Rangkuman Hasil Analisis Data Tahap Penilaian Uji Coba II
Tabel 4 Rangkuman Hasil Analisis Data Tahap Penilaian Uji Coba II
Kriteria Hasil Analisis Data Kesimpulan
Kevalid Buku model Model valid dan dapat an
Rata-rata kevalidan isi 3,25 diuji cobakan. Rata-rata kevalidan konstruk 3,00. Dengan demikian, skor rata-rata keseluruhan ( 𝑉 𝑇 ) adalah 3,12 ≥ 3 Perangkat pembelajaran
Perangkat pembelajaran
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) skor rata- valid dan dapat
rata keseluruhan aspek 𝑉 𝑇 adalah 3,32 ≥ 3 diujicobakan Lembar Kerja Siswa (LKS) skor rata-rata keseluruhan aspek 𝑉 𝑇 adalah 3,25 ≥ 3 Keprakt Keterlaksanaan Model
Model praktis isan
Skor rata-rata keseluruhan aspek dari seluruh pertemuan ( 𝑃 𝑟 ) adalah 3,28 ≥ 3, artinya tingkat keterlaksanaan
model baik. Keefekt Tingkat Penguasaan Bahan Ajar
Model memenuhi Kriteria ifan
Tingkat penguasaan bahan ajar seluruh kelas, (TP) efektif adalah 3,03 berada dalam interval 2,85 < 𝑇< 3,17 artinya tingkat penguasaan bahan ajar seluruh kelas termasuk predikat baik.
100 % siswa mempunyai tingkat penguasaan bahan ajar yang baik. Rata-rata skor pengamatan sikap seluruh siswa dari seluruh pertemuan ( 𝑋 = 20,41) berada dalam interval
15 < 𝑋 ≤ 20 artinya sikap siswa termasuk kategori baik sehingga perlu ditingkatkan. Persentase tingkat kemampuan berpikir kreatif rata-rata persentase tingkat kemampuan berpikir kreatif seluruh kelas, ( 𝐾 𝑟 ) adalah 75,47% >70%, artinya tingkat kemampuan berpikir kreatif seluruh kelas termasuk kategori kreatif.
Aktivitas siswa Skor rata-rata keseluruhan aspek adalah 3,25, berada dalam interval 2,5 ≤ (𝑃 𝑇 )≤ 3,5, termasuk kategori aktif.
Respon siswa Skor rata-rata dari seluruh indikator untuk seluruh siswa ( 𝑅 𝑇 ) adalah 2,27 > 2, artinya respon kelas termasuk positif.
Pembelajaran Problem Creating Setting Peer
Hasil Penelitian
Learning sebagai berikut. Hasil penelitian adalah sintaks model
a. Kelebihan Model pembelajaran. Sintaks model pembelajaran
1) Dari segi pembelajaran, model ini efektif problem creating settingpeer learning yaitu:
untuk mengembangkan kemam-puan berpikir (1) menentukan
kreatif siswa. Masalah yang menjadi fokus matematika; (2) menentukan konteks
tujuan
pembelajaran
pembelajaran dalam model ini adalah masalah masalah; (3) menciptakan masalah; (4)
open-ended yang menuntut siswa untuk pengajuan masalah oleh siswa; (5)
berpikir kreatif menemukan jawaban/ cara mengantisipasi
yang efektif untuk menyelesaikan masalah. menerapkan dan merefleksi. Berdasarkan
2) Dari segi komponen model, model ini penilaian dari validator dan guru, model dan
dilengkapi dengan sintaks pengajuan masalah instrumen yang dikembangkan sudah valid
yang didalamnya ada aktifitas siswa untuk dan dapat diterapkan.
saling berdiskusi berinteraksi, bertukar ide/
Kesimpulan
pendapat dengan siswa lain, sehingga Dari uraian diatas dapat disimpulkan
diperoleh suatu pengetahuan baru yang kelebihan dan kekurangan Model
memperkaya pengalaman belajar siswa.
