dengan cara ini perkiraan-perkiraan mudah dipindahkan sehinga pembukuan dapat dilakkan secara manual atau pun secara mekanis. Perusahaan–perusahaan lainnya mengggunakan komputer dalam menyelenggarakan pencatatan keuangannya. Dalam hal ini, data untuk perkiraan-perkiraan disimpan dalam piringan magnetik atau pita magnetik. Oleh karena itu, suatu buku besar harus dipandang sebagai suatu kelompok perkiraan yang cara penyelenggaraannya dapat dilakukan dengan berbagai metode.


(1)

SOAL LATIHAN SOAL 1

SALON FARAH didirikan oleh FARAH pada tanggal 9 Februari 2003. Berikut ini merupakan transaksi dari salon tersebut selama tahun 2003:

a. Melakukan investasi.

b. Membeli perlengkapan secara kredit

c. Membebankan jasa yang telah diserahkan kepada pelanggan secara kredit

d. Mengembalikan perlengkapan yang rusak, yang telah dibeli secara kredit, tetapi belum dibayar. e. Membayar hutang kepada kreditur

f. Menerima kas dari tagihan pelanggan g. Membayar beban asuransi

h. Menerima pengembalian kas dari kelebihan pembayaran beban.

i. Menentukan jumlah perlengkapan yang telah dipakai selama periode tersebut. j. Melakukan penarikan

Diminta:

Analisalah pengaruh tiap transaksi tersebut terhadap persamaan dasar akuntansi! SOAL 2

Tuan Adolf mendirikan perusahaan perorangan pada tanggal 1 Oktober 2002 dan menyelesaikan transaksi-transaksi berikut selama bulan Oktober.

a. Dibuka rekening bank perusahaan dengan menyetor ke bank sebesar Rp5.000.000,00 b. Dibayar sewa kantor dan peralatan untuk bulan yang bersangkutan sebesar Rp3.000.000,00 c. Dibeli perlengkapan (kertas, perangko, pensil dan sebagainya) secara kredit senilai Rp925.000,00 d. Dibayar hutang kepada kreditur sebesar Rp625.000,00

e. Diterima kas dari honor yang dihasilkan sebesar Rp3.750.000,00

f. Dibayar beban kendaraan (termasuk beban sewa) untuk bulan yang bersangkutan sebesar Rp780.000,00 dan beban rupa-rupa sebesar Rp250.000,00

g. Dibayar gaji bagian kantor sebesar Rp1.500.000,00

h. Ditentukan bahwa perlengkapan yang belum dipakai adalah sebesar Rp275.000,00, oleh karenanya beban perlengkapan adalah sebesar Rp650.000,00

i. Ditagih kepada pelanggan atas honor yang dihasilkan sebesar Rp2.350.000,00 j. Ditarik kas untuk penggunaan pribadi sebesar Rp1.000.000,00

Diminta:

1. Tunjukkan pengaruh dari setiap transaksi dan saldo sesudah masing-masing transaksi, dengan menggunakan judul kolom berikut:

Aktiva Kewajiban Modal Pemilik

Kas + Piutang Usaha + Perlengkapan = Hutang Usaha + Modal, Adolf Dan indikasikan juga untuk setiap transaksi pengaruhnya terhadap modal pemilik! 2. Buatlah Laporan Laba Rugi untuk bulan yang berakhir 31 Oktober 2002!

3. Buatlah Laporan Perubahan Modal untuk bulan yang berakhir 31 Oktober 2002! 4. Buatlah Neraca per 31 Oktober 2002!


(2)

SOAL 3

Berikut ini adalah perkiraan-perkiraan beserta saldo-saldonya pada tanggal 30 Juni 2003 yang dimiliki oleh perusahaan “Excellent Service”, sebuah perusahaan perseorangan yang dimiliki oleh Tuan Excel.

