Kata kunci: Galangan Kapal, Hull Construction, Model, Risk

Kata kunci: Galangan Kapal, Hull Construction, Model, Risk

Assessment. Sumber: Lloyd Register – fairplay tahun 2006, diolah. Gambar 1. Negara Asia Pembangunan Kapal Klas LR

Melihat gambar diatas, menandakan bahwa betapa Industri galangan kapal dunia akan menjadi perhatian

ENDAHULUAN I. P

kecilnya share market yang bisa direbut oleh galangan kapal internasional seiring dengan pertumbuhan ekonomi China

nasional dan ini juga menandakan betapa tertinggalnya sejak tahun 2003. Industri galangan kapal Korea juga salah

industri galangan kapal di Indonesia. Disamping itu juga bisa satu yang menikmati, hal ini salah satunya dapat dilihat dari

bisa diartikan bahwa galangan kapal nasional masih belum pertumbuhan order sampai 236% pada industri galangan kapal

banyak diminati oleh pemilik kapal. Seharusnya kondisi ini selama lima tahun terakhir, dan setelah tahun 2003 order

tidak boleh terjadi, mengingat Indonesia adalah negara tumbuh 5,2% pertahun. Pada tahun 2006, 496 juta CGT order

maritim. Ketertinggalan ini akan membawa dampak tidak baru dimenangkan Korea 38,3%, China 29,6% dan Jepang

pendukung, karena industry 13,9% [8]. Menurut Suryohadiprojo [4], Industri galangan

berkembangnya

industri

perkapalan dari hulu sampai hilir banyak tergantung pada Indonesia, dengan perputaran uang untuk transportasi laut

industry lain.

sebesar 50,7 triliun rupiah pertahunnya, seharusnya menjadi Menurut Basuki dan Widjaja [9], ada beberapa alasan galangan kapal yang tangguh, modern dan sumber devisa

mengapa industri galangan kapal harus dikembangkan, antara Indonesia. Di sisi lain, saat ini Jepang dan Korea menguasai

lain: nilai ekonomis industri galangan kapal, berkembangnya lebih dari 80% share market dunia. Industri galangan kapal

industri ini akan turut mengembangkan industri lain yang akan Indonesia hanya menyerap 0,5% share market galangan kapal

memberikan multiplier-effect yang besar kepada proses dunia. Akibat dari kesulitan pergerakan aktifitas galangan

industrialisasi dalam suatu negara. Disamping itu industri kapal Indonesia, industri pendukung seperti industri baja,

galangan merupakan industri padat karya yang mampu industri permesinan, industri kelistrikan, industri kimia

menciptakan lapangan kerja cukup besar dengan nilai tambah mengalami penurunan produktifitas dan banyak yang

yang cukup tinggi. Dengan berkembangnya industri ini, maka bangkrut.

kemandirian sektor pertahanan dengan pembuatan alat Menurut data yang dikeluarkan versi Lloyd Register –

pertahanan di dalam negeri akan dapat dicapai. fairplay tahun 2006 jumlah kapal yang dibangun oleh

Seperti dijelaskan pada paragraph diatas, industri galangan galangan – galangan kapal di dunia dengan klasifikasi Lloyd

kapal sangat tergantung pada industri lain dari hulu sampai kapal sangat tergantung pada industri lain dari hulu sampai

penelitian seperti pada gambar 3 berikut: ini dapat dilihat seperti Gambar 2 sebagai berikut.

