99
maka perubahan laba akan tinggi dan apabila aktiva tidak produktif yang lebih dominan maka perubahan laba akan rendah. Koefisien negatif tersebut dapat
dikarenakan pemanfaatan aktiva produktif yang tidak optimal. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan Erna 2010
dan Dewi 2007 yang menyatakan bahwa ROA tidak mampu memprediksi perubahan laba. Hasil penelitian tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan Azizah 2007
yang menyatakan bahwa ROA berpengaruh signifikan terhadap perubahan laba.
4.3.6 Pengaruh NIM Net Interest Margin terhadap Kinerja Perusahaan Perbankan
Hasil pengujian menunjukkan bahwa variabel NIM Net Interest Margin tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan laba. Koefisien yang negatif
menunjukkan sebagian besar data pada periode penelitian ketika nilai NIM Net Interest Margin mengalami kenaikan, diikuti dengan nilai pertumbuhan laba yang
mengalami penurunan. Oleh karena itu, H
6
“Rasio NIM berpengaruh positif terhadap
kinerja perusahaan perbankan yang diukur dengan pertumbuhan laba” ditolak. NIM diperoleh dengan membandingkan pendapatan bunga bersih dengan aktiva produktif
bank. Peningkatan NIM disebabkan oleh peningkatan pendapatan bunga bersih tetapi tidak diikuti peningkatan aktiva produktif. Penurunan NIM disebabkan karena
peningkatan rata-rata aktiva produktif yang tidak diikuti dengan peningkatan pendapatan bunga. Misalnya saja, peningkatan aktiva produktif berupa peningkatan
kredit yang diberikan namun terdapat banyak masalah kredit macet, dengan demikian
100
tidak terjadi peningkatan pendapatan bunga. Sehingga, walaupun NIM meningkat tetapi pendapatan bunga yang diperoleh kecil maka tidak terjadi peningkatan terhadap
laba perusahaan. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Erna
2010 dan Nu’man 2009 yang menunjukkan bahwa NIM tidak berpengaruh secara signifikan terhadap perubahan laba. Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh
Prasetyo 2006 yang menyatakan bahwa NIM berpengaruh secara parsial terhadap pertumbuhan laba.
4.3.7 Pengaruh BOPO Biaya Operasional pada Pendapatan Operasional terhadap Kinerja Perusahaan Perbankan
Hasil pengujian menunjukkan bahwa variabel BOPO Biaya Operasional pada
Pendapatan Operasional tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan laba. Koefisien yang negatif menunjukkan sebagian besar data pada periode penelitian
ketika nilai BOPO Biaya Operasional pada Pendapatan Operasional mengalami kenaikan, diikuti dengan nilai pertumbuhan laba yang mengalami penurunan. Oleh
karena itu, H
7
“Rasio BOPO berpengaruh negatif terhadap kinerja perusahaan
perbankan yang diukur dengan pertumbuhan laba” ditolak. BOPO diperoleh dengan membandingkan biaya operasional dengan pendapatan operasional. Peningkatan
BOPO dapat disebabkan karena terjadi peningkatan biaya operasional yang tidak diikuti peningkatan pendapatan operasional. Peningkatan BOPO mengindikasikan
101
bahwa semakin tidak efisien. Semakin besar biaya opeasional yang dikeluarkan melebihi pendapatan operasionalnya, maka mengakibatkan laba menurun.
Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Erna 2010 dan Nu’man 2009 yang menujukkan bahwa BOPO tidak berpengaruh secara
signifikan terhadap perubahan laba. Berbeda dengan hasil penelitian Prasetyo 2006 menunjukkan bahwa BOPO berpengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan laba.
4.3.8 Pengaruh LDR Loan to Deposit Ratio terhadap Kinerja Perusahaan Perbankan