Model Pembelajaran Problem Creating
memerlukan sistem divalidasi oleh ahli pembelajaran, ahli materi
3) Dari segi kelayakan, model ini telah
Setting Peer Learning
pendukung berupa LKS yang berisi masalah dan guru serta diujicobakan ke siswa Kelas
Open-Ended. Oleh karena itu, untuk Uji Coba I dan Kelas Uji Coba II di SMA
menerapkan model ini guru harus lebih kreatif Negeri I Kedungwaru Tuulungagung. Pada
membuat masalah open-ended terlebih Uji Coba I diperoleh hasil kelayakan yang
dahulu. Masalah yang dibuat berhubungan valid, praktis namun belum memenuhi kriteria
dengan konteks masalah sehari-hari yang efektif. Akan tetapi pada siklus selanjutnya,
biasa dialami siswa. Selain itu antisipasi dilakukan Uji Coba II dengan hasil kelayakan
jawaban yang dilakukan oleh guru sebaiknya yang valid, praktis, dan efektif.
di siapkan secara terencana dalam kunci jawaban
sebelum
memulai kegiatan
b. Kelemahan Model
pembelajaran.
desertasi
tidak dipublikasikan.
Daftar Rujukan
Surabaya:PPs UNESA. Barlow T, Angela, 2010. Teaching Children Mathematics,
Plomp, Tjeerd.2010. Educational Design Problems What Does It Take.
Building
Word
Research: An Introduction. Dalam Amerika: NCTM 17 (3)
Tjeerd Plomp & N. Nieveen (Eds). An Intro An Introduction To
Berman, S. 2001. “Thinking in context:
Design Research . Teaching for Open-mindeness and
Educational
Enschede: Netherlands institute for Critical Understanding” dalam A/L
curriculum development. Costa (Ed.) (2001). Developing Minds. A resource book for teaching
Polya, George, 1994, How To Solve It 2nd ed. thinking. 3 rd Edition. Assosiation
New Jersey : Princeton University for supervision and curriculum
Press
development. Virginia USA Purwanto, Endro. 2013. Meningkatkan Dickut, J. E. (2007). A Brief Reviewof Creativity .
Kemampuan Pemecahan Masalah (online)Tersedia://deseretnews.com/dn
Melalui Pembelajaran . Universitas /view/0,1249,510054502,00.html diakses
Negeri Problem Creating Materi
25 Maret 2016 Perbandingan Siswa Kelas VII SMP Erman Suherman, dkk. 2003. Strategi Pembelajaran
Negeri 3 Tulungagung . Tesis. Tidak Matematika Kontemporer . Bandung: UPI.
diterbitkan. Malang Malang Hutabarat, Juandi. 2013. Penerapan Teori Van
Rohim, dkk. 2012. Penerapan Model Hiele dalam Geometri, (Online),
Terbimbing Pada tersedia
Discovery
Fisika Untuk http://juandip17.blogspot.co.id/ ),
Pembelajaran
Meningkatkan Kemampuan Berpikir diakses 26 Desember 2015
Kreatif. Unnes Physics Education Johnson & Johnson. 1994. Cooperative
ournal , 1 (1):1-5 Learning In The Classroom .
Saefuddin, A.A. (2012). Pengembangan Virginia, Associaton for Supervision
Kemampuan Berpikir Kreatif dalam And Curriculum Development
Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Pendidikan Matematika
National Council of Teachers of Mathematics.
Indonasia (PMRI) . (2000). Principles and Standards for
Realistik
Universitas PGRI Yogyakarta, Vol School Mathematics .Reston, Va.:
4, No. 1. Hal. 41. NCTM.
Shimada, S. & Becker, P., 1997. The Open- Parta, I N. 2009. Pengembangan Model
Ended Aprproach: A New Proposal Pembelajaran
for Teaching Mathematics. New Penghalusan
York:NCTM
Matematika Mahasiswa Calon Guru
Siswono, Tatag
Y.E. 2005. Model Melalui Pengajuan Pertanyaan Pembelajaran Matematika Berbasis Pengajuan
Dan Pemecahan
Masalah Untuk
Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kemampuan Berpikir Kreatif. Unesa
Meningkatkan
dalam Menyelesaikan University Press
Kreatif
Masalah Teorema Pytagoras Siswa Siswono, Y.E.T. (2004). Identifikasi Proses
Kelas VIII D. SMP Negeri 2 Blitar. Berpikir Kreatif dalam Pengajuan
Tesis. Malang. Universitas Negeri Masalah
Matematika. Berpandu dengan Syukur N.C.F. (2005). Teknologi Pendidikan. model Wallas dan Creative Problem
Semarang: Walisongo Press. Syukur Solving (CPS). Jurusan Matematika
(2005). Teknologi FMIPA Unesa. Seminar nasional
N.C.F.
