Strategi Pengembangan Usaha Pupuk (Studi pada UD.Siganupari di Dusun III Tanjung Pasir Kecamatan Tanah Jawa, Kabupaten Simalungun)

(1)

Strategi Pengembangan Usaha Pupuk

(Studi pada UD.Siganupari di Dusun III Tanjung Pasir

Kecamatan Tanah Jawa, Kabupaten Simalungun)

SKRIPSI

Disusun dan Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Strata Satu (S-1) pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sumatera Utara

Oleh:

Afrina Margaretha Gurning 100907055

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NIAGA/BISNIS FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

ABSTRAK

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PUPUK (Studi pada UD. Siganupari di Dusun III Tanjung Pasir

Kecamatan Tanah jawa, Kabupaten Simalungun) Nama : Afrina Margaretha Gurning

NIM : 100907055

Prodi : Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Pembimbing : M. Arifin Nasution, S.Sos, M.SP

Bisnis pupuk merupakan bisnis yang sangat menjanjikan apabila lokasi usaha mendukung. Bisnis pupuk ini menjadi bisnis yang menarik di daerah tanah jawa, karena wilayah/ daerahnya masih didominasi oleh lahan pertanian. Dalam menjalankan bisnis, seorang pengusaha harus memperhatikan kekuatan dan kelemahan, serta peluang dan ancaman yang ada. hal ini bertujuan untuk mengetahui strategi pengembangan bisnis yang tepat bagi UD. Siganupari di Dusun III Tanjung Pasir Kecamatan Tanah Jawa Kabupaten Simalungun.

Perumusan masalah pada penelitian ini adalah Bagaimana strategi pengembangan usaha pupuk pada UD. Siganupari di Dusun III Tanjung Pasir Kecamatan Tanah Jawa Kabupaten Simalungun. Penelitian ini bertujuan untuk Menentukan strategi pengembangan usaha pada UD.Siganupari di Dusun III Tanjung Pasir Kecamatan Tanah Jawa Kabupaten Simalungun.

Metode yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif. Data penelitian diperoleh dari observasi, wawancara, studi kepustakaan dan studi dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan analisis SWOT. Informan penelitian berjumlah 3 orang, yaitu 1 informan kunci dan 2 informan utama.

Hasil penelitian menunjukkan strategi yang perlu diterapkan untuk strategi pengembangan bisnis UD. Siganupari di Dusun III Tanjung Pasir Kecamatan Tanah Jawa Kabupaten Simalungun adalah strategi agresif yaitu menciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang.


(3)

ABSTRACT

BUSINESS DEVELOPMENT STRATEGY OF FERTILIZER ( Studies at UD . Siganupari in Tanjung Pasir Dusun III

Subdistrict Tanah Jawa , District Simalungun ) Name : Margaretha Afrina Gurning

NIM : 100907055

Prodi : Business Administration

Faculty : Faculty of Social and Political Science Supervisor : M. Arifin Nasution, S.Sos,M.SP

Fertilizer business is a very promising business if the business location support. The fertilizer business into a business interest in the land area of Tanah awa, because the area/ region is still dominated by agricultural land. In business, an entrepreneur must consider the strengths and weaknesses, and the opportunities and threats that exist. It aims to find the right business development strategies for UD. Siganupari in Tanjung Pasir Dusun III Subdistrict Tanah Jawa District Simalungun.

Formulation of the problem in this study is How fertilizer business development strategy at UD. Siganupari in Tanjung Pasir Dusun III Tanah jawa Subdistrict district Simalungun. This study aims to Determine the business development strategy UD. Siganupari in Tanjung Pasir Dusun III Subdistrict Tanah Jawa District Simalungun.

The method used is descriptive qualitative method . Data were obtained from observations, interviews, library research and study documentation. Analysis using SWOT analysis. Informants numbered 3 namely 1 key informant 2 the main informants.

The results show that the strategy needs to be applied to business development strategies UD. Siganupari in Tanjung Pasir Dusun III Subdistrict Tanah Jawa District Simalungun. is an aggressive strategy of creating a strategy that uses force to take advantage of opportunities.


(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia yang dilimpahkan-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PUPUK (Studi pada UD. Siganupari di Dusun III Tanjung Pasir Kecamatan Tanah Jawa Kabupaten Simalungun)”. Skripsi ini disusun sebagai syarat dalam menyelesaikan jenjang pendidikan Strata-1 (S-1) pada Universitas Sumatera Utara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Program Studi Administrasi Niaga/ Bisnis.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih memiliki banyak kekurangan baik dari segi pembahasan maupun penyusunan. Hal ini disebabkan keterbatasan pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik maupun saran yang bersifat membangun sehingga dapat memberikan manfaat dan dorongan bagi peningkatan pengetahuan dan kemampuan penulis di masa yang akan datang.

Penulis menyadari sepenuh hati bahwa skripsi ini tidak akan tersusun dan selesai tanpa bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Badaruddin, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Prof. Dr. marlon Sihombing, M.A, selaku Ketua Program Studi Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak M. Arifin Nasution, S.Sos, M.SP, selaku pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan saran dalam penyusunan skripsi ini.


(5)

4. Ibu Siswati S.Sos, M.SP, selaku Dosen Penguji dalam sminar proposal yang telah memberikan banyak masukan demi perbaikan skripsi ini.

5. Bapak Farid, SH yang telah membantu penulis dalam administrasi selama perkuliahan hingga selesai dari akultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.

6. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan ilmu, motivasi dan bimbingan selama penulis menjalani perkuliahan.

7. Kepada kedua orang tua yang saya cintai dan saya banggakan (E. Gurning/ M. br. Hutagaol) dan adik saya Rony Gurning yang senantiasa memberikan perhatian dan kasih sayang serta dukungan moril maupun materil dan doa sehingga penulis dapat menyelesaikan skipsi ini.

8. Ibu M. Hutagaol selaku pemilik usaha dan karyawan UD. Siganupari di Dusun III Tanjung Pasir Kecamatan Tanah Jawa Kabupaten Simalungun yang telah berkenan memberikan waktu, tenaga, bantuan dan informasi kepada penulis selama dalam penelitian.

9. James Reinhat Sinaga yang senantiasa mendukung dan member motivasi selama penulis mengerjakan skripsi ini.

10.Seluruh teman kos jln. Jamin Ginting Lorong IX No. 712B Padang Bulan Medan yang senantiasa menduku penulis dalam pengerjaan skripsi ini. 11.Ricky Malber Sihaloho yang senantiasa membantu dan member masukan

kepada penuis selama mengerjakan skripsi ini.

12.Sahabat-sahabat saya Teti Bethesda sagala, lamtiurma Sitanggang, Meriau Wita Pakpahan, Wildar Mendrofa, Nirmayasari Simanjorang, Heri Cristian


(6)

Depari, Abdianta Parangin-Angin, Yayan Felix Simangunsong atas kerjasama dan kebersamaannya selama ini.

13.Teman- teman Administrasi Niaga/Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara angkatan 2010.

14.Semua pihak yang telah membantu saya sehingga skripsi ini selesai.

Akhir kata, penulis mengharapkan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukan.

Medan, April 2014 Penulis,


(7)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

ABSTRACK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 6

1.3 Tujuan Penelitian ... 7

1.4 Manfaat Penelitian ... 7

BAB II LANDASAN TEORI ... 8

2.1 Strategi ... 8

2.1.1 Pengertian Strategi ... 8

2.1.2 Tipe-tipe Strategi ... 9

2.1.3 Cara Merumuskan Strategi ... 10

2.1.4 Merumuskan Strategi Tingkat Usaha ... 11

2.2 Manajemen Strategi ... 15

2.2.1 Pengertian Manajemen Strategi ... 15

2.2.2 Ciri-ciri Manajemen Strategi ... 16

2.2.3 Proses Manajemen Strategi ... 20

2.3 Pengembangan Usaha ... 21

2.4 Strategi Mengembangkan Usaha ... 23

2.5 Pupuk ... 26

2.5.1 Pengertian Pupuk ... 26


(8)

2.6 Analisis Lingkungan Eksternal dan Lingkungan Internal ... 29

2.6.1 Faktor-faktor Lingkungan Eksternal ... 29

2.6.2 Faktor-faktor Lingkungan Internal ... 31

2.7 Analisis SWOT ... 32

2.7.1 Pengertian Analisis SWOT ... 32

2.7.2 Tahapan Perencanaan Strategi Melalui Analisis SWOT ... 34

BAB III METODE PENELITIAN ... 36

3.1 Bentuk Penelitian ... 36

3.2 Lokasi Penelitian ... 36

3.3 Informan Penelitian ... 36

3.4 Defenisi Konsep ... 37

3.5 Teknik Pengumpulan Data ... 38

3.6 Teknik Analisis Data ... 39

BAB IV HASIL PENELITIAN ... 47

4.1 Deskripsi Usaha ... 47

4.1.1 Sejarah Usaha ... 47

4.1.2 Profil Usaha ... 49

4.1.2.1 Identitas Pengusaha ... 49

4.1.2.2 Identitas Usaha ... 49

4.1.2.3 Visi dan Misi Usaha ... 50

4.1.2.4. Sruktur Organisasi Usaha ... 51

4.1.2.5 Kegiatan Operasional ... 53

4.1.2.6 Produk yang Ditawarkan dan Pemasaran ... 53

4.1.2.7 Mitra Usaha/ Partner ... 55

4.2 Penyajian Data ... 56

4.2.1 Hasil Wawancara ... 57

4.3 Analisis Data ... 63


(9)

4.3.2 Matriks IFAS (Internal Factor Analysis Summary) ... 65

4.3.3 Matriks EFAS (Eksternal Factor Analysis Summary) ... 67

4.4 Pembahasan ... 75

BAB V PENUTUP ... 78

5.1 Kesimpulan ... 78

5.2 Saran ... 78

DAFTAR PUSTAKA ... 80 LAMPIRAN


(10)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Matriks SWOT ... 33

Tabel 3.1 Matriks Internal Factor Analysis Summary ... 42

Tabel 3.2 Matriks Eksternal Factor Analysis Summary ... 44

Tabel 3.3 Analisis SWOT (IFAS + EFAS) ... 44

Tabel 4.1 Daftar Harga Pupuk ... 54

Tabel 4.2 Identitas Informan ... 56

Tabel 4.3 Matriks IFAS (Internal Factor Analysis Summary) ... 66

Tabel 4.4 Matriks EFAS (Eksternal Factor Analysis Summary) ... 68

Tabel 4.5 Matriks IFAS + EFAS ... 69


(11)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Lima Kekuatan Kompetitif Porter ... 12

Gambar 2.2 Proses Manajemen Strategis ... 20

Gambar 3.1 Diagram Analisis SWOT ... 45

Gambar 4.1 Struktur Organisasi UD. Siganupari... 51


(12)

ABSTRAK

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PUPUK (Studi pada UD. Siganupari di Dusun III Tanjung Pasir

Kecamatan Tanah jawa, Kabupaten Simalungun) Nama : Afrina Margaretha Gurning

NIM : 100907055

Prodi : Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Pembimbing : M. Arifin Nasution, S.Sos, M.SP

Bisnis pupuk merupakan bisnis yang sangat menjanjikan apabila lokasi usaha mendukung. Bisnis pupuk ini menjadi bisnis yang menarik di daerah tanah jawa, karena wilayah/ daerahnya masih didominasi oleh lahan pertanian. Dalam menjalankan bisnis, seorang pengusaha harus memperhatikan kekuatan dan kelemahan, serta peluang dan ancaman yang ada. hal ini bertujuan untuk mengetahui strategi pengembangan bisnis yang tepat bagi UD. Siganupari di Dusun III Tanjung Pasir Kecamatan Tanah Jawa Kabupaten Simalungun.

