Fasilitas Kerja TITIEN INDARWATI SUBROTO

a. Aktualisasi b. Penghargaan c. Prestasi d. Kenaikan pangkat e. Kreativitas f. Pengarahan g. Harapan h. Rangsangan

6. Fasilitas Kerja

Organisasi bagi setiap anggotanya pada dasarnya merupakan tempat dan sarana untuk memuaskan berbagai kebutuhan baik material maupun non material. Salah satu cara untuk meningkatkan kinerja pegawai adalah dengan jalan menyediakan fasilitas atau peralatan yang mendukung pegawai menyelesaikan pekerjaannya. Jika fasilitas kerja yang tersedia sesuai dengan kebutuhan pegawai maka akan tercipta suasana kerja yang kondusif sehingga pekerjaan dapat selesai efektif dan efisien. Organisasi yang tidak menyediakan fasilitas kerja yang mendukung pegawai bekerja akan menghalangi pembentukan kinerja pegawai juga akan banyak menimbulkan berbagai kekecewaan bahkan keputusasaan di kalangan pegawai. Dalam setiap kantor modern selain kertas dan alat tulis untuk melaksanakan tatausaha masih diperlukan bermacam-macam barang perbekalan yang banyak ragamnya dan jumlah mencapai puluhan. Keterlambatan sering terjadi dalam pelaksanaan tugas disebabkan oleh tidak tersedianya fasilitas atau peralatan kerja yang diperlukan untuk pelaksanaan tugas dan ruang pegawai yang belum memenuhi standar. Pengetahuan dan ketrampilan kerja belumlah cukup untuk menjamin suksesnya pencapaian tujuan. Fasilitas atau peralatan kerja untuk melaksanakan pekerjaan juga merupakan faktor kunci dalam mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya. Oleh karena itu fasilitas atau peralatan kerja harus tersedia sesuai dengan kebutuhan pegawai. Stephen P. Robbins dalam buku Perilaku Organisasi mengatakan bahwa lingkungan fisik dan rancangan ruang kerja berhubungan dengan kinerja pegawai. Jadi dalam penelitian ini yang dimaksud dengan fasilitas kerja adalah lingkungan fisik dan rangsangan ruang kerja. Dalam dan dari dirinya sendiri kondisi kerja fisik dan rancangan tempat kerja tampaknya tidak memiliki dampak motivasional yang hakiki terhadap orang. Dengan kata lain, hal itu tidak menyebabkan orang bergabung dalam perilaku spesifik, tetapi itu dapat membuat perilaku tertentu lebih mudah atau lebih sulit untuk dijalankan. Dalam hal ini, efektivitas dari orang mungkin ditingkatkan atau dikurangi. Dengan demikian barangkali paling akurat untuk berfikir tentang variabel-variabel yang sudah kita bahas dalam bagian ini sebagai yang memudahkan atau menghambat peluang bagi karyawan untuk mengoptimalkan kinerja mereka. Gambar II.2, meringkaskan poin-poin yang dibuat dalam bagian ini. Situasi dan kondisi ruang kerja dapat secara langsung mempengaruhi kepuasan karyawan, dengan memperhatikan perbedaan-perbedaan individual. Situasi dan kondisi tempat kerja dapat juga secara tidak langsung memudahkan atau menghambat kinerja seorang karyawan. Bila suasana tempat kerja tidak dirancang dengan baik atau tidak menyenangkan bagi karyawan, hal itu dapat ikut melelahkan dan menghambat komunikasi. Karyawan yang kelelahan mengalami kesulitan dalam mencapai baik kuantitas maupun kualitas dari keluaran. Sama halnya, tingkat kebisingan atau partisi fisik mempersulit karyawan untuk berinteraksi atau membentuk ikatan-ikatan kelompok yang informal. Tetapi reaksi-reaksi dimoderatkan oleh perbedaan-perbedaan individual seperti pilihan suhu, lamanya waktu seseorang terus berhadapan udara yang tercemar, kebutuhan akan status, dan kebutuhan akan interaksi sosial. Gambar II.2 Pengaruh dari Kondisi Kerja Fisik dan Rancangan Ruang Kerja Lingkungan Fisik • Temperatur • Kebisingan • Penerangan • Mutu Udara Rancangan Ruang Kerja • Ukuran • Penataan • Privasi Kelelahan Komunikasi Perbedaan individual Memudahkan atau menghambat kinerja karyawan Kepuasan Dari pengertian fasilitas kerja di atas maka, indikator-indikator yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a. Lingkungan Fisik b. Rancangan Ruang Kerja

7. Bangun Teori