45
2.4 Pengembangan Hipotesis
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh rasio CAMEL terhadap kinerja perbankan. Untuk lebih jelasnya, dapat dijelaskan dalam pengembangan
hipotesis sebagai berikut:
2.4.1 CAR Capital Adequacy Ratio dan kinerja yang diukur dengan
pertumbuhan laba
CAR Capital Adequacy Ratio adalah rasio yang memperlihatkan seberapa besar jumlah seluruh aktiva bank yang mengandung risiko kredit, penyertaan, surat
berharga, tagihan pada bank lain ikut dibiayai dari modal sendiri disamping memperoleh dana-dana dari sumber-sumber di luar bank, seperti dana masyarakat,
pinjaman hutang, dan lain-lain Almilia dan Herdiningtyas, 2005. Penelitian aspek permodalan suatu bank lebih dimaksudkan untuk mengetahui bagaimana atau berapa
modal bank tersebut telah memadai untuk menunjang kebutuhannya. Modal berfungsi untuk membiayai operasi, sebagai instrumen untuk mengantisipasi risiko dan sebagai
alat untuk ekspansi usaha Aryani, 2007. Berdasarkan penelitian semakin tinggi rasio CAR maka semakin besar
kemampuan bank dalam menggunakan modalnya untuk membiayai aktiva bank yang mengandung risiko, sehingga dapat meningkatkan kinerja perusahaan. CAR
mencerminkan modal sendiri perusahaan, semakin tinggi CAR berarti semakin tinggi modal sendiri untuk mendanai aktiva produktif, semakin rendah biaya dana yang
46
dikeluarkan oleh bank. Semakin rendah biaya dana maka semakin meningkatkan perubahan laba bank Muljono 1999 dalam Erna 2010.
Berdasarkan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Rahman 2009, Azizah 2007 CAR berpengaruh signifikan positif terhadap perubahan laba. Maka
dari uraian tersebut dapat dibuat hipotesis sebagai berikut:
H
1
= Rasio CAR berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan perbankan yang diukur dengan pertumbuhan laba
2.4.2 RR Retention Rate dan kinerja yang diukur dengan pertumbuhan laba
RR Retention Rate diperoleh dari perbandingan laba ditahan terhadap modal rata-rata bank. Modal tersebut terdiri dari modal inti dan modal pelengkap.
Berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia No. 6 23 DPNP tanggal 31 mei 2004, rasio RR Retention Rate juga merupakan salah satu komponen penilaian kemampuan
bank memelihara kebutuhan penambahan modal yang berasal dari keuntungan laba ditahan. Semakin tinggi rasio tersebut dapat dikatakan bahwa bank mampu
memelihara kebutuhan penambahan modal yang berasal dari laba ditahan. Apabila bank mampu mencukupi kebutuhan penambahan modalnya dengan baik, hal itu
mengindikasikan bahwa kinerja bank tersebut juga baik. B Berdasarkan penelitian
terdahulu yang dilakukan oleh Damayanti 2007, semakin besar rasio RR Retention Rate maka semakin besar kemampuan bank dalam mencukupi kebutuhan
permodalan. Maka dari uraian tersebut dapat dibuat hipotesis sebagai berikut:
47
H
2
= Rasio RR berpengaruh positif terhadap kinerja perbankan yang diukur dengan
pertumbuhan laba
2.4.3 NPL Non Performing Loan dan kinerja yang diukur dengan