Kakao dengan Metode Pengendali PI
Kakao dengan Metode Pengendali PI
Vector Anggit Pratomo Gunady Haryanto
Teknik Elektro Teknik Elektro Universitas Pancasila
Universitas Pancasila
Indonesia
Indonesia
[email protected] [email protected]
Abstract— The aim of the research was to obtain the value of moisture content in cocoa amounting to 6%-8% (SNI 2323: 2008)
ETODE II. M P ENELITIAN
using infrared heater as heat source of radiation that has a
Pada penelitian ini metodelogi penelitian yang dilakukan
wavelength of 0.4 μ m -400 μ m which will be absorbed by the
adalah :
cocoa beans, as for the parameters used are the humidity, the temperature, the time required in the process and the dryer
1. Melakukan studi literature dengan mencari dan
capacity of 6 kg. Control in the process of drying cocoa beans is
mempelajari teori-teori yang berhubungan dengan
the magnitude of the voltage needed by the infrared heater to
Standart kadar air dalam biji kakao (SNI 2323:2008 )
reach the temperature of 600C - 800C , the speed of the conveyor
sebesar 6% - 8% . Karakteristik dari IRh.
brings cocoa beans and the levels of water in the engine room the
2. Membuat pemodelan dari IRh Sebagai Sumber Panas
dryer cocoa beans, infrared heater control method using closed
pada mesin pengering biji kakao
loop system with Proportional Integral (PI) controller method
3. Merancang Mesin Pengering Biji Kakao
where the value Kp = 50, Ki = 0,96, for monitoring temperature
4. Melihat kinerja karakteristik Mesin Pengering Biji
using matlab software. a 2008
Kakao dengan metode pengendali PI.
Key Words :infrared heater, Humidity, temperature, PI
5. Mengumpulkan hasil kadar air dalam biji kakao yang
Controller
dikeringkan pada mesin pengering biji kakao menggunakan Irh
AL P EMBAHASAN III. H Indonesia merupakan produsen kakao terbesar ketiga di
ATAR I. L B ELAKANG
A. Pengolahan Kakao
dunia. Sumbangan devisa dari ekspor kakao tahun 2002 adalah Perubahan kadar air dalam bahan pangan disebabkan oleh sebesar US$ 701 juta, terbesar ketiga dari sub sektor
perubahan energi dalam sistem. Untuk itu, dilakukan perkebunan setelah karet dan kelapa sawit. Sekitar 80%
perhitungan terhadap neraca massa dan neraca energi untuk produksi kakao Indonesia digunakan untuk ekspor, sedangkan
mencapai keseimbangan dapat dilihat dari persamaan 1 dan 2 sisanya digunakan sebagai bahan baku industri coklat dalam
sebagai berikut :[2]
negeri. Kakao umumnya diekspor dalam bentuk biji dengan
1. Neraca massa total:
kadar air sebesar 6% - 8% untuk kebutuhan industri. [1] Kendala yang dihadapi dalam proses pengeringan
(1) tergantung oleh iklim terutama di Indonesia yang selalu berawan dengan tingkat kelembaban yang tinggi.
F=V+P
Dimana:
F = massa kakao setelah fermentasi (kg) oleh keadaan iklim maka dirancangan mesin pengering biji
Untuk memperoleh hasil produksi yang tidak tergantung
V = massa air yang menguap (kg)
kakao menggunakan metode conveyor dryer dengan suhu 60°C
P = massa kakao kering (kg)
– 80o C untuk menghasilkan kekeringan biji kakao dengan kadar air maksimum 6% - 8 %.
2. Neraca massa komponen air:
Karakteristik dari Infrared Heater (IRh) digunakan sebagai pengering biji kakao dikarenakan memiliki panjang gelombang
(2) radiasi panas 0.4 μ m - 400 μ m yang dapat diserap oleh biji kakao.
F . xf = V . xv + P . xp
Dimana :
f = massa kakao setelah fermentasi Programmable Logic Control (PLC) sebagai pengatur inverter
Pengendalian mesin pengering biji kakao menggunakan
xf = kadar air kakao setelah fermentasi (%) untuk IRh , blower, kecepatan conveyor dan penerima sinyal
xv = kadar uap air (%)
masukan dari sensor suhu SHT 11 dan monitoring sinyal xp = kadar air kakao kering yang diharapkan (%) menggunakan software matlab a.2008 dengan interface USB, dimana metode pengendalian menggunakan Proporsional Integral (PI).