Pendidikan . Semarang: Walisongo pendidikan matematika
Press.
Suwarno, 2013. Penerapan Pembelajaran Problem
Creating
Untuk
STUDY KOMPARATIF ANTARA METODE COOPERATIVE THINK PAIR AND SHARE MELALUI PENDEKATAN METAKOGNITIF DAN METODE IMPROVE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA POKOK BAHASAN LINGKARAN DI SMPN 1 PASRUJAMBE TAHUN AJARAN 2014-2015
1 Restin Suliani, 2 Deka Anjariyah
1,2 Universitas Islam Majapahit (UNIM) Email: [email protected]
Abstrak
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian dengan metode eksperimen yang dianalisis dengan pendekatan deskriptif kuantitatif untuk membandingkan perlakuan proses belajar mengajar pada dua kelas, yaitu kelas eskperimen dan kelas kontrol. Pada kelas eksperimen diberi pengajaran dengan metode Cooperative TPS melalui pendekatan metakognitif sedangkan pada kelas kontrol diberi pengajaran dengan metode improve. Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMPN 1 Pasrujambe. Dalam hal ini peneliti memakai kelas VIII-A sebagai kelas eksperimen dan kelas VIII-B sebagai kelas kontrol yang masing-masing kelasnya berjumlah 22 siswa sebagai sampel penelitian. Hasil dari penelitian ini menunjukan adanya peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa setelah mendapatkan pembelajaran dengan metode cooperative TPS melalui pendekatan metakognitifdan metode improve . Pada kelas eksperimen yang menggunakan metode cooperative TPS melalui pendekatan metakognitif, perolehan rata-rata nilai pretest adalah 40,91 dan perolehan rata-rata nilai posttest adalah 78,86. Sedangkan pada kelas kontrol yang menggunakan metode improve, perolehan rata- rata nilai pretest adalah 41, 55 dan perolehan rata-rata nilai posttest adalah 71,14. Hal ini juga berarti bahwa metode cooperative TPS dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa lebih baik dibandingkan dengan metode improve. Kata kunci: kemampuan berpikir kritis, metode cooperative think pair and share, pendekatan
metakognitif, metode improve.
Pendahuluan
mengembangkan pembelajaran yang sesuai dengan tuntutan kebutuhan era global.
Kemajuan ilmu pengetahuan dan Suatu negara dapat mencapai sebuah teknologi turut mewarnai dunia pendidikan
kemajuan jika pendidikan dalam negara itu kita dewasa ini, khususnya pendidikan di
baik kualitasnya. Tinggi rendahnya kualitas sekolah. Tantangan tentang peningkatan
pendidikan dalam suatu negara dipengaruhi mutu, relevansi serta efektivitas pendidikan
oleh banyak faktor misalnya dari siswa, sebagai tuntutan nasional sejalan dengan
pengajar, sarana prasarana, dan juga karena perkembangan dan kemajuan masyarakat.
faktor lingkungan. Salah satu mata Sehingga masyarakat mempunyai bekal
pelajaran di sekolah yang dapat mengajak kehidupan di masa mendatang. Pendidikan
siswa untuk mengasah kemampuannya merupakan salah satu aspek dalam
adalah pelajaran matematika. Karena proses kehidupan ini yang memegang peranan
pembelajaran yang baik akan dapat penting. Pendidikan sebagai bagian integral
menciptakan prestasi yang berkualitas. Oleh kehidupan masyarakat diera global harus
karena itu guru sebagai salah satu dapat memberi dan memfasilitasi bagi
penting keberhasilan tumbuh
komponen
pembelajaran, harus mampu menempatkan intelektual,
kembangnya
keterampilan
dirinya sebagai sosok yang mampu Keterampilan-keterampilan
membangkitkan hasrat siswa untuk terus dibangun tidak hanya dengan landasan rasio
tersebut
belajar.
dan logika saja, tetapi juga inspirasi, Dyah (2013:2) mengatakan bahwa kreativitas, moral, intuisi (emosi) dan
dalam proses belajar mengajar, seorang spiritual.
guru akan memilih metode mengajar yang Sekolah sebagai institusi pendidikan
sesuai agar tujuan mengajar dapat dicapai dan
miniatur masyarakat
perlu
secara efisien, efektif dan ekonomis. Efisien secara efisien, efektif dan ekonomis. Efisien
induktif seperti: pada tujuan. Efektif artinya semua potensi
keahlian
berpikir
mengenali hubungan, menganalisis masalah dapat dimanfaatkan dan semua tujuan dapat
yang bersifat terbuka, menentukan sebab dicapai. Ekonomis dalam arti hasilnya
dan akibat, membuat kesimpulan dan memuaskan dan memungkinkan siswa
memperhitungkan data yang relevan. bergerak lebih lanjut ke titik berikutnya.
