Klasifikasi Pupuk Pupuk .1. Pengertian Pupuk

2.5 Pupuk 2.5.1. Pengertian Pupuk Pengertian pupuk secara umum ialah: Suatu bahan yang bersifat organik ataupun anorganik, bila ditambahkan kedalam tanah atau ketanaman, dapat memperbaiki sifat fisik, sifat kimia, sifat biologi tanah dan dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman. Dari batasan ini diambil pengertian bahwa penambahan bahan pasir ke tanah yang mengandung kadar liat yang tinggi dapat mengubah sifat fisis tanah yakni adanya perbaikan porositas tanah. Penambahan bahan kapur ke tanah yang asam dapat meningkatkan pH tanah, terjadi perbaikan sifat kimiawi tanah dan penambahan bahan lainnya ameliarosi. Disini pasir dan kapur termasuk bahan pupuk dalam arti yang luas. Pemupukan berarti: cara-cara atau metode serta usaha-usaha yang dilakukan dalam pemberian pupuk atau unsur hara ke tanah atau ke tanaman yang sesuai yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman yang normal Madjid dkk, 2010:181.

2.5.2 Klasifikasi Pupuk

Menurut Rosmarkam dan Yuwono 2002:126, pupuk dalam arti luas dikalasifikasikan sebagai berikut: a. Berdasarkan asalnya: 1. Pupuk alam, yakni pupuk yang terdapat di alam atau dibuat dengan bahan alam tanpa proses yang berarti. Misalnya, pupuk kompos, pupuk kandang, guano, pupuk hijau dan pupuk batuan P. Universitas Sumatera Utara 2. Pupuk buatan, yakni pupuk yang dibuat oleh pabrik. Misalnya, TSP, urea, rustika, dan nitrophoska. Pupuk ini dibuat oleh pabrik dengan mengubah sumber daya alam melalui proses fisika dan kimia. b. Berdasarkan senyawanya: 1. Pupuk organik, yakni pupuk yang berupa senyawa organik. Kebanyakan pupuk alam tergolong pupuk organik, misalnya pupuk kandang, kompos, dan guano. Pupuk alam yang tidak termasuk pupuk organik adalah rock phosphat, yang umumnya berasal dari batuan sejenis apatit. 2. Pupuk anorganik atau mineral, yakni pupuk dari senyawa anorganik. Hampir semua pupuk buatan tergolong pupuk anorganik. c. Berdasarkan fasanya: 1. Pupuk padat, yakni pupuk yang umumnya mempunyai kelarutan beragam mulai yang mudah larut air sampai yang sukar larut air. 2. Pupuk cair, yakni pupuk berupa cairan yang cara penggunaannya dilarutkan terlebih dahulu dengan air. Umumnya, pupuk ini disemprotkan ke daun. d. Berdasarkan cara penggunaannya: 1. Pupuk daun, yakni pupuk yang cara pemupukannya dilarutkan terlebih dahulu dalam air, kemudian disemprotkan pada permukaan daun. 2. Pupuk akar atau pupuk tanah, yakni pupuk yang diberikan kedalam tanah disekitar akar agar diserap oleh akar tanaman. Universitas Sumatera Utara e. Berdasarkan reaksi fisiologisya: 1. Pupuk yang mempunyai reaksi fisiologis asam, yakni pupuk yang bila diberikan kedalam tanah ada kecenderungan tanah lebih asam pH menjadi lebih rendah. Misalnya ZA dan Urea. 2. Pupuk yang mempunyai reaksi fisiologis basis, yakni pupuk yang bila diberikan ke dalam tanah menyebabkan pH tanah cenderung naik, misalnya pupuk chili saltpeter, calnitro, dan kalsium sianida. f. Berdasarkan jumlah hara yang dikandungnya: 1. Pupuk yang hanya mengandung satu hara tanaman, misalnya pupuk urea yang hanya mengandung hara N dan TSP hanya dipentingkan P saja. 2. Pupuk majemuk, yakni pupuk yang mengandung dua atau lebih hara tanaman. Misalnya NPK. g. Berdasarkan macam hara tanaman: 1. Pupuk makro, yakni pupuk yang mengandung hara makro saja, misalnya NPK, nitrophoska dan gandasil. 2. Pupuk mikro, yakni pupuk yang hanya mengandung hara mikro saja, misalnya mikrovet, mikroplek dan metalik. 3. Campuran makro dan mikro, misalnya pupuk gandasil, bayfolan dan rustika. Universitas Sumatera Utara 2.6 Analisis Lingkungan Eksternal dan Lingkungan Internal 2.6. 1 Faktor-Faktor Lingkungan Eksternal