Perumusan masalah pada penelitian ini adalah Bagaimana strategi pengembangan usaha pupuk pada UD. Siganupari di Dusun III Tanjung Pasir Kecamatan Tanah Jawa Kabupaten Simalungun. Penelitian ini bertujuan untuk Menentukan strategi pengembangan usaha pada UD.Siganupari di Dusun III Tanjung Pasir Kecamatan Tanah Jawa Kabupaten Simalungun.

Metode yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif. Data penelitian diperoleh dari observasi, wawancara, studi kepustakaan dan studi dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan analisis SWOT. Informan penelitian berjumlah 3 orang, yaitu 1 informan kunci dan 2 informan utama.

Hasil penelitian menunjukkan strategi yang perlu diterapkan untuk strategi pengembangan bisnis UD. Siganupari di Dusun III Tanjung Pasir Kecamatan Tanah Jawa Kabupaten Simalungun adalah strategi agresif yaitu menciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang.


(13)

ABSTRACT

BUSINESS DEVELOPMENT STRATEGY OF FERTILIZER ( Studies at UD . Siganupari in Tanjung Pasir Dusun III

Subdistrict Tanah Jawa , District Simalungun ) Name : Margaretha Afrina Gurning

NIM : 100907055

Prodi : Business Administration

Faculty : Faculty of Social and Political Science Supervisor : M. Arifin Nasution, S.Sos,M.SP

Fertilizer business is a very promising business if the business location support. The fertilizer business into a business interest in the land area of Tanah awa, because the area/ region is still dominated by agricultural land. In business, an entrepreneur must consider the strengths and weaknesses, and the opportunities and threats that exist. It aims to find the right business development strategies for UD. Siganupari in Tanjung Pasir Dusun III Subdistrict Tanah Jawa District Simalungun.

Formulation of the problem in this study is How fertilizer business development strategy at UD. Siganupari in Tanjung Pasir Dusun III Tanah jawa Subdistrict district Simalungun. This study aims to Determine the business development strategy UD. Siganupari in Tanjung Pasir Dusun III Subdistrict Tanah Jawa District Simalungun.

The method used is descriptive qualitative method . Data were obtained from observations, interviews, library research and study documentation. Analysis using SWOT analysis. Informants numbered 3 namely 1 key informant 2 the main informants.

The results show that the strategy needs to be applied to business development strategies UD. Siganupari in Tanjung Pasir Dusun III Subdistrict Tanah Jawa District Simalungun. is an aggressive strategy of creating a strategy that uses force to take advantage of opportunities.


(14)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Pertanian pada dasarnya dapat diartikan dalam arti sempit dan arti luas. Dalam arti yang sempit, pertanian adalah suatu kegiatan bercocok tanam. Dalam arti yang luas, pertanian adalah proses menghasilkan bahan pangan, ternak, serta produk-produk agroindustri dengan cara memanfaatkan sumber daya tumbuhan dan hewan (wikipedia. org). Pertanian merupakan salah satu komoditas unggulan Negara Indonesia. Dimana pertanian banyak menopang perekonomian Indonesia. Salah satunya dari segi pendapatan devisa Negara. Kualitas produk-produk hasil pertanian Indonesia banyak yang di ekspor ke luar negeri sebagai sumber penghasilan Negara. Namun, yang menjadi masalah besar di Indonesia adalah banyak komoditas pertanian yang diekspor tetapi sampai saat ini Indonesian masih juga mengimpor bahan pangan seperti beras dari Negara lain.

Indonesia merupakan negara agraris. Hal ini terbukti mayoritas penduduk Indonesia bermata pencaharian di bidang pertanian. Sebagai negara agraris, Indonesia diharapkan mampu mencukupi kebutuhan pangan di dalam negeri. Namun kenyataannya, Indonesia masih mengimpor dari luar negeri. Tidak hanya beras sebagai makanan pokok yang diimpor, tetapi bahan pangan lainnya seperti gandum, kedelai, dan jagung. Petani Indonesia juga masih banyak yang hidup dalam kemiskinan padahal petani merupakan sentra produksi pangan bahkan tidak bisa dipungkiri bahwa perekonomian Indonesia banyak ditopang oleh sektor


(15)

pertanian. Tetapi petani Indonesia belum bisa sejahtera. Penggunaan sarana produksi merupakan salah satu faktor yang tidak dapat dipisahkan dari peningkatan produksi pertanian. Penggunaan sarana produksi yang sesuai dan tepat akan memberikan dampak yang sangat baik terhadap perkembangan dan pertumbuhan tanaman. Adapun sarana produksi yang dibutuhkan antara lain bibit atau benih yang unggul, pupuk yang sesuai, pestisida dan alat-alat pertanian lainnya. Pupuk merupakan salah satu komponen input produksi yang berperan penting dalam peningkatan produksi dan produktivitas pertanian. Untuk mendukung program di sektor pertanian tersebut, maka dapat menjadi peluang di sektor perdagangan dalam hal ini yaitu usaha kios pupuk.

Dalam perekembangannya usaha kios pupuk menjadi sangat penting di dalam membantu kelancaran distribusi pupuk. Terlebih lagi saat pemerintah mengeluarkan kebijakan sistem distribusi tertutup dengan menggunakan RDKK (Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok) yang melibatkan kios pupuk selaku pengecer, menjadi lembaga pemasaran penyalur pupuk bersubsidi. Dengan kebijakan tersebut mengharuskan setiap kios pupuk untuk mendaftar sebagai kios resmi untuk akhirnya bisa ditunjuk menjadi penyalur resmi pupuk bersubsidi.

Kios pupuk UD. Siganupari yang berada di Dusun III Tanjung Pasir Kecamatan Tanah Jawa Kabupaten Simalungun telah berdiri pada tahun 2008. UD adalah suatu bentuk usaha yang kegiatannya yaitu membeli dan menjual barang tanpa mengolahnya terlebih dahulu dengan tujuan memperoleh laba.

UD. Siganupari merupakan salah satu usaha yang bergerak dibidang penjualan pupuk langsung kepada konsumennya. Usaha ini menyediakan berbagai jenis pupuk subsidi maupun non subsidi. Usaha ini resmi menjadi kios penyalur pupuk


(16)

bersubsidi pada tahun 2009. Adapun pupuk subsidi antara lain urea, ZA, NPK Phonska, SP-36 dan organik. Sedangkan pupuk non subsidi antara lain KCL, SS Mahkota, SS Merauke, TSP Mahkota, TSP Merauke, NPK Mutiara, dolomite, TSM dan garam kotor . Selain itu, UD. Siganupari juga menjual pestisida, bibit dan alat-alat pertanian yang dapat menunjang keberlangsungan siklus pertanian sawah, jagung, sayuran dan sawit di daerah Tanjung Pasir Kecamatan Tanah Jawa Kabupaten Simalungun. Melihat lokasi usaha ini, UD. Siganupari sangat berpotensi untuk berkembang karena sebagian besar lahan di desa Tanjung Pasir ini digunakan sebagai lahan pertanian. Usaha ini terletak di tengah areal pertanian sawah. Sehingga lebih dekat dengan sawah para petani. Pada saat petani melakukan proses pembelian pupuk, petani tidak perlu lagi pergi jauh membeli pupuk untuk tanaman mereka. Hal ini akan sangat menguntungkan bagi para petani karena dapat menghemat biaya transportasi.

UD. Siganupari bila dibandingkan dengan pesaing sejenis lainnya yang masih berada dalam satu kawasan UD. Siganupari ini merupakan usaha yang cukup potensial karena berada cukup jauh dari para pesaingnya (sekitar 2 Km). dan didukung oleh lokasi yang strategis karena berada di tepat pinggir pasar besar dan terletak di daerah persawahan sehingga memudahkan para petani untuk menemukan lokasi kios pupuk tersebut serta dapat menghemat biaya transportasi karena posisi usaha yang dekat dengan areal persawahan petani sehingga dapat dijangkau hanya dengan berjalan kaki. Selain itu, UD.Siganupari juga memiliki pelayanan yang unik yang tidak dimiliki oleh pesaingnya yaitu menyuguhkan minuman bagi para pelanggannya (petani) sembari menunggu pesanan pupuk mereka selesai diolah (proses pencampuran pupuk).


(17)

UD. Siganupari ini merupakan kios pupuk paling muda diantara kios-kios pupuk lainnya yang berada di daerah tersebut. Sehingga kios pupuk pesaing (seperti UD.Nunut, UD. Miduk dan UD. BPJ) lebih dikenal oleh penduduk di daerah tersebut ditambah lagi kios pesaing terletak di daerah yang banyak penduduknya (jln. Sisingamangaraja kecamatan pekan tanah jawa) dimana penduduk penduduk akan selalu mengunjungi tempat ini setiap pekannya (senin dan kamis) untuk berbelanja kebutuhan sehari-hari. Sehingga secara tidak langsung penduduk akan lebih sering melihat kios pupuk pesaing yang ada di pekan tanah jawa tersebut. Jika dilihat dari segi kekuatan dan keunikan usaha, UD. Siganupari memiliki potensi serta peluang yang dapat dimanfaatkan untuk semakin berkembang.

Berdasarkan pengamatan penulis, usaha ini belum mampu mengelola kekuatan dan peluang yang dimiliki secara optimal untuk mencapai laba yang maksimal. Adapun usaha yang dilakukan sebuah perusahaan atau usaha bisnis untuk mengembangkan usahanya adalah dengan membuat strategi pengembangan bisnis. Strategi pengembangan bisnis dapat dilakukan melalui analisis lingkungan internal dan lingkungan eksternal perusahaan. Adapun lingkungan internal terdiri dari kekuatan (strength), kelemahan (weakness) dan lingkungan eksternal terdiri

dari peluang (opportunities), ancaman (threat). Sehingga dalam hal ini UD.

Siganupari harus mampu memaksimalkan kekuatan dan peluang yang dimiliki serta meminimalkan kelemahan dan ancaman untuk mampu mengembangkan usahanya dalam menghadapi persaingan.

Ada beberapa penelitian terdahulu yang telah melakukan penelitian berhubungan dengan strategi pengembangan usaha. Budi Setiawan dan Dian


(18)

Fitriani (2011) melakukan penelitian berjudul, “Strategi Pengembangan Kios

pertanian ( Studi Kasus Pada Kios Resmi Pertanian Mitra Tani Di Desa

Plosogeneng Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang)”. Hasil penelitian

menunjukkan total keuntungan rata-rata yang didapatkan dari tiap pengadaan produk sarana produksi pertanian (saprotan) adalah Rp 494.460,63. Pasar untuk usaha diketahui berpotensi karena BPI lebih besar dai popoulasi. Alternatif strategi usaha yang dirumuskan pada matriks SWOT kemudian dikuantitatifkan dengan metode QSPM untuk mengetahui prioritas alternatif strategi yang lebih didahulukan untuk diimplementasikan. Strategi yang dirumuskan berfokus pada peningkatan kepuasan pembeli, peningkatan penjualan untuk meningkatkan pendapatan dan berorientasi untuk membuka kios baru di daerah lain yang berpotensi dan perbaikan kualitas manajemen tenaga kerja.

Yulie A.C Hutagalung (2013) melakukan penelitian berjudul “Strategi Pengembangan Bisnis (Studi Pada Rumah Makan Minang Setia Jl. Jamin Ginting No.326 Medan”. Hasil penelitian menunjukkan strategi yang perlu diterapkan untuk strategi pengembangan bisnis Rumah Makan Minang Setia Jl. Jamin Ginting No. 326 Medan adalah strategi agresif yaitu menciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang.

