Studi Pemanfaatan buah Dengen (Dillena Serrata) sebagai bahan baku Bioetanol
Studi Pemanfaatan buah Dengen (Dillena Serrata) sebagai bahan baku Bioetanol
Setyo Wardoyo Jurusan Teknik Mesin
Harman
Jurusan Teknik Mesin Akademi Teknik Soroako
Akademi Teknik Soroako Sorowako, Indonesia
Sorowako, Indonesia harman@ats-sorowako.ac.id
swardoyo@ats-sorowako.ac.id
Abstrak—Bioetanol merupakan senyawa alkohol yang diperoleh
yang membuat bioetanol, baik dengan cara tradisional
lewat proses fermentasi
menggunakan drum bekas dan kayu bakar maupun dengan
mikroorganisme. Untuk menghasilkan sejumlah cairan bioetanol
cara modern. Akan tetapi dalam penggunaan kayu bakar dapat
diperlukan minimal 4 tahapan yang diintegrasikan dalam satu
menimbulkan masalah polusi udara dan ketersediaan kayu
mesin yang terdiri dari proses blender, hidrolisis, permentasi dan distilasi. Mesin ini terdiri atas empat tangki dari bahan stailess steel
bakar itu sendiri sedangkan dengan cara modern memerlukan
yang masing- masing dihubungkan dengan pipa dan kran agar
mesin penghancur dan beberapa alat yang terpisah mulai dari
cairan bisa langsung masuk ke tangki untuk tahapan berikutnya
proses penghancuran bahan baku sampai menghasilkan cairan
sedangkan bahan baku bioethanol menggunakan buah Dengen
bioetanol, sehingga memerlukan tempat dan biaya yang lebih
(Dillena Serrata). Tahapan untuk memperoleh cairan bioetanol
besar.
dimulai dari proses penghancuran buah dengen menjadi bubur
Oleh karena itu pada penelitian ini kami akan
dengen di dalam tangki blender dan berakhir pada proses distilasi
membuat mesin pembuat bioetanol yang diintegrasikan dalam
untuk menghasilkan cairan bioetanol. Sedangkan sumber panas
satu mesin yang terdiri dari proses blender, hidrolisis,
yang diperlukan pada proses hidrolisis dan distilasi menggunakan elemen listrik yang dapat dikontrol temperatur yang dinginkan
fermentasi, dan distilasi. Dalam hal ini bahan baku yang akan
(70 o -80 o ) Dari hasil pengujian diperoleh bahwa untuk memperoleh
digunakan adalah buah dengen.
1 liter Bioetanol dari keseluruhan proses selain proses fermentasi diperlukan waktu rata-rata 17 jam untuk pengoperasian baru dan
II. METODOLOGI PENELITIAN
selanjutnya 14 jam per liter.
Alat yang digunakan untuk membuat mesin pembuat bioetanol yaitu mesin- mesin manufaktur (mesin bubut,
Kata kunci—bioetanol, mesin, alcohol
rolling , mesin bor, mesin milling, plasma cutting dan shearing ), mesin las listrik, dan alat- alat perkakas tangan lainnya berupa roll meter, palu plastik, palu besi,
penggores, penitik, mistar baja. Selain itu, digunakan pula Dengan teknologi yang ada sekarang cadangan minyak dunia
ENDAHULUAN I. P
pHmeter untuk mengukur nila keasaman buah dengen tidak akan bertahan lebih lama dari 50 tahun, sementara
setelah dihancurkan.
