KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR
4. Loan to Deposit Ratio (LDR)
Dalam prakteknya, rasio ini menggambarkan sejauh mana simpanan digunakan untuk pemberian pinjaman dan kemampuan bank dalam menyalurkan dana pihak ketiga dalam bentuk kredit atau sejenisnya. Semakin tinggi nilai rasio ini menunjukkan pemberian nilai kreditnya semakin besar dan mendekati nilai simpanan dana pihak ketiga yang dimiliki. Kredit yang semakin besar akan mengakibatkan pendapatan meningkat yang secara otomatis akan meningkatkan laba suatu bank. Sebaliknya apabila rasio ini semakin kecil, maka mengindikasikan bahwa dana pihak ketiga tidak tersalurkan kepada masyarakat (idle money) yang mengakibatkan penerimaan bank dari bunga kredit semakin kecil dan perolehan laba menjadi rendah.
Namun rasio LDR yang tinggi juga mengindikasikan bahwa suatu bank relatif tidak likuid karena meminjamkan seluruh dana yang dimilikinya sehingga sumber dana yang dimiliki tidak cukup untuk memenuhi semua kewajiban. Sebaliknya, rasio yang rendah menujukkan bank yang likuid dengan kelebihan kapasitas dana yang siap untuk dipinjamkan.
5. Non Performing Loan (NPL)
Rasio ini menunjukkan kemampuan manajemen bank dalam mengelola kredit bermasalah yang diberikan oleh bank (Herdiningtyas, 2005). Dalam kaitannya dengan upaya perolehan laba bank, semakin tinggi rasio ini maka semakin tidak profesional bank tersebut dalam pengolahan kreditnya, sekaligus mengindikasikan bank tersebut dalam kondisi bermasalah dan kerugaian yang semakin besar akibat tingkat pengembalian kredit macet, dan begitu juga sebaliknya. Dalam hal ini, nilai rasio NPL berbanding terbalik dengan upaya pencapaian nilai laba yang dapat diperoleh. Hal ini didukung oleh penelitian Limpaphayom dan Polwitoon (2004) yang menyebutkan bahwa dengan adanya kredit bermasalah yang semakin besar dibandingkan dengan aktiva produktifnya dapat mengakibatkan kesempatan untuk memperoleh pendapatan (income) dari kredit yang diberikan semakin berkurang, sehingga berpengaruh buruk pada rentabilitas (profitabilitas) bank dan akhirnya mengurangi laba bank tersebut. Selain itu menurut Muburoh (2004) NPL berpengaruh negatif terhadap kinerja perbankan.
2.2. Penelitian Terdahulu
Tabel 4. Penelitian Terdahulu
Variabel
Model
Peneliti Judul Hasil Penelitian o
Penelitian
Analisis
1 Muhamad Analisis Pengaruh Variabel tak Analisis BOPO secara parsial Sarifudin,
memiliki pengaruh yang SE (2005)
signifikan terhadap terhadap
Perubahan
linear
perubahan laba bank yang Perubahan Laba Variabel
Laba
berganda
terdaftar di BEJ dengan (Studi Empiris : Bebas
tingkat signifikansi 5%. Pada
Sementara variabel lainnya, Perbankan yang OPM,
Industri CAR,
yaitu CAR, OPM, NPM, listed di BEJ)
NPM,
Debt Ratio dan LDR tidak
BOPO,
memiliki pengaruh yang
NIM, DR,
signifikan terhadap
LDR
perubahan laba bank yang terdaftar di BEJ
2 Sunarwan Analisis Faktor- Variabel tak Analisis Variabel ROA secara parsial Triono, Ir
memiliki pengaruh signifikan (2007)
faktor
yang bebas
: regresi
Mempengaruhi
terhadap perubahan laba satu Perubahan Laba Laba
Perubahan
Linear
Berganda tahun mendatang, CAR dan Satu Tahun dan Variabel
ROA memiliki pengaruh Dua
yang signifikan terhadap Mendatang
Tahun bebas
CAR, ROA,
perubahan laba dua tahun
BOPO,
mendatang
LDR, NPL, GWM
Variabel Rasio NPL dan Annisa
3 Rwnti Analisis
Rasio Variabel tak Analisis
FACR memiliki pengaruh (2008)
Keuangan dalam bebas
: regresi
Memprediksi
yang negatif dan signifikan Perubahan Laba Laba
Perubahan
Logistik
Stepwise terhadap laba, sementara pada
rasio lainnya tidak memiliki Campuran
Bank Variabel
pengaruh yang signifikan. Indonesia
di bebas
LDR, APB, NPL, BOPO, FACR, IRR, NIM
4 Adhista Analisis Pengaruh Variabel tak Analisis CAR, NIM, dan LDR Setyarini, CAR,
memiliki pengaruh positif SE
NIM, bebas
: regresi
signifikan terhadap (2009)
BOPO,
LDR, Perubahan
linear
dan
GWM terhadap Laba
perubahan laba. Sementara Perubahan Laba Variabel
berganda
BOPO dan GWM tidak (Studi padabank bebas
berpengaruh sigifikan pembangunan
terhadap perubahan Laba. daerah
CAR, NIM,
di BOPO,
Indonesia periode LDR, 2005-2007)
GWM
5 Lilis Analisis Pengaruh CAR, LDR, Analisis
penelitian ini Ema
Hasil
Car, LDR, NIM, NIM, NPL, regresi menunjukkan bahwa variabel Aryanti
yang memprediksi (2010)
NPL, BOPO, dan BOPO,
perubahan Laba pada bank di Laba Pada Bank
Terhadap KAP
berganda
Indonesia perode 2004-2008. Umum
Variabel LDR berpengaruh Indonesia
di
signifikan positif terhadap variabel perubahan laba.