NEW BUILDING

PROJECT

Design (Including

Model Test)

Material

Productuon Performance factor

Cost factor

Probability of risk

Probability of risk

Probability of risk

occurrence Design

occurrence Material

occurrence Schedule factor Production

Total Probability of

Consequences of

risk occurrence

risk occurrence

Total Risk

Gambar 3. Kerangka Kerja Penelitian Risk Assessment Bangunan Baru

ASAR III. D T EORI Untuk mengenal industri perkapalan, maka perlu diketahui

sifat dan kondisi industri perkapalan. Industri perkapalan memiliki sifat dan kondisi sebagai berikut [15]:

Gambar 2. Skema Hubungan Galangan Kapal

1. Padat Modal (Capital Intensive) yaitu bahwa untuk mendirikan galangan kapal diperlukan modal yang besar.

Industri perkapalan di Indonesia masih kalah bersaing Galangan kapal yang besar masih dimiliki oleh BUMN, dengan industri galangan luar negeri seperti Singapura,

sedangkan galangan swasta hanya memiliki galangan yang Hongkong, dan Malaysia, apalagi persaingan dengan negara

ukurannya kecil dan menengah. Padatnya modal bukan Korea Selatan dan Jepang. Dari keadaan tersebut, perlu

saja modal untuk investasi fasilitas namun juga untuk adanya pengkajian dari segi produktivitas dan efisiensi kerja.

modal kerja.

Untuk mendukung

2. Padat Karya (Labour Intensive) yaitu bahwa industri pembangunan kapal baru perlu dikembangkan suatu sistem

galangan ini melibatkan banyak tenaga kerja terutama yang disesuaikan dengan kondisi galangan. Salah satu usaha

tenaga di lapangan. Dalam industri perkapalan yang padat peningkatan

karya diperlukan karyawan yang berkualitas standar. dengan kemampuan membangun kapal sesuai standar mutu

Rendahnya kualitas karyawan akan mengakibatkan yang ditentukan oleh pihak pemesan. Pesanan kapal dapat

rendahnya kualitas produksi kapal. Hal ini menyebabkan dilakukan tepat waktu, harga bersaing serta mutu yang

berkurangnya pesanan kapal karena kualitas rendah kurang memadai [17].

diminati oleh pemesan.

3. Pengembalian Modal Lambat (Slow Yielding) yaitu bahwa tingkat pengembalian modal yang diinvestasikan untuk

ETODOLOGI II. M P ENELITIAN membuat galangan memerlukan waktu yang lama. Metode penelitian yang dilakukan dengan menggunakan

4. Pertambahan Nilai Rendah (Low Value added) dimana terminologi Risk = Probability of risk occurrence X

tingkat keuntungan yang masih rendah ini disebabkan oleh Consequences of risk occurrence . Analisis ditekankan pada

banyak hal yang saling terkait dalam kondisi industri Probability of risk occurrence dengan menggunakan

perkapalan. Walaupun pertambahan nilainya rendah pendekatan statistik (azaz perkalian, teori peluang, Bayesian).

namun industri perkapalan ini dapat meningkatkan Proses bangunan baru dibagi menjadi 3 bagian besar, yaitu

cukup signifikan pada desain, material dan produksi. Masing-masing bagian tersebut

aglomerasinya. Sering kali hal ini yang dilupakan oleh dilakukan penilaian Probability of risk occurrence pada titik

beberapa kalangan. Beberapa kasus di negara maju simpul pada jejaringnya (Value at Risk/VaR).

rendahnya value added ini diatasi dengan memberikan Langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut: (i)

insentif kepada galangan.

Identifikasi hazard (list semua skenario kejadian yang relevan

5. Rantai Nilai Komplek (Complex Value Chain) yaitu bahwa dengan faktor penyebab dan dampak yang potensial) pada

industri galangan ini melibatkan banyak industri lain proses pembangunan kapal baru, yaitu pada kegiatan desain,

dalam aglomerasi Kawasan Industri Khusus (KIK) mulai pengadaan material dan proses produksi. (ii) Penilaian risiko

industri komponen, supplier dan subkontraktor. Elemen (evaluasi faktor-faktor risiko); Fokus pada skenario yang

KIK tersebar diberbagai tempat terutama kandungan penting, Ukur risiko pada setiap scenario, Analisa darimana

import.

risiko datang, fokus perhatian pada penyebab, Identifikasi

6. Berdaya Saing Rendah (Low Competitiveness) yaitu bahwa

faktor yang berhubungan yang mempengaruhi tingkatan

industri galangan ini memiliki daya saing yang masih risiko, dan Evaluasi risiko dan tingkat risiko dengan

rendah, terbukti kapasitas tahunan masih relative kecil pendekatan value at risk dengan menggunakan metode

dibanding dengan produksi dunia.