Sedangkan keahlian berpikir deduktif Slameto (2003:2) menyatakan
kemampuan memecahkan bahwa belajar adalah suatu proses usaha
melibatkan
masalah yang bersifat spasial, logis yang
silogisme dan membedakan fakta dan opini. memperoleh perubahan tingkah laku yang
Secara garis besar ada 2 macam berpikir, baru secara keseluruhan, sebagai hasil
yaitu:
pengalamannya sendiri dalam interaksi
a. Berpikir austik, mungkin lebih tepat dengan
disebut melamun. Fantasi, menghayal, pengertian di atas maka dapat disimpulkan
lingkungannya.
Berdasarkan
wishfull thinking , adalah contoh- bahwa belajar adalah proses mental yang
contohnya. Dengan berpikir austik, aktif untuk mendapatkan, mengingat, dan
seseorang melarikan diri dari kenyataan menggunakan pengetahuan. Tingkah laku
dan melihat hidup sebagai gambar- seseorang ditentukan oleh persepsi serta
gambar fantastis.
pemahamannya tentang situasi yang
b. Berpikir realistik, disebut juga nalar berhubungan dengan tujuan belajarnya.
(reasoning). Berpikir dalam rangka Matematika adalah pola berpikir,
menyesuaikan diri dengan dunia nyata. pola mengorganisasikan, pembuktian yang
Floyd L. Ruch menyebut 3 macam logis, matematika itu adalah bahasa yang
berpikir realistik: induktif, deduktif, menggunakan istilah yang didefinisikan
evaluatif (Ruch, 1967:336). dengan cermat, jelas, dan akurat,
Metode pembelajaran adalah cara representasinya dengan simbol dan padat,
yang digunakan guru untuk menyampaikan lebih berupa simbol mengenai ide daripada
siswa. Karena bunyi (Johnson dalam Mulia, 2013:37).
pelajaran
kepada
penyampaian itu berlangsung dalam Berdasarkan uraian di atas dapat
kegiatan edukatif, metode pembelajaran disimpulkan bahwa matematika adalah ilmu
dapat diartikan sebagai cara yang yang mengkaji tentang struktur yang
digunakan guru dalam mengadakan teroganisir, bersifat logis dan dapat
hubungan dengan siswa pada saat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
pelajaran Belajar
melakukan
(Hamdani:2011).Dengan teknik belajar proses belajar untuk lebih meningkatkan
matematika
merupakan
mengajar Think Pair and Share yang keterampilan dan kualitas di bidang
disebutkan Fogarty dan Robin (1996) siswa matematika (Nadifah, 2013). Tujuan belajar
dilatih untuk banyak berpikir dan saling matematika itu sendiri adalah sesuatu yang
tukar pendapat baik dengan teman ingin dicapai setelah proses belajar
sebangku ataupun dengan teman sekelas. mengajar matematika berlangsung dengan
Sehingga dapat meningkatkan hasil belajar baik untuk jangka pendek maupun jangka
ranah kognitif siswa dan siswa dituntut panjang.
untuk mengikuti proses pembelajaran agar Berpikir adalah suatu keaktifan
dapat menjawab setiap pertanyaan dan pribadi manusia yang mengakibatkan
berdiskusi. Metode cooperativeThink Pair penemuan yang terarah kepada suatu
and Share dengan pendekatan metakognitif tujuan, karena
adalah pembelajaran yang menanamkan menemukan pemahaman atau pengertian
berpikir itu
untuk
bagaimana merancang, yang dikehendaki (Purwanto, 2010).
kesadaran
memonitor, serta mengontrol tentang apa Gunawan (2003:177-178) menyatakan
yang mereka ketahui, apa yang diperlukan bahwa keterampilan berpikir kritis adalah
mengerjakan dan bagaimana kemampuan untuk berpikir pada level yang
untuk
melakukannya.