6 Aditya Analisis Faktor- Variabel tak Analisis Variabel NIM, BOPO, ROA, Surya
dan KAP secara bersama- Mahendra
Faktor
yang bebas
: regresi
tidak berpengaruh (2011)
Perubahan Laba laba
signifikan terhadap variabel pada Perbankan di variabel
berganda
perubahan laba. Sedangkan Indonesia Peiode bebas
secara parsial NIM dan KAP 2006-2010
NIM,
memiliki arah hubungan
BOPO,
positif terhadap pertumbuhan
ROA,
laba. BOPO dan ROA
Kapital
memiliki koefisien yang bertanda negatif terhadap perubahan laba.
7 Wahyuni Analisis Pengaruh Variabel tak Analisis
penelitian (2012)
Hasil
Kinerja Keuangan bebas
menunjukkan bahwa variabel Bank
: regresi
CAR, NPL, BOPO, dan LDR Pertumbuhan
terhadap Pertumbuha linear
berpengaruh secara simultan Laba (Studi pada
n Laba
terhadap pertumbuhan laba
Indonesia periode bebas
2006-2010)
CAR, NPL, BOPO, LDR.
2.3. Kerangka Pikir
Berdasarkan telaah pustaka yang telah dijabarkan di atas, nilai laba bersih nilai laba bersih PT. BRI (Persero) Tbk. secara langsung akan dipengaruhi oleh beberapa variabel internal yang dicerminkan dalam rasio keuangan PT. BRI (Persero) Tbk. Pengaruh variabel-variabel tersebut dapat digambarkan dalam suatu kerangka pemikiran yang dapat dilihat pada Gambar 1.
Gambar 1. Kerangka pikir
2.4. Definisi Operasional
1. Laba Bersih
Laba bersih yang diperoleh berasal dari pendapatan operasional dan nonoperasional setelah dikurangi pajak. Pendapatan bersih operasional diperoleh dari pendapatan bersih bunga (pendapatan bunga dikurangi beban bunga) dan pendapatan bersih operasional nonbunga (pendapatan operasional nonbunga dikurangi beban operasional nonbunga). Sementara pendapatan bersih nonoperasional berasal dari keuntungan (kerugian) penjualan aset tetap dan inventaris, keuntungan (kerugian) penjabaran transaksi valuta asing, serta pendapatan (beban) nonoperasional lainnya. Data laba bersih yang digunakan adalah nilai laba bersih yang diperoleh oleh PT. BRI (Persero) Tbk. setiap triwulan dan bukan merupakan akumulasi dari triwulan sebelumnya.
2. Return On Assets (ROA)
Penghitungan laba sebelum pajak disetahunkan. Contoh : Untuk posisi Juni : (akumulasi laba per posisi Juni/6) x 12
Rata-rata total aset Contoh : Untuk posisi Juni : (penjumlahan total aset Januari-Juni)/6
3. Net Interest Margin (NIM)
Pendapatan bunga bersih : Pendapatan Bunga – Beban bunga Pendapatan bunga bersih disetahunkan.
Contoh : Untuk posisi Juni : (akumulasi pendapatan bunga bersih per posisi Juni/6)x12
4. Cost Efficiency Ratio (CER)
NIE = Non Interest Expense Ex Biaya PPAP = tidak termasuk biaya Penyisihan Penghapusan Aktiva
Produktif NII = Non Interest Income
II = Interest Income
IE = Interest Expense
5. Loan to Deposti Ratio (LDR)
Kredit merupakan kredit yang diberikan kepada pihak ketiga (tidak
termasuk kredit kepada bank lain). Dana pihak ketiga mencakup giro, tabungan, deposito (tidak termasuk
giro dan deposito antar bank)
6. Non Performing Loan (NPL)
Kredit merupakan kredit yangdiberikan kepada pihak ketiga (tidak
termasuk kredit kepada bank lain). Kredit bermasalah adalah kredit dengan kualitas kurang lancar, diragukan
dan macet. Kredit bermasalah dihitung secara gross (tidak dikurangi PPAP).
Angka dihitung per posisi (tidak disetahunkan).
2.5 Hipotesis Penelitian
Berdasarkan telaah pustaka maka hipotesis yang dapat dibuat dalam penelitian ini adalah diduga adanya pengaruh positif antara Return On Assets (ROA), Net Interest Margin (NIM), dan Loan to Deposir Ratio (LDR) terhadap perolehan laba bersih PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. serta adanya pengaruh negatif antara Cost Efficiency Ratio (CER) dan Non Performing Loan (NPL) terhadap perolehan laba PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.