Perunggu Bahan Gamelan Bali

Perunggu Bahan Gamelan Bali

AAIA. Sri Komaladewi Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas

IGN.Priambadi

Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas

Udayana

Udayana

[email protected] [email protected]

Abstrak−Gamelan Bali merupakan alat musik tradisional Bali

(Sn). Perajin gamelan di tempat penelitian dilakukan biasanya

yang digunakan untuk mengiringi rangkaian upacara spiritual

membuat komposisi paduan 80% Cu dan 20% Sn. Komposisi

keagamaan maupun pentas budaya. Keberadaan gamelan ini

ini berdasarkan penelitian yang telah dilakukan menunjukkan

sudah terkenal sampai ke Manca Negara, sehingga produksi

kekerasan permukaan 29,33 VHN [1]. Material perunggu yang

gamelan ini selain dibutuhkan di daerah Bali sendiri juga banyak dipesan dilingkup nasional bahkan internasional. Proses produksi

telah dilebur, selanjutnya di cetak dengan menggunakan

gamelan ini hampir 75% menggunakan cara tradisional yaitu

cetakan terbuka dengan bentuk sesuai perangkat gamelan yang

mulai dari proses peleburan, penempaan, penggerindaan (sruti)

dibuat. Hasil cetakan dilakukan proses penempaan (forging)

untuk mendapatkan nada dasar serta perakitan. Proses peleburan

yang bertujuan untuk merapatkan struktur mikro material

menggunakan tungku tradisional, dimana udara pembakaran

melalui proses panas. Setelah proses penempaan selanjutnya

dihembuskan dari blower melalui injektor ke ruang bakar pada

dilakukan penyelarasan suara untuk mendapatkan nada dasar

tungku peleburan. Bentuk tungku yang digunakan menggunakan

dengan menggerinda.

model terbuka, sehingga energi panas yang dihasilkan pada pembakaran bahan bakar kurang sempurna dan penggunaan

Dalam proses peleburan banyak kendala yang dihadapi

bahan bakar lebih banyak. Kondisi ini tentu akan memberikan

oleh perajin, seperti waktu peleburan yang lama, penggunaan

dampak terhadap faktor polutan yang dihasilkan pada proses pembakaran serta biaya produksi yang cukup tinggi. Untuk

bahan bakar banyak, debu yang berterbangan di tempat kerja

meminimalkan permasalahan ini, maka dilakukan perubahan

yang cukup mengganggu. Penelitian yang dilakukan yaitu

bentuk injektor dengan menggunakan model ergo termal injektor

dengan redesain penampungan udara diharapkan kendala yang

(bentuk konvergen-divergen) serta redesain penampungan udara

dihadapi perajin dapat dikurangi. Tentunya redesain yang

pembakaran. Penggunaan metode ini dalam proses peleburan

dilakukan tidak sampai mengurangi kekuatan mekanik dari

diharapkan dapat mengurangi biaya produksi terutama dari

material paduan yang dilebur. Penelitian yang telah dilakukan

penggunaan bahan bakar serta mengurangi polutan yang

menunjukkan bahwa waktu peleburan secara signifikan tidak

dihasilkan dalam proses pembakaran. Studi yang telah dilakukan

merubah kekerasan mekanik hasil peleburan [2,3] .

menunjukkan bahwa penerapan metode di atas memberikan pengaruh pada penurunan penggunaan bahan bakar sampai 20 %.Penurunan penggunaan bahan bakar disebabkan karena bahan

ETODOLOGI II. M

bakar (arang) lebih banyak terbalut oleh udara, sehingga memberikan pengaruh terhadap kesempurnaan proses pembakaran

A. Bentuk Desain Tungku

bahan bakar.

Desain tungku dalam proses peleburan secara tidak

Kata kunci : Gamelan, tungku, polutan, injector

langsung memberikan dampak pada berlangsungnya peleburan yang dilakukan. Desain tungku konvensional yang biasa digunakan oleh perajin mempunyai bentuk seperti Gambar 1

a, sedangkan redesain yang dilakukan ditunjukkan pada Gambar 1 b. Bagian A, merupakan udukan tungku, untuk koi

