METODA PENYELENGGARAAN BUKU BESAR NERACA SALDO SETELAH PENUTUPAN SIKLUS AKUNTANSI

BAGIAN 1 SIKLUS AKUNTANSI PERUSAHAAN JASA HALAMAN 33 PERKIRAAN BEBAN GAJI NOMER PERKIRAAN 501 SALDO TGL URAIAN NO PB DEBET KREDIT DEBET KREDIT 1 Saldo 30 Beban Gaji J-3 1.500.000 1.500.000 PERKIRAAN BEBAN REPARASI NOMER PERKIRAAN 502 SALDO TGL URAIAN NO PB DEBET KREDIT DEBET KREDIT 1 Saldo 31 Beban Reparasi J-3 500.000 500.000 PERKIRAAN BEBAN PERLENGKAPAN NOMER PERKIRAAN 503 SALDO TGL URAIAN NO PB DEBET KREDIT DEBET KREDIT 1 Saldo 31 Pemakaian J-3 200.000 200.000 4.5 JEJAK PEMERIKSAAN Pada waktu data dicatat biasanya diberikan penunjuk atau referensi untuk menunjukan sumber dari data tersebut. Referensi ini dapat berupa suatu tanggal, nama dan alamat, atau suatu nomer seperti nomer halaman jurnal dan nomer perkiraan buku besar. Referensi-referensi ini membentuk suatu jejak pemeriksaan yang memungkinkan untuk menelusuri rincian suatu transaksi dari bukti transaksi hingga laporan keuangan. Jejak pemeriksaan melibatkan pemberian referensi silang antara jurnal dan buku besar. Pemberian referensi silang ini adalah memasukkan nomer halaman jurnal dalam buku besar dan mencantumkan nomer perkiraan buku besar dalam jurnal. Melalui prosedur ini seseorang dapat dengan segera mentrasir suatu pemindahbukuan dari jurnal ke buku besar. Selain itu, seseorang dapat dengan segera menemukan ayat jurnal darimana suatu pos dipindahbukukan ke buku besar. Nomer halaman jurnal dan nomer perkiraan buku besar disebut nomer referensi pemindahbukuan posting reference number. Suatu referensi dalam jurnal menunjukan bahwa ayat jurnal itu telah dipindahbukukan dalam buku besar.

4.6 METODA PENYELENGGARAAN BUKU BESAR

Beberapa perusahaan ada yang menyelenggarakan perkiraan-perkiraan buku besarnya dalam suatu buku. Namun banyak perusahaan dewasa ini menyelenggarakan perkiraannya dalam bentuk formulir atau kartu-kartu lepas yang dihimpun dalam suatu ordner atau tempat penyimpanan lainnya. dengan cara ini perkiraan-perkiraan mudah dipindahkan sehinga pembukuan dapat dilakkan secara manual atau pun secara mekanis. Perusahaan–perusahaan lainnya mengggunakan komputer dalam menyelenggarakan pencatatan keuangannya. Dalam hal ini, data untuk perkiraan-perkiraan disimpan dalam piringan magnetik atau pita magnetik. Oleh karena itu, suatu buku besar harus dipandang sebagai suatu kelompok perkiraan yang cara penyelenggaraannya dapat dilakukan dengan berbagai metode. BAGIAN 1 SIKLUS AKUNTANSI PERUSAHAAN JASA HALAMAN 34

