Penilaian Analisis The Five C’s Of Credit 5C

BAB III TINJAUAN UMUM TENTANG PENILAIAN ANALISIS

THE FIVE C’S OF CREDIT KREDIT BERMASALAH

A. Penilaian Analisis The Five C’s Of Credit 5C

Kemauan willingness dan kemampuan ability dari calon debitur untuk memenuhi kewajiban kredit adalah hal yang ingin diketahui oleh pihak bank saat melakukan analisis permohonan kredit. Jika kemauan willingness to pay menunjukkan itikad baik dari debitur untuk memenuhi kewajiban kredit, maka kemampuan abiltiy to pay mencerminkan kapasitas debitur untuk menghasilkan dana tunai yang cukup untuk memenuhi kewajiban kredit. Artinya kreditor percaya meminjamkan uang kepada debitor karena debitor dapat dipercaya kemampuannya untuk mengembalikan pinjaman tersebut di kemudian hari. Dengan mengingat pengembalian dari kredit yang telah diberikan tersebut tentunya bank disini tidak begitu saja mengabulkan setiap permohonan kredit. Karena itu bank hanya memberikan kredit kepada orang yang dianggap layak untuk diberikan. Apabila bank menerima permohonan kredit dari nasabah, bank perlu melakukan analisis kredit terlebih dahulu. Hal ini perlu mendapat perhatian sungguh-sungguh mengingat resiko kemungkinan kredit sulit dilunasi dan cenderung bermasalah. Analisis kredit atau penilaian kredit adalah suatu proses yang dimaksudkan untuk menganalisis atau menilai suatu permohonan kredit yang diajukan oleh calon debitur kredit sehingga dapat memberikan keyakinan kepada pihak bank, dimana bank dapat memberikan pertimbangan dengan hati- hati apakah permohonan nasabah dan proyek yang akan dibiayai dengan kredit. Universitas Sumatera Utara bank cukup layak feasible. Konsep dan tekhnik analisis kredit adalah sebagai saringan pertama terhadap risiko munculnya kredit bermasalah. 39 Pelaksanaan analisis kredit berpedoman pada UU No. 10 Tahun 1998 tentang Perubahan UU No.7 Tahun 1992 tentang Perbankan khususnya Pasal 1 ayat 11, Pasal 8, dan Pasal 29 ayat 3. Tujuan adanya analisis kredit yakni dapat dicegah secara dini kemungkinan terjadinya default oleh calon debitur. Default adalah kegagalan nasabah dalam memenuhi kewajibannya untuk melunasi kredit yang diterimanya angsuran pokok beserta bunga yang sudah disepakati dan diperjanjikan bersama misalnya berdasarkan akada kredit yang dibuat dihadapan notaris publik. Bank menilai suatu permintaan kredit berpedoman pada faktor-faktor the five c’s of credit 5C, yaitu Character, Capacity to create sources of funding, Capital, Collateral, Condition of economy and sector of business. 40 1. Character C-1 Adapun dasar pertimbangan pemberian kredit adalah hasil penilaian berdasarkan konsep yang paling dikenal dalam analisis adalah konsep The Five C’s Of Credit 5C, Penilaian terhadap character perlu dilakukan untuk mengetahui itikad baik dan kejujuran nasabah calon debitur untuk membayar kembali kredit yang diterimanya. Penilaian watak calon debitur berkaitan dengan integritas dari calon debitur yang dimaksudkan untuk mengetahui kemauannya untuk 39 Siswanto Satojo, Menangani Kredit Bermasalah Konsep dan Kasus, PT. Damai Mulia Pustaka, Jakarta, 2008, Hal 18. 40 Lukman Dendawijaya, Manejemen Perbankan Edisi Kedua, Ghalia Indonesia, 2009, hal 88. Universitas Sumatera Utara membayar willingness to pay. Penilaian tersebut meliputi moral, sifat, perilaku, tanggung jawab, dan kehidupan pribadi calon debitur yang sangat berpengaruh terhadap pelunasan kredit. Penilaian lebih mudah dilakukan jika telah terjalin hubungan antara bank dengan calon debitur atau dapat dicarikan dari informasi yang mendukung, baik dari kalangan perbankan diperoleh melalui surat menyurat korespodensi antarbank yang dikenal dengan information termasuk permohonan resmi ke Bank Indonesia untuk memperoleh informasi tentang calon debitur, baik mengenai pribadinya maupun perusahaan bisnis yang dimilkinya. 