Kriteria Data Hasil Observasi Aktivitas Siswa
Tabel 3. Kriteria Data Hasil Observasi Aktivitas Siswa
Gambar 1. Cover dan langkah-langkah pada Skor
Kriteria
RPP
b. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) 2,5
Sangat Aktif
Dasar pembuatan Lembar Kerja 1,5
Aktif
Kurang Aktif
Peserta Didik adalah mengacu pada indikator pembelajaran yang akan dicapai serta
pembelajaran model Diadaptasi dari Parta (2009)
Tidak Aktif
kegiatan-kegiatan
Problem Based Learning dan High Order Thinking. Lembar Kerja Peserta Didik ini Hasil dan Pembahasan berisi penjabaran langkah-langkah yang
harus dilakukan untuk menyelesaikan suatu perangkat
permasalahan-permasalahan materi barisan pendekatan saintifik model Problem Based
pembelajaran
matematika
dan deret.
Learning dan High Order Thinking materi Isi dalam LKPD berperan untuk barisan dan deret SMK kelas X. Perangkat
mendorong siswa memahami dan mengingat pembelajaran yang dihasilkan berupa
materi, mengembangkan berpikir siswa, serta Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, Lembar
dapat mengarahkan siswa dalam proses Kerja Peserta Didik dan Tes Hasil Belajar.
pemecahan masalah. Sebelum diujicobakan, Dalam penelitian ini, hasil karya siswa
LKPD tersebut divalidasi oleh validator berupa Lembar Kerja Peserta Didik yang
kevalidan/kelayakan telah
untuk
mengetahui
LKPD. Dibawah ini gambar cover depan pembelajaran yang menentukan High Order
belakang dan langkah-langkah yang memuat Thinking pada siswa SMK kelas X TPM 4.
pada LKPD.
Produk perangkat
pembelajaran
matematika pendekatan saintifik model Problem Based Learning dan High Order Thinking sebagai berikut:
a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Peserta Didik. Ketika siswa mengerjakan Lembar Kerja Peserta Didik memerlukan waktu
cukup lama dalam menyelesaikan semua permasalahan. Dalam pembahasan ini akan diungkapkan tentang ketercapaian
yang
kriteria-kriteria kualitas
Gambar 2. Tampak cover depan belakang
pengembangan
perangkat pembelajaran matematika pendekatan saintifik model
LKPD Tahapan-tahapan yang memuat pada
Problem Based Learning dan High Order LKPD yaitu tahap mengamati, menalar dan Thinking materi barisan dan deret SMK kelas
X sehingga perangkat yang dikembangkan mengorentasikan
baik. Perangkat tahap menanya dan mengorganisasikan siswa
kelompok dapat dilihat pada halaman 3,
baik apabila perangkat pembelajaran telah memenuhi kriteria
pada LKPD mengarahkan siswa untuk memberikan pertanyaan yang sesuai dengan
kevalidan (melalui tahapan validasi ahli dan materi pembelajaran dapat dilihat pada
memiliki nilai kevalidan antara 3 sampai 4), memenuhi kriteria kepraktisan (apabila
halaman 4, tahap mencoba dan membantu menginvestigasi kelompok pada LKPD
dalam uji coba lapangan diperolah data membantu siswa untuk lebih memahami
aktivitas guru memiliki presentase ≥ 80%) dan memenuhi kriteria keefektifan (apabila
dapat dilihat pada halaman 5, tahap menegembangkan dan mempresentasikan
dalam uji coba lapangan diperolah data hasil diskusi dapat dilihat pada halaman 6,
aktivitas siswa memiliki presentase ≥ 80% atau karakter sis wa presentase ≥ 75%).
tahap menganalisis
masalah
dan
mengkomunikasikan dapat dilihat pada
kevalidan perangkat pembelajaran diperoleh melalui validasi
Uji
halaman 7, dan yang terakhir tahap ayo perangkat pembelajatan (RPP, LKPD dan mengkomunikasikan dapat dilihat pada
halaman 8.
