1,2,3,4,5) Diploma III Elektronika, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Jakarta Jakarta, Indonesia
1,2,3,4,5) Diploma III Elektronika, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Jakarta Jakarta, Indonesia
muhamadiqbal7@gmail.com
Abstract— The TransJakarta transport infrastructure is aims to
menjadi transportasi yang aman, terpadu, tertib, lancar,
reduce traffic jams in Jakarta by diverting private vehicle users to
nyaman, ekonomis, efisien, efektif, dan terjangkau oleh
TransJakarta. But most of people are reluctant to move to the
masyarakat luas. Angkutan ini dilengkapi jalur dan
Transjakarta, because it can’t assure the travel time and sometimes
infrastruktur yang dibangun khusus agar dapat menjamin
longer than personal vehicles. Attempts to sterilize TransJakarta lane has been done, but still less effective. Autocracy is a prototype
waktu tempuh yang lebih cepat.
of latest security system by using the RFID system combined with
Namun pada kenyataanya jalur bus Transjakarta yang
the Roadblocker. The use of RFID aims to differentiate between
seharusnya diperuntukan untuk bus Transjakarta acap kali
Trasnjakarta and other vehicles, while the use of Roadblocker aims
“diserobot“ oleh pengguna jalan lain. Menurut data dinas
to keep inaccessible by other vehicles. With that combination and
perhubungan, jumlah pelanggaran di jalur busway mencapai
controlled by a microcontroller system, the lane or bus-way can
11.859 pelanggaran. Upaya penyerobotan tersebut selain
only be used for TransJakarta. The stages are done in this
memperlambat waktu tempuh bus Transjakarta juga dapat
research include the study of literature, observation, designing,
berakibat fatal dalam bentuk kecelakaan. Berdasarkan data Sub
manufacturing, testing, and refinement. With the Smoothness of
Direktorat Penegak Hukum Ditlantas Polda Metro Jaya,
bus-way, TransJakarta can run with optimum speed on the lane and more faster. If TransJakarta could be run faster and cheaper,
menunjukan tingkat kecelakaan yang cukup serius yakni 145
the people who use personal vehicles will move to TransJakarta
kasus pada tahun 2009 dan 303 kasus pada tahun 2010.
and it will reduce the traffic jams in Jakarta.
Oleh Karena itu, upaya mensterilkan jalur busway merupakan PR besar yang harus segera dicarikan jalan
Keywords : Autocracy, Transjakarta, Traffic Jams, RFID,
keluarnya. Upaya yang telah dilakukan, diantaranya seperti
RoadBlocker
peninggian separator busway, penjagaan petugas dan pemasangan portal otomatis, hingga penindakan tegas dalam
ENDAHULUAN I. P
bentuk penilangan ternyata belum sepenuhnya efektif. Hal tersebut disebabkan karena, para petugas dan pengguna jalan
A. Latar Belakang belum disiplin dalam menegakan aturan dan sistem yang dibuat Sebagai kota metropolitan, Jakarta memiliki banyak
masih memungkinkan pengguna jalan merobos jalur bus masalah, salah satunya adalah kemacetan lalu lintas di jalan
Transjakarta.
raya. Kemacetan ini timbul dikarenakan tidak seimbangnya Upaya yang harus dilakukan adalah membuat alat yang antara kapasitas jalan dengan jumlah kendaraan yang
secara sistemik memaksa para pengguna jalan selain melewatinya. Hal ini terjadi karena semakin banyaknya mobil-
transjakarta tidak dapat memasuki jalur bus Transjakarta. mobil pribadi serta kurangnya rasa kedisiplinan para pengguna
Upaya tersebut dapat dilakukan dengan memanfaatkan jalan. Dampak ekonomi yang timbul akibat kemacetan ini
teknologi RFID sebagai akses jalan dam pemasangan sangat besar, mulai dari tingginya konsumsi bahan bakar,
roadblocker sebagai penghalang dalam bentuk teknologi keterlambatan distribusi barang, maupun kerugian material
Autocracy.
lainya. Menurut Dr. Heru Sutomo dari Pusat Studi Transportasi
B. Perumusan Masalah
dan Logistik (Pustral) menyatakan bahwa saat ini kerugian Berdasarkan latar belakang di atas, maka perumusan akibat kemacetan telah mencapai hampir Rp 35 triliun per
masalah dalam PKM KC ini adalah
tahun, baik dari konsumsi bahan bakar yang mencapai Rp 12 “Bagaimana merancang dan membangun prototipe triliun per tahun maupun biaya operasional kendaraan yang
Autocracy (automatic transjakarta security system) yang dapat mencapai Rp 23 triliun tiap tahunya.
mensterilkan jalur bus Transjakarta dari penyerobotan Guna mengatasi masalah tersebut Pemprov DKI Jakarta
pengguna jalan lain?”
telah memiliki route map transportasi masal dalam bentuk
C. Tujuan
Transjakarta Busway, Subway, Monorail, maupun Mass Rapid Tujuan yang diharapkan dalam Program PKM-KC ini Transport (MRT). Dari sekian alternatif angkutan masal
adalah mensterilkan jalur busway dari penyerobotan oleh tersebut, baru Transjakarta busway yang dapat direalisasikan.
pengguna jalur lain.
Sebagai trasnportasi masal, transjakarta diharapkan mampu
D. Manfaat
Manfaat yang diharapkan dari pembuatan Prototipe memiliki tingkat kehandalan yang memadai saat akan Autocracy ini adalah dapat memberikan kepastian waktu
diaplikasikan di lapangan termasuk melakukan pengujian tempuh perjalanan Transjakarta, mengurangi resiko kecelakaan
kekuatan alat dengan uji tumbukan dengan mobil dengan skala di jalur bus Transjakarta, serta mendorong masyarakat untuk
yang sama.
beralih ke transportasi umum.