konsumsi dalam negeri terus meningkat. Selain itu penggunaan bahan bakar minyak yang berasal dari fosil sudah
T AHAPAN P ROSES P EMBUATAN M ESIN diketahui dapat menimbulkan polusi gas rumah kaca (terutama
1. Tahap pra desain
CO 2 ) sehingga dapat mengakibatkan pemanasan global[8]. Sebelum dilakukan proses rancang bangun, terlebih Gas pembuangan tersebut juga dapat menimbulkan gangguan
dahulu ditentukan bahan baku yang akan diproses, yaitu pernapasan, kanker, bahkan kemandulan[6]. Karena itu sudah
buah Dengen dengan data-data fisik sebagai berikut: saatnya dilakukan pengembangan sumber energi alternatif
terbarukan sekaligus ramah lingkungan. Pemakaian bahan TABEL I. S PESIFIKASI BUAH DENGEN bakar alternatif dari sumber daya alam terbarukan memberikan
dampak positif, antara lain dapat diperbarui, emisi gas
No
Uraian
buangnya ramah lingkungan (terutama mengurangi efek 3 1. Massa jenis 875kg/m 2. Keasaman (pH)
rumah kaca), serta potensi untuk pengembangan industri 2.9
kekuningan pertanian. Salah satu bahan bakar alternatif yang perlu
3. Warna
4. Rata-rata ukuran karpela masak 45 mm dikembangkan adalah memperoleh bioetanol dari berbagai
Bulat tanaman yang terdapat di Indonesia[4]. Banyak tanaman yang
5. Bentuk
dapat dimanfaatkan salah satunya adalah buah-buahan. Untuk melakukan proses permentasi pH yang Pengolahan buah menjadi bioetanol merupakan salah satu
disyaratkan adalah 4 sampai 5[2][3][7][9],sehingga alternatif untuk mengantisipasi hasil produksi buah yang
untuk mencapai hal tersebut diperlukan campuran H 2 O melimpah namum tidak dipasarkan dan kurang dimanfaatkan
sekaligus untuk mengurangi kekentalan bubur buah. karena mutunya rendah[1]. Saat ini sudah banyak kalangan
Berdasarkan eksperimen, diperoleh sejumlah 90% Aquadem (H 2 O) agar bubur buah mencapai pH 4.9
flow process pengerjaan pengelasan:
Mulai
2. Tahap desain
Ket
Proses pembuatan gambar desain dimulai dengan membuat gambar sket diatas kertas kemudian
1 2 3 No.Komponen
dikonversi ke program gambar Inventory professional 2013 di PC sedangkat pembuatan gambar bagian
SR
lengkap menggunakan software AutoCad 2013.
GR Persiapan Bahan GAMBAR I. D ESAIN MESIN BIOETANOL
Proses Perakitan dan
Fabrikasi
QC
Pengendalian Mutu
Selesai
Produk Jadi
langkah- langkah perakitan adalah:
1. Memasang
motor listrik pada
rangka/dudukan.
2. Memasang
tabung blender pada
dudukannya.
3. Memasang blade (mata potong) pada poros.
4. Memasang housing dan poros blade pada Bahan penelitian berupa 4 buah tabung yang terbuat
3. Tahap manufaktur
tabung blender.
dari bahan stainless steel untuk setiap proses yang
5. Merangkai puli dan sabuk pada poros motor berbeda yaitu blender, hidrolisis, fermentasi, dan
dan poros blade.
distilasi. Komponen yang diperlukan pada table berikut:
6. Memasang elemen pemanas pada tabung hidrolisis dan distilasi.
TABEL II. K OMPONEN MESIN
7. Memasang housing, kopling, motor mesin jahit, dan poros pengaduk pada tutup tabung
No. Nama Komponen
Jumlah
1. Poros blender
1 ea
hidrolisi.
2. Poros pengaduk
8. Memasang tabung hidrolisis, fermentasi, dan 3. Housing
1 ea
distilasi pada dudukannya masing- masing. 4. Kopling
2 ea
9. Menghubungkan masing- masing tabung 5. Puli
2 ea
2 ea
dengan kran.
10. Memasang pipa spiral (kondensor) pada flow process tahap permesinan masing- masing
tutup tabung distilasi dan memasang kotak komponen:
kondensor yang berisi air.