Ferroly Audiansyah (2008) melakukan penelitian berjudul “Analisis SWOT pada Industri Kecil Penghasil Ulos di Tapanuli Utara”. Berdasarkan hasil tersebut, penulis kemudian mengusulkan penggunaan strategi yang bersifat defensif yaitu retrechmeni strategy yang meliputi turn around strategy,

divestment strategy dan liquidation strategy. Pada akhimya strategi ini akan


(19)

Rukmini (2011) melakukan penelitian berjudul “Analisis SWOT Dalam Menentukan Strategi Pemasaran Pada Rumah Makan Kamang Jaya Medan”. Hasil penelitian menunjukan bahwa Rumah Makan Kamang Jaya menggunakan strategi Marketing Mix. Strategi pemasaran yang digunakan sudah cukup baik akan tetapi

masih perlu dilakukannya evaluasi dalam strategi yang lebih tepat lagi untuk perkembangan Rumah Makan Kamang Jaya. Akan tetapi Rumah Makan Kamang Jaya sebaiknya menggunakan strategi differensiasi agar produk yang dihasilkan menjadi produk yang berkualitas secara efektif kepada pelanggan.

Anggreni Sianipar (2013) melakukan penelitian berjudul “Strategi Strength Weakness Opportunity Threats (SWOT) Dalam Peningkatan Volume

Penjualan Pada Minimarket Surya Swalayan Jl. Setia Budi Medan”. Berdasarkan hasil penelitian menggunakan matriks SWOT yang memadukan kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman minimarket, usaha ini berkembang dengan baik dan mengalami peningkatan volume penjualan yang dapat dilihat dari omset yang didapat oleh toko ini.

Melihat kondisi UD Siganupari dan penelitian sebelumnya, maka penulis tertarik untuk mengangkat permasalahan ini dan menuangkannya dalam penulisan skripsi dengan judul “Strategi Pengembangan Usaha Pupuk (Studi Pada UD. Siganupari Dusun III Tanjung Pasir Kecamatan Tanah Jawa Kabupaten Simalungun)”.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian yang dikemukakan pada latar belakang, maka yang menjadi perumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana strategi


(20)

pengembangan usaha pupuk pada UD. Siganupari di Dusun III Tanjung Pasir Kecamatan Tanah Jawa Kabupaten Simalungun?”

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah untuk Menentukan strategi pengembangan usaha pada UD.Siganupari di Dusun III Tanjung Pasir Kecamatan Tanah Jawa Kabupaten Simalungun.

1.4. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Bagi program studi Ilmu Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara dapat memperkaya bahan referensi penelitian dibidang Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.

2. Manfaat Praktis

1. Bagi Penulis, berguna untuk meningkatkan dan menambah pengetahuan serta wawasan peneliti dibidang pengembangan usaha.

2. Bagi UD.Siganupari di Dusun III Tanjung Pasir Kec.Tanah jawa Kabupaten Simalungun, penelitian ini diharapkan dapat menjadi pertimbangan dan masukan bagi UD. Siganupari dalam menentukan strategi yang tepat untuk mengembangkan usahanya.


(21)

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Strategi

2.1.1 Pengertian strategi

Menurut Jatmiko (2003:4), Strategi dideskripsikan sebagai suatu cara dimana organisasi akan mencapai tujuan-tujuannya, sesuai dengan peluang-peluang dan ancaman-ancaman lingkungan eksternal yang dihadapi serta sumber daya dan kemampuan internal organisasi. Berdasarkan pada defenisi tersebut, terdapat tiga faktor yang mempunyai pengaruh penting pada strategi, yaitu lingkungan eksternal, sumberdaya dan kemampuan internal, serta tujuan yang akan dicapai. Intinya, suatu strategi organisasi memberikan dasar-dasar pemahaman tentang bagaimana organisasi itu akan bersaing dan survive.

Menurut Jauch dan Glueck dalam buku Jatmiko (2003:5), mendefenisikan strategi adalah rencana yang disatukan, menyeluruh dan terpadu yang mengaitkan keunggulan strategi perusahaan dengan tantangan lingkungan yang dirancang untuk memastikan bahwa tujuan utama perusahaan dapat dicapai melalui pelaksanaan yang tepat oleh perusahaan.

Menurut Allison dan Kaye (2004:3), strategi adalah prioritas atau arah keseluruhan yang luas yang diambil oleh organisasi. Strategi juga merupakan pilihan-pilihan tentang bagaimana cara terbaik untuk mencapai misi organisasi.

Menurut Hamel dan Prahalad dalam buku Rangkuti (2009:4), Strategi merupakan tindakan yang bersifat incremental (senantiasa meningkat) dan terus-


(22)

menerus dan dilakukan berdasarkan sudut pandang tentang apa yang diharapkan oleh para pelanggan di masa depan. Dengan demikian perencanaan strategi hampir selalu dimulai dari “apa yang dapat terjadi”, bukan dimulai dari “ apa yang terjadi”. Terjadinya kecepatan inovasi pasar baru dan perubahan pola konsumen memerlukan kopetensi inti (core competencies). Perusahaan perlu

mencari kompetensi inti di dalam bisnis yang dilakukan.

Menurut porter dalam buku Rangkuti (2009:4), strategi adalah alat yang sangat penting untuk mencapai keunggulan bersaing. Dari defenisi para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa strategi adalah cara atau teknik yang dilakukan sebuah perusahaan untuk mendapatkan keunggulan bersaing dengan mempelajari dan memahami lingkungan internal (kekuatan dan kelemahan) dan lingkungan eksternal (peluang dan ancaman) sehingga perusahaan bisa tetap berthan (survive).

2.1.2 Tipe-Tipe Strategi

Pada prinsipnya strategi dapat dikelompokkan berdasarkan tiga tipe strategi yaitu, strategi manajemen, strategi investasi, dan strategi bisnis (Rangkuti, 2009:6).

1. Strategi Manajemen

Srategi manajemen meliputi strategi yang dapat dilakukan oleh manajemen dengan orientasi pengembangan strategi secara makro. Misalnya, strategi pengembangan produk, strategi penerapan harga, strategi akuisisi, strategi pengembangan pasar, strategi mengenai keuangan, dan sebagainya.


(23)

2. Strategi Investasi

Srategi ini merupakan kegiatan yang berorientasi pada investasi. Misalnya, apakah perusahaan ingin melakukan strategi pertumbuhan yang agresif atau berusaha mengadakan penetrasi pasar, strategi bertahan, strategi pembangunan kembali suatu divisi baru atau strategi divestasi, dan sebagainya.

3. Strategi Bisnis

Strategi bisnis ini sering juga disebut startegi bisnis secara fungsional karena strategi ini berorientasi pada fungsi-fungsi kegiatan manajemen. Misalnya, strategi pemasaran, startegi produksi atau operasional, strategi distribusi, strategi organisasi, dan strategi-strategi yang berhubungan dengan keuangan.

2.1.3 Cara Perumusan Strategi

Berdasarkan penelitiannya terhadap pimpinan eksekutif, Mintzberg dalam buku Hunger dan Wheelen (2003:48), mengemukakan bahwa misi, tujuan, dan strategi perusahaan sangat berpengaruh terhadap persepsi manajemen puncak. Persepsi tersebut menentukan pendekatan atau cara yang digunakan CEO dan stafnya dalam perumusan strategi. Mintzberg menyebutkan tiga cara dasar: pengusaha, adaptif, dan perencanaan.

1. Cara Wirausaha

Yaitu satu individu yang sangat hebat merumuskan strategi. Fokusnya pada kesempatan, dan masalah adalah nomor dua. Strategi menyeluruh,


(24)

dengan keputusan-keputusan yang tegas. Sasaran dominannya adalah pertumbuhan perusahaan.

2. Cara Adaptif

Strategi ini kadang-kadang disebut “mengatasi”, dan cara ini bercirikan pemecahan yang bersifat reaktif dalam menghadapi masalah yang ada daripada proaktif mencari kesempatan-kesempatan yang baru. Banyak persetujuan terjadi dengan memperhatikan prioritas tujuan. Strateginya terfragmentasi dan dikembangkan untuk menjalankan perusahaan dalam langkah-langkah incremental ke depan. Cara ini biasanya dipakai di

universitas , rumah sakit besar, sejumlah besar agen pemerintah, dan yang mengejutkan juga dipakai oleh sejumlah perusahaan besar.

3. Cara Perencanaan

Para analis mendapat tanggung jawab utama dalam perumusan strategi. Perencanaan strategis meliputi pencarian kesempatan-kesempatan baru yang dilakukan secara proaktif dan pemecahan yang bersifat reaktif terhadap masalah yang ada. Analisis komprehensif secara sistematik digunakan untuk mengembangkan strategi-strategi yang menyatukan berbagai proses pengambilan keputusan perusahaan.

2.1.4 Merumuskan Strategi Tingkat Usaha

Cara yang popular dan efektif untuk merumuskan strategi adalah lima kekuatan dan strategi kompetitif porter. Michael E. Porter meneliti sejumlah perusahaan dan menyatakan bahwa strategi tingkat usaha merupakan hasil dari lima kekuatan kompetitif di lingkungan perusahaan.


(25)

Gambar 2.1

Lima Kekuatan Kompetitif Porter

Sumber : L. Darf (2010:261)

1. Potensi Pesaing Baru

Dari strategi kompetitif ini, para pemain di strategi yang sama harus memiliki sasaran, peluang dan sumber daya yang dapat menunjang posisi perusahaan dalam persaingan. Perusahaan harus mampu menggunakan kekuatan-kekuatan tersebut untuk meraih keuntungan. Keseriusan dari ancaman pendatang baru yang potensial tergantung dari dua faktor, rintangan untuk masuk dan reaksi dari perusahaan yang lebih dahulu kepada pendatangnya. Ada beberapa jenis dari rintangan saat pendatang

Potensi pesaing baru

Persaingan antarkompetitor Ancaman produk

pengganti

Daya tawar pembeli

Daya tawar pemasok


(26)

baru masuk: dari segi ekonomi, biaya dan sumber daya, pengalaman, ketidakmampuan pandatang baru dalam menggunakan teknologi, preferensi brand tertentu dan kesetiaan pelanggan, besarnya modal yang dibutuhkan, kerjasama dengan para distributor yang minim, peraturan kebijaksanaan, pembatasan strategi dan transaksi internasional.

2. Daya Tawar Pembeli

Tekanan persaingan dari pihak pembeli kuat ketika pembeli mampu melaksanakan pembelian dan meningkatkan kekuatan tawar-menawar melebihi harga, kualitas, service atau atribut lainnya dalam penjualan

tersebut. Kekuatan tawar-menawar pembeli lemah jika harga untuk berpindah ke produk pengganti mahal. Biasanya kekuatan tawar menawar pembeli meningkat jika:

a. Pembeli membeli dalam jumlah yang besar

b. Produk yang dibeli adalah produk tidak terdiferensiasi c. Pembeli memperoleh laba yang rendah

d. Produk tidak terlalu penting untuk pembeli

e. Pembeli mendapatkan suatu ancaman melakukan integrasi ke hulu untuk membuat produk industri

3. Daya Tawar Pemasok

Tekanan persaingan dari pihak penyedia kuat atau lemah tergantung dari apakah penyedia dapat melaksanakan kekuatan tawar-menawar yang cukup mempengaruhi hubungan dan kondisi untuk menyediakan barang yang diminati, dan dapat memperluas kolaborasi penyedia- penjual dalam strategi tersebut. Pemasok memiliki kekuatan tawar


(27)

menawar jika:

a. Didominasi oleh sedikit perusahaan b. Produknya unik

c. Industri tersebut bukanlah pelanggan penting dari pemasok d. Pemasok memperlihatkan ancaman untuk melakukan integrasi ke hilir

4. Ancaman Produk Pengganti

Ancaman dari barang pengganti kuat ketika barang pengganti sudah siap tersedia dan memiliki harga yang menarik dan relatif lebih rendah dari barang yang sudah ada dan terjangkau oleh pelanggan, pelanggan merasa barang pengganti tersebut dapat dibandingkan atau memiliki karakteristik yang lebih baik dan biaya yang dikeluarkan untuk produk pengganti tersebut murah.