Kas

Piutang Usaha Perlengkapan

Asuransi Dibayar Dimuka Hutang Usaha

Hutang Gaji Pendapatan Usaha Beban Gaji

Beban Sewa Beban Iklan Beban Prasarana Beban Perlengkapan Beban Pajak

Beban Asuransi Beban Rupa-rupa

Rp 6.125.000,00 7.600.000,00 675.000,00 650.000,00 1.100.000,00 300.000,00 68.775.000,00 28.900.000,00 9.000.000,00 5.950.000,00 4.500.000,00 2.600.000,00 1.800.000,00 900.000,00 825.000,00

Modal Tuan Excel pada tanggal 1 Juli 2002 adalah sebesar Rp13.350.000,00. Selama tahun buku terakhir, yang berakhir pada 30 Juni 2003, pemilik menarik modalnya sebesar Rp14.000.000,00. Uang yang diterima dari pelanggan selama tahun buku yang bersangkutan sebesar Rp74.500.000,00 dan perusahaan membayar kas untuk beban dan kepada kreditur sebesar Rp56.900.000,00.

Diminta:

a. Susunlah Laporan Laba Rugi untuk periode yang berakhir 30 Juni 2003!

b. Susunlah laporan perubahan modal pemilik untuk periode yang berakhir 30 Juni 2003! c. Susunlah Neraca per 30 Juni 2003!

SOAL 4

Berikut ini adalah tabel analisis transaksi yang dibuat oleh Sami untuk usahanya CLING LAUNDRY selama bulan Juli 2001: (dalam ribuan rupiah)

No Kas + Piutang + Perleng

k + Peraltn = Kewajiban + Modal Keterangan

1 15.000,00 15.000,00 Investasi

2 -2.000,00 5.000,00 -3.000,00

3 -750,00 750,00

4 4.600,00 3.400,00 8.000,00 Pend Jasa

5 -1.500,00 -1.500,00

6 -2.000,00 -2.000,00 Penarikan

Sami

7 -650,00 -650,00 Beban Sewa

8 450,00 -450,00

9 -2.900,00 -2.900,00 Beban Gaji

10 500,00 -500,00 Beban

Utilitas

Diminta:


(3)

SOAL 5

Pada tanggal 2 April 1997 Magnetic Co membeli perlengkapan sebesar Rp3.150.000,00 secara kredit. Pada bagian perkiraan Magnetic Co, perkiraan perlengkapan adalah no.15 dan hutang usaha no.21 Diminta :

a. Lakukan jurnal untuk transaksi tersebut pada buku jurnal halaman 10.

b. Siapkan dalam buku besar perkiraan 4 kolom untuk perkiraan perlengkapan. Kemudian masukkan saldo awal perlengkapan per 2 April 1997 pada sisi debet sebesar Rp2.200.000,00. Buatlah tanda pengecekan (V) dalam lajur referensi pembukuan.

c. Siapkan perkiraan 4 lajur untuk perkiraan hutang usaha. Masukkan saldo per 2 April 1997 pada kolom kredit sebesar Rp11.734.000,00. Buatlah tanda pengecekan (V) dalam lajur referensi pembukuan.

d. Lakukan posting untuk jurnal yang sudah dibuat. SOAL 6

BAG-GONG SERVICE adalah sebuah perusahaan yang dimiliki Pak Bagong dan bergerak dalam bidang jasa service AC. Buku besar BAG-GONG SERVICE mempunyai perkiraan-perkiraan kas, piutang, perlengkapan peralatan kantor, hutang usaha, modal Bagong, penarikan modal Bagong, pendapatan honorarium, beban sewa, beban iklan, beban prasarana dan beban rupa-rupa.

Berikut ini adalah transaksi BAG-GONG SERVICE selama bulan Mei 2001: 1 Mei Dibayar sewa untuk bulan ini sebesar Rp2.500.000,00

2 Mei Dibayar beban iklan sebesar Rp500.000,00

4 Mei Dibayar beban tunai untuk perlengkapan sebesar Rp770.000,00 5 Mei Dibeli perlengkapan kantor secara kredit sebesar Rp7.200.000,00 8 Mei Diterima kas dari langganan secara kredit sebesar Rp3.600.000,00 12 Mei Dibayar hutang usaha pada kreditur sebesar Rp2.150.000,00 15 Mei Diambil kas untuk penggunaan pribadi sebesar Rp1.000.000,00 25 Mei Dibayar tunai untuk perbaikan peralatan kantor sebesar Rp120.000,00 Diminta :