4.7 NERACA SALDO

4.7.1 FUNGSI NERACA SALDO

Pada akhir suatu periode perlu diadakan pengecekan untuk memastikan bahwa ayat-ayat jurnal telah dibukukan secara tepat ke dalam buku besar. Pengecekan tersebut dilakukan untuk menentukan keseimbangan buku besar pada akhir tiap periode akuntansi. Pengecekan keseimbangan buku besar merupakan langkah keempat dalam siklus akuntansi. Tahap ini diikuti oleh penyiapan laporan keuangan yang merupakan tahap kelima dalam siklus akuntansi. Neraca saldo disusun untuk memastikan bahwa buku besar secara matematis adalah akurat. Sebagaimana telah dikemukakan bahwa jumlah saldo-saldo debet dalam buku besar harus selalu sama dengan jumlah saldo kredit. Neraca saldo merupakan alat pengujian untuk memastikan bahwa keseimbangan ini tetap terjamin dalam buku besar. Sebelum neraca saldo dapat disiapkan, saldo tiap perkiraan harus ditentukan terlebih dahulu. Jenis saldo suatu perkiraan tergantung pada perkiraannya itu sendiri. Salah satu aturan pendebetan dan pengkreditan yang telah diuraikan sebelumnya menyatakan sebagai berikut: secara normal saldo suatu perkiraan akan nampak pada sisi yang sama sebagaimana ditunjukan pada persamaann akuntansi. JENIS PERKIRAAN SALDO NORMAL Aktiva Kewajiban Modal Pendapatan Beban Saldo Debet Saldo Kredit Saldo Kredit Saldo Kredit Saldo Debet Proses penentuan saldo-saldo perkiraan buku besar disebut sebagai penentuan saldo perkiraan. Perkiraan-perkiraan selebihnya dalam buku besar Bengkel Mobil Ihsan akan ditunjukan berikut ini: ingat bahwa perkiraan-perkiraan beban mempunyai saldo debet karena beban mengurangi hak pemilik 4.7.2 PENYIAPAN NERACA SALDO Neraca Saldo adalah suatu daftar yang memuat nama-nama perkiraan beserta saldo-saldonya. Perkiraan-perkiraan disusun sesuai dengan urutan yang nampak di buku besar. Neraca saldo yang disiapkan bengkel mobil Ihsan per 31 Januari 2002 tampak di bawah ini: BENGKEL MOBIL IHSAN NERACA SALDO 31 JANUARI 2002 dalam rupiah NAMA PERKIRAAN NO. PERK. DEBET KREDIT Kas Piutang Toko Maju Perlengkapan Peralatan Bengkel Hutang PT Berkah Hutang PT Agus Modal Tuan Ihsan Penjualan Beban Reparasi Beban Gaji Beban Perlengkapan 101 102 111 112 201 202 301 401 501 502 503 7.100.000,00 10.400.000,00 19.600.000,00 32.000.000,00 500.000,00 1.500.000,00 200.000,00 5.800.000,00 500.000,00 62.000.000,00 3.000.000,00 71.300.000,00 71.300.000,00 BAGIAN 1 SIKLUS AKUNTANSI PERUSAHAAN JASA HALAMAN 35 Neraca saldo dapat disiapkan pada sembarang waktu untuk memastikan bahwa buku besar dalam keadaan seimbang. Pada umumnya hal ini dilakukan pada tiap akhir bulan. Salah satu diantaranya harus disiapkan pada akhir tiap periode akuntansi. Prosedur penyiapan neraca saldo adalah sebagai berikut: Judul Cantumkan judul pada bagian atas tengah dari neraca saldo. Judul ini menjawab pertanyaan: Siapa nama perusahaan, Apa nama daftar, dan Kapan tanggal. Saldo-saldo Perkiraan Catat perkiraan-perkiraan secara berurut sebagaimana nampak dalam buku besar. Tulis nama perkiraan dalam kolom pertama, nomer perkiraan pada kolom kedua, dan saldo perkiraan dalam kolom debet atau kolom kredit. Hanya perkiraan-perkiraan yang mempunyai saldo saja yang perlu ditampakkan pada neraca