5. Persaing Antarkompetitor

Dalam intensitas persaingan yang terjadi dalam strategi tersebut, strategi yang terbaik dari sebuah perusahaan tergantung pada kemampuan kompetitif dan strategi yang dimiliki oleh perusahaan strategi. Seperti keadaan saling tergantung strategi dimanapun sebuah perusahaan membuat strateginya untuk dapat dilaksanakan, perusahaan strategi sering membuat langkah pembalasan dengan cara membuat benteng pertahanan ataupun penyerangan baliknya. Intensitas persaingan antarperusahaan merupakan fungsi dari beberapa strategi:

a. Ada beberapa pesaing yang seimbang b. Pertumbuhan industri yang lambat


(28)

d. Pertambahan kapasitas yang tinggi

e. Pesaing yang berbeda – beda (Kolomilmu.com).

2.2 Manajemen Strategi

2.2.1 Pengertian Manajemen Strategi

Manajemen strategi (strategic management) dapat diartikan sebagai

penentuan serangkaian keputusan dan tindakan yang menyangkut arah perjalanan perusahaan di masa depan, penyelarasan sasaran setiap bagian perusahaan, pengelolaan sumberdaya sesuai dengan lingkungannya, serta pembuatan siasat yang benar, yang dimaksud untuk pencapaian sasaran-sasaran (Pardede, 2011: 23). Pengertian tersebut menunjukkan bahwa yang mula-mula harus ditetapkan dalam manajemen strategik adalah arah perusahaan di masa depan. Arah ini dapat berupa, misalnya, jenis usaha dalam mana perusahaan melakukan kegiatan. Setelah arah ini dirumuskan dengan jelas, para pengelola perusahaan kemudian harus menetapkan dan merumuskan keputusan-keputusan tentang apa yang dapat dilakukan. Keputusan-keputusan itu juga harus menjelaskan jumlah dan jenis sumber daya yang dibutuhkan serta cara terbaik untuk mendayagunakannya. Semua keputusan tersebut harus diarahkan pada pencapaian sasaran perusahaan. Sasaran-sasaran ini dapat berupa tujuan dan misi yang sudah ditetapkan sebelumnya.

Manajemen strategi dapat diberlakukan pada semua perusahaan mulai dari perusahaan-perusahaan kecil (seperti rumah makan kecil dan bengkel las) hingga perusahaan-perusahaan besar (seperti perusahaan pembuat mobil dan bank-bank antar-bangsa); mulai dari lembaga yang tidak mencari laba (seperti rumah sakit


(29)

dan panti asuhan) hingga lembaga-lembaga pencari laba (seperti hotel-hotel besar dan pusat perbelanjaan); dan mulai dari perusahaan-perusahaan swasta (seperti Indofood dn Toyota) hingga perusahaan-perusahaan milik negara (seperti PT Perkebunan Nusantara dan perusahaan penerbangan Garuda Indonesia).

2.2.2 Ciri-Ciri Manajemen Strategi

1. Mempengaruhi Setiap Tingkat Manajemen

Putusan-putusan yang dihasilkan melalui suatu rangkaian kegiatan manajemen mulai dari manajemen tingkat tertinggi hingga manajemen tingkat terendah. Namun demikian pemberlakuan putusan-putusan strategik haruslah merupakan tanggung jawab manajemen tingkat tertinggi. Karena putusan-putusan strategik didasarkan pada tujuan dan misi perusahaan, dan karena tujuan dan misi perusahaan dirumuskan oleh manajemen tingkat tertinggi, maka manajemen tingkat tertinggilah yang benar-benar mengerti pemberlakuan dan akibat pemberlakuan putusan-putusan strategik tersebut. Ini berarti bahwa setiap hal yang berkaitan dengan pembuatan putusan-putusan strategik haruslah menjadi ‘urusan’ manajemen tingkat tertinggi.

2. Menimbulkan Pengaruh Dalam Jangka Panjang

Pembuatan putusan-putusan strategik dapat dilakukan dalam waktu singkat, tetapi masa berlakunya pada perusahaan bisa saja meliputi suatu masa yang panjang. Misalnya sebuah perusahaan memberlakukan suatu putusan strategik, yaitu pembuatan barang baru. Keputusan ini akan berlaku dalam jangka panjang tanpa mempersoalkan keberhasilannya. Apabila berhasil, perusahaan akan “hidup” berdasarkan keputusan itu dan


(30)

apabila keputusan itu tidak berhasil, perusahaan harus mengubah hidupnya dengan membuat keputusan baru.

3. Berwawasan Masa Depan

Putusan-putusan strategik yang dimaksud sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan di masa depan. Oleh sebab itu pembuatan putusan-putusan strategik haruslah didasarkan pada keterangan-keterangan yang menyangkut masa yang akan datang seperti peluang, ancaman, kekuatan, dan kelemahan yang akan berlaku bagi perusahaan. Untuk itu perusahaan harus membuat perkiraan atau peramalan tentang apa yang akan terjadi di masa depan. Dengan memiliki keterangan-keterangan tentang masa depan maka perusahaan sudah siap untuk membuat putusan-putusan strategik. Putusan-putusan strategik itu sendiri akan mengakibatkan perubahan pada perusahaan dari keadaan yang sedang berlaku saat ini menjadi keadaan yang diinginkan untuk berlaku di masa yang akan datang.

4. Mempengaruhi Seluruh Bagian Perusahaan

Perusahaan terdiri dari berbagai bagian yang satu sama lain berkaitan dan saling mempengaruhi. Perubahan pada salah satu bagian akan mempengaruhi bagian-bagian lain berarti mengharuskan perubahan pada bagian-bagian lain itu. Apabila putusan strategik diberlakukan pada satu atau beberapa bagian tersebut maka seluruh bagian lain tentu saja akan terpengaruh. Dengan kata-kata lain setiap putusan strategik akan mempengaruhi seluruh bagian perusahaan meskipun pemberlakuannya hanya pada salah satu atau beberapa bagian tersebut.


(31)

5. Berwawasan Terbuka

Setiap kegiatan yang dilaksankan serta prestasi yang terwujud di dalam perusahaan selalu dipengaruhi oleh berbagai hal yang terjadi di luar perusahaan itu. Di pihak lain berbagai hal yng terjadi di luar perusahaan juga akan dipengaruhi oleh kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di dalam perusahaan. Dengan kata-kata lain putusan-putusan strategik itu berwawasan terbuka karena dapat mempengaruhi dan dapat dipengaruhi oleh lingkungan luar perusahaan.

6. Memberikan Kerangka Pengambilan Putusan Pada Manajeman Tingkat Yang Lebih Rendah

Menajemen tingkat tertinggi merupakan pihak yang tanggung jawabnya paling besar atas jalannya organisasi atau perusahaan. Seluruh kegiatan yang dilaksankan di dalam perusahaan, mulai dari manajemen tingkat tertinggi hingga manajemen tingkat terendah merupakan tanggung jawab manajemen tingkat tertinggi. Namun demikian bukan tidak sering terjadi bahwa manajemen tingkat lebih rendah harus membuat berbagai keputusannya dalam kegiatannya sehari-hari. Pembuatan tujuan ini tentu saja tidak boleh menyimpang dari tujuan, misi, falsafah, kebijakan, dan sasaran strategik perusahaan. Apabila semua putusan strategik ini sudah dirumuskan dan sudah disebarluaskan ke setiap bagian perusahaan maka bagi manajemen tingkat yang lebih rendah tidak lagi sulit untuk membuat putusan yang tidak bertentangan dengan ‘keinginan’ manajemen tingkat tertinggi. Dengan kata-kata lain manajemen strategik memberikan


(32)

kerangka bagi pembuatan putusan-putusan pada manajemn tingkat yang lebih rendah.

7. Membutuhkan Sumberdaya

Putusan-putusan strategik yang mengarah pada ‘penambahan’ atau pengembangan sudah pasti membutuhkan penambahan atau sekurang-kurangnya penggantian berbagai jenis sumberdaya. Dengan kata-kata lain manajemen strategi berarti panambahan sumberdaya-sumberdaya. Dalam hal ini setiap putusan strategik yang dibuat membutuhkan sumberdaya-sumberdaya.


(33)

2.2.3 Proses Manajemen Strategis

Gambar 2.2

Proses Manajemen Strategis

Sumber : L. Daft (2010:253)

Mengenali faktor-faktor strategi (peluang, kesempatan) Memindai Lingkungan Eksternal (nasional, global) Mengevaluasi misi, tujuan, dan strategi yang ada SWOT Memindai lingkungan internal (kemampuan dasar, sinergi, dan nilai kreasi Menerapkan strategi lewat perubahan kepemimpin an/budaya struktur, SDM,sistem informasi dan kontrol Merumuskan misi, tujuan, dan strategi besar baru Merumuskan strategi (perusahaan, usaha, fungsional) Mengenali faktor-faktor strategis (kekuatan, kelemahan)


(34)

Gambaran umum proses manajemen strategi diperlihatkan pada gambar 2.2. Proses ini diawali dengan evaluasi yang dilakukan para manajer terhadap posisi perusahaan sekarang terkait misi, tujuan, dan strateginya. Mereka kemudian memindai lingkungan internal dan eksternal perusahaan serta mengenali faktor-faktor strategis yang perlu diubah. Berbagai peristiwa di lingkungan internal maupun eksternal menandakan perlunya mengubah misi atau tujuan, atau perlunya merumuskan strategi baru ditingkat perusahaan, usaha, dan fungsi. Langkah terakhir proses manajemen strategis adalah menerapkan strategi baru.

2.3 Pengembangan Usaha

Didalam melakukan kegiatan pengembangan usaha (business

development), seorang wirausahawan pada umumnya akan melakukan

pengembangan kegiatan usaha tersebut melalui tahap-tahap pengembangan usaha sebagai berikut (Solihin, 2006:123) :

1. Memiliki ide bisnis

Usaha apapun yang akan dikembangkan oleh seorang wirausahawan, pada mulanya berasal dari suatu ide usaha. Ide usaha yang dimiliki oleh seorang wirausahawan dapat berasal dari berbagai sumber. Ide usaha dapat muncul setelah melihat keberhasilan bisnis orang lain dan adanya sense of business

yang kuat dari seorang wirausahawan.

2. Penyaringan ide/konsep usaha

Ide usaha masih merupakan gambaran yang kasar mengenai bisnis yang akan dikembangkan oleh seorang wirausahawan. Pada tahap selanjutnya, wirausahawan akan menerjemahkan ide usaha tersebut kedalam konsep


(35)

usaha yang merupakan penerjemahan lebih lanjut ide usaha ke dalam matra-matra bisnis yang lebih spesifik. Penyaringan ide-ide usah tersebut dapat dilakukan melalui suatu aktivitas penilaian kelayakan ide usaha secara formal (melalui studi kelayakan) maupun yang dilakukan secara informal ( misalnya melalui focus group discussion). Ide tersebut akan

berubah menjadi konsep usaha apabila ide usaha yang bersifat global ini ditambahkan matra-matra bisnis lain yang relevan. Dengan memperjelas ide usaha menjadi konsep usaha, maka hal tersebut akan semakin memudahkan wirausahawan dalam melakukan seleksi ide-ide usaha, karena ide-ide usaha tersebut menjadi semakin jelas wujud bisnisnya.