ENDAHULUAN I. P

(mangkok tempat paduan) pada mulut tungku berada di Proses peleburan paduan perunggu dalam pembuatan

pernukaan tanah. Bagian B merupakan penampungan udara gamelan merupakan aktivitas yang menentukan kualitas dari

pembakaran dimana udara mengalir melalui blower berada gamelan yang dihasilkan. Aktivitas ini dimulai dari pembuatan

dibawah permukaan tanah. Volume penampungan udara komposisi yang terdiri dari tembaga (Cu) serta timah putih

pembakaran, kapasitas koi, kapasitas bahan bakar sebelum dan pembakaran, kapasitas koi, kapasitas bahan bakar sebelum dan

Gambar 2. Bentuk penampungan udara Perhitungan dengan menggunakan persamaan sebagai berikut

a. Sebelum redesain b. Sesudah redesain

V penampunga n udara  V 1  V 2

Gambar 1. Bentuk tungku

Keterangan :

1 = dudukan koi pada mulut tungku

2 = injector udara pembakaran dari blower

3 = penampungan udara pembakaran

sehingga

Titik-titik merah merupakan penempatan probe dari

termokopel untuk mengukur temperatur udara di dalam

V penampunga nudara  [( l 1 . t 1 )  ( l 2  t 2 )]

ruang penampungan. Termokopel yang digunakan 4

channel dilengkapi dengan akuisisi data yang memiliki (1) kemampuan koleksi data pada interval 70 milidetik, merk

National Instrument NI USB-9211/9211A.

dimana

Udara pembakaran mengalir melalui blower dengan

= luas permukaan 1 (m 1 2 )

spesifikasi sebagai berikut : 2 l

2 = luas permukaan 2 (m ) t 1 = tinggi limas besar (m)

TABEL 1. SPESIFIKASI BLOWER

t 2 = tinggi limas kecil (m)

C. Aliran Udara Pembakaran

Merk Elektrical Blower buatan China

Aliran udara menuju ruang bakar mengikuti persamaan gas

Diameter output (d o )

2 inch

ideal :

Diameter sudu (d s )

inch

Putaran motor (n)

rpm

Tegangan (V)

Daya motor (P)

30 Watt

dimana p

Arus (i)

Ampere

= tekanan udara (N/m 2 )

V = Volume udara (m 3 )

Pengambilan data dilakukan dengan pengulangan 3 (tiga

= jumlah mol gas

kali) pada waktu dan hari yang berbeda. Data yang didapat

= tetapan umum gas 8314 J/kmol K (0,082 L atm/mol berupa data temperatur, kapasitas bahan bakar (biomassa)

K)

yang digunakan serta produksi bilah gamelan yang dihasilkan.

= temperatur (K)

B. Desain Penampungan Udara Model seperti Gambar 1, dimana aliran udara pembakaran masuk ke ruang bakar dengan tekanan yang dihasilkan oleh

Dasar perhitungan dari desain penampungan udara secara kecepatan blower. Udara bakar yang mengalir ada yang mendasar digunakan persamaan sebagai berikut :

langsung ke ruang bakar dan ada yang ke penampungan udara bakar. Udara bakar yang mengalir ke ruang penampungan

Volume penampungan udara pembakaran seperti gambar 2 akan menerima perpindahan energi dalam bentuk panas dari dinding tungku sehingga temperaturnya meningkat. Udara panas pada ruang penampungan selanjutnya mengalir ke ruang bakar bersama-sama udara dari blower. Kondisi udara bakar dengan temperatur yang meningkat tentu dapat mempercepat Volume penampungan udara pembakaran seperti gambar 2 akan menerima perpindahan energi dalam bentuk panas dari dinding tungku sehingga temperaturnya meningkat. Udara panas pada ruang penampungan selanjutnya mengalir ke ruang bakar bersama-sama udara dari blower. Kondisi udara bakar dengan temperatur yang meningkat tentu dapat mempercepat

Distribusi temperatur yang terjadi pada pembakaran bahan penggunaan bahan bakar [4]. Pemberian udara pembakaran

bakar arang, kondisi ini diukur dengan menggunakan yang cukup dalam proses pembakaran bahan bakar dapat

termokopel. Pengukuran tercatat setiap 5 menit dilakukan mengurangi kandungan emisi [5].

mulai dari pk 7.00 s/d 12.00 Wita hasilnya seperti Grafik :

D. Perpindahan Sejumlah Energi Perpindahan sejumlah energi dalam bentuk panas terjadi akibat panas dari pembakaran bahan bakar pada mulut tungku ke ruang penampungan udara. Perpindahan energi ini terjadi secara konduksi, konveksi serta radiasi.