saldo. Penarikan Garis dan Penjumlahan Setelah seluruh saldo perkiraan dimasukkan, maka kolom-kolom yang dijumlah dan hasilnya ditulis dengan pensil. Bila jumlah debet sama dengan jumlah kredit, maka lakukan hal-hal berikut: 1 tarik garis tunggal horizontal melintasi kedua kolom uang, 2 catat jumlah-jumlahnya, 3 tarik dua garis bawah. Dua garis bawah menunjukkan bahwa neraca saldo telah diselesaikan. Apabila jumlah debet tidak sama dengan jumlah kredit, berarti terdapat kesalahan. Semua kesalahan harus ditemukan sebelum jumlah- jumlah neraca saldo dicatat dan garis-garis penutup ditarik. Jika jumlah debet dan jumlah kredit cocok, maka neraca saldo dikatakan seimbang. Bila jumlah tersebut tidak cocok, berarti terdapat kesalahan. Untuk menemukan kesalahan, pencarian dimulai dari neraca saldo, kemudian mundur langkah demi langkah ke buku besar, jurnal dan ke bukti-bukti hingga kesalahan itu di temukan. Fakta bahwa suatu neraca adalah seimbang tidak berarti bahwa catatan-catatan akuntansi benar-benar akurat. Neraca saldo hanya mengecek ketelitian matematis dari buku besar. Ini menbuktikan bahwa jumlah saldo-saldo debet dan jumlah saldo-saldo kredit dalam perkiraan-perkiraan buku besar adalah sama. Suatu neraca saldo tidak mengungkapkan kesalahan-kesalahan pembukuan, misalnya; Jika pembelian suatu mesin dibukukan pada perkiraan biaya yang bersangkutan keseimbangan akan tetap terjamin tetapi perkiraan-perkiraan menunjukkan jumlah yang salah. Kemungkinan terjadinya kesalahan tersebut menekankan perlunya ketelitian setiap saat, baik dalam pencatatan data, dalam menganalisa transaksi-transaksi, dalam menjurnal, dan dalam membukukan ke perkiraan-perkiraan buku besar. 4.8. LAPORAN KEUANGAN Jumlah-jumlah untuk Laporan Laba Rugi dan Neraca tidak diperoleh secara langsung dari perkiraan- perkiraan buku besar. Neraca saldo memberikan data untuk penyiapan laporan-laporan keuangan. Perkiraan-perkiraan dalam neraca saldo disusun secara urut berdasarkan aturan tata perkiraan. Oleh karenanya, perkiraan-perkiraan aktiva akan ditulis pertama kali, diikuti oleh perkiraan oleh perkiraan- perkiran kewajiban, hak pemilik, pendapatan, dan beban. Jadi, perkiraan-perkiraan dalam neraca saldo dapat dengan mudah dibagi ke dalam dua kelompok: perkiraan-perkiraan neraca dan perkiraan- perkiraan Laba Rugi. Berikut ini akan diberikan contoh dari Laporan Laba Rugi dan Neraca dari ketiga bentuk perusahaan yaitu perusahaan perseorangan, persekutuan dan perseroan terbatas. 4.8.1 LAPORAN LABA RUGI Laporan Laba Rugi adalah suatu daftar yang mengikhtisarkan pendapatan, beban dan laba rugi bersih dari suatu perusahaan selama suatu periode akuntansi tertentu. Laporan Laba Rugi disiapkan sebelum neraca karena jumlah laba bersih atau rugi bersih harus dilaporkan dalam neraca. Jenis dan jumlah dari BAGIAN 1 SIKLUS AKUNTANSI PERUSAHAAN JASA HALAMAN 36 pendapatan dan beban diperoleh dari neraca saldo. Laporan Laba Rugi yang disiapkan Bengkel mobil Ihsan untuk bulan Januari 2002 menunjukkan pendapatan Rp3 jt; beban Rp2,2 jt, dan laba bersih Rp0,8 jt. BENGKEL MOBIL IHSAN LAPORAN LABA RUGI UNTUK BULAN JANUARI 2002 dalam rupiah Pendapatan: Penjualan ………………... Beban: Beban Reparasi ………… Beban Gaji ………………. Beban Perlengkapan …… 500.000,00 1.500.000,00 200.000,00 3.000.000,00 2.200.000,00 800.000,00 4.8.2 LAPORAN PERUBAHAN MODAL Laporan Perubahan Modal adalah laporan yang menyajikan perubahan modal pemilik selama periode tertantu. Laporan ini menyajikan saldo awal modal pemilik, penambahan pada modal pemilik penambahan investasi dan laba bersih, pengurangan pada modal pemilik penarikan investasi atau rugi bersih dan saldo akhir modal pemilik. BENGKEL MOBIL IHSAN LAPORAN PERUBAHAN MODAL UNTUK BULAN JANUARI 2002 dalam rupiah Modal Tuan Ihsan, 1 Januari 2002 56.000.000,00 + Investasi tambahan 9.000.000,00 - Penarikan 3.000.000,00 + Laba Bersih 800.000,00 Modal Tuan Ihsan, 1 Januari 2002 62.800.000,00 4.8.3 NERACA Neraca adalah suatu daftar yang menyajikan posisi aktiva, kewajiban dan hak pemilik dari suatu perusahaan pada suatu tanggal tertentu. Jumlah tiap Aktiva dan Kewajiban diambil dari Neraca Saldo. Sedangkan saldo akhir Hak Pemilik modal pemilik diambil dari Laporan Perubahan Modal. BENGKEL MOBIL IHSAN NERACA PER 31 JANUARI 2002 dalam rupiah AKTIVA KEWAJIBAN + HAK PEMILIK Kas 7.100.000,00 Hutang: Piutang 10.400.000,00 PT Berkah 5.800.000,00 Perlengkapan 19.600.000,00 PT Agus 500.000,00 6.300.000,00 Peralatan Bengkel 32.000.000,00 Modal Tuan Ihsan 62.800.000,00 69.100.000,00 69.100.000,00 BAGIAN 1 SIKLUS AKUNTANSI PERUSAHAAN JASA HALAMAN 37 Neraca yang diperlihatkan di muka disajikan dalam bentuk perkiraan. Dalam bentuk Neraca seperti ini, Aktiva disajikan di sisi kiri sedangkan Kewajiban dan Hak Pemilik disajikan di sisi sebelah kanan. Neraca dapat pula disajikan dalam bentuk yang disebut bentuk laporan. Dalam bentuk laporan, Kewajiban dan Hak Pemilik disajikan di bawah Aktiva. BENGKEL MOBIL IHSAN NERACA PER 31 JANUARI 2002 dalam rupiah AKTIVA Kas Piutang Perlengkapan Peralatan Bengkel Total Aktiva KEWAJIBAN Hutang: PT. Berkah PT. Agus Total Kewajiban HAK PEMILIK Modal, Tuan Ihsan Total Hak Pemilik Total Kewajiban dan Hak Pemilik 5.800.000,00 500.000,00 62.800.000,00 7.100.000,00 10.400.000,00 19.600.000,00 32.000.000,00 6.300.000,00 62.800.000,00 69.100.000,00 69.100.000,00 Perkiraan-perkiraan yang digunakan dalam perusahaan persekutuan FirmaCV adalah sama dengan perusahaan perorangan, kecuali untuk perkiraan-perkiraan Hak Pemilik di mana dibutuhkan perkiraan modal yang terpisah bagi tiap sekutu. Dalam Laporan Laba Rugi suatu perusahaan persekutuan dapat diperlihatkan bagaimana laba bersih atau rugi bersih dibagi kepada sekutu-sekutunya. Misalnya diasumsikan bahwa Bengkel Mobil Ihsan Co. adalah perusahaan persekutuan yang dimiliki oleh Tuan Ihsan dan Lukas. Laporan Laba Rugi berikut ini menunjukkan adanya pembagian laba bersih di antara para pemilik perusahaan. BENGKEL MOBIL IHSAN CO LAPORAN LABA RUGI BULAN JANUARI 2002 dalam rupiah Pendapatan: Penjualan Beban–beban: Beban Reparasi Beban Gaji Beban Perlengkapan 500.000,00 1.500.000,00 200.000,00 3.000.000,00 2.200.000,00 Laba Bersih 800.000,00 Pembagian Laba Bersih: Tuan Ihsan Tuan Lukas 400.000,00 400.000,00 Laba Bersih yang di alokasikan 800.000,00 BAGIAN 1 SIKLUS AKUNTANSI PERUSAHAAN JASA HALAMAN 38 Neraca perusahaan persekutuan sama dengan perusahaan