3. Pengembangan rencana usaha

Wirausahawan adalah orang yang melakukan penggunaan sumber daya ekonomi (uang, tenaga kerja, material, dan lain sebagainya) untuk memperoleh keuntungan. Dengan demikian, komponen utama dari perencanaan usaha yang akan dikembangkan oleh seorang wirausahawan adalah perhitungan proyeksi rugi-laba (proforma income statement) dari

bisnis yang akan dijalankan. Proforma income statement merupakan

income statement yang disusun berdasarkan perkiraan asumsi usaha yang

akan terjadi di masa yang akan datang. Sedangkan income statement

disusun dengan menggunakan data-data historis (data-data transaksi keuangan yang telah terjadi). Wirausahawan akan tergerak untuk menginvestasikan waktu, uang, dan sumber daya lain yang bisa dia peroleh apabila bisnis yang akan dia jalankankan memberikan keuntungan.


(36)

4. Implementasi rencana usaha dan pengendalian usaha

Rencana usaha yang telah dibuat, baik secara rinci maupun secara global, tertulis maupun tidak tertulis, selanjutnya akan diimplementasikan dalam pelaksanaan usaha. Rencana usaha akan menjadi panduan bagi pelaksanaan usaha yang dilakukan seorang wirausahawan. Dalam kegiatan implementasi rencana usaha, seorang wirausahawan akan mengerahkan berbagai sumber daya yang dibutuhkan seperti modal, material, dan tenaga kerja untuk menjalankan kegiatan usaha. Berdasarkan proses evaluasi dengan membandingkan hasil pelaksanaan usaha dengan target usaha yang telah dibuat dalam perencanaan usaha, seorang wirausahawan dapat mengetahui apakah bisnis yang dia jalankan dapat mencapai target yang diinginkan atau tidak, Apakah usaha yang dijalankan bertambah maju, stagnan, atau bahkan mengalami kemunduran.

Melalui pelaksanaan kegiatan usaha, seorang pengusaha juga akan memperoleh umpan balik (feedback) yang dapat digunakan untuk

melakukan berbagai perbaikan dalam pelaksanaan kegiatan usaha, penetapan tujuan-tujuan dan strategi-strategi usaha yang baru atau melakukan berbagai tindakan koreksi (corrective action).

2.4 Strategi Mengembangkan Usaha

Usaha tidak akan berkembang secara maksimal jika masih menggunakan cara biasa. Anda perlu melakukan terobosan baru untuk membuat konsumen lebih tertarik kepada bisnis Anda dan memenangkan persaingan dalam dunia bisnis. Produk apapun yang Anda jual, jasa apapun yang Anda tawarka


(37)

membutuhkan sentuhan ide inovatif untuk membuatnya selangkah lebih maju dari kompetitor. Untuk mengembangkan bisnis Anda dengan lebih cepat dan mudah, Anda bisa menerapkan delapan strategi inovatif dan kreatif berikut ini.

1. Beri Diskon Khusus

Diskon adalah hal yang kerap digunakan untuk meningkatkan penjualan produk. Tetapi, Anda perlu jeli dalam memberikan diskon kepada konsumen. Tidak semua konsumen tertarik pada diskon. Berilah diskon khusus yang diberikan hanya pada jangka waktu tertentu sehingga mereka lebih termotivasi untuk membeli produk. Namun, berilah diskon yang wajar dan tidak terlalu memberatkan Anda.

2. Buat Produk Menjadi Lebih Menarik

Buatlah produk menjadi lebih menarik daripada sebelumnya. Untuk menarik minat konsumen terhadap produk Anda, gunakanlah sentuhan ide kreatif. Daya tarik tidak selalu ada pada produk itu sendiri. Daya tarik bisa ditemukan dalam kemasan atau strategi pemasaran untuk produk tersebut.

3. Buatlah Inovasi Baru

Jangan pernah berhenti untuk memberikan inovasi baru kepada konsumen. Inovasi tidak selalu identik dengan hal yang benar-benar baru. Inovasi bisa lahir dari produk lama yang dimodifikasi sedikit sehingga mampu memberikan nuansa atau kesan baru bagi konsumen.

4. Beri Layanan Prima Untuk membuat Konsumen Loyal

Bisnis apapun bisa berkembang selama konsumennya diperlakukan dengan baik. Buatlah konsumen loyal kepada produk Anda dengan memberikan layanan prima sesuai dengan yang mereka harapkan.


(38)

Rekomendasi dari konsumen adalah promosi gratis yang bisa Anda manfaatkan untuk menggenjot penjualan produk.

5. Jalin Kemitraan Dengan Pebisnis Lain

Untuk mengembangkan bisnis, Anda perlu menjalin kerjasama saling menguntungkan dengan pebisnis lain. Dalam menjalin kerjasama, Anda perlu mengetahui hak-hak yang harus dipenuhi oleh kedua pihak. Jangan sampai mengecewakan mitra Anda dan membuatnya enggan untuk bekerjasama.

6. Terapkan Strategi Marketing Yang Beda

Tampil beda adalah salah satu cara untuk menarik perhatian. Gunakanlah strategi marketing yang lain daripada yang lain untuk membedakan Anda dengan kompetitor. Bisnis akan lebih mudah untuk dikenali konsumen.

7. Jangan Takut Untuk Menghadapi Tantangan Apapun

Bisnis selalu identik dengan tantangan. Keuntungan yang Anda dapatkan dari bisnis sangat ditentukan oleh keberanian Anda dalam mengambil tantangan. Jika Anda enggan untuk mengambil risiko, hasil yang didapatkan tidak akan besar dan bisnis tidak berkembang.

8. Buatlah website

Website adalah syarat utama untuk berbisnis di era informasi. Bantu konsumen untuk menemukan bisnis Anda di internet. Luangkan sedikit waktu untuk membangun website dan meningkatkan trafiknya (carabelajarbisnisonline.org).


(39)

2.5 Pupuk

2.5.1. Pengertian Pupuk

Pengertian pupuk secara umum ialah: Suatu bahan yang bersifat organik ataupun anorganik, bila ditambahkan kedalam tanah atau ketanaman, dapat memperbaiki sifat fisik, sifat kimia, sifat biologi tanah dan dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman. Dari batasan ini diambil pengertian bahwa penambahan bahan pasir ke tanah yang mengandung kadar liat yang tinggi dapat mengubah sifat fisis tanah yakni adanya perbaikan porositas tanah. Penambahan bahan kapur ke tanah yang asam dapat meningkatkan pH tanah, terjadi perbaikan sifat kimiawi tanah dan penambahan bahan lainnya (ameliarosi). Disini pasir dan kapur termasuk bahan pupuk dalam arti yang luas. Pemupukan berarti: cara-cara atau metode serta usaha-usaha yang dilakukan dalam pemberian pupuk atau unsur hara ke tanah atau ke tanaman yang sesuai yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman yang normal (Madjid dkk, 2010:181).

2.5.2 Klasifikasi Pupuk

Menurut Rosmarkam dan Yuwono (2002:126), pupuk dalam arti luas dikalasifikasikan sebagai berikut:

a. Berdasarkan asalnya:

1. Pupuk alam, yakni pupuk yang terdapat di alam atau dibuat dengan bahan alam tanpa proses yang berarti. Misalnya, pupuk kompos, pupuk kandang, guano, pupuk hijau dan pupuk batuan P.


(40)

2. Pupuk buatan, yakni pupuk yang dibuat oleh pabrik. Misalnya, TSP, urea, rustika, dan nitrophoska. Pupuk ini dibuat oleh pabrik dengan mengubah sumber daya alam melalui proses fisika dan kimia.

b. Berdasarkan senyawanya:

1. Pupuk organik, yakni pupuk yang berupa senyawa organik. Kebanyakan pupuk alam tergolong pupuk organik, misalnya pupuk kandang, kompos, dan guano. Pupuk alam yang tidak termasuk pupuk organik adalah rock phosphat, yang umumnya berasal dari batuan

sejenis apatit.

2. Pupuk anorganik atau mineral, yakni pupuk dari senyawa anorganik. Hampir semua pupuk buatan tergolong pupuk anorganik.

c. Berdasarkan fasanya:

1. Pupuk padat, yakni pupuk yang umumnya mempunyai kelarutan beragam mulai yang mudah larut air sampai yang sukar larut air.

2. Pupuk cair, yakni pupuk berupa cairan yang cara penggunaannya dilarutkan terlebih dahulu dengan air. Umumnya, pupuk ini disemprotkan ke daun.

d. Berdasarkan cara penggunaannya:

1. Pupuk daun, yakni pupuk yang cara pemupukannya dilarutkan terlebih dahulu dalam air, kemudian disemprotkan pada permukaan daun. 2. Pupuk akar atau pupuk tanah, yakni pupuk yang diberikan kedalam


(41)

e. Berdasarkan reaksi fisiologisya:

1. Pupuk yang mempunyai reaksi fisiologis asam, yakni pupuk yang bila diberikan kedalam tanah ada kecenderungan tanah lebih asam (pH menjadi lebih rendah). Misalnya ZA dan Urea.

2. Pupuk yang mempunyai reaksi fisiologis basis, yakni pupuk yang bila diberikan ke dalam tanah menyebabkan pH tanah cenderung naik, misalnya pupuk chili saltpeter, calnitro, dan kalsium sianida.

f. Berdasarkan jumlah hara yang dikandungnya:

1. Pupuk yang hanya mengandung satu hara tanaman, misalnya pupuk urea yang hanya mengandung hara N dan TSP hanya dipentingkan P saja.

2. Pupuk majemuk, yakni pupuk yang mengandung dua atau lebih hara tanaman. Misalnya NPK.

g. Berdasarkan macam hara tanaman:

1. Pupuk makro, yakni pupuk yang mengandung hara makro saja, misalnya NPK, nitrophoska dan gandasil.

2. Pupuk mikro, yakni pupuk yang hanya mengandung hara mikro saja, misalnya mikrovet, mikroplek dan metalik.

3. Campuran makro dan mikro, misalnya pupuk gandasil, bayfolan dan rustika.


(42)

2.6 Analisis Lingkungan Eksternal dan Lingkungan Internal

2.6. 1 Faktor-Faktor Lingkungan Eksternal

Faktor-faktor lingkungan eksternal perusahaan terdiri atas lingkungan eksternal makro dan lingkungan eksternal mikro. Lingkungan eksternal makro terdiri atas:

1. Lingkungan Fisik

Lingkungan fisik merupakan hubungan timbal balik antara perusahaan dengan lingkungan hidupnya atau ekologinya.

2. Lingkungan Ekonomi

Faktor ekonomi berhubungan dengan sifat dan arah ekonomi dimana suatu perusahaan beroperasi. Sebab pola konsumsi masyarakat secara relatif dipengaruhi oleh tren sektor ekonomi dan pasar, sehingga dalam perencanaan strategiknya setiap organisasi-perusahaan harus mempertimbangkan arah tren atau pasar.

3. Lingkungan Politik dan Hukum

Arah dan stabilitas politik dan hukum merupakan pertimbangan utama bagi para manajer dalam memformulasikan strategi perusahaan. Lingkungan politik dan hukum mencakup faktor-faktor yang dikendalikan oleh pemerintah. Unsur dalam parameter utamanya adalah ideologi politik pemerintahan, stabilitas pemerintahan, jumlah dan kekuatan partai politik, program kerja partai politik, sikap pemerintah terhadap dunia industri, kelompok-kelompok lobbi, hukum dan peraturan perundangan, dan semua peraturan yang harus dipatuhi dan dijalankan oleh perusahaan.


(43)

4. Lingkungan Sosial-Budaya

Faktor sosial budaya yang dapat mempengaruhi aktivitas dan kinerja perusahaan mencakup keyakinan, nilai-nilai, sikap, pandangan serta gaya hidup manusia sebagai akibat perkembangan dan perubahan kondisi kebudayaan, bahasa, ekologi, demografi, keberagaman, pendidikan, suku bangsa, dan ras serta mobilitas penduduk, lembaga-lembaga sosial, simbol status dan keyakinan agama.