Perpindahan sejumlah energi secara konduksi

Perambatan energi akan mengalir secara konduksi melalui dinding mulut tungku yang mempunyai temperatur tinggi ke dinding ruang penampungan dengan persamaan [6]:

Q con  K . A ( T 1  T 2 ) / L

dimana : Grafik 1 Temperatur penampungan udara Q con = aliran panas konduksi dari mulut tungku ke dinding

ruang penampungan udara yang terbuat dari bata tahan api (W/m -2 -1

Grafik 1 menunjukkan bahwa udara yang berada pada

penampungan udara menerima perpindahan sejumlah

K = Konduktivitas termal bata tahan api (Wm -1 K -1

energi dalam bentuk panas dari tungku saat proses pembakaran bahan bakar. Kondisi ini menyebabkan udara

A = luasan daerah panas (m 2)

T 1 -T 2 = perbedaan temperatur (K) yang ada pada penampungan udara pembakaran sebelum L = ketinggian ruang penampungan udara, sesuai letak

dan sesudah redesain meningkat. Udara yang ada pada probe dari termokopel

penampungan udara pembakaran adalah berfungsi untuk menambah kebutuhan udara pembakaran. Penambahan

Perpindahan sejumlah energi secara konveksi

temperatur udara pembakaran memberikan pengaruh pada Perpindahan sejumlah energi secara konveksi terjadi dari

kesempurnaan proses pembakaran [9]. dinding ke ruang penampungan udara dengan persamaan [7]:

Q conv  h ch A ( T 1  T 2 )

dimana :

h ch = koefisien konveksi (W/m 2 K)

A = luas daerah kontak dinding dengan ruang

penampungan udara (m 2 )

T 1 = temperatur pada dinding ruang penampungan udara (K) T 2 = temperatur ruang penampunag udara (K)

Perpindahan sejumlah energi secara radiasi

Perpindahan sejumlah energi secara radiasi terjadi akibat panas yang terjadi dari mulut tungku ke ruang penampungan udaradengan persamaan [8]:

Grafik 2. Temperatur peleburan

Q 4 rad  ε σ (  T ) ( kW )

Grafik 2 menunjukkan adanya peningkatan temperatur dimana :

pembakaran secara signifikan sebelum dan sesudah redesain. ε = factor emisi untuk material

Hal ini disebabkan karena udara pembakaran yang digunakan σ = konstanta bolzman (5,72x10 -5 ) kW m -2 K)

dalam proses pembakaran sudah mempunyai temperatur yang ∆

= perbedaan temperatur (K) cukup tinggi sesuai Grafik 1. Penelitian sebelumnya juga menyatakan bahwa udara pembakaran dengan temperatur cukup tinggi menyebabkan proses pembakaran bahan bakar lebih cepat dan menghasilkan temperatur tinggi [10].

ESIMPULAN IV. K Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan terhadap

perubahan desain penampungan udara pembakaran cukup memberikan manfaat pada kinerja tungku. Kinerja ini terukur secara signifikan pada proses pembakaran bahan bakar menyebabkan

pembakaran lebih tinggi. Penggunaan bahan bakar dari redesain yang dilakukan menunjukkan penurunan sebesar 20 %. Produksi hasil proses peleburan bilah gamelan menunjukkan peningkatan. Melihat dari hasil penelitian ini diharapkan dapat menggairahkan perajin gamelan dalam meningkatkan produktivitasnya.

temperatur

D AFTAR P USTAKA Grafik

Grafik 3. Penggunaan arang kayu

3 menunjukkan

redesain

yang dilakukan

memberikan pengaruh pada penurunan penggunaan bahan

Sugita IKG., Priambadi, IGN dan Kusuma K. 2006. Studi Eksperimental Variasi Komposisi Campuran Perunggu dan Variasi

bakar pada proses pembakaran sebesar 20 %. Kondisi ini Beban Close Forging Terhadap Sifat Ketangguhan Retak Dan tentu memberikan dampak pada efektivitas penggunaan

Kekerasan Material Perunggu Gamelan Bali. Research Grant. Program bahan bakar pada proses peleburan paduan perunggu.

Studi Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Udayana. TPSDP- Efektivitas penggunaan bahan bakar pada proses

Batch II

Martano, M.A and Capocchi, J. D. T. 2000. Heat Transfer Coefficient pembakaran akan memberikan pengaruh yang signifikan

At The Metal Mould Interface In The Unidirectional Solidification Of terhadap efisiensi termis dari tungku yang digunakan [11].

