BAB 3 KERANGKA KONSEP PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL
3.1. Kerangka Konsep
Berdasarkan tujuan penelitian ini, keteraturan minum obat anti tuberkulosis OAT pada penderita tuberkulosis paru diuraikan berdasarkan
variabel tingkat pengetahuan penderita tentang tuberkulosis paru.
Variabel independen Variabel dependen
3.2. Definisi Operasional
3.2.1. Tingkat pendidikan adalah pendidikan formal terakhir yang diselesaikan oleh responden berdasarkan ijazah yang dimiliki.
Cara ukur : Cara ukur yang digunakan adalah wawancara.
Alat Ukur : Alat ukur yang digunakan berupa kuesioner.
Hasil ukur :
a. Pendidikan rendah : tidak sekolah, tamat SD atau pendidikan sederajat, atau tamat SMP atau pendidikan sederajat
b. Pendidikan tinggi : tamat SMA atau pendidikan sederajat atau tamat kuliah D1, D3, S1, S2, atau S3.
Skala ukur : Dengan menggunakan skala ordinal
Tingkat Pendidikan Penderita Tuberkulosis
Paru Keteraturan Minum Obat
Anti Tuberkulosis OAT Pengetahuan tentang
Tuberkulosis Paru
Universitas Sumatera Utara
3.2.2. Pengetahuan penderita tentang tuberkulosis diartikan sebagai segala sesuatu yang diketahui oleh responden tentang tuberkulosis paru. Dalam
konsep penelitian ini, pengetahuan yang diukur hanya dalam batas ”tahu”. Cara ukur
: Cara ukur yang digunakan adalah wawancara. Alat Ukur
: Alat ukur yang digunakan berupa kuesioner. Hasil ukur
: a. Pengetahuan kurang : apabila responden mendapat nilai
≤ 50 dari seluruh skor yang ada.
b. Pengetahuan baik : apabila responden mendapat nilai 50 dari seluruh skor yang ada.
Skala ukur : Dengan menggunakan skala ordinal
3.2.3. Keteraturan Minum Obat Anti Tuberkulosis Keteraturan minum obat anti tuberkulosis OAT didefinisikan sebagai
suatu proses dimana penderita melakukan ketepatan waktu dalam pengobatan, hal ini dapat dilihat dari teratur dan tidak teraturnya penderita
minum OAT. Cara ukur
: Cara ukur yang digunakan adalah wawancara. Alat Ukur
: Alat ukur yang digunakan berupa kuesioner. Hasil ukur
: a. Teratur
: apabila penderita tidak pernah lalai lupa minum OAT atau pernah lalai
≤ 3 hari berturut-turut pada fase awal dan ≤ 7 hari
berturut-turut 1 minggu pada fase lanjutan. b.Tidak teratur : apabila penderita lalai atau tidak pernah minum OAT
lebih dari 3 hari berturut-turut pada fase awal dan lebih dari 7 hari berturut-turut 1 minggu pada fase lanjutan.
Skala ukur : Dengan menggunakan skala nominal
Universitas Sumatera Utara
3.3. Hipotesis