7. Bisnis Risiko Tinggi (High Risk Business) bahwa industri sangat sedikit sekali. Factor lain yang juga perlu diperhatikan galangan termasuk dalam kategori bisnis berisiko tinggi,

antara lain: kemampuan industri pendukung yang belum sebab sering kali kontrak pembangunan kapal tidak

berkembang dengan baik, dukungan SDM yang perlu menguntungkan galangan dan cenderung berisiko terkena

ditingkatkan, teknologi, kondisi internal perusahaan galangan pinalti.

kapal, belum sinergi antar galangan kapal nasional.

8. Pesanan Kapal Sedikit (Low Demand Ship Order) bahwa Industri galangan kapal adalah industri yang padat modal jumlah pesanan kapal masih sedikit karena kondisi

dan tingkat pengembaliannya yang cukup lama (slow pelayaran yang masih lesu. Disamping itu import kapal

yielding ), sehingga dalam operasionalnya harus menggunakan bekas masih diminati oleh perusahaan pelayaran, hal ini

meminimalkan cost menambah sulitnya galangan memperoleh pesanan kapal

operasionalnya, galangan kapal salah satunya dapat memanage baru.

melalui pengelolaan tingkat risiko yang dihadapi dalam

9. Berteknologi Tinggi (High Technology Contents) yaitu operasionalnya [9], demikian juga pengelolaan dengan bahwa untuk pembangunan kapal besar dan canggih

memasukan faktor eksternal [10].

diperlukan fasilitas galangan yang berteknologi tinggi Beberapa risk assessment pada industri perkapalan telah mulai tools disain (Computer Aided Design System),

dilakukan, antara lain Asok et al. [5] dengan schedule risk produksi (Computer Aided Manufacturing System),

menggunakan pendekatan model matematis, analisis yang Logistik (Material Requirement Planning), Heavy Duty

pengurangan schedule risk pada Crane berkapasitas hingga 300 T.

dilakukan

dengan

management proyek berdasarkan persamaan matematis:

10. Berkeahlian Tinggi (High Skilled Ship Design & module join time, module construction time serta time rework, Fabrication ) yaitu bahwa industri galangan memerlukan

menggunakan database. Atua [2] menggunakan cost risk dan SDM yang ahli dibidang galangan termasuk disain kapal

schedule risk dalam analisis risiko menggunakan pendekatan dan produksi kapal. Pekerjaan pembangunan kapal

deterministic, evaluasi risiko dilakukan pada proses produksi memerlukan ketelitian dan keakuratan yang tinggi sesuai

kapal dengan menggunakan pendekatan CPM (Critical Path dengan tuntutan mutu klasifikasi kapal.

Method ) dan PERT (Program Evaluation and Review

11. Kandungan impor tinggi dan kandungan lokal rendah Technique ). Dalam proses pembangunan kapal ada unsur (High Import Contents and Low Local Contents) yaitu

ketidakpastian, maka diperlukan sebuah upaya dari manajer, bahwa industri galangan memerlukan kandungan import

untuk menyusun kembali jadwal dan menyusun project task yang tinggi dan kandungan local rendah. Dalam beberapa

serta menyediakan sumber daya pendukung. Dampak kasus kandungan import mencapai 80 % sedangkan

ketidakpastian ini adalah terjadinya penyimpangan dari jadwal kandungan lokal hanya 20 % termasuk tenaga kerja.

terlambatnya proyek

12. Kurangnya Pengalaman (Low Experience) bahwa dengan

pembangunan kapal.