Cu – 8% Sn Alloys, International Journal Of Heat And Mass Transfer.

Halvaee, A and Talebi, A. 2001. Effect Of Process Variables An Microstructure And Segregation On Centripugal Casting Of C92200 Alloy. Journal Of Materials Processing Technology.

Arijit Biswas & Pinakeswar Mahanta. (2013). Design and Experimental Analysis of Furnace for the Production of Bamboo Charcoal. International Journal of Mechanical and Industrial Engineering (IJMIE) ISSN No. 2231-6477, Vol-3, Iss-1.

Abuelnuor A. A. A., Cs . (2013) Review of Numerical Studies on NO X Emission in the Flameless Combustion. International Journal Applied Mechanics and Materials Vol. 388 (2013) pp 235-240.

Kirk, D. and A.W. Holmes. (1976). The heating of food stuffs in a microwave oven. Jor. of Food Technology Vol 30 pp 375-384.

Sunil Gokhale ,Cs. (1991). Simulation of ceramic furnaces using one- dimensional model of heat transfer –Part I: Model development and validation .Indian Institute of Technology, New Delhi, India

Duffie, J. A., and W. A. Beckman. (1991). Solar Engineering of Thermal Process , 2nd ed., NewYork, John Wiley.

Jun Li. Cs. (2013). Effects of Flue Gas Internal Recirculation on NOx and Sox Emissions in a Co-Firing Boiler. International Journal of Clean Coal and Energy , 2013, 2, 13-21.

[10] Murrari Mohon Roy and Kenny W. Corscadden. (2012). An Grafik 4. Jumlah produksi bilah gamelan

experimental study of combustion and emissions of biomass briquettes. International Journal. Applied Energi 99 pp 206 – 212.

[11] Grafik 4 menunjukkan jumlah produksi yang dihasilkan S. R. Bello, and T.A. Adegbulugbe. (2010). Comparative Utilization of Charcoal, Sawdust and Rice Husk as Fuel in Heating biomass furnace- pada proses peleburan sebelum dan sesudah dilakukan redesain

dryer. Agricultural Engineering International: the CIGR Journal of penampung udara pembakaran. Pada grafik terlihat garis

Scientific Research and Development. Manuscript 92, Volume XII. konstan menunjukkan bahwa rentang waktu tersebut proses

peleburan sedang berlangsung. Tren peningkatan menunjukkan waktu produksi. Waktu produk bilah gamelan dilakukan dengan proses pengecoran paduan dengan rentang waktu rata- rata 3 menit dan koi sebanyak 6 buah. Penelitian yang telah dilakukan menyatakan bahwa redesain yang didasarkan perkembangan teknologi dapat meningkatkan produksi dibandingkan dengan cara konvensional [4]

Sampah Basah pada Mesin Pemisah dan Pencacah Sampah Organik dan Anorganik untuk Menghasilkan

Dokumen yang terkait

Analisis Komparasi Internet Financial Local Government Reporting Pada Website Resmi Kabupaten dan Kota di Jawa Timur The Comparison Analysis of Internet Financial Local Government Reporting on Official Website of Regency and City in East Java

19 819 7

Analisis komparatif rasio finansial ditinjau dari aturan depkop dengan standar akuntansi Indonesia pada laporan keuanagn tahun 1999 pusat koperasi pegawai

15 355 84

Analisis Komposisi Struktur Modal Pada PT Bank Syariah Mandiri (The Analysis of Capital Structure Composition at PT Bank Syariah Mandiri)

23 288 6

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kerajinan Tangan Di Desa Tutul Kecamatan Balung Kabupaten Jember.

7 76 65

Analisis Pertumbuhan Antar Sektor di Wilayah Kabupaten Magetan dan Sekitarnya Tahun 1996-2005

3 59 17

Analisis tentang saksi sebagai pertimbangan hakim dalam penjatuhan putusan dan tindak pidana pembunuhan berencana (Studi kasus Perkara No. 40/Pid/B/1988/PN.SAMPANG)

8 102 57

Analisis terhadap hapusnya hak usaha akibat terlantarnya lahan untuk ditetapkan menjadi obyek landreform (studi kasus di desa Mojomulyo kecamatan Puger Kabupaten Jember

1 88 63

Dominating Set Dan Total Dominating Set Dari Graf-Graf Khusus

5 80 24