F. Penyempurnaan
E. Potensi Tahap ini melakukan penyempurnaan terhadap prototipe Teknologi Autocracy merupakan terobosan baru yang
yang telah dibangun, upaya penyempurnaan dilakukan dengan sangat cocok untuk di aplikasikan di semua koridor jalur
mempertimbangan berbagai kemungkinan yang bisa timbul di busway jika dibandingkan dengan semua penerapan sterilisasi
lapangan.
jalur bus Transjakarta yang telah diterapkan. Pemanfaatan teknologi RFID mengakibatkan jalur bus Transjakarta tidak dapat dilalui oleh kendaraan selain bus Trasnjakarta, kombinasi
ASIL D III. H AN P EMBAHASAN roadblocker menjadikan jalur bus Transjakarta steril dari upaya
A. Studi literatur
penerobosan secara paksa oleh kendaraan lain. Dengan begitu Hasil studi literatur menunjukan bahwa berbagai penerapan bus Transjakarta dapat berjalan dengan kecepatan optimum
teknologi yang dilakukan seperti penjagaan petugas, pada jalurnya sehingga waktu tempuh lebih cepat. Apabila bus
pemasangan palang otomatis hingga tindakan tegas penilangan Transjakarta dapat berjalan lancar dan biaya yang dikeluarkan
dari pihak kepolisian belum mampu secara efektif mensterilkan lebih murah, maka masyarakat pengguna kendaraan pribadi
jalur bus Tranjakarta. Studi juga menunjukkan bahwa secara akan beralih menggunakaan Transjakarta dan hal itu akan
ekonomi kerugian karena kemacetan Jakarta telah menembus mengurangi kemacetan di Jakarta.
angka Rp. 35 Triliun per tahun (berdasarkan data KADIN DKI Jakarta). Pada aspek kesehatan dampak buruk akibat kemacetan dapat menggangu kesehatan.
Hasil literatur menunjukkan bahwa penyerobotan jalur bus Metode dalam Pelaksanaan PKM-KC ini adalah
ETODE II. M
trasjakarta selain berakibat pada lamanya waktu tempuh bus eksperimen dengan tahapan sebagai berikut :
transjakarta juga beresiko timbulnya kecelakaan. Berdasarkan
A. Study literatur data Sub Direktorat Penegak Hukum Ditlantas Polda Metro Tahap ini melakukan kajian terhadap literatur dari berbagai
Jaya, menunjukan tingkat kecelakaan yang cukup serius yakni sumber baik dari media cetak maupun media elektronik untuk
145 kasus pada tahun 2009 dan 303 kasus pada tahun 2010. dapat menelaah secara mendalam permasalahan kemacetan di
Studi literatur yang dilakukan mengarahkan pada satu kota-kota besar termasuk Jakarta, serta berbagai penerapan
kesimpulan awal bahwa penerapan teknologi sterilisasi jalur teknologi yang telah dilakukan untuk mengurai kemacetan
bus Transjakarta yang telah dilakukan tidak efektif karena tidak termasuk
menggunakan sistem yang secara tidak langsung memaksa Transjakarta dari upaya penyerobatan paksa yang dilakukan
diantaranya upaya
mensterilkan jalur
bus
para pengguna jalan untuk tidak menyerobot jalur bus oleh kendaraan lain.
Transjakarta.
B. Survey Lapangan Tahap ini melakukan survei langsung ke lokasi dengan
B. Survei Lapangan
melakukan pengamatan secara langsung/visual berbagai Hasil survei lapangan menunjukkan bahwa semua jalur bus kejadian dan permasalahan yang muncul di sepanjang jalur bus
Trasnsjakarta diserobot oleh pengedara lain baik sepeda motor, Transjakarta.
mobil pribadi maupun kendaraan umum, hal tersebut
C. Perancangan alat mengakibatkan kemacetan di jalur bus Transjakarta di semua Tahap ini melakukan perancangan terhadap Autocracy
koridor. Hasil pengamatan langsung juga menunjukkan bahwa yang akan dibangun, perancangan dilakukan dengan
penyerobotan jalur bus Transjakarta telah mengaibatkan mempertimbangkan hasil kajian literatur dan survei lapangan
lamanya tunggu dan waktu tempuh bus transjakarta terutama yang telah dilakukan pada tahap sebelumnya. Perancangan juga
pada jam-jam sibuk saat pagi dan sore hari waktu jam masuk memperhatikan detail kelanjutan sistem saat akan diaplikasikan
dan pulang kantor jika dibangkan dengan saat malam. langsung di lapangan kelak termasuk berbagai kemungkinan
Hasil pengamatan langsung menunjukkan bahwa upaya yang terjadi di lapangan seperti kebanjiran, listrik padam,
sterilisasi jalur bus Transjakarta dengan petugas kurang efektif maupun upaya pengrusakan sistem.
karena petugas terkadang mentolerir kendaraan lain masuk ke
D. Pembuatan alat jalur bus Transjakarta, termasuk masih ditemui petugas yang Pembuatan prototipe Autocracy di laksanakan di
malah mengarahkan kendaraan lain untuk masuk jalur bus Laboratorium Mesin Listrik, Pengukuarn dan Kalibrasi Jurusan
Transjakata saat jalur umum mengalami kemacetan parah. Teknik Elektro Fakultas Teknik, Universitas Negeri Jakarta dengan memakan waktu selama 5 bulan dimulai dari
C. Perancangan Sistem
pertengahan bulan Februari sampai dengan pertengahan bulan Berdasarkan hasil kajian dan survei lapangan, prototipe Juli.
yang dibangun dirancang dengan skala 1 : 25, dengan
E. Uji Coba Alat menggunakan acuan persimpangan jalur bus transjakarta. Tahap ini melakukan uji coba terhadap prototipe Autrocacy
Perancangan dibuat agar bus Transjakarta dapat melaju dengan yang telah dibangun, ujicoba dilakukan dengan melakukan
kecepatan normal ketika melewati persimpangan (tanpa harus pengukuran terhadap parameter pada setiap blok, hal ini
berhenti) dengan memasang lampu lalu lintas untuk putar balik dilakukan untuk memastikan bahwa sistem yang dibangun
bagi pengendara jalur umum, lampu dirancang memberikan bagi pengendara jalur umum, lampu dirancang memberikan
Perancangan dibuat dengan memasang sistem RFID yang dikombinasikan dengan Roadblocker. Penggunaan RFID bertujuan agar jalur Trasnjakarta dapat membedakan Transjakarta dengan kendaraan biasa. Sedangkan penggunaan Roadblocker bertujuan agar pintu jalur bus Tranjakarta tidak dapat diterobos secara paksa oleh kendaraan lain. Dengan kombinasi keduanya yang di kontrol melalui sistem mikrokontroler, maka jalur hanya dapat digunakan untuk bus Transjakarta.