Mulai
11. Memasang rangkaian listrik.
Ket
12. Tes rangkaian listrik.
13. Tes kerja masing- masing tabung.
1 2 3 4 5 No.Komponen
14. Perbaikan jika perlu.
SW SW SW SW
SW
Persiapan Bahan
15. Pengecekan akhir.
Proses Permesinan
Pengendalian Mutu
Selesai
Produk Jadi
Sistem Kontrol GAMBAR II. D IAGRAM KONTROL KELISTRIKAN
2. Buah pepaya
Dari hasil penelitian didapatkan bioetanol dengan kadar 60% dengan penambahan ragi 2%[2]
Secara singkat teknologi proses produksi bioetanol tersebut
dapat
dibagi
dalam beberapa tahap,
yaitu[2][3][7][9]:
1. Persiapan bahan baku Persiapan bahan baku beragam tergantung pada bahan bakunya,
seperti
pembuatan bubur dengan
menggunakan blender.
2. Hidrolisis Hidrolisis adalah suatu proses antara reaktan dengan air agar suatu senyawa pecah terurai. Salah satu proses hidrolisis yaitu hidrolisis asam, di mana katalisatornya
Asam berfungsi sebagai fungsi yang berbeda-beda sehingga setiap unit akan
Mesin ini terdiri dari beberapa unit dengan
menggunakan
asam.
katalisator dengan mengaktifkan air. Di dalam industri dilengkapi dengan system control untuk mengatur
asam yang dipakai adalah H 2 SO 4 dan HCl. HCl lebih pemasukan daya masing unit.
menguntungkan karena lebih efektif dibandingkan
H 2 SO 4 .
Perawatan
3. Fermentasi Proses fermentasi bertujuan untuk mengubah glukosa
Perawatan untuk merawat mesin pembuat bioetanol tidaklah terlalu rumit. Hal- hal yang
menjadi etanol/ bioetanol dengan menggunakan ragi (yeast). Pada tahap ini, tepung berubah menjadi gula
perlu dilakukan untuk proses perawatan yaitu: sederhana (glukosa dan sebagian fruktosa). Proses
1. Memberikan pelumas pada bagian- bagian selanjutnya melibatkan penambahan enzim berupa ragi yang mudah berkarat dan bagian yang agar dapat bekerja pada suhu optimum. Proses berputar yaitu bearing, housing, dan kopling. fermentasi ini menghasilkan etanol dan CO 2 .
2. Membersihkan tabung/tangki setiap setelah
4. Distilasi
digunakan agar tidak berbau dan kotor Distilasi merupakan suatu proses pemisahan campuran sehingga tidak mempengaruhi hasil dari senyawa yang didasarkan pada perbedaan titik bioetanol. didihnya. Alat yang digunakan dinamakan dengan
distilator. Distilasi dilakukan untuk memisahkan
III. TEORI DASAR etanol dari beer (sebagian besar adalah air dan etanol).
A. Etanol dan Bioetanol
distilasi berlangsung pada tekanan Etanol adalah senyawa organik yang terdiri dari
Umumnya
atmosfer. Titik didih etanol murni adalah 78ºC karbon, hidrogen, dan oksigen sehingga dapat dilihat sebagai
sedangkan air adalah 100ºC (kondisi standar). Dengan derivat senyawa hidrokarbon yang mempunyai gugus
memanaskan larutan pada rentang suhu 78ºC -100ºC
akan mengakibatkan sebagian besar etanol menguap tidak berwarna, berbau spesifik, mudah terbakar dan menguap,
hidroksil dengan rumus C 2 H 5 OH. Etanol merupakan zat cair,
dan melalui unit kondensasi akan bisa dihasilkan dapat bercampur dengan air dengan segala perbandingan.
etanol.
Bioetanol merupakan senyawa alkohol yang diperoleh lewat
B. Pengelasan
proses fermentasi biomassa (tumbuhan) dengan bantuan Berdasarkan definisi dari DIN (Deutch Industrie mikroorganisme[7]. Normen) las adalah ikatan metalurgi pada sambungan
logam paduan yang dilaksanakan dalam keadaan lumer Pada umumnya buah-buahan dapat dijadikan sebagai
atau cair. Dari definisi tersebut dapat dijabarkan lebih bahan baku bioetanol karena mengandung gula dan vitamin C.