kompleks dan menggunakan proses analisis Metode improve merupakan salah dan evaluasi. Berpikir kritis melibatkan
satu metode pembelajaran yang didasarkan satu metode pembelajaran yang didasarkan
improve berdasarkan pada Mevarech dan Kramarski. Aktivitas
Metode
questioning self melalui penggunaan pembelajaran dengan metode improve ini
pertanyaan metakognitif yang berfokus dilakukan terhadap kelompok –kelompok
pemahaman masalah, kecil pada kelas yang heterogen. Metode
pada:
hubungan antara improve berdasarkan pada questioning self
mengembangkan
pengetahuan yang lalu dan sekarang, melalui
strategi penyelesaian metakognitif yang berfokus pada:
masalah yang tepat, merefleksikan proses
a. Pemahaman masalah.
12).Berpikir kritis adalah sebuah proses pengetahuan yang lalu dan sekarang.
b. Mengembangkan
hubungan
antara
yang bertujuan untuk membuat keputusan
c. Menggunakan strategi penyelesaian yang masuk akal mengenai apa yang permasalahan yang tepat.
dipercayai dan apa yang dikerjakan, karena
d. Merefleksikan proses dalam solusi. berpikir kritis merupakan salah satu tahapan Ada banyak metode yang dapat
berpikir tingkat tinggi (Ennis dalam membuat proses belajar mengajar lebih
Amri:2010)Siswa dapat dikatakan ada dinamis dengan interaksi yang baik antara
peningkatan dalam hal berpikir kritisnya guru dan siswa, di antaranya adalah metode
pada pokok bahasan lingkaran jika: cooperative think pair and share (TPS) dan
a. Memberikan penjelasan sederhana metode Improve.Studi komparatif adalah
(elementary clarification). suatu
alasan untuk suatu membandingkan dengan maksud untuk
b. Memberikan
keputusan (the basis for the decison) mengetahui ada tidaknya perbedaan suatu
c. Menyimpulkan (interference). variabel (Permana, 2007:26).Metode TPS
d. Memberikan penjelasan lebih lanjut merupakan salah satu model pembelajaran
(advanced clarification). kooperatif sederhana yang memberi
e. Dugaan dan keterpaduan (supposition kesempatan kepada siswa untuk bekerja
and integration )
sendiri serta bekerja sama dengan orang Berdasarkan pemaparan tersebut lain. Keunggulan model pembelajaran ini,
maka penelitian ini berfokus pada yaitu mampu mengoptimalkan partisipasi
perbandingan antara metode Cooperatif siswa (Lie, 2004:57).Metakognitif adalah
TPS melalui pendekatan metakognitif dan kesadaranberpikirtentangapa
metode Improve untuk meningkatkan diketahuidanapa
yang
kemampuan berpikir kritis siswa. Judul Metakognitif adalah kesadaran berpikir kita
yang
tidakdiketahui.
penelitian yang akan dilakukan penulis sedemikian hingga kita dapat melakukan
adalah “Study Komparatif Antara Metode tugas-tugas
Cooperative Think Pair And Share Melalui menggunakan
Pendekatan Metakognitif Dan Metode mengontrol tugas yang kita kerjakan”
Improve Untuk Meningkatkan Kemampuan (Jacob, 2001:2).Dari uraian diatas peneliti
Berpikir Kritis Siswa Pada Pokok Bahasan menyimpulkan bahwa metode cooperative
Lingkaran Di Smpn 1 Pasrujambe Tahun TPS melalui pendekatan metakognitifadalah
Ajaran 2014- 2015”. Adapun yang menjadi pembelajaran yang menanamkan kesadaran
tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: bagaimana merancang, memonitor, serta
mengetahui perbedaan mengontrol tentang apa yang mereka
Untuk
berpikir kritis dengan ketahui, apa yang diperlukan untuk
kemampuan
menggunakan metode cooperative think mengerjakan
pair and share melalui pendekatan melakukannya. Metode improve merupakan
dan
bagaimana
metakognitif dan metode improve pada salah satu metode yang memiliki tingkat
pokok bahasan lingkaran kelas VIII SMPN kebermaknaan tinggi. Dalam metode ini
1 Pasrujambe tahun ajaran 2014-2015, dan terdapat 3 komponen interdependen yaitu
2). Untuk mengetahui metode manakah aktivitas metakognitif, interaksi dengan
yang lebih baik untuk meningkatkan teman sebaya, dan kegiatan yang sistematik
kemampuan berpikir kritis siswa, apakah kemampuan berpikir kritis siswa, apakah
digunakan untuk mengamati kegiatan metode improve pada pokok bahasan
kelas yang dilakukan oleh guru dengan lingkaran kelas VIII SMPN 1 Pasrujambe
mengacu pada rencana pelaksanaan tahun ajaran 2014-2015.
