Pencegahan Infeksi Tuberkulosis Paru Klasifikasi

2 Isoniazid INH dapat meningkatkan ekskresi piridoksin, asam amino salisilat, mereduksi asetilasi dari isoniazid, akibatnya dapat meningkatkan kadarnya dalam darah. Alkohol dapat meningkatkan kecepatan metabolisme isoniazid. Antasida alumunium hidroksida dapat menghambat absorbsi isoniazid, yang mungkin disebabkan karena senyawa alumunium menekan kecepatan pengosongan lambung. Kombinasi INH dan Rifampisin kemungkinan akan meningkatkan kerja hepatotoksik 3 Etambutol dapat berinteraksi dengan Sulfinpirazon dimana efek urikosurik dari sulfipirazon dapat tidak timbul karena pengaruh etambutol 4 Asam amino salisilat dapat menghambat efek hiperurikemia oleh pirasinamid pada beberapa penderita.

2.3.11. Pencegahan Infeksi Tuberkulosis Paru

Pencegahan meliputi Alsagaff, Hood, Mukty, Abdul, 2009 : a. Terhadap Infeksi Tuberkulosis 1. Pencegahan terhadap sputum yang infeksius 1.1 Case finding - X-foto toraks yang dikerjakan secara masal - Uji teberkulin secara Mantoux 1.2 Isolasi penderita dan mengobati penderita 1.3 Ventilasi harus baik, kepadatan penduduk dikurangi 2. Pasteurisasi susu sapi dan membunuh hewan yang terinfeksi oleh Mycobacterium bovis akan mencegah tuberkulosis bovis pada manusia. b. Meningkatkan Daya Tahan Tubuh 1. Memperbaiki standar hidup. - Makan makanan yang mengandung 4 sehat 5 sempurna. - Lengkapi perumahan dengan ventilasi yang cukup. - Usahakan setiap hari tidur cukup dan teratur. Universitas Sumatera Utara - Lakukan olahraga di tempat-tempat yang mempunyai udara segar. 2. Usahakan peningkatan kekebalan tubuh dengan vaksinasi BCG Mengenai vaksinasi BCG, hanya sebagian kecil negara di dunia yang tidak setuju pelaksanaannya, tetapi di Indonesia, sampai saat ini, vaksinasi BCG masih sanagt penting. Banyak keuntungan dibandingkan dengan kerugian yang mungkin ditimbulkan. Saat ini vaksin BCG disediakan dalam bentuk bubuk kering dan disimpan didalam kamar dengan suhu di bawah 6 o C. Pada udara dan suhu didaerah tropis vaksin BCG dapat bertahan selama satu minggu. c. Pencegahan dengan mengobati penderita yang sakit dengan obat anti tuberkulosis seperti tersebut di atas. 2.4. Keteraturan Minum Obat Anti Tuberkulosis 2.4.1. Definisi Keteraturan Minum Obat Anti Tuberkulosis OAT Keteraturan minum OAT adalah suatu proses dimana penderita melakukan ketepatan waktu dalam pengobatan. Hal ini dapat dilihat dari teratur dan tidak teraturnya penderita minum OAT.

2.4.2. Klasifikasi

a. Teratur : apabila penderita tidak pernah lalai lupa minum OAT atau pernah lalai ≤ 3 hari berturut -turut pada fase awal dan ≤ 7 hari berturut - turut 1 minggu pada fase lanjutan. b. Tidak teratur : apabila penderita lalai atau tidak pernah minum OAT lebih dari 3 hari berturut-turut pada fase awal dan lebih dari 7 hari berturut-turut 1 minggu pada fase lanjutan.

2.5. DOTS Directly Observed Treatment, Shortcourse