D. Block Diagram Sistem Cara kerja sistem Prototipe Autocracy dapat dijelaskan
Gambar. 1
melalui diagram blok sebagai berikut. Pada gambar 1 diatas terlihat foto prototipe Autocracy dengan ukuran panjang 3 meter dan lebar 1 meter. Dengan
E. Cara Kerja Sistem
skala 1: 25 dari keadaan aslinya.
Berdasarkan blok diagaram sistem prototipe Autocracy di atas, rangkaian mendapat catu daya 5V DC, 9V DC, 220V AC,
H. Hasil pengukuran
dan sumber angin. Catu daya 5V DC untuk mensupplay RF ID reader manual dan mikrokontroler, catu daya 9V DC untuk
Pengukuran Catu Daya
mensupply RF ID reader buka dan tutup otomatis, sedangkan Data hasil pengukuran 2 catu daya menunjukan bahwa kompresor untuk menggerakan roadblocker. Sistem bekerja
tegangan input yang diberikan ke sistem sebesar 223V AC dimulai ketika bus melewati sensor cahaya, kemudian lampu
tegangan tersebut sesuai dengan spesifikasi catu daya yang di putar balik berubah menjadi kuning dan kemudian merah.
buat yakni sebesar 200 V- 250 V AC. Sedangkan tegangan Setelah bus melewati sensor reader RF ID lampu indikator
yang dihasilkan sebesar 9,13 V DC dan 4,98 VDC, tegangan Autocracy menjadi hijau, kemudian valve mendapat pemicu
tersebut sudah sesuai dengan tegangan yang di butuhkan oleh dari driver selenoid dan membuat angin dari kompresor bisa
sistem yakni 9- 12 VDC dan 4,5- 5V DC. menggerakan roadblocker maka bus bisa melewatinya. Ketika
sensor reader RF ID mendeteksi bus lewat, proses penutupan
RF ID
roadblocker terjadi seperti pembukaan roadblocker. Dan lampu Data hasil pengukuran tersebut menunjukan bahwa ketika indikator berubah menjadi merah kembali dan lampu lalu lintas
sensor RF ID membaca tegangan keluaranya sebesar 4,75V menjadi hijau. Sistem memungkinkan apabila sensor otomatis
DC dan ketika tidak membaca menghasilkan tegangan keluaran tidak terbaca, dapat dilakukan secara manual dengan
sebesar 5,75V DC. Sedangkan sensor RF ID manual menempelkan kartu RF ID ke sensor RF ID manual.
menghasilkan tegangan keluaran sebesar 2,81V DC ketika membaca dan 3,37V ketika tidak membaca. Selanjutnya
F. Flowchart Program Keterangan Flowchart:
Driver Selenoid
LtH = Lampu lalu lintas Hijau Driver selenoid mendapat dua buah sumber tegangan, LtK = Lampu lalu lintas Kuning
4,98V DC dan 223V AC. Dengan kedua sumber tegangan ini LtM = Lampu lalu lintas Merah
driver slenoid dapat bekerja. Input driver ini berasal dari Li M = indikator Roadblocker Merah
keluaran port mikrokontroler dengan tegangan 4,83V DC Li H = indikator Roadblocker Hijau
ketika berlogika high dan sebesar 0,05V DC ketika berlogika RB = Raodblocker
low.
G. Prototipe
Mikrokontroler
Berdasarkan data pengukuran diatas, mikrokontrol mendapat sumber tegangan sebesar 4,98V DC tegangan tersebut
memenuhi tegangan kerja mikrokontroler. Sedangkan tegangan keluaran mikrokontroler sebesar 0,01 - 0,05V DC untuk logika low, dan sebesar 4,82 - 4,96V DC untuk logika high.
sudah
cukup
Pengukuran Lampu Lalu Lintas
Berdasarkan data pengukuran diatas, tegangan masukan pada lampu sebesar 4,95V DC ketika meyala dan 0,03 - 0,04V DC ketika mati.
Pengukuran Jarak Pembacaan Sensor RF ID kemungkinan pengrusakan fisik, pemadaman fisik, serta respon Berdasarkan data hasil pengukuran, jarak optimal
sistem terhadap kecepatan busway pada jalur persimpangan. pembacaan sensor RF ID sejauh 4,5cm.
Pengukuran Keseluruhan Sistem U CAPAN T ERIMA K ASIH Berdasarkan data pada tabel diatas, ketika mobil biasa dan
Ucapan terimakasih diberikan kepada pihak pihak yang bus melewati jalur busway reader RF ID tidak merespon,
telah berkontribusi baik langsung maupun tidak langsung, sehingga roadblocker masih dalam kondisi tertutup, namun saat
selama proses studi, survei, perancangan, pembuatan prototipe bus transjakarta melewati busway, RF ID merespon dan
autocracy : (1) Dirjen Dikti, kementrian pendidikan dan roadbloker
kebudayaan, (2) Civitas Universitas Negeri Jakarta, (3) Berdasarkan dari semua data diatas Prototipe Autocracy dapat
dapat bekerja (membuka
dan menutup).
Orangtua dan Dosen Pembimbing serta berbagai pihak yang mensterilkan jalur bus Transjakarta karena dengan pemasangan
tidak dapat disebutkan satu persatu
alat ini, jalur bus Transjakarta hanya bisa di buka dan ditutup
oleh transjakarta saja.