1. Catatlah transaksi-transaksi di atas dalam jurnal 2 lajur

2. Lakukan posting ke buku besar BAG-GONG SERVICE (abaikan saldo awal dari perkiraan-perkiraan di atas)

SOAL 7

Ir. Doan Syahreza seorang arsitek, membuka kantor arsitek DOAN PLANS pada tanggal 1 Agustus 2001. Berikut ini adalah transaksi yang terjadi selama bulan Agustus 2001

a. Mentransfer uang tunai dari rekening pribadinya untuk usaha sebesar Rp50.000.000,00 b. Membayar uang sewa kantor secara tunai sebesar Rp2.500.000,00

c. Membeli kendaraan sebesar Rp12.000.000,00, dibayar tunai Rp5.000.000,00, sisanya kredit. d. Membeli peralatan kantor dan gambar secara kredit sebesar Rp10.000.000,00

e. Membeli perlengkapan kantor sebesar Rp500.000,00

f. Menerima uang jasa pembuatan rancangan gedung sebesar Rp25.000.000,00 g. Membayar beban rupa-rupa sebesar Rp1.500.000,00

h. Membayar hutang sebesar Rp7.500.000,00

i. Menerima pembayaran atas jasa rancangan sebesar Rp35.000.000,00 tunai j. Membayar gaji asisten sebesar Rp5.000.000,00


(4)

2. Hitunglah saldo dari masing-masing perkiraan 3. Susunlah Neraca Saldo dari DOAN PLANS SOAL 8

Linggar Barendriyo membuka bengkel dan penjualan suku cadang motor BARDI'S AUTOMOBILES. Berikut ini adalah Neraca Saldo yang disusun pada akhir bulan Maret 2001:

11 Kas Rp26.150.000,00

12 Piutang Usaha 38.750.000,00 13 Asuransi Dibayar Di muka 11.000.000,00 14 Perlengkapan Kantor 715.000,00 16 Tanah

21 Hutang Usaha Rp11.175.000,00

22 Hutang Wesel 0,00

31 Modal, Linggar 39.840.000,00

32 Penarikan, Linggar 1.000.000,00

41 Pendapatan Jasa 121.750.000,00

51 Beban Gaji dan Komisi 94.100.000,00

52 Beban Sewa 5.500.000,00

53 Beban Iklan 3.900.000,00

54 Beban Lain-lain 1.550.000,00

Total Rp172.765.000,00 Rp172.650.000,00

Berikut ini adalah transaksi selama bulan April 2001: Tgl Transaksi

1 Membayar sewa sebesar Rp2.500.000,00

3 Membeli perlengkapan kantor secara kredit sebesar Rp1.375.000,00 7 Menerima pembayaran piutang sebesar Rp28.200.000,00

15 Membayar gaji dan komisi tengah bulanan sebesar Rp16.650.000,00

15 Membeli tanah sebesar Rp45.000.000,00, dibayar tunai Rp15.000.000,00 sisanya dibayar dengan memberikan hutang wesel

15 Mencatat pendapatan dan penagihan kepada klien untuk tengah bulan I sebesar Rp20.100.000,00

18 Membayar hutang ke supplier sebesar Rp7.150.000,00

23 Menerima pembayaran piutang dari klien sebesar Rp16.700.000,00 24 Membayar beban iklan sebesar Rp1.550.000,00

27 Mencatat hasil koreksi atas kelebihan pembayaran komisi sebesar Rp350.000,00 28 Membayar beban lain-lain sebesar Rp215.000,00

30 Mencatat pendapatan dan penagihan ke klien untuk tengah bulan II sebesar Rp18.300.000,00

30 Membayar gaji dan komisi tengah bulanan II sebesar Rp19.850.000,00 30 Menarik uang tunai untuk keperluan pribadi sebesar Rp2.500.000,00 Diminta:

1. Susunlah Buku Besar empat kolom untuk tiap perkiraan per 1 April 2001 2. Jurnallah transaksi di atas dalam bentuk jurnal umum