5. Lingkungan Teknologi

Teknologi merupakan pendorong utama dibalik pengembangan berbagai produk dan pasar baru, tetapi terkadang juga menjadi alasan utama menurunnya berbagai produk dan pasar. Teknologi dapat mempunyai pengaruh penting pada kinerja industri.

6. Lingkungan Demografi

Evolusi atau perubahan populasi penduduk merupakan faktor kunci lingkungan bagi perusahaan. Penduduk secara langsung berdampak pada pasar konsumen dan mepengaruhi kekuatan-kekuatan ekonomi lainnya (Jatmiko, 2003:38).

sedangkan lingkungan eksternal mikro terdiri atas :

1. Ancaman Pendatang Baru (Threat of Enrty)

Pendatang baru dalam suatu industri biasanya membawa dan menambah kapasitas baru, keinginan mendapatkan pangsa pasar (market share), dan


(44)

2. Kekuatan Pemasok (Powerful of Suppliers)

Pemasok menyediakan dan menawarkan input yang diperlukan untuk memproduksi barang atau menyediakan jasa oleh industri atau perusahaan. Organisasi di dalam satu industri bersaing antar satu dengan lainnya untuk mendapatkan input seperti tenaga kerja, bahan baku, dan modal.

3. Kekuatan Pembeli/ Pelanggan (Power of Buyers)

Pembeli atau pelanggan disini terdiri dari pelanggan individual dan pelanggan organisasi. Dalam industri tertentu mungkin terdapat beberapa perantara pelanggan antar industri atau perusahaan yang menjual secara langsung kepada konsumen akhir.

4. Ancaman Produk Pengganti

Produk pengganti dapat memberikan pilihan bagi pelanggan/pembeli dan akan mengurangi keuntungan perusahaan

5. Analisis Pesaing

Analisis pesaing memungkinkan suatu organisasi menilai apakah organisasi tersebut dapat bersaing dengan sukses di dalam suatu pasar yang memberikan peluang-peluang keuntungan.

2.6.2 Faktor- Faktor Lingkungan Internal

1. Aspek Pemasaran

Pemasaran dapat diidentifikasikan sebagai proses penentuan pengantisipasian, penciptaan, dan pemenuhan keinginan dan kebutuhan pelanggan atas produk atau jasa.


(45)

2. Aspek Keuangan dan Akuntansi

Kondisi keuangan seringkali dipertimbangkan sebagai ukuran yang terbaik kekuatan atau posisi persainganperusahaan dan menjadi daya tarik utama bagi para investor.

3. Aspek Produksi/ Operasi dan Penelitian Pengembangan

Fungsi produksi/operasi suatu perusahaan terdiri dari semua aktivitas yang merubah masukan (input) menjadi barang atau jasa . Manajemen

produksi/ operasi memperlakukan masukan (input), mentransformasi,

dan keluaran (output) sangat beragam diantara industri-industri dan

pasar. Operasi perusahaan manufaktur merubah masukan seperti bahan mentah, tenaga kerja, modal, mesin, dan fasilitas lainnya menjadi barang jadi dan jasa. (Jatmiko, 2003:68).

2.7 Analisis SWOT

2.7.1 Pengertian Analisis SWOT

Menurut Rangkuti (2009: 20), analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (Strength), dan

peluang (Opportunity), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan

(Weakness) dan ancaman (Threats).

Kinerja perusahaan dapat ditentukan oleh kombinasi faktor internal dan eksternal. Kedua faktor tersebut harus dipertimbangkan dalam analisis SWOT. SWOT adalah singkatan dari lingkungan Internal Strenghts dan Weakness serta


(46)

Analisis SWOT membandingkan antara faktor eksternal peluang (opportunities)

dan ancaman (threats) dengan faktor internal kekuatan (strengths) dan kelemahan

(weakness).

Tabel 2.1 Matriks SWOT

IFAS

EFAS

STRENGTH (S) WEAKNESS(W)

OPPORTUNITIES (O) STRATEGI SO

Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peuang

STRATEGI WO

Ciptakan strategi yang meminimalkan

kelemahan untuk memanfaatkan peluang

THREATS (T) STRATEGI ST

Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman

STRATEGI WT

Ciptakan strategi yang meminimalkann

kelemahan dan menghindari ancaman

Sumber: Rangkuti (2009:31)

a. IFAS, internal Strategic factory analysis summary dengan kata lain

faktor-faktor strategis internal suatu perusahaan disusun untuk merumuskan faktor-faktor internal dalam kerangka strenght dan weakness.


(47)

b. EFAS, eksternal strategic factory analysis summary dengan kata lain

faktor-faktor strategis eksternal perusahaan disusun untuk merumuskan faktor-faktor eksternal dalam kerangka opportunities dan threaths.

c. Strategi SO

Strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran perusahaan, yaitu dengan memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang sebesar-besarnya.

d. Strategi ST

Ini adalah strategi dalam menggunakan kekuatan yang dimiliki perusahaan untuk mengatasi ancaman.

e. Strategi WO

Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatkan peluang yang ada dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman.

f. Strategi WT

Strategi ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensif dan berusaha

meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman.

2.7.2 Tahapan Perencanaan Strategis Melalui Analisis SWOT

Menurut Rangkuti (2009:21), proses penyusunan perencanaan strategis melalui tiga tahap analisis, yaitu:

1. Tahap Pengumpulan Data

Tahap ini bukan sekedar kegiatan pengumpulan data, tetapi juga merupakan suatu kegiatan pengklasifikasian data dan pra-analisis. Pada tahap ini data dapat dibedakan menjadi dua yaitu data eksternal dan data


(48)

internal. Data eksternal dapat diperoleh dari lingkungan di luar perusahaan seperti analisis pasar, analisis kompetitor, analisis komunitas, analisis pemasok, analisis pemerintah dan analisis kelompok kepentingan tertentu. Data internal diperoleh dari dalam perusahaan itu sendiri seperti laporan keuangan, laporan kegiatan sumber daya manusia, laporan kegiatan operasional dan laporan kegiatan pemasaran. Metode yang dipakai dalam tahap ini adalah matriks faktor internal strategi Internal Factor Analysis

Summary (IFAS) dan matriks faktor strategi eksternal Eksternal Factor

Analyis Summary (EFAS).

2. Tahapan Analisis

Setelah mengumpulkan semua informasi yang berpengaruh terhadap kelangsungan perusahaan, tahap selanjutnya adalah menggabungkan IFAS+EFAS yang bertujuan untuk melihat hasil sub total IFAS dan sub total EFAS. Bila dijumlahkan dan dibandingkan akan memberikan suatu alternatif bahwa analisis atau diagnose ini benar-benar

terkait dengan permasalahan yang terjadi.

3. Tahap Pengambilan Keputusan

Pada tahap pengambilan keputusan akan digunakan Matriks SWOT untuk memperoleh alternatif strategi yang tepat bagi perusahaan sesuai dengan posisi perusahaan yang telah digambarkan pada matriks SWOT.


(49)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Bentuk Penelitian

Bentuk yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Menurut Travers dalam buku Umar (2001:22), metode deskriptif bertujuan untuk menggambarkan sifat sesuatu yang tengah berlangsung pada saat riset dilakukan dan memeriksa sebab-sebab dari suatu gejala tertentu. Sedangkan menurut Gay dalam buku Umar (2001:22), metode deskriptif bertujuan untuk menjawab pertanyaan yang menyangkut sesuatu pada waktu sedang berlangsungnya riset.

3.2 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada UD.Siganupari di Dusun III Tanjung Pasir Kecamatan Tanah Jawa Kabupaten Simalungun.

3.3 Informan Penelitian

Penelitian deskriptif kualitatif tidak dimaksudkan untuk membuat generalisasi dari hasil penelitiannya. Oleh karena itu, pada penelitian kualitatif tidak dikenal adanya populasi dan sampel. Subjek penelitian yang telah tercermin dalam fokus penelitian ditentukan secara sengaja. Subjek penelitian ini menjadi informan yang akan memberikan berbagai informasi yang diperlukan selama proses penelitian, informan penelitian ini meliputi beberapa macam seperti: (1) informan kunci, yaitu mereka yang mengetahui dan memiliki berbagai informasi pokok yang diperlukan dalam penelitian; (2) informan utama, yaitu mereka yang


(50)

terlibat langsung dalam interaksi sosial yang diteliti; (3) informan tambahan, yaitu mereka yang dapat memberikan informasi walaupun tidak langsung terlibat dalam interaksi sosial yang diteliti. (Suyanto, 2005:171).

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan informan kunci 1 orang yaitu pemilik usaha UD. Siganupari, informan utama 2 orang yaitu karyawan (suami dan anak) dari pemilik usaha.

3.4 Defenisi Konsep

Konsep adalah generalisasi dan sekelompok fenomena tertentu, hingga dapat dipakai untuk menggambarkan berbagai fenomena yang sama (singarimbun, 1995:45). Dengan adanya konsep akan mempermudah memahami dengan jelas variabel yang diteliti. berdasarkan defenisi dari para ahli diatas, maka penulis mengemukakan defenisi konsep sebagai berikut:

1. Strategi adalah cara atau teknik yang dilakukan sebuah perusahaan untuk mendapatkan keunggulan bersaing dengan mempelajari dan memahami lingkungan internal (kekuatan dan kelemahan) dan lingkungan eksternal (peluang dan ancaman) sehingga perusahaan bisa tetap bertahan (survive).

2. Manajemen adalah teknik atau cara yang dilakukan manajer untuk mengatur sebuah organisasi melalui proses planning, organization,

actuating dan controlling.

3. Manajemen Startegis adalah serangkaian cara dalam proses pengambilan keputusan yang tepat bagi organisasi untuk mencapai sasaran-sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya.


(51)

4. Pengembangan usaha adalah teknik yang dilakukan oleh seorang wirausaha dengan mengorbankan tenaga, uang, waktu dan skill yang

dimiliki untuk mendapatkan keuntungan melalui usaha yang dikembangkannya.

5. Pupuk adalah senyawa kimia yang dapat memperbaiki unsur hara tanah sehingga dapat membantu kelangsungan hidup tanaman.

6. Analisis SWOT adalah analisis dengan mengamati lingkungan internal dan lingkungan eksternal perusahaan yaitu kekuatan dan kelemahan maupun peluang dan ancaman untuk mengetahui strategi yang tepat digunakan oleh perusahaan di dalam menghadapi persaingan

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Teknik Pengumpulan Data Primer

Data primer adalah data mentah yang diambil oleh peneliti sendiri (bukan oleh orang lain) dari sumber utama guna kepentingan penelitiannya, dan data tersebut sebelumnya tidak ada (Juliandi, 2013:67). Data primer dalam penelitian ini dikumpulkan melalui:

a. Wawancara, yaitu salah satu teknik pengumpulan data yang lain. Pelaksanaannya dapat dilakukan secara langsung berhadapan dengan yang diwawancarai, tetapi dapat juga secara tidak langsung seperti memberikan daftar pertanyaan untuk dijawab pada kesempatan lain. Instrumen dapat berupa pedoman wawancara maupun checklist (Umar,


(52)

2011:51). Dalam penelitian ini, penulis menggunakan wawancara secara langsung kepada pemilik usaha.

b. Observasi, yaitu teknik ini menuntut adanya pengamatan dari si peneliti baik secara langsung ataupun tidak langsung terhadap objek penelitiannya. Instrumen yang digunakan dapat berupa lembar pengamatan, panduan pengamatan, dan lainnya (Umar, 2011:51). Dalam penelitian ini, penulis melakukan penelitian secara langsung untuk melihat dan mengamati situasi dan kondisi UD. Siganupari.