R EFERENCES
[1] Akhmad, Al Antoni. 2009. Perancangan Simulasi Sistem Berdasarkan pembahasan diatas dapat maka dapat
ESIMPULAN IV. K
Pergerakan Dengan Pengontrolan Pneumatik Untuk Mesin disimpulkan
Pengamplas Kayu Otomatis. Jurnal Sriwijaya, Vol 18 no : 3. persimpangan sistem sensor telah berhasil mendeteksi
bahwa saat bus
transjakarta
mendekati
[2] Murdiono, Jatmiko. 2006. Persepsi Konsumen Terhadap keberadaan bus, dan merubah lampu lalu lintas bagi jalur
Pelayanan "Busway" TransJakarta. Jurnal Ekubak 3. umum dari hijau menjadi berwarna merah, sehingga pada saat
[3] Perdana, M. Andi. 2013. Macet Terus, Jakarta Rugi Rp 65 bus transjakarta akan melewati persimpangan semua kendaraan
Tahun. pada jalur biasa yang akan memutar balik dipaksa berhenti. Hal
Triliun
per
http://www.tempo.co/read/news/2013/03/24/214468984/Macet- tersebut menunjukan bahwa sistem telah berhasil melakukan
Terus-Jakarta-Rugi-Rp-65-Triliun-per-Tahun. Diakses pada tanggal 20 Oktober 2013
pengamanan dari kemungkinan kecelakaan bagi kendaraan di jalur umum, pada saat akan melakukan putar balik di
[4] Prabaswara, C. P., Christyono, Y., & Setiyono, B. 2012. persimpangan jalur bus Transjakarta.
Perancangan Sistem Keamanan Akses Pintu Menggunakan Radio Frequency Identification (Rfid) Dan Sms (Short Message
Pada saat bus transjakarta mendekati roadblocker
Service). TRANSIENT, Vol 1 no: 4.
(penghalang), sistem sensor RF ID telah berhasil mendeteksi [5] Sulistyanto, Nanang. 2008. Pemrograman Mikrokontroler keberadaan bus, untuk kemudian membuka roadblocker dan
R8C/13. Jakarta : PT. Elex Media Komputindo merubah lampu indikator dari warna merah menjadi warna
[6] Unit Pengelola Transjakarta Busway. 2013. Kinerja Jumlah hijau. Sistem juga berhasil memberikan akses bagi bus
Pendapatan.
trasnjakarta untuk memasuki
http://transjakarta.co.id./publikasi.php?q=1pXPwtjR4g==. menggunakan kartu manual saat sensor otomatis tidak
Diakses pada tanggal 21 Agustus 2013. berfungsi.
[7] VIVAnews.com.2010. Setiap Hari Ada 3 Kecelakaan di Jalur Selain itu, prototipe yang telah dibagun juga telah
Busway. http://log.viva.co.id/news/read/204257-setiap-hari-ada- memperhitungkan faktor faktor lain, seperti kebanjiran,
3-kecelakaan-di-jalurbusway. Diakses pada tanggal 19 Oktober 2013
Analisis Kinerja Motor Induksi Tiga Fasa pada Tegangan Tidak Seimbang dan Dampak Ekonominya
pada Industri
A. Syarifuddin
Hammada abbas dan Rafiuddin Syam
Jurusan Teknik Elektro Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Politeknik Negeri Ujung Pandang
Universitas Hasanuddin Makassar, Indonesia
Makassar, Indonesia syarifuddin.pnup@yahoo.co.id
rafiuddinsyam@gmail.com
Abstract— Penelitian ini bertujuan menentukan persentase
penerangan, pemanas dan lain-lain, maupun beban tiga fasa
penurunan daya poros dan torsi poros yang disebabkan tegangan
seperti motor induksi tiga fasa secara bersama-sama. Beban
tidak seimbang, menentukan persentase peningkatan rugi daya dan
satu fasa ini cenderung menyebabkan sistem pembebanan tidak
suhu isolasi , dan persentase penurunan kecepatan putaran pada
seimbang
karena beban-beban satu fasa mempunyai
tegangan tidak seimbang, dan menentukan kerugian industri yang disebabkan motor induksi tiga fasa beroperasi pada tegangan tidak
karakteristik, faktor daya dan waktu pengoperasian yang
seimbang. Dalam pengujian laboratorium, dibuat simulasi
berbeda-beda [1]. Akibatnya terjadi ketidakseimbangan
tegangan tidak seimbang sebagai masukan motor induksi tiga fasa.
tegangan pada beban tiga fasa, yaitu tegangan pada ketiga fasa
Pada beban nominal konstan, tegangan tidak seimbang dibuat
tidak seimbang atau tidak sama besar. Ketidakseimbangan
bervariasi dengan persentase ketidakseimbangan mulai dari 0
tegangan ini berpengaruh secara langsung terhadap kinerja
hingga 5 %. Data yang diperoleh dari pengujian laboratorium
motor induksi tiga fasa, seperti kecepatan putaran, daya poros
berupa data arus rotor tidak seimbang, daya masukan dan
dan torsi poros menjadi menurun, konsumsi daya listrik dan
kecepatan putaran, dan data dari industri berupa data tegangan
suhu isolasi motor menjadi meningkat [3].
masukan, daya keluaran, efisiensi dan kecepatan putaran. Data
Mengingat tegangan tidak seimbang pada motor induksi
tegangan dan arus tidak seimbang dianalisis dengan menggunakan metode komponen simetri. Hasil penelitian menunjukkan pada
tiga fasa ini menimbulkan dampak yang merugikan, baik
ketidakseimbangan tegangan 1 %, rugi daya meningkat 5,01 %,
secara teknik maupun ekonomi, NEMA (National Electrical
suhu isolasi meningkat 2º C; kecepatan putaran, daya poros, dan
Manufacturers Association) memberikan batasan, yakni
torsi poros menurun masing-masing 0,7, 6,89 dan 6,92 %, dan
ketidakseimbangan tegangan yang diizinkan hanya sampai
umur isolasi berkurang dari 86000 jam menjadi 75000 jam. Pada
dengan 1 % tanpa derating (penurunan daya keluaran motor)
ketidakseimbangan tegangan 5 %, rugi daya meningkat 34,26 %,
dan maksimum 5 % dengan derating [4].
suhu isolasi meningkat 50º C; kecepatan putaran, daya poros dan torsi poros menurun masing-masing 4,79, 29,07 dan 29,14 %, dan umur
isolasi berkurang
INJAUAN II. T P USTAKA
ketidakseimbangan tegangan 0,61 % di industri pakan ternak ayam PT.Charoen Pokphand Indonesia Makassar, rugi daya motor
Berdasarkan standar IEC (International Electrotechnical
meningkat 2,65 kW, biaya tenaga listrik meningkat Rp
Commission) , persentase ketidakseimbangan tegangan, F v (%)
11.938.070 per tahun, hasil produksi berkurang 612 ton dan
dari tegangan tiga fasa tidak seimbang ditentukan dengan
kerugian akibat berkurangnya hasil produksi Rp 306.000.000 per
metode komponen simetri, dan dinyatakan sebagai
tahun.
perbandingan antara tegangan urutan negatif, V a2 (V) dengan tegangan urutan positif, V a1 (V) [1], yaitu :
Kata kunci---industri, ketidakseimbangan tegangan, motor induksi tiga fasa.