perorangan, kecuali pada bagian Hak Pemilik yang menunjukkan kepentingan keuangan tiap sekutu. BENGKEL MOBIL IHSAN CO NERACA PER 31 JANUARI 2002 dalam rupiah AKTIVA Kas Piutang Perlengkapan Peralatan Bengkel 7.100.000,00 10.400.000,00 19.600.000,00 32.000.000,00 Total Aktiva 69.100.000,00 KEWAJIBAN Hutang: PT. Berkah PT. Agus 5.800.000,00 500.000,00 Total Kewajiban 6.300.000,00 HAK PEMILIK Modal Tuan Ihsan Modal Tuan Lukas 31.400.000,00 31.400.000,00 Total Hak Pemilik 62.800.000,00 Total Kewajiban dan Hak Pemilik 69.100.000,00 Selain bentuk perseorangan dan partnershipfirma, bentuk perusahaan yang paling umum adalah perseroan terbatas corporation. Perbedaan utama antara perkiraan-perkiraan suatu perseroan terbatas dengan perusahaan perorangan atau perusahaan persekutuan adalah dalam perkiraan-perkiraan Hak Pemilik. Suatu perkiraan Hak Pemilik yang disebut Modal Saham digunakan untuk menunjukkan investasi para pemegang saham. Perkiraan Hak Pemilik lainnya yang disebut dengan perkiraan Laba yang Ditahan, digunakan untuk menunjukkan laba bersih yang belum dibagikan kepada pemegang saham. Untuk suatu perseroan juga terdapat perbedaan dalam perkiraan Kewajiban. Perusahaan perorangan dan perusahaan persekutuan tidak membayar pajak penghasilan perusahaan karena penghasilan bersih perusahaan merupakan penghasilan pribadi. Jadi, pemilik atau para sekutu yang kena atau harus membayar pajak penghasilan perusahaan. Suatu perseroan harus menyediakan suatu perkiraan untuk hutang pajak penghasilan. Pajak penghasilan didasarkan pada laba bersih perseroan. Suatu perseroan tidak akan mengetahui jumlah pajak penghasilan yang harus dibayar kepada Pemerintah sebelum laba bersih dihitung dalam Laporan Laba Rugi. Oleh karena itu pada umumnya pajak penghasilan tidak disajikan di bagian “Beban-Beban” dari Laporan Laba Rugi tetapi ditempatkan setelah pos “laba bersih”. Jumlah laba bersih setelah kena pajak adalah jumlah yang dicantumkan di neraca. Laporan Laba Rugi dan Neraca berikut mengilustrasikan bagaimana pajak penghasilan disajikan apabila Bengkel Mobil tersebut berbentuk suatu perseroan dengan nama PT. Mobilindo. BAGIAN 1 SIKLUS AKUNTANSI PERUSAHAAN JASA HALAMAN 39 PT. MOBILINDO LAPORAN LABA RUGI BULAN JANUARI 2002 dalam rupiah Penghasilan: Penjualan Beban–beban: Beban Reparasi Beban Gaji Beban Perlengkapan Total Beban Laba Bersih sebelum Pajak Pajak Penghasilan Laba Bersih setelah pajak 500.000,00 1.500.000,00 200.000,00 3.000.000,00 2.200.000,00 800.000,00 120.000,00 680.000,00 PT. MOBILINDO NERACA BULAN JANUARI 2002 dalam rupiah AKTIVA Kas Piutang Perlengkapan Peralatan Bengkel Total Aktiva KEWAJIBAN Hutang: PT. Berkah PT. Agus Hutang Pajak Pendapatan Total Kewajiban 5.800.000,00 500.000,00 7.100.000,00 10.400.000,00 19.600.000,00 32.000.000,00 6.300.000,00 120.000,00 69.100.000,00 6.420.000,00 HAK PEMEGANG SAHAM Modal Saham Laba ditahan Total Hak Pemegang Saham Total Kewajiban dan HPS 62.000.000,00 680.000,00 62.680.000,00 69.100.000,00 4.9 PENUTUPAN BUKU BESAR Setelah laporan keuangan selesai disusun, tahap selanjutnya adalah menutup perkiraan-perkiraan pendapatan dan beban dalam buku besar. BAGIAN 1 SIKLUS AKUNTANSI PERUSAHAAN JASA HALAMAN 40

