Kepustakaan yang Relevan TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kepustakaan yang Relevan

Penulisan suatu karya ilmiah merupakan suatu rangkaian yang semuanya selalu berkaitan dengan menggunakan referensi yang berhubungan, ini tidak terlepas dari buku-buku pendukung yang relevan dengan judul skripsi ini. Agar penulisan karya ilmiah lebih objektif, digunakan sumber-sumber yang berkaitan dengan masalah yang dibahas, baik berupa buku-buku maupun pemahaman teoritis dan pemaparan dari fakta-fakta yang diperoleh dari lapangan. Penelitian terhadap bahasa Melayu dialek Batubara masih jarang dilakukan, terutama bahasa yang mengandung makna kias metafora sehingga menyulitkan peneliti untuk mencari referensi tetang bahasa Melayu dialek Batubara, tapi ini tidak menyurutkan semangat peneliti untuk mengkaji bahasa Melayu dialek Batubara tersebut. Untuk mempertanggung jawabkan suatu karya ilmiah bukanlah pekerjaan mudah, karena itulah disertakan data-data yang kuat yang ada hubungannya dengan objek yang diteliti. Ada beberapa buku yang penulis gunakan dalam memahami dan mendukung penelitian ini antara lain buku kumpulan kertas kerja kolokium bahasa dan pemikiran Melayu Indonesia oleh Darwis Harahap dan Abdul Jalil HJ. Anuar 2000 digunakan untuk mengetahui bagaimana pemikiran serta kebiasaan, dan kebudayaan Melayu Sumatera Timur menggunakan bahasa Universitas Sumatera Utara dalam berkomunikasi, khususnya Kabupaten Batubara. Sosiolinguistik suatu pengantar karangan Abdul Chaer dan Lionie Agustina 1995 untuk mengetahui peranan, hubungan, serta pengaruh bahasa pada budaya dan masyarakat Melayu khususnya. Teori Semantik Edisi kedua karangan J.D Parera 2004 untuk mengetahui tentang metafora dan teori analisis metafora. Penulis juga menggunakan tesis magister sebagai referensi yang diperoleh dari program pasca sarjana Universitas Sumatera Utara, yakni tesis Siti Aisyah 2002 yang berjudul metafora leksikal dalam novel larung karya ayu utami suatu kajian linguistik fungsional sistemik dan tesis Rahma 2002 yang berjudul Metafora dalam surat keputusan. Berkaitan dengan judul proposal skripsi yang penulis bicarakan, terlebih dahulu penulis mengungkapkan beberapa defenisi metafora. Kata metafora berasal dari meta- yang berarti setengah atau tidak sepenuhnya seperti pada metafisika setengah fisik setengah badaniah. Atau tidak sepenuhnya badaniah dan fora yang berarti mengacu atau merujuk. Dengan demikian, metafora mencakup dua pandangan mengenai suatu masalah. Metafora dapat dikatakan sebagai menginterpretasikan dan memproduksi sesuatu arti dari dua sisi, artinya setengah-setengah atau tidak penuh lagi Aisyah, 2002:9. Lohprin 2007:23 mengatakan bahwa metafora adalah istilah konkrit yang digunakan untuk menyatakan sikap tentang sesuatu ide yang abtrak. Universitas Sumatera Utara Jhonson dalam Dilstone, 2002:92 menyatakan bahwa metafora adalah sesuatu yang terjadi ketika gagasan-gagasan yang sangat heterogen dipertemukan dengan paksa. Metafora harusnya merupakan suatu susunan struktur di samping daya kekuatannya untuk menyenangkan telinga serta mata dan struktur ini di defenisikan sebagai proporsionalitas jenis Aristoteles dalam Dillstone, 2002:93. Defenisi metafora menurut Beckman dan Callow 1974:127 adalah suatu perbandingan inplisit salah satu unsur yang dibandingkan yaitu citra memiliki sebuah komponen makna dan biasanya, hanya satu dari komponen makna tersebut yang relevan dan juga dimiliki oleh unsur kedua yaitu topik. Menurut Keraf 1981:85 bahwa metafora adalah perubahan makna karena persamaan sifat antar dua objek. Ia merupakan pengalihan semantik berdasarkan kemiripan persepsi makna. Laksana 2006:139-141 menyatakan secara umum metafora adalah penerapan sebuah kata atau fase untuk seorang atau sesuatu tidak dalam pengertian harfiah, melainkan sebagai perbandingan contohnya, mengatakan bahwa seorang adalah ular, ia juga mengklasifikasikan beberapa kemungkinan yang bisa dijangkau dengan metafora. - Metafora menghidupkan bahasa. - Metafora mendorong penafsiran. Universitas Sumatera Utara - Metafora lebih efesien dan ekonomis dari pada bahasa sehari-hari, ia memberi pengertian yang maksimum dengan menggunakan kata yang minimum. - Metafora membangun makna baru memudahkan anda menulis perasaan, pemikiran, suatau pengalaman, dan sebagainya yang tidak mudah dikatakan. - Metafora mengisayaratkan kecemerlangan berfikir. Dari hasil penelitian sebelumnya ditemukan suatu fenomena mengapa orang- orang menggunakan metafora untuk menggambarkan dirinya, sering bukan karena mereka telah kehabisan analogi struktural tetapi merasa fikirannya harus digambarkan dengan cara itu Baeden dalam Aisyah, 2000:1. Metafora adalah pemakaian kata-kata bukan arti yang sebenarnya, melainkan sebagai lukisan yang berdasarkan persamaan atau perbandingan Poermadarminta dalam Tarigan, 1986:121. Sudaryat 2008:102 menyatakan bahwa metafora adalah majas yang membandingkan dua hal secara langsung dalam bentuk singkat misalnya pemuda adalah bunga bangsa. Universitas Sumatera Utara

2.2 Teori yang Digunakan