F v ( V a 2 ) /( V a 1 ) x 100 %
Tegangan urutan negatif dan tegangan urutan positif Diperkirakan 80 % motor listrik yang digunakan industri
ENDAHULUAN I. P
ditentukan berdasarkan data tegangan pada fasa a, V a (V), diseluruh dunia pada saat ini merupakan motor induksi tiga
tegangan pada fasa b, V b (V), dan tegangan pada fasa c, V c fasa [1]. Motor induksi tiga fasa ini banyak digunakan sebagai
(V), yaitu :
penggerak alat-alat produksi, memutar pompa, fan, konveyor dan lain-lain, karena mempunyai konstruksi sederhana, kokoh,
V a 2 1 1 / 3 ( V a aV b a V c )
harga lebih murah, dan mudah pemeliharaannya [2]. Pada umumnya motor induksi tiga fasa di industri di Indonesia
V a 2 1 / 3 ( V a 2 a V b aV c )
memperoleh pasokan daya listrik dari sumber tegangan tiga
dengan :
fasa PLN. Sumber tegangan tiga fasa ini dimanfaatkan baik untuk mengoperasikan beban satu fasa seperti lampu
a = 1 120 = -0,5 + j 0,866 a = 1 120 = -0,5 + j 0,866
komponen urutan negatif, dan daya poros P sh (kW) serta torsi poros T sh (N-m) yang dihasilkan dinyatakan dengan :
Tegangan masukan tidak seimbang pada motor induksi tiga fasa menyebabkan timbulnya arus rotor urutan positif dan urutan
negatif. Jika arus rotor pada masing-masing fasa 2
sh 3 ( 1 s )( I r ' ) ( R r / s )
dinyatakan dengan I ra ,I rb dan I rc , arus rotor urutan positif, I r1
(5) (A) dan arus rotor urutan negatif, I r2 (A) ditentukan sebagai
th ( R r / s )
2 berikut : 2
th
r / s ) ( X th X r )
Motor induksi tiga fasa yang dioperasikan pada tegangan w s [( R th R r / s ) 2 ( X ) 2 th X r ] tidak seimbang ini akan menghasilkan daya poros dan torsi
poros urutan positif dan urutan negatif secara bersama-sama Pada (5) dan (6), I r ’ (A) adalah arus rotor per fasa dilihat dari dan saling berlawanan [1]. Jika dinyatakan daya poros urutan
sisi stator, R r (Ω ) dan X r (Ω ) adalah resistansi dan reaktansi positif adalah P sh1 , daya poros urutan negatif adalah P sh2 , torsi
rotor per fasa dilihat dari sisi stator. Jika dinyatakan tegangan poros urutan positif adalah T sh1 , torsi poros urutan negatif
masukan per fasa dengan V 1 (V), resistansi stator per fasa
dengan R (Ω ), reaktansi stator per fasa dengan X daya poros total, P sh (kW) dan torsi poros total T (N-m)
adalah T sh2 dan resistansi rotor per fasa adalah R 2 (Ω ), maka
1 1 (Ω ), dan
reaktansi magnetisasi dengan X m (Ω ), maka tegangan ekivalen ditentukan sebagai berikut :
sh
Thevenin, V th (V), resistansi ekivalen Thevenin, R th (Ω ), dan reaktansi ekivalen Thevenin, X th (Ω ) ditentukan sebagai
P sh P sh 1 P sh 2 (3) berikut :
V th m
jX
T sh T sh 1 T sh 2
2 r 1 I r 2 /( 2 s )]
jX ( R jX )
th
R th jX th
Slip s pada (3) dan (4) diperoleh dari perbedaan relatif antara kecepatan putaran sinkron, n s (rpm) dengan kecepatan putaran
Daya keluaran, P o (kW) yang diberikan kepada beban rotor, n r (rpm), yaitu :
mekanik adalah selisih antara daya poros dengan rugi rotasi, P fw (kW), yaitu :
P o = P sh -P fw
Jika frekuensi sumber tegangan disimbolkan dengan f (Hz) dan jumlah kutub adalah p, maka kecepatan sudut sinkron w s
Jika dinyatakan P i (kW) adalah daya masukan, η nm (%)
(rad/sec) pada (4) dinyatakan dengan : adalah efisiensi nominal, P ls (kW) adalah peningkatan rugi daya, maka faktor pembebanan motor, Lf, dan efisiensi, η (%)
ditentukan sebagai berikut :
Pada kondisi tegangan tidak seimbang ini komponen tegangan urutan negatif membangkitkan fluks medan putar
Lf
yang melawan putaran rotor, sehingga kecepatan putaran dan
P o / η nm
torsi poros menjadi menurun [5]. Akibatnya arus yang η ( P o / P i ) x 100 % [ 1 ( P ls / P i )] x 100 % mengalir menjadi lebih besar dibandingkan arus nominal
karena seolah-olah motor mendapat beban tambahan. Arus
Jika dinyatakan
η ls (%) adalah efisiensi akibat peningkatan
yang lebih besar ini menyebabkan rugi daya dan suhu isolasi
menjadi meningkat, sedangkan efisiensi motor menjadi rugi daya, maka peningkatan rugi daya listrik atau peningkatan menurun.