pembelajaran (RPP) yang telah dibuat sebelumnya. Lembar pengamatan
Metode Penelitian
pembelajaran ini berisi tentang segala Jenis penelitian yang digunakan
aspek yang menggambarkan situasi di dalam penelitian ini adalah penelitian
kelas yaitu meliputi persiapan dengan metode eksperimen yang dianalisis
pelaksanaan dengan pendekatan deskriptif kuantitatif
pembelajaran,
pembelajaran (pendahuluan, kegiatan untuk membandingkan perlakuan proses
inti, penutup), suasana kelas dan belajar mengajar pada dua kelas, yaitu kelas
alokasi waktu.
eskperimen dan kelas kontrol. Pada kelas 2). Lembar Tes Berpikir Kritis (TBK) eksperimen diberi pengajaran dengan
Di dalam penelitian ini digunakan metode cooperative think pair and share
lembar TBK 1 dan TBK 2 yang diberikan melalui pendekatan metakognitif sedangkan
kepada kelas eksperimen dan kelas kontrol. pada kelas kontrol diberi pengajaran dengan
TBK 1 digunakan untuk mengukur metode improve. Adapun Rancangan
kemampuan berpikir kritis siswa sebelum penelitian yang digunakan dalam penelitian
diberikan perlakuan (pretest), sedangkan ini adalah pretest-posttest control group
TBK 2 digunakan untuk mengukur design . Pretest dan posttest diberikan
kemampuan berpikir kritis siswa sesudah kepada
diberi perlakuan (postest). kelompok kontrol (Arikunto:2010).
Untuk memperoleh data hasil belajar, Dalam hal ini peneliti memakai kelas
maka diadakanpretest dan postest. Pretest VIII-A sebagai kelas eksperimen dan kelas
dalam penelitian ini adalah tes yang VIII-B sebagai kelas kontrol yang masing-
diberikan pada awal eksperimen, masing- masing kelasnya berjumlah 22 siswa
masing kelompok eksperimen dan kontrol sebagai sampel penelitian. Penelitian ini
diberikan soal yang sama tentang cara dilakukan di SMPN 1 Pasrujambe pada
mencari keliling dan luas lingkaran. tahun ajaran 2014-2015.
Data berpikir kritis ini didapat dari Variabel bebas adalah merupakan
pretest dan postest siswa yang akan variabel yang mempengaruhi atau yang
dihitung dengan menggunakan rubrik menjadi
penskoran dengan menjumlahkan setiap timbulnya variabel dependen (terikat).
sebab perubahannya
atau
skor yang diperoleh siswa kemudian Variabel bebas dalam penelitian ini adalah
dibagikan dengan total skor maksimal lalu metode pembelajaran cooperative TPS
dikalikan 100%, data yang diperoleh dari melalui pendekatan metakognitif dan
hasil pretest dan posttest akan dianalisis metode improve.
dengan menggunakan statistik inferensial Variabel terikat adalah merupakan
yang diolah dengan program SPSS 18 for variabel yang dipengaruhi atau yang
windows .
menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini
Hasil dan Pembahasan
adalah hasil belajar yang
Penelitian ini dilaksanakan dalam menggunakan instrumen evaluasi melalui
diukur
tiga tahap pada masing-masig kelas yaitu, pengujian pretest dan posttest yang
pelaksanaan pretest , dilakukan pada kelas eksperimen dan
mulai
dengan
pelaksanaan pembelajaran menggunakan kontrol yang masing-masing berjumlah 22
cooperative TPS melalui siswa dengan 4 butir soal mengenai materi
metode
pendekatan metakognitif pada kelas keliling dan luas lingkaran.
eksperimen dan menggunakan metode Instrumen Penelitian
improve pada kelas kontrol, dan yang 1). Lembar Pengamatan Kemampuan Guru
terakhir yaitu pelaksanaan post test. Dalam Mengelola Pembelajaran.