3. Bukukan jurnal tersebut ke buku besar 4. Susunlah Neraca Saldo

SOAL 9

Berikut ini adalah Neraca Saldo yang disusun oleh INDRASTOMO BARBER pada akhir bulan Mei 2001(dalam rupiah):


(5)

Kas 3.570.000,00 Piutang Usaha 6.150.000,00 Perlengkapan 1.010.000,00 Asuransi Dibayar Di Muka 250.000,00

Peralatan 15.500.000,00

Hutang Wesel 5.000.000,00

Hutang Usaha 4.620.000,00

Modal Indrastomo 15.300.000,00

Penarikan, Indrastomo 7.000.000,00

Pendapatan Jasa 49.980.000,00

Beban Upah 28.500.000,00 Beban Sewa 6.400.000,00 Beban Iklan 320.000,00 Beban Lain-lain 945.000,00

9.645.000,00 74.900.000,00 Ketidaksesuaian antara sisi debet dan kredit disebabkan oleh:

a. Saldo kas terlalu tinggi sebesar Rp750.000,00

b. Penerimaan kas sebesar Rp2.100.000,00 dibukukan sebesar Rp1.200.000,00

c. Penarikan sebesar Rp1.000.000,00 dibukukan dengan mengkredit perkiraan Modal Indrastomo d. Saldo perkiraan beban iklan sebesar Rp3.200.000,00 dicantumkan ke Neraca Saldo sebesar

Rp320.000,00

e. Piutang Usaha sebesar Rp975.000,00 tidak dibukukan

f. Pengembalian perlengkapan sebesar Rp125.000,00, dibukukan dengan mengkredit perlengkapan sebesar Rp215.000,00

g. Saldo hutang wesel dicatat terlalu rendah sebesar Rp5.000.000,00

h. Pembayaran polis asuransi sebesar Rp150.000,00 dibukukan dengan mengkredit Asuransi Dibayar Di Muka

i. Beban utilitas sebesar Rp3.150.000,00 tidak tercantum dalam neraca saldo

j. Debet hutang usaha sebesar Rp710.000,00 terlewat ketika menghitung saldo perkiraan hutang usaha.

Diminta:

Susunlah neraca saldo yang benar! SOAL 10

Sebuah perusahaan membayar gaji karyawannya secara mingguan untuk masa lima hari kerja pada hari Jum’at sebesar Rp3.500.000,00. Pembayaran terakhir pada Jum’at tanggal 27 Desember sedangkan perusahaan menutup pembukuannya setiap tanggal 31 Desember.

Diminta:


(6)

SOAL 11

Berikut neraca saldo per 31 Desember 2001, dari perusahaan jasa penyewaan lapangan olah raga, yaitu TOKO SPORT IF sebelum penyesuaian.

TOKO SPORT IF Neraca Saldo Per 31 Desember 2001

(dalam ribuan rupiah)

Kas 27.400,00

Asuransi Dibayar Dimuka 6.800,00

Perlengkapan 3.900,00

Tanah 100.000,00

Bangunan 275.000,00

Akumulasi Penyusutan – Bangunan 103.400,00

Peralatan 180.200,00

Akumulasi Penyusutan – Peralatan 70.600,00

Hutang Usaha 15.000,00

Modal, Tn Anton 333.400,00 Prive, Tn. Anton 40.000,00 Pendapatan Jasa 396.800,00 Beban Gaji & Upah 160.400,00 Beban Prasarana 56.400,00

Beban Iklan 38.000,00

Beban Perbaikan 23.000,00 Beban Rupa-rupa 8.100,00 Data untuk penyesuaian adalah sebagai berikut:

a. Asuransi yang telah jatuh tempo selama tahun tersebut adalah sebesar Rp2.700.000,00 b. Persediaan perlengkapan per 31 Desember 2001 sebesar Rp900.000,00

c. Penyusutan Bangunan tahun 2001 sebesar Rp3.240.000,00 d. Penyusutan Peralatan tahun 2001 sebesar Rp11.000.000,00 e. Gaji dan Upah yang masih terhutang sebesar Rp4.000.000,00

f. Pendapatan jasa yang masih harus diterima sebesar Rp20.000.000,00 Diminta:

1. Susunlah Neraca Lajur untuk periode yang berakhir 31 Desember 2001!