konsumsi daya listrik motor, P ls (kW) sebagai akibat penurunan efisiensi dinyatakan dengan :
Salah satu bagian dari tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah membandingkan daya poros dan torsi
P ls P o Lf ( 100 / η ls 100 / η nm ) (7) poros yang dihasilkan motor pada tegangan tidak seimbang
dengan daya poros dan torsi poros yang dihasilkan motor pada Peningkatan kerugian tenaga listrik, H ls (kWh) karena tegangan seimbang. Pada tegangan seimbang, tidak terdapat
efisiensi menurun selama waktu operasi dalam satu tahun, t op (hours) adalah :
PRD ub ( n ub / n bl ) xPRD bl
Jika harga hasil produksi dinyatakan dengan Rp/kg, kerugian Jika biaya tenaga listrik dinyatakan dengan Rp/kWh ,
yang terjadi karena proses produksi berlangsung pada peningkatan
biaya tenaga listrik per tahun, CST ls (Rp) tegangan tidak seimbang, CST ub (Rp) ditentukan sebagai adalah :
berikut :
CST ls H ls xRp / kWh
CST ub ( PRD bl PRD ub ) xRp / kg (12)
Hubungan empiris antara persentase ketidakseimbangan ETODE III. M P ENELITIAN tegangan, F v (%) dengan peningkatan suhu isolasi motor, θ
( ) dinyatakan sebagai berikut : Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium dan industri. Dalam penelitian laboratorium didesain suatu simulasi
2 tegangan tidak seimbang sebagai tegangan masukan motor. θ x F v )
Diagram blok penelitian laboratorium ditunjukkan pada gambar 2 berikut ini.
Peningkatan suhu ini sangat mempengaruhi umur isolasi motor, terutama pada waktu motor beroperasi pada beban penuh. Pada umumnya motor induksi tiga fasa yang
Torsi dioperasikan di industri mempunyai isolasi belitan kelas B dan
Tegangan
Motor
beban kelas F. Hubungan grafis antara umur isolasi motor (dalam ribuan jam) dengan peningkatan suhu motor (dalam ºC)
masukan
belitan
ditunjukkan pada gambar 1 berikut ini.
Instrumen Gambar 2. Diagram blok penelitian
Instrumen
Tegangan masukan motor induksi tiga fasa (motor belitan)
1 kW ini merupakan tegangan variabel dari masing-masing fasa keluaran tiga buah ototransformator satu fasa yang terhubung secara bintang. Tegangan keluaran masing-masing ototransformator diatur sedemikian rupa sehingga diperoleh beberapa variasi ketidakseimbangan tegangan masukan motor sesuai dengan kebutuhan penelitian tanpa mengabaikan kondisi keamanan motor. Tegangan masukan ototransformator per fasa 220 V, dan tegangan keluarannya per fasa 0 – 250 V. Adapun simulasi beban motor diatur dengan mengatur setting skala 0 – 5 kg pada torsi pengereman hingga mencapai beban
Gambar 1. Hubungan grafis antara umur isolasi nominal motor, dan setting beban nominal ini dijaga konstan
selama pengujian motor, baik pada tegangan seimbang nominal maupun pada tegangan tidak seimbang. Data yang
Gambar 1. Hubungan grafis antara umur isolasi dengan peningkatan suhu diperoleh dari pengujian laboratorium ini berupa data
tegangan masukan seimbang nominal, beberapa variasi Pada gambar 1, dapat dilihat bahwa setiap peningkatan
isolasi motor.
tegangan masukan tidak seimbang, arus rotor, daya masukan suhu isolasi 10 o
C, umur isolasi motor berkurang 50 %. Pada
dan kecepatan putaran.
ketidakseimbangan tegangan 3 %, suhu isolasi meningkat 18 Dalam penelitian laboratorium ini dilaksanakan juga
C dan umur isolasi motor berkurang hampir 75 % pengujian tanpa beban, pengujian rotor tertahan dan pengujian dibandingkan umur isolasi motor pada saat beroperasi
metode volt-amper untuk memperoleh data parameter motor dan rugi daya konstan. .
dengan tegangan seimbang nominal. Jika hasil produksi berkaitan langsung dengan kecepatan
Dalam penelitian ini tegangan masukan motor yang tidak putaran motor, maka dalam rentang waktu tertentu penurunan
seimbang dikonversi menjadi persentase ketidakseimbangan kecepatan putaran menyebabkan penurunan hasil produksi.
tegangan, arus rotor tidak seimbang dikonversi menjadi arus Jika dinyatakan kecepatan putaran pada tegangan seimbang
rotor urutan positif dan urutan negatif untuk menentukan daya ) nominal adalah n (rpm), kecepatan putaran pada
poros dan torsi poros dengan menggunakan metode komponen (balance
bl`
simetri.
tegangan tidak seimbang (unbalance) adalah n ub (rpm), dan hasil produksi pada tegangan seimbang adalah PRD (kg),
Adapun data yang diperoleh dari penelitian industri adalah
maka hasil produksi pada tegangan tidak seimbang, PRD data tegangan masukan, daya keluaran nominal, faktor daya,
bl
(kg) adalah : efisiensi dan kecepatan putaran dari keseluruhan motor induksi tiga fasa yang beroperasi dalam proses produksi. Data ini digunakan untuk menentukan dampak ekonomi yang
ub ub
tegangan tidak seimbang ini disajikan pada tabel 3 berikut ini. Tabel 3 Daya poros dan torsi poros pada
tegangan tidak seimbang Parameter listrik motor induksi tiga fasa 1 kW per fasa
ASIL IV. H D AN P EMBAHASAN
F v (%) n r (rpm)
P sh (kW) T sh (N-m)
masing-masing adalah resistansi stator 7,241 Ω , resistansi rotor 0,795 Ω , reaktansi bocor stator 8,95 Ω , reaktansi bocor
rotor dilihat dari sisi stator 8,95 Ω , resistansi rotor dilihat dari
sisi stator 5,14 Ω dan reaktansi magnetisasi 111,85 Ω . Rugi
rotasi 0,036 kW, daya keluaran konstan 1 kW dan kecepatan
putaran sinkron 1500 rpm.
A. Persentase Ketidakseimbangan Tegangan
Berdasarkan data tegangan masukan per fasa, ditentukan persentase ketidakseimbangan tegangan motor induksi tiga
Pada kecepatan putaran yang sama, daya poros dan torsi poros fasa dengan menggunakan (1) sebagaimana ditunjukkan pada
yang dihasilkan motor pada tegangan seimbang nominal yang tabel 1 berikut ini.
ditentukan dengan menggunakan (5) dan (6) ditunjukkan pada tabel 4 berikut ini.