4.9.1 MENUTUP PERKIRAAN PENDAPATAN DAN BEBAN

Tiga jenis perkiraan hak pemilik yang digunakan: 1. perkiraan modal untuk mencatat investasi pemilik 2. perkiraan pendapatan untuk mencatat pendapatan yang diperoleh dari penjualan 3. perkiraan beban untuk mencatat beban-beban yang dikeluarkan dalam operasi perusahaan Perkiraan-perkiraan Laporan Laba Rugi, yaitu perkiraan pendapatan dan beban, dikenal sebagai “perkiraan-perkiraan sementara” temporary accounts, karena perkiraan-perkiraan ini hanya mengumpulkan data untuk satu periode akuntansi saja. Di lain pihak, perkiraan–perkiraan neraca memberikan suatu catatan yang kontinyu atau berkesinambungan mengenai aktiva, kewajiban, dan investasi pemilik. Perkiraan-perkiraan ini adalah perkiraan–perkiraan permanen permanent accounts karena memberikan data dari satu periode akuntansi ke periode lainnya. Laporan Laba Rugi melaporkan pendapatan dan beban hanya untuk satu periode akuntansi. Oleh karena itu, perkiraan-perkiraan ini tiap periode akuntansi harus dimulai dengan saldo nihil. Untuk itu saldo-saldo perkiraan sementara dipindahkan ke suatu perkiraan “Ikhtisar Laba Rugi”. Proses mengurangi saldo-saldo perkiraan menjadi nihil dengan memindahkannya ke perkiraan “Ikhtisar Laba Rugi” ini dikenal sebagai penutupan perkiraan-perkiraan. Proses Pemindahan Pada dasarnya saldo–saldo perkiraan-perkiraan pendapatan dan beban dapat dipindahkan secara langsung ke perkiraan modal. Akan tetapi, prosedur ini akan menyulitkan untuk melihat perubahan dalam unsur modal. Oleh karena itu digunakan perkiraan Ikthtisar Laba Rugi. Marilah kita perhatikan ayat jurnal penutup yang dibuat Bengkel Mobil Ihsan pada akhir bulan Januari 2002. Perkiraan penjualan hanya memuat pendapatan untuk bulan Januari. Ayat jurnal yang diperlukan untuk memindahkan saldo kredit sebesat Rp3 Jt ini dari perkiraan penjualan ke perkiraan Ikhtisar Laba Rugi adalah sebagai berikut: Penjualan 3.000.000,00 Ikhtisar Laba Rugi 3.000.000,00 Setelah ayat jurnal ini dipindahbukukan, maka perkiraan penjualan akan mempunyai saldo nihil. Total pendapatan sebesar Rp3 jt telah dipindahbukukan ke perkiraan Ikhtisar Laba Rugi. Tiga perkiraan beban dari bengkel Mobil mempunyai saldo debet. Suatu ayat jurnal gabungan diperlukan untuk memindahkan saldo-saldo perkiraan beban ini ke perkiraan Ikhtisar Laba Rugi sebagai berikut: Ikhtisar Laba Rugi 2.200.000,00 Beban Reparasi Beban Gaji Beban Perlengkapan 500.000,00 1.500.000,00 200.000,00 Setelah ayat–ayat jurnal penutup dibukukan ke dalam perkiraan yang bersangkutan maka tampak sebagai berikut: BAGIAN 1 SIKLUS AKUNTANSI PERUSAHAAN JASA HALAMAN 41 Penjualan Ikhtisar Laba Rugi 3.000.000,00 3.000.000,00 2.200.000,00 3.000.000,00 Beban Reparasi 500.000,00 500.000,00 Beban Gaji 1.500.000,00 1.500.000,00 Beban Perlengkapan 200.000,00 200.000,00 Ayat jurnal tadi telah mengurangi saldo perkiraan beban menjadi nihil dan total beban sejumlah Rp2.200.000,00 telah dipindahkan ke perkiraan Ikhtisar Laba Rugi. Akibat jurnal-jurnal ini, perkiraan pendapatan dan beban dari Bengkel Ihsan sekarang bersaldo nihil dan siap untuk digunakan mencatat data pendapatan dan beban periode akuntansi berikutnya. 4.9.2 MENUTUP PERKIRAAN IKHTISAR LABA RUGI Dengan kredit sebesar Rp3.000.000,00 dan debet sebesar Rp2.200.000,00 maka perkiraan Ikhtisar Laba Rugi sekarang mempunyai saldo kredit sebesar Rp800.000,00. Jumlah ini merupakan laba bersih yang diperoleh Bengkel Mobil Ihsan selama periode akuntansi yang berakhir tanggal 31 Januari 2002. Laba bersih menambah hak pemilik, karena itu dipindahkan ke perkiraan modal dengan ayat jurnal sebagai berikut: Ikhtisar Laba Rugi 800.000,00 Modal Tuan Ihsan 800.000,00 Modal Tuan Ihsan Ikhtisar Laba Rugi 62.000.000,00 2.200.000,00 3.000.000,00 800.000,00 800.000,00 3.000.000,00 3.000.000,00 Terdapat dua hal sebagai akibat dari jurnal ini. 1. perkiraan Ikhtisar Laba Rugi bersaldo nihil. 2. perkiraan modal Tuan Ihsan bertambah dengan laba bersih untuk bulan Januari 2002. Bila Bengkel Ihsan menderita rugi, maka perkiraan Ikhtisar Laba Rugi akan menunjukkkan saldo debet pada akhir periode akuntansi. Untuk memindahkannya kita harus mengkredit perkiraan ini dan mendebet perkiraan modal. Pendebetan ini akan mengurangi hak pemilik sebesar jumlah rugi bersih yang diderita. Perkiraan ikhtisar Laba Rugi sendiri merupakan suatu perkiraan sementara. Perkiraan ini hanya digunakan pada akhir periode akuntansi pada waktu penutupan buku. Sebagaimana dapat dilihat, perkiraan ini mempunyai dua tujuan: 1. Memudahkan penutupan perkiraan pendapatan dan beban. 2. Menyajikan laba atau rugi bersih untuk periode akuntansi yang bersangkutan BAGIAN 1 SIKLUS AKUNTANSI PERUSAHAAN JASA HALAMAN 42

