Untuk itu kedisiplinan pasien dalam menjalankan pengobatan juga perlu diawasi oleh anggota keluarga terdekat yang tinggal serumah, yang setiap saat
dapat mengingatkan penderita untuk minum obat. Apabila pengobatan terputus atau tidak tuntas, maka akan menyebabkan kuman kebal atau resisten terhadap
obat dan akan muncul kuman yang lebih ganas, sehingga membutuhkan waktu yang lebih lama untuk penyembuhan serta menghabiskan banyak biaya untuk
pengobatannya Aditama, 1994. Penelitian Tanjung, dkk 1995 dikecamatan Kotanopan, Tapanuli Selatan
menunjukkan bahwa tingginya angka kesakitan, kekambuhan, dan kematian pada penderita TB paru disebabkan karena beberapa faktor, antara lain rendahnya
penghasilan, pendidikan dan pengetahuan yang kurang, rendahnya kepatuhan berobat, tidak cocoknya paduan obat, resistensi obat, supervisi dan penyuluhan
yang kurang dari petugas. Menurut Nukman Permatasari, 2005, faktor-faktor yang mempengaruhi
keberhasilan pengobatan TB paru adalah : 1 faktor sarana yang meliputi tersedianya obat yang cukup dan kontinyu, edukasi petugas kesehatan, dan
pemberian OAT yang adekuat; 2 faktor penderita yang meliputi pengetahuan, kesadaran dan tekad untuk sembuh, dan kebersihan diri; 3 faktor keluarga dan
lingkungan masyarakat. Berdasarkan uraian diatas, banyak faktor yang mempengaruhi dalam
keberhasilan pengobatan. Hal ini menimbulkan ketertarikan tersendiri bagi peneliti untuk meneliti pengaruh tingkat pendidikan dan tingkat pengetahuan
penderita TB mengenai penyakit TB paru dengan keteratuan minum obat anti tuberkulosis.
1.2. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang ingin digali peneliti dalam penelitian ini adalah pengaruh tingkat pendidikan dan tingkat pengetahuan tentang tuberkulosis
paru dengan keteraturan minum obat anti tuberkulosis OAT pada penderita tuberkulosis paru di Poli Paru RSUP. H. Adam Malik Medan tahun 2011.
Universitas Sumatera Utara
1.3. Tujuan Penelitian
1.3.1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada pengaruh antara tingkat pendidikan dan tingkat pengetahuan tentang
tuberkulosis paru dengan keteraturan minum obat anti tuberkulosis OAT pada penderita tuberkulosis paru di Poli Paru RSUP. H. Adam Malik
Medan tahun 2011.
1.3.2. Tujuan Khusus
Yang menjadi tujuan khusus dari penelitian ini adalah : a.
Untuk mengetahui tingkat pendidikan dan tingkat pengetahuan tentang tuberkulosis paru pada penderita TB paru di Poli Paru RSUP. H. Adam
Malik tahun 2011. b.
Untuk mengetahui keteraturan minum obat anti tuberkulosis OAT pada penderita TB di Poli Paru RSUP. H. Adam Malik tahun 2011.
1.4. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah : a.
Memperoleh gambaran pengaruh tingkat pendidikan dan tingkat pengetahuan tentang TB paru dengan keteraturan minum OAT pada
penderita TB paru. b.
Meningkatkan pengetahuan penderita tentang TB paru sekaligus memberitahukan pentingnya keteraturan minum OAT.
c. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan peneliti dalam bidang
penelitian. d.
Hasil penelitian diharapkan dapat digunakan sebagai masukan kepada Dinas Kesehatan dan juga pihak rumah sakit dalam rangka meningkatkan
upaya mencegah penyakit tuberkulosis paru ataupun mengurangkan kadar penyakit tuberkulosis paru.
Universitas Sumatera Utara
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1.Pendidikan
Pendidikan adalah segala upaya yang direncanakan untuk mempengaruhi orang lain baik individu, kelompok, atau masyarakat sehingga mereka melakukan
apa yang diharapkan oleh pelaku pendidikan Notoatmodjo, 2003. Pendidikan terdiri dari tiga unsur, yaitu:
a. Input, yaitu: sasaran pendidikan dan pendidik.
b. Proses, yaitu: upaya yang dilakukan untuk mempengaruhi orang lain.
c. Output, yaitu: hasil yang diharapkan.
2.2. Pengetahuan
2.2.1. Definisi Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek, baik melalui indera penglihatan,
pendengaran, penciuman, rasa dan raba Notoatmodjo, 2003.
2.2.2. Tingkat Pengetahuan
Pengetahuan mempunyai enam tingkatan, yaitu: a. Tahu
Tahu adalah suatu keadaan dimana seseorang dapat mengingat sesuatu yang telah dipelajari sebelumnya. Tahu ini merupakan tingkat pengetahuan
yang paling rendah. b. Paham
Paham diartikan sebagai suatu keadaan dimana seseorang mampu menjelaskan dengan benar tentang objek yang diketahui dan dapat
menginterpretasikan materi tersebut secara benar. c. Aplikasi
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi yang sebenarnya.
Universitas Sumatera Utara