Tabel 1 Persentase ketidakseimbangan tegangan
Tegangan masukan
Tabel 4 Daya poros dan torsi poros pada
per fasa (V)
V a1 V a2 F v
tegangan seimbang
(V)
(V)
V V V n r (rpm)
P sh (kW)
T (N-m)
sh
Hasil analisis pada tabel 4 dan tabel 5 diatas menunjukkan
B. Arus Rotor Urutan Positif dan Negatif bahwa pada ketidakseimbangan tegangan 1 %, daya poros dan Berdasar data arus rotor per fasa pada setiap persentase
torsi poros masing-masing 1,054 kW dan 7,13 N-m pada ketidakseimbangan tegangan, ditentukan arus rotor urutan
kecepatan putaran 1411 rpm. Pada kecepatan putaran yang positif dan urutan negatif dengan menggunakan (2)
sama pada tegangan seimbang nominal, daya poros dan torsi sebagaimana ditunjukkan pada tabel 2 berikut ini.
poros yang dihasilkan motor masing-masing 1,132 kW dan 7,66 N-m, atau terjadi penurunan daya poros dan torsi poros masing-masing 6,89 dan 6,92 %. Pada ketidakseimbangan
Tabel 2 Arus rotor urutan positif dan urutan negatif tegangan 2 %, daya poros dan torsi poros menurun masing-
Arus rotor per fasa
masing 12,50 dan 12,63 %, dan pada ketidakseimbangan
F V (A)
I r1
I r2
tegangan 5 %, daya poros dan torsi poros menurun masing-
I ra
I rb
I rc
(A)
(A)
masing 29,07 dan 29,14 %. Dengan demikian, makin tinggi ketidakseimbangan tegangan, daya poros dan torsi poros yang
dihasilkan motor makin menurun.
D. Peningkatan Rugi Daya dan Penurunan Efisiensi.
Persentase peningkatan rugi daya dan penurunan efisiensi
motor pada tegangan tidak seimbang dengan daya keluaran
motor 1 kW konstan, ditunjukkan pada tabel 5 berikut ini. Tabel 5 Persentase peningkatan rugi daya dan efisiensi
C. Daya Poros dan Torsi Poros
P ls
Peningkatan η ls (%)
Daya poros dan torsi poros pada tegangan tidak seimbang
(%) (kW) (kW)
rugi daya (%)
dengan ketidakseimbangan 0 sampai dengan 5 % `(persentase
direkomendasikan NEMA), ditentukan dengan menggunakan
(3) dan (4) berdasarkan data kecepatan putaran dan arus rotor
Pada tegangan tidak seimbang, kecepatan putaran motor
lebih rendah dibandingkan dengan kecepatan putaran motor pada tegangan seimbang nominal. Persentase penurunan kecepatan putaran motor dari kecepatan putaran nominal pada
Pada tabel 5 terlihat, pada ketidakseimbangan tegangan 1 %, setiap persentase ketidakseimbangan tegangan ditunjukkan rugi daya meningkat dari 0,359 kW menjadi 0,377 kW atau
pada tabel 7 berikut ini.
meningkat 5,01 %, dan efisiensi menurun 0,962 % dari 73,584 % menjadi 72,622 %. Pada ketidakseimbangan
Tabel 7 Persentase penurunan kecepatan putaran tegangan 5 %, rugi daya meningkat 34,26 % dan efisiensi
F v (%) n r (rpm)
Penurunan putaran (%)
menurun 6,108 %. Jadi makin tinggi ketidakseimbangan
tegangan, rugi daya makin meningkat dan efisiensi motor makin menurun.
E. Peningkatan Suhu, Umur Isolasi dan Derating
Peningkatan suhu isolasi motor pada setiap persentase
ketidakseimbangan tegangan ditentukan dengan menggunakan
(10), dan umur isolasi ditentukan secara grafis berdasarkan gambar 1.
Dalam penelitian ini, motor induksi tiga fasa yang Pada tabel 7 terlihat pada ketidakseimbangan tegangan 1 %, digunakan mempunyai isolasi kelas B dengan suhu
kecepatan putaran menurun dari 1421 rpm menjadi 1411 rpm maksimum yang dizinkan 130 ºC. Dalam operasi normal pada
atau menurun 0,7 %, dan pada ketidakseimbangan tegangan 5 beban nominal, suhu operasi motor 80 ºC dan suhu sekeliling
%, kecepatan putaran menurun 4,79 %. Jadi makin tinggi (ambient) sekitar 30 ºC, sehingga suhu isolasi motor 110 ºC
ketidakseimbangan tegangan, kecepatan putaran motor makin dan umur isolasi motor 86000 jam
menurun.
Peningkatan suhu, suhu isolasi dan umur isolasi motor pada setiap persentase ketidakseimbangan tegangan ditunjukkan
G. Dampak Ekonomi pada Industri
pada tabel 6 berikut ini. Dampak ekonomi sebagai akibat ketidakseimbangan tegangan masukan motor induksi tiga fasa yang secara Tabel 6 Peningkatan suhu, suhu isolasi dan umur isolasi
langsung dapat dialami industri adalah meningkatnya biaya
F v Peningkatan Suhu isolasi Umur isolasi
tenaga listrik dan berkurangnya hasil produksi.
(%) suhu (º C)
(ºC)
(jam)
Ketidakseimbangan tegangan di industri pakan ternak ayam
PT. Charoen Pokphand Indonesia Makassar relatif kecil, yakni hanya 0,61 %, artinya hanya 61% dari persentase
ketidakseimbangan tegangan 1 %.