THB)
validator.Perangkat pembelajaran dikatakan valid jika koefisien validitasnya ≥ 3 atau berkategori tinggi atau sangat tinggi. Pada hasil validasi tiga validator telah diperoleh bahwa koefisien validitas3,27 untuk RPP; 3,23 untuk Lembar Kerja Peserta Didik; 3,36 untuk lembar penilaian aktivitas siswa; 3,37 untuk lembar penilaian aktivitas guru; 3,53 untuk lembar Tes Hasil Belajar; dan 4,20 untuk angket respon siswa. Hasil penilaian secara umum para ahli terhadap perangkat pembelajaran
oleh
tiga
Gambar 3. Langkah-langkah yang memuat adalah baik dan dapat digunakan dengan pada LKPD
revesi sedikit.Dengan kriteria kevalidan
c. Tes Hasil Belajar (THB) tersebut, perangkat pembelajaran dapat THB yang dikembangkan berisi soal-
dikatakan layak digunakan oleh guru dan soal Problem Based Learning dan High
siswa pada Sekolah Menengah Kejuruan. Order Thinking, THB dimaksudkan untuk
kualitas perangkat mengukur
Kriteria
pembelajaran yang kedua yaitu kriteria mengikuti pembelajaran dan soal-soal yang
Perangkat pembelajaran diberikan merupakan permasalahan sehari-
kepraktisan.
dikatakan praktis jika tingkat pencapaian hari.
aktivitas guru dalam pembelajaran minimal Hasil pembelajaran matematika ini
mencapai kategori atau sangat baik. bertujuan
Berdasarkan penilaian observasi aktivitas mengembangkan dan melatih High Order
, aktivitas guru pada Thinking pada siswa.Berdasarkan penelitian,
guru yaitu
pertama mencapai 86,9%, kesulitan siswa dalam proses pembelajaran
pertemuan
pertemuan kedua mencapai 92,3%, dan terletak pada mengerjakan Lembar Kerja
Thiagarajan Sammel and Sammel yang dikatakan praktis karena persentase aktivitas
dimodifikasikan diawali dengan tahap guru berada diantara
pendefinisian (define), perancangan (design), Kriteria
pengembangan (develop) dan penyebaran pembelajaran yang ketiga yaitu kriteria
kualitas
perangkat
(desseminate). Pada tahap pendefenisian dan keefektifan. Dari uji keefektifan, diperoleh
perancangan diperoleh draft 1. Pada draft 1, persentase aktivitas siswa yang pertama
perangkat pembelajaran mencapai 93%, pertemuan kedua mencapai
perancangan
matematika disesuaikan dengan kisi-kisi 77,3%, dan pertemuan ketiga mencapai
yang telah dibuat pada bab 2. Kemudian 84,1%. Hal ini menunjukkan perangkat
perangkat pembelajaran ini divalidasi dan pembelajaran efektif karena siswa aktif
direvisi sehingga menghasilkan draft 2. mengikuti kegiatan pembelajaran pendekatan
diujicobakan, dilakukan uji saintifik model Problem Based Learningdan
Sebelum
keterbacaan terlebih dahulu dan direvisi. High Order Thinking. Kemudian dihasilkan draft 3 dimana
Ada 3 kelebihan yang dapat perangkat pembelajaran telah siap untuk disimpulkan untuk perangkat pembelajaran
Setelah diujicobakan, yang digunakan adalah pertama RPP memuat
diujicobakan.
perangkat
dianalisis dan direvisi
perangkat pembelajaran Problem Based Learning, dan High Order
5 komponen pendekatan saintifik, 5 tahapan
menghasilkan
matematika pendekatan saintifik model Thinking . Kedua permasalahan pada LKPD
Problem Based Learning dan High Order diambil dari masalah-masalah kejuruan yaitu
Thinking materi barisan dan deret SMK kelas kalender pemberangkatan PSG, Penataan ban
X.
modil dan jaringan komputer. Ketiga Soal-
Hasil penelitian pengembanganyang soal berorientasi pada HOT yaitu C4 40%,
b)
dilakukan menghasilkan produk perangkat C5 40%, dan C6 20% baik di soal-soal LKPD
matematika pendekatan dan THB.
pembelajaran
saintifik model Problem Based Learning dan Kelemahan
High Order Thinking materi barisan dan menggunakan pendekatan santifik yaitu
pembelajaran
deret SMK kelas X yang terdiri atas silabus, alokasi
rencana pelaksanaan pembelajaran, lembar membutuhkan
waktu dalam
pembelajaran
kerja peserta didik, dan tes hasil belajar dan khususnya ketika kegiatan kelompok dalam
telah memenuhi tiga kriteria, yaitu valid, menyelesaikan LKPD dan presentasi hasil
praktis dan efektif. Sehingga dengan adanya diskusi. Jadi, ada beberapa langkah
perangkat pembelajaran ini, guru akan lebih pembelajaran yang dihilangkan namun
melibatkan siswa dalam memecahkan kelima komponen saintifik tetap nampak
masalah dan mengkonstruksi rumus barisan dalam pembelajaran
dan deret. Sehingga diharapkan dapat digunakan sebagai salah satu alternatif
Simpulan dan Saran
mengatasi
permasalahan yang sering
Simpulan
dihadapi guru maupun siswa. Dari hasil Penelitian pengembangan perangkat
validasi perangkat pembelajaran diperoleh pembelajaran
koefisien validasi 3,27 untuk RPP; 3,23 saintifik model Problem Based Learning dan
matematika
pendekatan
untuk Lembar Kerja Peserta Didik; 3,36 High Order Thinking materi barisan dan
untuk lembar penilaian aktivitassiswa; 3,37 deret SMK kelas X telah diujicobakan.