sedikitnya pesanan kapal baru mengakibatkan semakin Dengan pendekatan statistik, evaluasi risiko telah berkurangnya pengalaman membangun kapal baru.

dikemukan oleh: Basuki dan Widjaja [9], Basuki dkk [14], Pengalaman yang lampau akan sia-sia bila tidak dilakukan

Basuki dan Suardi [16], Lee et al. [8], Lu et al. [1], Moyst et secara berkelanjutan. Pengalaman untuk membangun kapal

al. [6]. Basuki dan Widjaja [9] telah mengusulkan perlunya besar misal yang lebih dari 50.000 DWT belum pernah

proses mitigasi risiko dalam analysis risk dengan pendekatan dilakukan. Maka bila ingin mengembangkan galangan

kualitatif dan deterministic. Analisis risiko dengan pendekatan dengan ukuran lebih besar diperlukan belajar dari

deterministic telah dilakukan oleh beberapa peneliti, antara pengalaman yang bisa diperoleh dari tenaga ahli asing

lain: Basuki dan Setyoko [11], Basuki dan Novendi [13], maupun dengan mengirim tenaga ahli untuk magang di

Basuki dan Choirunisa [17], Basuki dan Prasetyo [18], Basuki galangan besar di luar negeri.

dan Kurniawan [19], Robu [3], Vassalos et al. [7]. Analisis

13. Lamanya waktu penyelesaian (Long term ship delivery) dengan pendekatan optimasi dalam evaluasi risiko telah bahwa industri galangan ini memerlukan waktu yang

dilakukan oleh Lee et al. [12].

cukup lama untuk menyelesaikan bangunan baru. Hal ini Basuki dan Widjaja [9] telah melakukan evaluasi risiko disebabkan antara lain lamanya waktu untuk memesan

pada proses pembangunan kapal dengan pendekatan statitistik komponen impor dan rendahnya produktivitas galangan.

mulai tahap awal proses produksi sampai tahap erection. Rendahnya produktivitas dipengaruhi oleh kapasitas

Evaluasi risiko pada tahap desain sampai delivery telah produksi dan fasilitas serta ketrampilan SDM. Fasilitas

dilakukan Basuki dan Setyoko [11] dan Basuki dan Novendi produksi yang sudah tua menjadikan turun kemampuan

[13], Basuki dan Choirunisa [17], Basuki dan Kurniawan [19], produktivitasnya.

dengan analisis standar Australia. Asok and Aoyama [5] Melihat sifat dan kondisi industri perkapalan diatas, maka

Dokumen yang terkait

Analisis Komparasi Internet Financial Local Government Reporting Pada Website Resmi Kabupaten dan Kota di Jawa Timur The Comparison Analysis of Internet Financial Local Government Reporting on Official Website of Regency and City in East Java

19 819 7

Analisis komparatif rasio finansial ditinjau dari aturan depkop dengan standar akuntansi Indonesia pada laporan keuanagn tahun 1999 pusat koperasi pegawai

15 355 84

Analisis Komposisi Struktur Modal Pada PT Bank Syariah Mandiri (The Analysis of Capital Structure Composition at PT Bank Syariah Mandiri)

23 288 6

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kerajinan Tangan Di Desa Tutul Kecamatan Balung Kabupaten Jember.

7 76 65

Analisis Pertumbuhan Antar Sektor di Wilayah Kabupaten Magetan dan Sekitarnya Tahun 1996-2005

3 59 17

Analisis tentang saksi sebagai pertimbangan hakim dalam penjatuhan putusan dan tindak pidana pembunuhan berencana (Studi kasus Perkara No. 40/Pid/B/1988/PN.SAMPANG)

8 102 57

Analisis terhadap hapusnya hak usaha akibat terlantarnya lahan untuk ditetapkan menjadi obyek landreform (studi kasus di desa Mojomulyo kecamatan Puger Kabupaten Jember

1 88 63

Dominating Set Dan Total Dominating Set Dari Graf-Graf Khusus

5 80 24