2. Teknik Pengumpulan Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang sudah tersedia yang dikutip oleh peneliti guna kepentingan penelitiannya. Data aslinya tidak diambil peneliti tetapi oleh pihak lain (Juliandi, 2013:67). Data sekunder dalam penelitian ini dikumpulkan melalui:

a. Studi kepustakaan, yaitu pengumpulan data yang diperoleh dari buku-buku, jurnal, internet, dan sumber-sumber lain yang berkaitan dengan masalah yang dibahas di dalam penelitian.

b. Studi dokumentasi, yaitu teknik pengumpulan data dengan menggunakan catatan-catatan atau dokumen-dokumen yang ada di lokasi penelitian serta sumber-sumber lain yang berkaitan dengan obyek penelitian.

3.6 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Menurut Moleong (2006:247) teknik analisa data kualitatif dilakukan dengan menyajikan data yang dimulai dengan menelaah seluruh data yang


(53)

terkumpul, menyusun dalam satu satuan yang kemudian dikategorikan pada tahap berikutnya dan memeriksa keabsahan serta menafsirkannya dan menganalisis dengan kemampuan nalar peneliti untuk membuat kesimpulan penelitian. Untuk membantu penulis dalam menganalisis data yang telah diperoleh, maka peneliti menggunakan analisis SWOT. Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan strengths dan opportunities, namun

secara bersamaan dapat meminimalkan weakness dan threats.

Dari hasil analisis SWOT akan diperoleh strategi altenatif yang akan membantu dalam proses pengambilan keputusan yang tepat bagi perusahan. Pada tahap ini dilakukan melalui matriks Internal Factor Analysis Summary (IFAS) dan

Eksternal Factor Analysis Summary (EFAS)

a. Matriks Internal Factors Analysis Summary (IFAS)

Setelah terkumpulnya data, tahap selanjutnya adalah pembobotan dan peringkat sehingga ditemukan nilai dari masing-masing faktor internal, yakni kekuatan dan kelemahan dengan menggunakan matriks Internal

Factors Analysis Summary (IFAS):

1. Tentukan dan susunlah faktor-faktor yang menjadi kekuatan serta kelemahan perusahaan pada kolom 1.

2. Beri bobot masing-masing faktor tersebut dengan skala mulai dari 1,0 (paling penting) sampai 0,0 (tidak penting), berdasarkan pengaruh faktor-faktor tersebut terhadap posisi strategis perusahaan (semua bobot tersebut jumlahnya tidak boleh melebihi skor total 1,0)


(54)

3. Hitung rating (dalam kolom 3) untuk masing-masing faktor dengan memberikan skor mulai dari 4 (outstanding) sampai dengan 1

(poor), berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap kondisi

perusahaan yang bersangkutan. Variabel yang bersifat positif (semua variabel yang masuk kategori kekuatan) diberi nilai mulai dari 1 sampai dengan 4 (sangat baik), sedangkan variabel yang bersifat negatif, kebalikannya. Jika kelemahan perusahaan besar sekali, nilainya adalah 1, sedangkan jika kelemahan perusahaan rendah, nilainya adalah 4.

4. Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3 untuk memperoleh faktor pembobotan dalam kolom 4. Hasilnya berupa skor pembobotan untuk masing-masing faktor yang nilainya bervariasi mulai dari 4,00 (outstanding) sampai dengan skor 1

(poor).

5. Gunakan kolom untuk memberikan komentar atau catatan mengapa faktor-faktor tertentu dipilih, dan bagaimana skor pembobotannya dihitung.

6. Jumlah skor pembobotan (pada kolom 4), untuk memperoleh total skor pembobotan bagi perusahaan yang bersangkutan. Nilai total ini menunjukkan bagaimana perusahaan tertentu bereaksi terhadap faktor-faktor strategis internalnya.


(55)

Tabel 3.1

Matriks Internal Factor Analysis Summary (IFAS)

Faktor-Faktor strategi Internal (1)

Bobot (2)

Rating (3)

Bobot x Rating (4) KEKUATAN

1 0,00 0 0,00

2 0,00 0 0,00

3 0,00 0 0,00

4 0,00 0 0,00

KELEMAHAN

1 0,00 0 0,00

2 0,00 0 0,00

3 0,00 0 0,00

4 0,00 0 0,00

TOTAL 0,00 0 0,00

Sumber: Rangkuti (2009:25)

b. Matriks Eksternal Factor Analysis Summary (EFAS)

Setelah terkumpulnya data, tahap selanjutnya adalah melakukan pembobotan dan peringkat sehingga ditemukan nilai dari masing-masing faktor eksternal, yakni peluang dan ancaman dengan menggunakan matriks Eksternal Factor Analysis Summary (EFAS).

Untuk mengembangkan matriks EFAS, harus ditempuh langkah-langkah sebagai berikut:

1. Tentukan dan susunlah faktor-faktor yang menjadi peluang dan ancaman perusahaan pada kolom 1.

2. Beri bobot masing-masing faktor dalam kolom 2 mulai dari 1,0 (paling penting) sampai 0,0 (tidak penting). Faktor-faktor tersebut kemungkinan dapat memberikan dampak terhadap faktor strategis. 3. Hitung rating (dalam kolom 3) untuk masing-masing faktor dengan

memberikan skor mulai dari 4 (outstanding) sampai dengan 1


(56)

perusahaan yang bersangkutan. Pemberian nilai rating untuk peluang bersifat positif (peluang yang semakin besar diberi rating 4, tetapi jika peluangnya sedikit, diberi rating 1). Pemberian nilai rating ancaman adalah kebalikannya, yaitu jika nilai ancamannya sangat besar, ratingnya adalah 1 tetapi jika ancamannnya sedikit, ratingnya adalah 4)

4. Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3 untuk memperoleh faktor pembobotan dalam kolom 4. Hasilnya berupa skor pembotan untuk masing-masing faktor yang nilainya bervariasi mulai dari 4,00 (outstanding) sampai dengan skor 1

(poor).

5. Gunakan kolom untuk memberikan komentar atau catatan mengapa faktor-faktor tertentu dipilih, dan bagaimana skor pembobotannya dihitung.

6. Jumlah skor pembobotan (pada kolom 4), untuk memperoleh total skor pembobotan bagi perusahaan yang bersangkutan. Nilai total ini menunjukkan bagaimana perusahaan tertentu bereaksi terhadap faktor-faktor strategis eksternal.


(57)

Tabel 3.2

Matriks Eksternal Factor Analysis Summary (EFAS)

Faktor-Faktor strategi eksternal (1)

Bobot (2)

Rating (3)

Bobot x Rating (4) PELUANG

1 0,00 0 0,00

2 0,00 0 0,00

3 0,00 0 0,00

4 0,00 0 0,00

ANCAMAN

1 0,00 0 0,00

2 0,00 0 0,00

3 0,00 0 0,00

4 0,00 0 0,00

TOTAL 0,00 0 0,00

Sumber: Rangkuti (2009:24)

Tahap selanjutnya adalah menggabungkan IFAS+EFAS yang bertujuan untuk melihat hasil sub total IFAS dan sub total EFAS. Bila dijumlahkan dan dibandingkan akan memberikan suatu alternatif bahwa analisis atau diagnose ini benar-benar terkait dengan permasalahan yang

terjadi.

Tabel 3.3

Analisis SWOT (IFAS + EFAS)

Variabel Strength

(Kekuatan)

Bobot Weakness

(Kelemahan)

Bobot

0,00 0,00

0,00 0,00

Sub Total (A)

0,00 Sub Total (B)

0,00 Variabel Opportunity

(Peluang)

Bobot Threat

(Ancaman)

0,00

0,00 0

0,00 0,00

Sub Total (C)

0,00 Sub Total (D)

0,00 Total S+O

Atau (A) + (C)

0,00 Total W+T Atau (B) + (D)

0,00


(58)

Hasil yang diperoleh adalah:

1. Bila S(A) + O(C) > W(B) + T(D) maka faktor strategis kekuatan dan peluang mendukung terciptanya jalan keluar dari pokok permasalahan yang ada untuk mendapatkan rekomendasi yang diharapkan.

2. Bila S(A) + O(C) < W(B) + T(D) maka pokok masalah adalah kenyataan yang sebenarnya terjadi, yang memiliki kelemahan besar disamping tantangan atau ancaman yang dihadapi sangat besar. Tindak lanjut yang dilakukan adalah mencari alternatif lain untuk memperkuat variabel pengamatan atau strategi lainnya.

Pada tahap Selanjutnya total score IFAS EFAS akan dimasukkan

ke dalam kuadran analisis SWOT untuk menentukan di kuadran mana perusahaan tersebut berada. Dari hasil ini akan dapat ditarik kesimpulan.

Gambar 3.1

Diagram Analisis SWOT

3. Mendukung strategi turn- around 1. Mendukung strategi agresif

4. Mendukung strategi defensif 2. Mendukung strategi diversifikasi

Sumber: Rangkuti (2009: 19)

Berbagai Peluang

Kekuatan Internal Kelemahan

Internal

Berbagai Ancaman


(59)

Kuadran 1: Ini merupakan situasi yang sangat menguntungkan. Perusahaan tersebut memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada. Strategi yang harus diterapkan dalam kondisi ini adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif (Growth oriented strategy).

Kuadran 2: Meskipun menghadapi berbagai ancaman, perusahaan ini masih memiliki kekuatan dari segi internal. Strategi yang harus diterapkan adalah menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang jangka panjang dengan cara strategi diversifikasi (produk/pasar).

Kuadran 3: Perusahaan menghadapi peluang pasar yang sangat besar, tetapi di lain pihak, ia menghadapi beberapa kendala/kelemahan internal. Kondisi bisnis pada kuadran 3 ini mirip dengan Question Mark pada BCG

matrik. Fokus strategi perusahaan ini adalah meminimalkan masalah-masalah internal perusahaan sehingga dapat merebut peluang pasar yang lebih baik.

Kuadran 4: Ini merupakan situasi yang sangat tidak menguntungkan, perusahaan tersebut menghadapi berbagai ancaman dan kelemahan internal.


(60)

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1Deskripsi Usaha

4.1.1 Sejarah Usaha

Sebelum memulai usaha ini, Ibu Marianam Hutagaol merupakan seorang guru honor disalah satu SMA yang ada di tanah jawa yaitu SMA Tunas Jaya. Saat itu Ibu ini mengalami kesulitan dalam perekonomian karena gaji yang dia dapatkan dari hasil mengajar tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan rumah tangganya. Kemudian, Ibu ini mencoba membuka usaha kelontong dengan berjualan jajanan dan warung mie. Tetapi belum juga cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya. Melihat kondisi tempat tinggal Ibu ini yang berada di areal persawahan, timbul inisiatif untuk menjual pupuk bagi para petani di lingkungannya. Dalam merintis usahanya Ibu Marianam Hutagaol ini memulai dari nol. Usaha pupuk ini pertama kali digeluti oleh Ibu Marianam Hutagaol pada tahun 2005 dan belum berbentuk UD (Usaha dagang) bahkan belum memiliki nama usaha, plakat maupun logo. Usaha Ibu ini hanya sebagai perpanjangan tangan dari kios pupuk Nunut yang ada di pekan Tanah Jawa yang kemudian dijual di desa Tanjung Pasir Kecamatan Tanah Jawa tempat Ibu tersebut tersebut tinggal. Awalnya Ibu ini hanya menjual beberapa sak pupuk saja (4-10 sak) dengan menjualnya secara eceran kepada para petani. Adapun jenis pupuk yang dijual Ibu Marianam Hutagaol diantaranya pupuk urea, phonska dan ZA. Pupuk yang dijual Ibu ini masih sangat terbatas baik dari segi jumlah maupun variasi pupuknya. Hal ini dikarenakan pada saat itu Ibu ini belum memiliki cukup modal


(61)

untuk membuka kios pupuk. Ibu ini menjual pupuk tersebut dengan harga yang disesuaikan dengan pasar. Dan tak disangka, usaha pupuk kecil-kecilan ini berjalan lancar dan banyak dicari oleh para petani disekitarnya. Sehingga Sedikit demi sedikit hasilnya dapat ditabung untuk bisa membantu mendirikan usaha yang diimpikan Ibu Marianam Hutagaol.