Pada tegangan nominal seimbang, daya keluaran total dari
keseluruhan motor induksi tiga fasa yang beroperasi dalam
proses produksi di industri ini 1084,670 kW dan efisiensi
nominal rata-rata 92,600 %, jadi daya masukan total 1171,350 Pada tabel 6 terlihat pada ketidakseimbangan tegangan 1 %,
kW dan rugi daya total 86,680 kW.
suhu isolasi meningkat 2 ºC menjadi 112 ºC, dan umur Pada ketidakseimbangan tegangan 0,61 %, rugi daya isolasi motor berkurang dari 86000 jam menjadi 75000 jam;
meningkat 3,056 % dari 86,680 kW menjadi 89,330 kW dan dan pada ketidakseimbangan tegangan 5 %, suhu isolasi
efisiensi menurun dari 92,600 % menjadi 92,391 %, atau rugi meningkat 50 ºC menjadi 160 ºC dan umur isolasi motor
daya listrik meningkat 2,650 kW dan efisiensi menurun 0,209 berkurang
%. Apabila ketidakseimbangan tegangan 0,61 % di industri ini ketidakseimbangan tegangan, suhu isolasi makin meningkat
merupakan ketidakseimbangan tegangan rata-rata dalam satu dan umur isolasi motor makin berkurang.
tahun, rugi tenaga listrik selama motor beroperasi dalam Berdasarkan rekomendasi NEMA, pada ketidakseimbangan
waktu 6000 jam per tahun adalah 15900 kWh. Berdasarkan tegangan hingga 1 %, tidak perlu dilakukan derating terhadap
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2011, daya keluaran motor, karena pengaruh peningkatan arus tidak
tarif dasar listrik untuk industri ini adalah Rp.1020/kWh pada signifikan terhadap peningkatan suhu motor. Tetapi pada
waktu beban puncak dan Rp.680/kWh diluar waktu beban ketidakseimbangan tegangan lebih dari 1 sampai dengan 5 %
puncak. Waktu beban puncak berlangsung selama 5 jam sebagai batas toleransi ketidakseimbangan tegangan, NEMA
(20,83 %) dan waktu diluar beban puncak selama 19 jam merekomendasikan dilakukan derating (penurunan daya
(79,17 %). Dengan menggunakan (9), diperoleh peningkatan keluaran). Pada ketidakseimbangan tegangan 2 %, daya
biaya tenaga listrik akibat ketidakseimbangan tegangan keluaran motor diturunkan menjadi 95 %, dan pada
masukan motor induksi tiga fasa di industri ini, yakni Rp ketidakseimbangan 5 % , daya keluaran motor diturunkan
11.938.070 dalam satu tahun.
menjadi 77 % [7]. Hasil produksi industri ini sama dengan kapasitas produksi mixer, yaitu 25 ton per jam atau 150000 ton per tahun pada
F. Persentase Penurunan Kecepatan Putaran putaran nominal 1470 rpm. Pada ketidakseimbangan tegangan 0,61 %, kecepatan putaran menurun 0,427 % menjadi 1464 F. Persentase Penurunan Kecepatan Putaran putaran nominal 1470 rpm. Pada ketidakseimbangan tegangan 0,61 %, kecepatan putaran menurun 0,427 % menjadi 1464
D AFTAR P USTAKA produksi dalam satu tahun 149388 ton, atau terjadi penurunan 612 ton. Apabila diasumsikan keuntungan industri 10 % dari
[1] K.S. Shandu and V. Chaudhary. (2009, February). Steady State harga jual rata-rata produknya, yaitu 10 % dari Rp 5000 per
Modelling of Induction Motor Operating With Unbalanced Supply kg, maka dengan menggunakan (12) diketahui kerugian
Trans. Circuits and Systems. [Online]. 8(2). industri akibat penurunan kecepatan putaran adalah Rp
System. WSEAS
pp. 197-205.
Available: http://www.wseas.us/elibrary/transaction/ circuit/2009/28843.pdf .
306.000.000 dalam satu tahun. [2] B.L.Theraja and A.K. Theraja, Electrical Technology. New .
Delhi: Nirja Construction & Development Co, 1991, pp.866-925. [3] I.Plummer, “Asymmetry In Distribution
Systems: Causes,
ESIMPULAN V. K D AN S ARAN
Harmful Effects and Remedies,” M.S.thesis, Dept. Electrical and Computer Eng., Louisiana State Univ.,
Louisiana, USA, 2011. Berdasarkan pemaparan diatas, dapat disimpulkan bahwa
http:eds-isu.edu/doc/etd-04292011-090330/ makin
[Online]. Available:
tinggi ketidakseimbangan
tegangan
masukan;
unrestricted/plummer_thesis.pdf.
kecepatan putaran, daya poros dan torsi poros yang dihasilkan [4] Schneider Electric. (2006, April). Monitoring Induction Motor For motor induksi tiga fasa makin menurun, rugi daya listrik dan
[Online]. 8 (1). pp. 1-5. Available: http://www.ops-ecat/3000HO0602_part1.pdf suhu isolasi motor makin meningkat.
A. von Jouanne and B.Banerjee. (2001, Oktober). Assessment of Ketidakseimbangan tegangan 0,61 % di industri pakan
[5]
Voltage Unbalance. IEEE Trans. Power Delivery. [Online]. 16(4). ternak ayam PT. Charoen Pokphand Indonesia Makassar
pp.782-789. Available: http://www.cpdee.ufmg.br/-selenios/artigo4. menyebabkan peningkatan biaya tenaga listrik
C.F. Wagner and R.D. Evan, Symmetrical Components. New York: Mc 11.938.070 dan kerugian akibat berkurangnya hasil
Graw – Hill Book Company, 1933, pp. 13-21, 345-351. produksi Rp 306.000.000 dalam satu tahun.
G.A. McCoy, T.Litman and J.G.Douglass. (1993, January). Disarankan beban-beban satu fasa didistribusikan secara
[7]
Motor Selection Handbook, Revision 3. merata
Energy-Efficient Electric
pada ketiga
[Online]. pp. 15-41. Available:
http://wetbook.net/ freestuff/
motor_selection.pdf .
ketidakseimbangan tegangan menjadi lebih rendah; dan [8] A.E.Fitzgerald, C.Kingsley dan S.D. Umans, Mesin–Mesin Listrik. apabila ketidakseimbangan tegangan masukan cukup besar,
Edisi Keempat. Terjemahan oleh Djoko Achyanto.Jakarta:Penerbit disarankan daya keluaran motor induksi tiga fasa diturunkan
Erlangga, 1990, hal. 439-466.
dengan cara menurunkan beban, agar peningkatan arus dan [9] Sen, P. C.. Principles Of Electric Machines And Power Electronics. New York: John Wiley & Sons, 1997, pp. 222-237. suhu isolasi motor menjadi lebih rendah.