4.9.3 PENJURNALAN DAN PEMINDAHBUKUAN AYAT–AYAT PENUTUP

Ilustrasi berikut akan memperlihatkan bagaimana ayat-ayat penutup untuk Bengkel Mobil Ihsan di Jurnal dan dipindahbukuan pada tanggal 31 Januari 2002. Perkiraan Modal Tuan Ihsan sekarang mempunyai saldo Rp62.800.000,00 Rp62.000.000,00 + Rp800.000,00. Saldo baru dalam perkiraan modal adalah indentik dengan jumlah Hak Pemilik dalam Neraca per 31 Januari 2002. Ini adalah hasil penutupan perkiraan-perkiraan sementara dan pemindahan laba bersih ke dalam perkiraan modal. JURNAL Halaman 1 TGL PERKIRAAN No PB DEBET KREDIT 2002 Jan 31 Penjualan 401 3.000.000,00 Ikhtisar Laba Rugi 399 3.000.000,00 Menutup perkiraan pendapatan 31 Ikhtisar Laba Rugi 399 2.200.000,00 Beban Reparasi 501 500.000,00 Beban Gaji 502 1.500.000,00 Beban Perlengkapan 503 200.000,00 Menutup perkiraan beban 31 Ikhtisar Laba Rugi 399 800.000,00 Modal, Tuan Ihsan 301 800.000,00 Menutup Perkiraan Ikhtisar Laba Rugi Seperti halnya jurnal yang lain, jurnal penutup tersebut juga harus diposting dipindahbukukan ke Buku Besar. Karena pada pembuatan jurnal penutup digunakan perkiraan sementara dengan nama “Ikhtisar Laba Rugi” maka di Buku Besar juga harus disediakan perkiraan tersebut. Setelah semua Jurnal Penutup dibuat dan dipindahbukukan ke Buku Besar maka: • Semua perkiraan Pendapatan akan bersaldo 0 • Semua perkiraan Beban akan bersaldo 0 • Perkiraan sementara “Ikhtisar Laba Rugi” akan bersaldo 0 • Saldo perkiraan Modal Pemilik akan menunjukkan saldo akhir periode.