1. Pelaksanaan Pembelajaran Kelas
Simpulan dan Saran
Eksperimen Berdasarkan hasil analisis data yang Pelaksanaan pembelajaran kelas
telah diuraikan sebelumnya, maka dapat eksperimen ini dilakukan dengan
disimpulkan bahwa:
menggunakan metode cooperative TPS
perbedaan kemampuan melalui
a. Terdapat
berpikir kritis siswa antara kelas Pretest dilaksanakan pada hari Sabtu, 18
pendekatan
metakognitif.
eksperimen yang menggunakan metode April 2015, postest dilaksanakan pada
cooperative TPS melalui pendekatan hari Rabu, 22 April 2015 di kelas VIII A
metakognitif dengan kelas kontrol yang SMPN 1 Pasrujambe dengan jumlah
menggunakan metode improve. Pada subyek penelitian sebanyak 22 siswa.
kelas eksperimen yang menggunakan
metode cooperative TPS, perolehan rata- Kontrol
2. Pelaksanaan Pembelajaran
Kelas
rata nilai pretest adalah 40,91 dan Pelaksanaan pembelajaran kelas
perolehan rata-rata nilai posttest adalah kontrol
78,86. Sedangkan pada kelas kontrol menggunakan metode Improve. Pretest
ini dilakukan
dengan
yang menggunakan metode improve, dilaksanakan pada hari Selasa 14 April
perolehan rata-rata nilai pretest adalah 2015, dan postest yang dilaksanakan
41, 55 dan perolehan rata-rata nilai pada hari Selasa 21 April 2015 dengan
posttest adalah 71,14. Hal ini dapat jumlah subyek penelitian sebanyak 22
4.3 yang siswa.
menunjukkan bahwa adanya perbedaan Hasil Tes Berpikir Kritis
peningkatan pada masing-masing kelas. Berdasarkan data nilai hasil tes
pemaparan diatas dapat berpikir kritis siswa kelas eksperimen,
b. Pada
disimpulkan bahwa metode cooperative sebelum menggunakan metode cooperative
melalui pendekatan TPS rata-rata nilai sebesar 40,91 setelah
TPS
meningkatkan mendapatkan perlakuan rata-rata nilai
metakognitifdapat
kemampuan berpikir kritis siswa lebih menjadi 78,86. Hal itu menunjukkan
baik dibandingkan dengan metode adanya peningkatan nilai tes berpikir kritis
improve. Dengan perbedaan pada nilai akibat penerapan metode cooperative TPS
postest masing-masing kelas. Dimana melalui
nilai postest pada kelas eksperimen yang Peningkatan nilai rata-rata siswa tersebut
pendekatan
metakognitif.
menggunakan metode cooperative TPS dapat dijelaskan bahwa metode cooperative
melalui pendekatan metakognitif lebih TPS melalui pendekatan metakognitif dapat
besar yaitu 78,86 dari pada nilai postest membantu guru untuk memudahkan siswa
pada kelas kontrol yang menggunakan memahami
metode improve yaitu 71,14. dijelaskan. Pada kelas kontrol, nilai pretest
Berdasarkan kesimpulan tersebut, mempunyai nilai rata-rata 41,55 dan
maka ada beberapa saran yang bisa mengalami peningkatan menjadi 71,14 pada
dijabarkan yaitu sebagai berikut : nilai posttest.
a. Guru dapat menerapakan metode Data lain juga menunjukkan bahwa
cooperative TPS melalui pendekatan hasil tes berpikir kritis menggunakan
metakognitif untuk memberikan kualitas metode
pembelajaran jadi lebih baik. pendekatan metakognitif lebih besar
b. Saran untuk siswa, hendaknya terus dibandingkan dengan metode improve. Data
meningkatkan motivasi dan minat tersebut diketahui dari Tabel 4.9 uji
belajarnya. Hal ini untuk kebaikan siswa independent sample test, yang hasilnya
sendiri agar belajar itu menjadi sebuah adalah harga t = 6,290 dengan tingkat
kebiasaan yang menyenangkan dan signifikan 0,001 < 0,05 (0,001 dari tingkat
bukan karena keterpaksaan. Sig. (2-tailed)).