Alasan yang mendukung proses pengeringan dapat Persamaan untuk IRh dapat menggunakan dengan menghambat pertumbuhan mikro organisme adalah untuk
perkiraan dan nomograf yang dikembangkan oleh Spesifik – mempertahankan mutu produk terhadap perubahan fisik dan
Cally untuk aplikasi IRh [3]
kimiawi yang ditentukan oleh perubahan kadar air.
pemanasan produk, Standar kadar air biji kakao disusun sebagai pedoman
Untuk
Persamaan berikut dapat digunakan, untuk menghasilkan panas perancangan mesin pengeringan biji kakao, sebagai dasar
dengan menggunakan persamaan 3
acuan kerja mesin pengering dengan menggunakan Infra Red Heater . Dimana Mesin pengering yang akan dihasilkan nantinya dapat menghasilkan output berupa biji kakao dengan kualitas sesuai yang tertera pada tabel 1, tentang standarisasi biji kakao yang baik.
Dimana:
Tabel 1. Tabel Standar Nasional Biji Kakao (SNI 01 – 2333 – 2008)
= Produksi per jam
= Temperatur 0 F( 0 C=5/9 +32) Efficiency (RE) = Combined Effciency of The Source and
No Karakteristik
Mutu I
Mutu II
reflector
1 0 Jumlah Biji/100 gr *** ** = Specific heat (Btu/Lb/ F)
2 Kadar Air (% (b/b))
7.5 7.5 VF = View Factor merupakan ratio dari
3 Berjamur (%(b/b))
3.4 4 energy IRh
4 Tak Terfermentasi (%(b/b))
8 8 = Factor Absorption (emissivity) product Berserangga hampa,
berkecambah (%(b/b)) Pengeringan dan Penguapan dimana pemindahan penguapan
6 Biji Pecah (%(b/b))
3 3 atau air yang berada dalam sebuah produk mengalami
7 Benda Asing (%(b/b))
0 0 pengurangan yang disebabkan oleh tingkatan temperature,
8 Kemasan kg, netto/karung
62.5 62.5 untuk menghasilkan panas yang diingin dapat dihitung dengan menggunakan persamaan 4
B. Prinsip dasar Infrared heater Gelombang inframerah merupakan bagian dari spektrum
elektromagnetik bersama gelombang lainnya seperti yang
Dimana:
terlihat pada gambar di bawah ini.
Qwp
= Kebutuhan Btu kerja produk untuk peningkatkan temperature
= Kebutuhan Btu pencairan (solvent) untuk meningkatkan temperature = Kebutuhan Btu untuk panas dari initial ke penguapan temperatur Efficiency (RE) = Combined Effciency of The Source and
Qs
reflector = Factor Absorption (emissivity) product Gambar 1. Gelombang elektromagnetik Spectrum
VF = View Factor merupakan ratio dari
energy IRh
Energi IRh adalah suatu bentuk energi elektromagnetik. Hal ini di karenakan IRh sebagai gelombang yang menembus target dan kemudian diubah menjadi panas. Radiasi inframerah
C. Pengendali dengan Metode Proportional Integral (PI) diklasifikasikan sebagai daerah panjang gelombang antara cahaya tampak (0,4 - 400 µm.). Panjang gelombang di mana
Pengendali IRh menggunakan PI sebagai pengendalinya radiasi maksimum dari pemanas terjadi (panjang gelombang
agar keluaran tunak sama dengan titik acuan yang merupakan puncak) ditentukan oleh suhu pemanas. Hubungan ini
masukan dari pengendali PI. Dengan persamaan 5 dijelaskan oleh hukum dasar untuk radiasi hitam. Hukum Perpindahan Wien menyatakan bahwa distribusi panjang gelombang energi radiasi panas dari blackbody pada suatu suhu memiliki bentuk dasar yang sama seperti distribusi
Dengan Kw adalah titik acuan dikurangi dengan Kw * Actual pada setiap suhu lainnya.
dimana untuk besaran temperature sebagai keadaan variable Block body adalah penyerap radiasi yang sempurna baik
terhadap Kw , keluaran dari pengendali energy panas adalah arah maupun berapapun panjang gelombangnya
sinyal Kw yang sebanding dengan perubahan temperature dengan umpan balik dari sensor suhu dapat dilihat dari blok diagram system kendali.
Gambar 1. Blok Diagram Sistem Kendali PI .