Pada tahun 2008 Ibu Marianam Hutagaol berhasil mendirikan sebuah kios pupuk. Setelah usaha ini berdiri, maka usaha ini diberi nama UD.Siganupari yang artinya “setiap hari”. Nama ini diberi dengan tujuan bahwa usaha ini buka setiap hari untuk melayani kebutuhan para petani. Meskipun sudah memiliki gudang sendiri namun Ibu ini masih hanya mampu menjual 10-20 sak pupuk saja. Hal ini lagi-lagi karena modal yang belum memadai. Seiring berjalannya waktu Ibu ini terpikir untuk melakukan pinjaman usaha ke bank sebesar Rp 60.000.000 sebagai modal usaha untuk mengisi gudang pupuk milik Ibu Marianam Hutagaol. Dan akhirnya permintaan tersebut disetujui oleh bank BRI yang ada di Tanah Jawa. Namun ditengah perjalanan usaha ini terjadi masalah dimana pemerintah memperketat peraturan mengenai pupuk bersubsidi. Pupuk subsidi hanya boleh diambil/ ditebus melalui distributor yang telah ditunjuk oleh pemerintah di wilayah tertentu sesuai dengan RDKK (Rencana Defenitif Kebutuhan Kelompok) yang dibuat oleh kelompok tani. Karena belum adanya izin resmi sebagai penyalur pupuk bersubsidi yang disebabkan karena mahalnya biaya untuk mengurus izin tersebut. Dan pada saat itu Ibu ini masih mengambil barang (pupuk) dari kios pupuk lain yang ada di sekitar daerah Tanah Jawa tersebut. Dimana secara peraturan pemerintah, hal itu tidak dibenarkan atau dilarang oleh pemerintah. Untuk dapat menebus pupuk dari distributor harus mendaftar secara


(62)

resmi yang nota bene semuanya itu memerlukan biaya yang cukup besar. Tetapi daripada meengambil resiko akhirnya pada tahun 2009 Ibu Marianam Hutagaol mendaftarkan usahanya secara resmi sebagai penyalur pupuk bersubsidi.

4.1.2 Profil Usaha

4.1.2.1 Indentitas Pengusaha

Nama : Marianam Hutagaol

Jabatan dalam Usaha : Pemilik Usaha

Tempat/Tanggal Lahir : Bah Jambi, 16 Juni 1964

Alamat : Dusun III Tanjung Pasir Kecamatan Tanah Jawa Kabupaten Simalungun

No. KTP : 1208114311660001

Pendidikan Terakhir : Sarjana Tata Niaga (Pendidikan)

4. 1.2.2 Identitas Usaha

Nama usaha : UD. Siganupari

Bentuk Usaha : Usaha Dagang (UD)

Jenis Usaha Utama : Perdagangan Pupuk dan Pemberantasan Hama, Alat-Alat Pertanian/Perkebunan


(63)

Alamat : Dusun III Tanjung Pasir Kecamatan Tanah Jawa Kabupaten Simalungun

NPWP : 24.544.095.3-117.000

SIUP : 0298/02.15/SIUP-PK/VII/2008

Tanda Daftar Usaha : 021554704081

Izin Tempat Usaha : No. 503/3/SIMB/200

Tanda Izin Gangguan : No. 188.45/503/4455/HO/K-PIT/2008

4.1.2.3 Visi Dan Misi Usaha

Suatu organisasi, baik instansi ataupun usaha kecil maupun besar pasti memiliki suatu impian yang sering disebut dengan visi. Dimana visi akan diwujudkan melalui langkah-langkah yang telah disusun dan direncanakan yang sering disebut dengan misi. Untuk mencapai suatu tujuan dibutuhkan visi dan misi yang kuat yang dapat diwujudkan melalui kerja nyata oleh pihak-pihak yang ada didalam organisasi usaha tersebut. Berikut merupakan visi dan misi yang diterapkan oleh UD.Siganupari.

1. Visi

Sahabat dan solusi bagi pertanian Anda

2. Misi

1. Sesuai dengan namanya UD. Siganupari, artinya “setiap hari” yaitu buka setiap hari untuk melayani kebutuhan para petani (senin-sabtu). 2. Memberi pelayanan yang prima bagi para petani


(64)

3. Mendengarkan keluhan dan masalah pertanian para petani dengan menjadi “dokter pertanian” artinya memberi resep yang tepat sesuai dengan dosis dan usia tanaman agar hasil pertanian baik.

4.1.2.4 Struktur Organisasi Usaha

Struktur organisasi merupakan desain yang menunjukkan jenjang jabatan atau memposisikan seseorang sesuai dengan tugas dan wewenang yang dimiliki. Sehingga dengan adanya struktur organisasi maka tampak adanya pembagian tugas dan wewenang yang jelas dan tegas bagi setiap individu untuk mencengah terjadinya tumpang tindih tugas dan tanggungjawab antara yang satu dengan yang lainnya. UD. Siganupari merupakan usaha keluarga artinya usaha tersebut didirikan dan dikelolah oleh keluarga itu sendiri. Sehingga adapun yang menjadi struktur organisasinya masih tergolong sangat sederhana. Berikut merupakan struktur organisasi UD.Siganupari.

Gambar: 4.1

STRUKTUR ORGANISASI UD.SIGANUPARI

Sumber : UD. Siganupari, 2014

Pemilik UD.Siganupari (owner)

Karyawan Karyawan


(65)

Tugas-tugas dan tanggung jawab setiap bagian yang ada pada struktur organisasi UD.Siganupari diuraikan secara singkat sebagai berikut:

1. Pemilik UD. Siganupari

Pemilik usaha (owner) memiliki peran yang sangat penting. Owner memiliki tugas untuk membuat kebijakan dalam usaha tersebut, mengatur karyawan untuk melaksanakan kebijakan yang telah dibuat oleh owner, membiayai seluruh operasional yang terjadi dalam usaha serta memantau jalannya aktivitas dalam usaha. Selain itu, owner juga dituntut harus memiliki kemampuan atau pengetahuan mengenai pertanian agar dapat membagikan pengetahuan tersebut bagi para petani. Misalnya mengenai cara penggunaan pupuk dan pestisida , takaran atau dosis pupuk yang sesuai dengan umur tanamam maupun luas lahan serta jenis pupuk yang sesuai bagi tanaman para petani.

2. Karyawan

UD. Siganupari merupakan usaha keluarga sehingga segala sesuatunya di urus dan di jalankan oleh pihak keluarga. Dalam hal ini suami dan anak dari pemilik usaha merangkap sebagai karyawan agar sirkulasi usaha dapat berjalan sebagaimana mestinya. Hal ini juga bertujuan untuk meminimalisasi biaya (pengeluaran). Yang menjadi tugas karyawan adalah memantau dan menghitung barang yang masuk maupun barang yang keluar, mengolah pesanan (proses pencampuran pupuk), dan menghantar pesanan sampai ke tempat konsumen.


(66)

4.1.2.5 Kegiatan Operasional

UD. Siganupari buka mulai hari Senin-Sabtu pukul 07:00 WIB – 15:00 WIB. Pengunjung kios ini biasanya ramai pada pagi hari hari mulai dari jam 07:00 WIB – 11:00WIB karena pada umumnya masyarakat didaerah tersebut mulai melakukan pemupukan di pagi hari karena cuacanya masih dingin sehingga menjadi waktu yang tepat untuk melakukan aktivitas. Pada saat pelanggan (petani) melakukan pemesanan pupuk, maka pesanan tersebut akan dicatat oleh Ibu Marianam hutagaol kemudian memberikannya kepada karyawan agar barang segera dikeluarkan dari gudang. Kemudian karyawan akan melakukan proses pencampuran pupuk yang telah dipesan apabila diminta oleh pelanggan (petani). Setelah selesai dicampur maka pupuk tersebut dimasukkan ke dalam beberapa karung yang kemudian diikat dengan tali dan dihantarkan hingga sampai ketujuan. Pada siang hari pukul 12:00 WIB biasanya pengunjung mulai sepi dan waktu inilah yang dipakai oleh mereka untuk bisa beristirahat secara bergilir sehabis makan siang. Istirahat secara bergiliran dilakukan agar tetap ada yang menjaga usaha sewaktu yang lain beristirahat. Pada sore harinya ada juga petani yang melakukan pemupukan karena cuaca di sore hari tidak lagi panas. Sehingga mulai dari pukul 15:00WIB karyawan kios pupuk UD. Siganupari sudah harus stand by

untuk mulai bekerja lagi hingga pukul 17:00WIB.

4.1.2.6 Produk Yang Ditawarkan Dan Pemasaran

1. Produk yang ditawarkan

UD. Siganupari menawarkan berbagai jenis pupuk. Baik pupuk subsidi maupun pupuk non subsidi. Adapun pupuk subsidi yang ditawarkan adalah


(67)

urea, ZA, NPK Phonska, dan SP-36, organik. Sedangkan pupuk non subsidi antara lain KCL, SS Mahkota, SS Merauke, TSP Mahkota, TSP Merauke, NPK Mutiara, dolomite, TSM dan garam kotor. Selain itu, UD. Siganupari juga menjual berbagai jenis pestisida, bibit dan alat-alat pertanian. Adapun daftar harga pupuk yang ditawarkan UD. Siganupari adalah sebagai berikut:

Tabel 4.1

Daftar Harga Pupuk

Jenis Pupuk Harga Beli Per sak

Harga Jual Per Sak

Harga eceran per kg

Urea Rp 87.250 Rp 90.000 Rp 1.800

NPK Phonska Rp 112.500 Rp 115.000 Rp 2.300

ZA Rp 67.000 Rp 70.000 Rp 1.400

SP-36 Rp 97.000 Rp 100.000 Rp 2.000

Organik Rp 16.000 Rp 20.000 -

KCL Rp 245.000 Rp 260.000 Rp 7.000

SS Mahkota Rp 245.000 Rp 275.000 Rp 7.000 SS Marauke Rp 260.000 Rp 280.000 Rp 7.000 TSP marauke Rp 275.000 Rp 300.000 Rp 7.000 TSP Mahkota Rp 260.000 Rp 280.000 Rp 7.000 NPK Mutiara Rp 365.000 Rp 390.000 Rp 8.000

Dolomit Rp 18.000 Rp 25.000 -

Garam kotor Rp 48.000 Rp 55.000 -

TSM Rp 160.000 Rp 180.000 Rp 4.000


(1)

Berbagai jenis bibit pertanian.

Berbagai alat-alat pertanian.


(2)

Plakat UD.Siganupari di Dusun III Tanjung Pasir Kecamatan Tanah Jawa Kabupaten Simalungun.


(3)

Lahan Pertanian di daerah Dusun III Tanjung Pasir Kecamatan Tanah Jawa kabupaten Simalungun.

Tampilan depan kios pupuk UD. Siganupari di Dusun III Tanjung Pasir Kecamatan Tanah Jawa Kabupaten Simalungun.


(4)

Alat Transportasi yang digunakan UD.Siganupari berupa becak dan sepeda motor.

Pemilik Usaha kios pupuk UD.Siganupari di Dusun III Tanjung Pasir Kecamatan Tanah Jawa kabupaten Simalungun.


(5)

Pemilik usaha bersama dengan karyawan (suami dan anak) dan para petani (pelanggan).

Pemilik usaha melayani pembeli.


(6)

Proses pencampuran pupuk.