4.10 NERACA SALDO SETELAH PENUTUPAN

Setelah Jurnal Penutup dibuat, maka disusun kembali Neraca Saldo. Cara penyiapan Neraca Saldo Setelah Penutupan sama dengan penyiapan neraca saldo yang telah dikenal sebelumnya. Neraca Saldo setelah penutupan yang disiapkan Bengkel Mobil Ihsan diperlihatkan di bawah ini. BENGKEL MOBIL IHSAN NERACA SALDO SETELAH PENUTUPAN PER 31 JANUARI 2002 dalam rupiah Nama Perkiraan No Perk Debet Kredit Kas 101 7,100,000,00 Piutang Toko Maju 102 10,400,000,00 Perlengkapan 111 19,600,000,00 BAGIAN 1 SIKLUS AKUNTANSI PERUSAHAAN JASA HALAMAN 43 BENGKEL MOBIL IHSAN NERACA SALDO SETELAH PENUTUPAN PER 31 JANUARI 2002 dalam rupiah Nama Perkiraan No Perk Debet Kredit Peralatan Bengkel 112 32,000,000,00 Hutang PT. Modern 201 5,800,000,00 Hutang PT. Agus 202 500,000,00 Modal, Tuan Ali 301 62,800,000,00 69,100,000,00 69,100,000,00 Perhatikan bahwa perkiraan-perkiraan dan saldo-saldo yang disusun dalam neraca saldo setelah penutupan sekarang benar-benar cocok dengan pos-pos yang terdapat dalam Neraca per 31 Januari 2002. Akibat dari ayat-ayat penyesuaian, saldo perkiraan modal, Tuan Ihsan, sekarang sama dengan jumlah hak pemilik yang disajikan dalam neraca.

4.11 SIKLUS AKUNTANSI

Kehidupan suatu perusahaan dibagi dalam periode-periode akuntansi. Informasi keuangan untuk tiap periode akuntansi diproses dengan menyelesaikan kedelapan langkah dari siklus akuntansi. Siklus ini dimulai dengan pencatatan data bagian tiap transaksi dan diakhiri dengan neraca saldo setelah penutupan. Kemudian siklus yang lengkap diulangi untuk periode akuntansi berikutnya. Kedelapan langkah dari siklus akuntansi adalah sebagai berikut: 1. Pencatatan data: mencatat data asli untuk tiap transaksi dalam suatu dokumen sumber atau bukti transaksi 2. Penjurnalan: menganalisis dan mencatat transaksi-transaksi dalam suatu jurnal atau buku harian. 3. Pembukuan ke dalam buku besar posting: memindahkan debet-debet dan kredit-kredit dari jurnal ke perkiraan-perkiraan buku besar. 4. Penyusunan Neraca Saldo: menyiapkan suatu neraca saldo untuk mengecek keseimbangan buku besar. 5. Penyusunan Laporan Keuangan: Menyiapkan suatu Laporan Laba Rugi dan Neraca. 6. Membuat ayat-ayat penutup: Menjurnal dan memindahbukukan ayat-ayat penutup. 7. Penyeimbangan perkiraan-perkiraan buku besar: menyiapkan perkiraan-perkiraan bagi periode akuntansi yang baru. Memisahkan catatan-catatan mengenai periode akuntansi yang lama dari periode akuntansi yang baru. 8. Penyusunan neraca saldo setelah penutupan: menyiapkan neraca saldo setelah penutupan untuk mengecek keseimbangan buku besar setelah penutupan. BAGIAN 1 SIKLUS AKUNTANSI PERUSAHAAN JASA HALAMAN 44 BAB 5 PROSEDUR PENYESUAIAN

5.1 DASAR AKRUAL DALAM AKUNTANSI