ERANCANGAN IV. P M ESIN P ENGERING B IJI K AKAO
Gambar 3.Sinyal Pengujian Karakteristik Plant dengan PI
Proses pengeringan biji kakao dengan aplikasi infra red
Dengan set point :
heater untuk mesin pengering biji kakao menggunakan system
Kp
closed loop dapat dilihat pada gambar 2, dimana parameternya
Ki
adalah suhu( 0 C) dan kelembaban(%) dengan nilai set point
rise time
yang telah ditentukan dan akan dibandingkan dengan keadaan
settling time
actual dari suhu dan kelembaban yang terdapat dalam ruang
Overshoot
pengering dimana terdapat sumber energy dan radiasi panjag
gelombang yang berasal dari IR (Plant) hasil dari
respon time
perbandingan ini dinyatakan sebagai error, sehingga besaran suhu dan kelembaban akan memiliki nilai yang sama
Dari hasil pengujian tidak didapatkan nilai respon yang baik dinyatakan kedalam nilai output, hubungan antara kecepatan
maka dilakukan beberapa pengujian terhadap nilai parameter conveyor dengan IR adalah dimana biji kakao membutuhkan
Kp dan Ki sebagai berikut:
lamaan waktu dalam melakukan absorbsi sumber energy dan radiasi panjang gelombang yang berasal dari IR, sehingga
• Percobaan Pertama dengan besaran Kp : 60, KI: 0,5 pengaturan kecepatan conveyor dipengaruhi oleh suhu dan kelembaban, untuk flow air juga berhubungan dengan suhu dan kelembaban terutama pada parameter kelembaban dikarenakan kadar air dalam satuan prosentase di keluarkan dari mesin pengering agar air yang menguap dari biji kakao tidak jatuh ke bawah karna gaya gravitasi.
Gambar 4.Sinyal Pengujian dengan besaran Kp : 60, KI: 0,5
Maka diperoleh nilai rise time
settling time : 4.18
V. Overshoot : 75.7
Peak
: 1.76respon
Gambar 2. Alur Proses Pengendali Aplikasi Infra Red Heater Untuk Mesin
Pengering Biji Kakao
time
• Percobaan Kedua dengan besaran Kp : 50, KI: 0,96 Pada penelitian dengan pendekatan pada control PI
ASIL VI. H D AN P EMBAHASAN
(Proporsional Integral) dengan nilai Kp= 0,01 dan Ki =0,65 memiliki respon sistem yang mampu mempertahankan setting suhu 60 o
C. Untuk respon sistem control PI (Proporsional Integral) dapat dilihat pada setiap percobaan Pengujian Karakteristik Plant dengan PI
Gambar3 dibawah ini.
1 Taste
Normal Normal Sour
2 Odour
Sour Normal Normal
Red until
3 Colour
brownish Brownish
Physico – Chemical
4 Weight / bean
≤ 1 gram gram
5 Shell
Whole Whole
Uniform Not Gambar 5.Sinyal Pengujian dengan besaran Kp : 60, KI: 0,5
6 Size bean
Uniform
Fully Fully risem time
7 Fermentation
settling time
4% 4% respon time
9 Yeast and Mold
Solvent
10 12% 6,7% • Evaporation Percobaan Ketiga dengan besaran Kp : 47, KI: 1.53
SIMPULAN VII. KE Berdasarkan pengujian alat dengan metode PI
(Proporsional Integral) dapat disimpulkan bahwa : • Dengan menggunakan pengendali PI (Proporsional
integral) diparameter kp = 47 dan Ki = 1.53 menghasilkan respon sistem pada alat pengering kakao yang stabil dan mampu mempertahankan suhu referensi
60 o C..
C alat pengering Gambar 6.Sinyal Pengujian dengan besaran Kp : 47, KI: 1.53
• Dengan menggunakan suhu referensi 60 o
kakao dapat mengeringkan kakao, dengan kelembaban 6,7% dengan proses pengeringan selama 20 menit .
risem time
settling time
overshoot
D AFTAR P USTAKA peak
respon time
[1] Anonim. Coklat dan Produk Olahannya. http://rewisa.wordpress.com.
Akses tanggal 11 September 2012. [2] Banwatt, George. 1981. [3] Basic Food Microbiology . Connecticut: The
Setelah didapatkan nilai KP dan KI yang ideal pada percobaan
Avi Publishing Company, Inc. [3] Waltow, Radiation Heating with infrared, A Technical Guide to ketiga maka di ujikan pada biji kakao dan diperoleh hasil
Understanding and applying Infrared heaters sebagai berikut
[4] Djatmiko, B. dan T. Wahyudi. 1986. Aspek Pengolahan dan Mutu Coklat Lindak dan Mulia . Balai Penelitian Perkebunan Jember, Jawa Timur.
[5] Siregar, Tumpal. 2005. [1] Budidaya, Pengolahan dan Pemasaran
Tabel 2. Tabel Pengujian Biji Kakao
Cokelat . Jakarta: Penebar Swadaya [6] Sunanto, Hatta. 2005. Cokelat : Budidaya, Pengolahan Hasil dan Aspek
No Analysis
Spesification
Result Test
Ekonominya . Yogyakarta : Kanisius. [7] Susanto, F. X. 1994. [2] Tanaman Kakao. Yogyakarta: Kanisius. [8] Petrovskii V. Ya: [8] Cara dasar perpindahan panas pada Infrared
Organoleptic
Heater.