2. Capacity C-2 Penilaian terhadap capacity perlu dilakukan untuk mengetahui kemampuan calon debitur untuk membayar kembali kredit serta bunganya. Penilaian kemampuan membayar tersebut dilihat dari kegiatan usaha dan kemampuan mengelola usaha yang akan dibiayai melalui kredit. Kemampuan-kemampuan calon nasabah yang harus diukur adalah sebagai berikut; a Kemampuan calon nasabah menyediakan dana untuk pembiayaan b Kemampuan calon nasabah untuk membangun proyeknya c Kemampuan nasabah untuk menhasilkan produk dari proyeknya. d Kemampuan nasabah untuk menjual hasil produksinya e Kemampuan nasabah untuk memperoleh laba penjualan tersebut. f Kemampuan nasabah untuk menyediakan cash yang memadai untuk membayar kewajiban-kewajibannya kepada bank. Universitas Sumatera Utara Dengan demikian, hal-hal yang dianalisis adalah sebagai berikut: 41 1. Jadwal pembangunan proyek yang akan dibiayai bank dan nasabah. 2. Rencana produksi dan penjualan produk maupun jasa. 3. Proyeksi labarugi atau projected income statements misalnya selama lima tahun atau selama jangka waktu kredit. 4. Proyeksi arus kas project cash flow. 5. Kemampuan manajerial dari pinjaman perusahaan dalam mengelola bisnisnya kelak. 6. kemampuan nasabah untuk memenuhi kewajiban-kewajiban pada pihak-pihak lainnya. 3. Capital C-3 Penilaian terhadap capital perlu dilakukan untuk mengetahui jumlah modal yang dimiliki calon debitur cukup memadai untuk menjalankan usahanya. Makin besar jumlah modal yang ditanam oleh calon debitur ke dalam usaha yang akan dibiayai dengan kreditur makin menunjukkan keseriusan calon debitur menjalankan usahanya. Besarnya jumlah modal yang ditanam terutama berupa benda bergerak dan tidak bergerak akan memberi daya tahan usaha dalam menghadapi siklus atau fluktuasi ekonomi. 4. Collateral C-4 Berdasarkan peraturan yang ditetapkan oleh pemerintah Bank Indonesia, setiap pemberian kredit oleh bank harus didukung oleh adanya jaminanagunan yang memadai, kecuali untuk program-program 41 Ibid, hal 90-91. Universitas Sumatera Utara pemerintah. Collateral atau agunan kredit merupakan syarat yang harus dipenuhi terlebih dahulu sebelum permohonan kredit dicairkan atau disetujui. Penilaian terhadap collateral perlu dilakukan untuk mengetahui nilai barang jaminan yang diserahkan calon debitur untuk menutup risiko kegagalan pengembalian kredit yang akan diperolehnya. Barang jaminan berfungsi sebagai bagian dari pelaksanaan prinsip kehati-hatian yang dilakukan bank. 5. Condition C-5 Penilaian terhadap condition perlu dilakukan untuk mengetahui kondisi pada suatu saat di daerah yang mungkin akan mempengaruhi kelancaran usaha calon debitur. Dalam rangka proyeksi pemberian kredit, kondisi perekonomian harus pula ikut dianalisi paling sedikit selama jangka waktu kredit. Kondisi-kondisi tersebut antara lain meliputi ; 42 a Kondisi dari sektor dimana proyek akan dibangun; b Ketergantungan terhadap bahan baku yang harus diimpor; c Nilai kurs valuta terhadap nilai uang domestik rupiah; d Peraturan-peraturan pemerintah yang berlaku; e Kondisi perekonomian secara nasional, regional, dan global; f Kemudahan untuk memperoleh sumber daya bahan baku, tenaga kerja; g Tingkat bunga kredit yang berlaku; dan sebagainya 42 Ibid, hal 91 Universitas Sumatera Utara

B. Pengertian Kredit Bermasalah