lanjut bahwa las adalah sambungan setempat dari beberapa Buah yang dapat diolah menjadi bioetanol banyak terdapat di
batang logam dengan menggunakan energi panas[10]. Indonesia dan selalu tumbuh setiap musimnya, akan tetapi
Sampai pada waktu ini banyak sekali cara-cara pengolahan dan pemanfaatannya oleh masyarakat masih
pengklasifikasian yang digunakan dalam bidang las, ini kurang
disebabkan karena belum adanya kesepakatan dalam hal membusuk. Oleh karena itu pengolahannya menjadi bioetanol
sehingga buah
tersebut seringkali
dibiarkan
tersebut. Secara konvensional cara pengklasifikasian sangat bermanfaat. Adapun buah yang pernah diteliti sebagai tersebut pada waktu ini dapat dibagi dalam dua golongan, bahan baku pembuatan bioetanol adalah sebagai berikut: yaitu klasifikasi berdasarkan cara kerja dan klasifikasi
1. Buah salak berdasarkan energi yang digunakan. Klasifikasi pertama Dari hasil penelitian didapatkan bioetanol dengan kadar
membagi las dalam kelompok las cair, las tekan, las patri 54,16% dengan penambahan ragi 7,5%[9] membagi las dalam kelompok las cair, las tekan, las patri 54,16% dengan penambahan ragi 7,5%[9]
membedakan adanya kelompok- kelompok seperti las
(7) listrik, las kimia, las mekanik, dan seterusnya. Bila
momen gabungan[5]
diadakan klasifikasi tersebut di atas akan terbaur dan terbentuk kelompok- kelompok yang banyak sekali[10].
)(. ) (8) Pengelasan Baja Tahan Karat (Stainless Steel)
tegangan bengkok ijin[5]
Baja tahan karat termasuk dalam baja paduan tinggi yang tahan terhadap korosi, suhu tinggi, dan suhu rendah.
βk
Di samping itu juga mempunyai ketangguhan dan sifat
mampu potong yang cukup. Karena sifatnya, maka baja ini
(9) banyak digunakan dalam reaktor atom, turbin, mesin jet,
pesawat terbang, alat rumah tangga dan lain- lainnya. Pengelasan dengan las elektroda terbungkus, las MIG dan
kebutuhan kawat las[10]
las TIG adalah cara yang banyak digunakan dalam pengelasan baja tahan karat. Di samping itu, kadang- kadang digunakan juga las busur rendam, las sinar elektron
(10) dan las resistansi listrik[10].
Pengelasan Galvanis Pengelasan galvanis dilakukan hampir sama dengan
ASIL IV. H D AN P EMBAHASAN pengelasan baja biasa pada umumnya mulai dari proses
pengelasan, pengaturan ampere, volt, dan lain- lain. Akan Gambar III menunjukkan prototype Mesin Bioetanol tetapi, pada prosesnya membutuhkan waktu dan biaya yang
yang dibuat berdasarkan hasil perancangan dengan lebih tinggi karena galvanis merupakan bahan yang mudah
spesifikasi sebagai berikut:
meleleh dan mengeluarkan banyak asap saat proses pengelasan sehingga keterampilan seorang welder sangat
TABEL IV. S PESIFIKASI M ESIN B IOETANOL dibutuhkan. Elektroda las yang baik digunakan untuk
No. Spesifikasi
Kapasitas Jumlah
pengelasan galvanis adalah elektroda yang sedikit
100 cm x 72 cm x 150 cm mengandung silikon. Bila mengandung banyak silikon
1 Dimensi total
2 Unit utama
10 kg/Jam 1 bh menyebabkan keretakan. Elektroda tipe penembusan tidak
dapat menyebabkan seng menembus logam lasan dan
Blender
12 ltr 1 bh boleh digunakan pada saat pengelasan baja galvanis[10].