c. Bagi peneliti lainnya yang berminat meneliti tentang penggunaan metode
cooperative TPS melalui pendekatan cooperative TPS melalui pendekatan
meningkatkan penerapan metode ini menggunakan referensi dari penelitian
dapat
dengan lebih baik lagi. ini. Semoga peneliti selanjutnya dapat
Daftar Rujukan
Amri, Sofan dan Amhadi, Iif K. Maulana. 2008. Pendekatan Metakognitif 2010.Proses
Sebagai Alternatif Pembelajaran Kreatif dan Inovatif Dalam
Pembelajaran
Matematika Untuk Kelas .Jakarta : Prestasi
Meningkatkan Kemampuan Pustaka
Kritis Mahasiswa Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian
Berpikir
PGSD .Jurnal. Sumedang. Diakses Suatu Pendekatan Praktik . Jakarta
tanggal 14 desember 2014) : PT.Rineka Cipta
Mulia, Fuji. 2013. Pengertian Bahriah, Evi Sapinatulah.2011.Indikator
Matematika Menurut Para Berpikir Kritis Dan Kreatif.
Ahli. http://www.trigonalworld.co
Error! Hyperlink reference not
m/2013/04/pengertian- valid. l
matematika-menurut- para- Damayanti, Yanti. 2008. Penerapan Model
ahli.html . (diakses tanggal 20 Pembelajaran Kooperatif Two
Desember 2014) Stay Two Stray
Ryansyah, Fajar. 2014. Penerapan Metode Menggunakan CD Pembelajaran .
(TSTS)
Hypnoteaching Pada (Jurnal). UNNES. Semarang
Pembelajaran Matematika Untuk Dayanti, Septi Dwi. 2011. “Pengaruh
Meningkatkan Kemampuan Model Pembelajaran Cooperative
Berpikir Kritis Siswa Dalam Learning Tipe Student Team
Pokok Bahasan Lingkaran Di Achievement Divisions (STAD)
Smpn 2 Kutorejo. Skripsi. Pada Pencapaian Kompetensi
Mojokerto. FKIP. Universitas Membuat Pola Blzer Di SMK N 1
Islam Majapahit. Sewon Bantul”. Skripsi tidak
diterbitkan.
Rakhmat, Jalaludin. 2000. Psikologi Universitas Negeri Yogyakarta.
Yogyakarta
Komunikasi. Bandung. Remaja Dimyanti & Mudjiono. 2006. Belajar dan
Rosdakarya
68 Model Cipta
Pembelajaran. Jakarta: Rineka
Pembelajaran Dalam Kurikulum Iskandar, J. 2012. Upaya Meningkatkan
Yogyakarta. Ar-Ruzz Kemampuan Berpikir Kreatif
Media
Siswa SMP dengan Menggunakan Sudjana, Nana. 2005. Metode Statistika. Pendekatan
Bandung : Tarsito. Matematika Realistik Indonesia (PMRI).
Pembelajaran
Purnamadewi, Jesyich Anjras. 2013. FMIPA Universitas Pendidikan
Skripsi.
Bandung:
Keefektifan Pembelajaran Metode Indonesia .
Improve Dengan Pendekatan http://repository.upi.edu [diakses
Tersedia
di
Pmri Terhadap Kemampuan 15-6- 2013].
Masalah Siswa Kuswana,
Pemecahan
Materi Segiempat . Taksonomi Kognitif . Bandung.
Semarang: FMIPA Remaja Rosdakarya
Skripsi.
Universitas Negeri Semarang. Komputer, Wahana.2012.Solusi Praktis
(diakses tanggal 13 januari 2015) Dan Mudah Menguasai SPSS 20
Sugiyono. 2013. Metode penelitian Untuk
pendekatan Data .Yogyakarta.C.V
Pengolahan
pendidikan
kuantitatif, kualitatif dan R&D . OFFSET (Penerbit Andi)
ANDI
Bandung : Alfabeta
Surata, I Nengah. 3013. BERPIKIR ETAKOGNITIF/DALAM/PEMB KRITIS .Error!
ELAJARAN_BerbagiIlmu.html. reference not valid. l. (diakses
Hyperlink
(diakses tanggal 8 Desember tanggal 13 Januari 2015)
2014)
UNJ. 2013. METAKOGNITIF DALAM PEMBELAJARAN. http://www.M