Metafora Bercitrakan Hewan Pada Ungkapan

jika diartikan menurut peribahasa perumpamaan mocam mulut leba mengandung makna metafora yang mencitrakan seseorang yang tidak dapat menyimpan rahasia.

3.1.2. Metafora Bercitrakan Hewan

Metafora bercitrakan hewan adalah suatu peribahasa yang menggunakan hewan sebagai pencitraannya dan biasanya digunakan pemakai bahasa untuk menggambarkan suatu kondisi atau kenyataan di alam sesuai pengalaman pemakai bahasa.

4.1.2.1. Metafora Bercitrakan Hewan Pada Ungkapan

Metafora bercitrakan hewan pada ungkapan No Dialek Batubara Bahasa Indonesia Makna 1 Mangula Mengular Berwatak licik dan cendrung sering berbohong demi mendapatkan yang diinginkannya 2. Kuping gajah Telingah gajah Seseorang yang suka Universitas Sumatera Utara mendengarkan pembicaraan orang lain. 3. Utak kelinci Otak kelinci Orang yang selau berpikiran jorok terhadap setiap permasalahan dan sipat seperti ini cendrung hanya kepada duniawi saja 4 Tuntung kapo Nama ikan tuntung kapur sirih Setiap memiliki barang tidak terawat. 1. Mangula ‘mengular’ Konsep metafora bercitrakan hewan yang memakai kata mangula ‘mengular’ secara leksikal memiliki arti kata kerja yaitu melakukan pekerjaan yang bersentuhan dengan ular secara langsung jika diartikan menurut peribahasa ungkapan mangula mengandung makna metafora yang mencitrakan seseorang yang berwatak licik dan cendrung sering berbohong demi mendapatkan yang diinginkannya ungkapan mangula mencitrakan sifat ular yang selalu menggigit Universitas Sumatera Utara dan mencitrakan cara berjalannya yang dengan merayap dan berkelok-kelok yang mana mencitrakan ketidak lurusan cara berpikir seseorang, contoh kalimatnya pande botul agen tu mangula ku tengok “pintar sekali agen itu mengular ku lihat”. 2. Kuping gajah ‘telinga gajah’ Konsep metafora bercitrakan hewan yang memakai kata kuping ‘telinga’ secara leksikal memiliki arti kata benda yaitu sala satu bahagian tubuh yang berfungsi sebai alat pendegaran yang disandingkan dengan kata gajah ‘gajah’secara leksikal mengandung arti kata benda yaitu penamaan terhadap nama binatang jika diartikan menurut peribahasa ungkapan kuping gajah mengandung makna metafora yang mencitrakan Seseorang yang suka mendengarkan pembicaraan orang lain. ungkapan kuping gajah mencitrakan sifat seseorang yang sanagt hobi mendengarkan cerita yang membahas tentang aib orang, kuping mencitrakan pendengaran sedangkan gajah mencitrakan cakupan wilayah begitu luas, sehingga semua cerita tentang orang di sekitar nya ia ketahui, contoh kalimatnya memang botul lah kau budak kuping gajah “memang benarlah kau anak kuping gajah”. 3. Utak Kelinci ‘Otak Kelinci’ Konsep metafora bercitrakan hewan yang memakai kata utak ‘otak’ secara leksikal memiliki arti kata benda yaitu benda putih yg lunak terdapat di dalam rongga tengkorak yg menjadi pusat saraf yang yang disandingkan dengan Universitas Sumatera Utara kata kelinci kelinci secara leksikal mengandung arti kata benda yaitu penamaan terhadap nama binatang, jika kata utak kelinci diartikan secara leksikal maka artinya adalah otak yang berasal dari kepala kelinci. Jika diartikan menurut peribahasa ungkapan utak kelinci mengandung makna metafora yang mencitrakan Orang yang selau berpikiran jorok terhadap setiap permasalahan dan sipat seperti ini cendrung hanya kepada duniawi saja. Ungkapan utak kelinci mencitrakan sifat kelinci yang sangat berhasrat sewaktu musim kawin sehingga oaring yang disebut otak kelinci cendrung kepada halyang bersifat sex, contoh kalimatnya botul lah kau budak otak kelinci “betullah kamu anak otak kelinci”. 4. Tuntung kapo ‘Nama ikan tuntung kapur sirih’ Konsep metafora bercitrakan hewan yang memakai kalimat Tuntung kapo ‘Nama ikan tuntung kapur sirih’ secara leksikal memiliki arti Setiap memiliki barang tidak terawat. jika diartikan menurut peribahasa pepatah Tuntung Kapo mengandung makna metafora yang mana mengandung arti orang yang setiap memiliki barang tidak mampu menjaga barang yang dimilikinya dan berakhir pada kerusakan untuk barang tersebut. Pepatah Tuntung Kapo ini mencitrakan manusia yang selama hidupnya selalu menyepelekan barang yang dimilikinya sehingga berujung pada kerusakan barangnya tersebut, sejatinya setiap insan manusia tidak akan mampu menilai betapa berharganya segala sesuatu yang telah dimilikinya sebelum sesuatu tersebut hilang, rusak atau tidak menjadi miliknya lagi, contoh kalimatnya Universitas Sumatera Utara budak tuntung kapo kau, manyosal aku maminjamkan jadinya “anak tuntung kapur kau, menyesal aku meminjamkan jadinya”.

4.1.2.2. Metafora Bercitrakan Hewan Pada Pepatah