Tabung Hydrolisis
Tabung Fermentasi 12 ltr 1 bh
Distilator
12 ltr 1 bh
3 Motor listrik 1 phasa
0.5 HP 1 bh
C. Rumus-rumus yang digunakan
4 Motor listrik 1 phasa
100 W 1 bh
5 Heater element
600 W 2 bh
100 W 2 ea volume tabung[10]
6 Termometer digital
450 W 2 ea ..
7 Thermocontroller
= Rp. 5.000.000 ( ) (1)
8 Biaya Produksi
GAMBAR III. Mesin Bioetanol rasio putaran puli[5]
gaya keliling[5]
kecepatan linier sabuk[5]
panjang keliling sabuk[5] =2 + (
tegangan bengkok[5]
momen punter[5]
ESIMPULAN V. K GRAFIK I. Grafik waktu terhadap kenaikan suhu
Dari hasil penelitan dapat disimpulkan bahwa:
1. pembuatan bioethanol yang terdiri dari beberapa tahapan, dapat dibuat dengan satu mesin yang terintegrasi dengan temperatur yang dapat dikontrol
2. Kapasitas alat yang dibuat adalah 7 kg bahan baku dengen
3. Kapasitas Produksi bioethanol adalah 70 ml per jam
D AFTAR P USTAKA [1] Anonomous, Online http://puspiptek.ristek.go.id, 60 jenis
tanaman bisa jadi alternatif pengganti BBM, diakses Maret GRAFIK II. Grafik waktu terhadap produksi
2014. [2] Fauzi, Achmad Faikar Ali. 2011. Pemanfaatan Buah Pepaya (Carica papaya) sebagai Bahan Baku Bioetanol dengan Proses
Fermentasi dan Distilasi. Semarang [3] Fitriana, Lila. 2009. Analisis Kadar Bioetanol Hasil Fermentasi
dari Pati Sagu Asal Papua. Manokwari [4] La Ode M. Abdul Wahid, Pemanfaatan Bio-Ethanol sebagai
Bahan bakar Kendaraan Berbahan Bakar Premium, online, www.oocities.com, diakses Maret 2014
[5] Mott, Robert L. 2009. Elemen-Elemen Mesin dalam Perancangan Mekanis. Andi. Yogyakarta
[6] Nanny Kusminingrum, 2008, Bahan bakar Nabati sebagai salah satu alternative untuk mendukung penggunaan bahan bakar ramah lingkungan
Dari kedua grafik terlihat bahwa pengoperasian unit [7] Risa Fahmi Sukmawati dan Salimatul Milati. 2009. Pembuatan distilator pada Satu jam pertama belum menghasilkan
Bioetanol dari Kulit Singkong. Surakarta. cairan Bioetanol sedangkan Satu jam berikutnya,
[8] Sugiono, Agus. 2006, Pengembangan Bahan Bakar Nabati untuk sejumlah tetesan keluar dari pipa aliran. Hal ini
Mengurangi dampak Pemanasan Global, Jakarta terjadi karena pada 2 jam pertama pengoperasian,
[9] Wijayanti, Yurida Tri. 2011. Pembuatan Bioetanol dari Buah masih terjadi proses pemanasan bahan baku dalam
Salak dengan Proses Fermentasi dan Distilasi. Semarang tabung dari temperature awal 28 o
C menuju
temperature yang ditetapkan
yang
diatur
menggunakan controller sebesar 80 o
C. Selama
rentang waktu tersebut belum terjadi penguapan hingga
(Temperatur penguapan Bioetanol adalah 78.4 o C[7]). Pada jam-jam berikutnya, unit distilator telah menunjukkan performanya. Dari grafik terlihat bahwa setelah 3 jam beroperasi, dan temperature telah konstan di 80 o
C, sejumlah 40.5 ml cairan
keluar dari pipa aliran, dan pada jam ke-4 dan ke-5 berturut-turut 50.0 dan 60.0. perbedaan ini terjadi karena sejumlah uap dari dalam tabung belum mencapai pipa aliran hingga pada jam ke-5. Jam ke-6 dan seterusnya Produksi telah konstan yaitu 70 ml setiap jam. Sehingga untuk memproduksi sejumlah 1 liter cairan Bioetanol dari distilator, diperlukan waktu selama 17 jam untuk pengoperasian baru dan selanjutnya 14 jam per liter.
Redesain Penampungan Udara Pembakaran pada tungku untuk meningkatkan kinerja Proses Peleburan