untuk lembar penilaian aktivitas guru; 3,53 Berdasarkan hasil dan pembahasan mengenai
untuk lembar Tes Hasil Belajar; dan 4,20 tahap-tahap pengembangan yang telah
untuk angket respon siswa. Nilai-nilai dilakukan, dapat disimpulkan beberapa hal
tersebut menunjukkan bahwa perangkat telah sebagai berikut:
memenuhi kriteria valid. Kepraktisan dan a)
Proses pengembangan perangkat keefektifan didapat dari hasil uji coba pembelajaran
lapangan kelompok besar yang dilakukan di saintifik model Problem Based Learningdan
matematika
pendekatan
SMK Negeri 2 Jember. Kepraktisan didapat High Order Thinking materi barisan dan
dari hasil observasi aktivitas guru yang menunjukkan kriteria baik. Ini berarti bahwa
alternatif pembelajaran di kelas khususnya memenuhi kriteria kedua yaitu praktis.
telah
materi barisan dan deret kelas XSMK yang Sedangkan keefektifan dinilai dari tiga hal,
memiliki masalah yang sama dengan masalah yaitu hasil nilai THB siswa yang
yang dihadapi oleh siswa kelas X SMK menunjukkan 97,22% siswa yang tuntas;
Negeri 2 Jember.
hasil observasi aktivitas siswa yang
pembelajaran yang menunjukkan hasil sangataktif; dan hasil
b)
Perangkat
dihasilkan masih perlu diujicobakan pada respon siswa yang menunjukkan kriteria
sekolah lain dengan berbagai kondisi agar positif dengan nilai 85,8%. Dari ketiga hasil
diperoleh perangkat pembelajaran yang tersebut dapat disimpulkan bahwa perangkat
dikembangkan dengan Pendekatan Saintifik telah memenuhi kriteria efektif.
model Problem Based Learning dan High Order Thinking pada materi Barisan dan
Saran
Deret SMK kelas X yang lebih berkualitas. Berdasarkan kajian produk yang telah
Guru dapat menggunakan perangkat direvisi, maka peneliti memberikan saran
c)
pembelajaran sebagai alternatif pembe bagi pembaca ataupun peneliti lain yang akan
lajaran di kelas agar siswa tidak bosan melakukan penelitian sejenis sebagai berikut:
dengan pembelajaran yang biasa dilakukan. a)
Perangkat pembelajaran
dalam
penelitian ini dapat digunakan sebagai
Daftar Rujukan
Depdiknas. 2007. Panduan Pengembangan Educational Computing Conference Bahan Ajar . Jakarta: Depdiknas,
(NECC), Philadelphia, PA, June. Direktorat
Pembinaan
Sekolah
Menengah Atas. Musaropah, Nuraidah. 2014. Pengembangan Lembar Kerja Siswa Berbasis Depdiknas. 2008. Panduan Analisis Butir
Pendekatan Scientific pada Sub Soal. Jakarta: Depdiknas, Direktorat
Tema Gaya dan Gerak . Tasikmalaya: Pembinaan Sekolah Menengah Atas.
Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Tasikalaya.
Hobri. 2009. Model-model Pembelajaran Inovatif (Bahan Bacaan Untuk Guru).
Parta, I Nengah.2009. Pengembangan Model Center for Society Studies . Jember.
Pembelajaran
Inquiri Untuk
Pengetahuan Hobri.
Memperhalus
Matematika Mahasiswa Calon Guru Pengembangan
Melalui Pengajuan Pertanyaan . Penelitian Pendidikan Matematika). Disertasi. Tidak dipublikasikan.
Pena Salsabila. Surabaya. Sunardi. 2009. Strategi Belajar Mengajar Matematika . Jember: Universitas Hudojo, Herman. 2013. Pengembangan
Jember.
Kurikulum Matematika . Malang: Thiagarajan, S., Semmel, D. S & Semmel, M. Universitas Negeri Malang.
I. 1974.Instructional Development for Training Teachers of Expectional
Kartasasmita, B. G. (1993). Kamus
Children
Matematika Dasar . Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan. Weiss, Renee E. 2003. Designing Problems to Promote Higher Order Thinking. Liu, Min. (2005). Motivating Students
New Directions for Teaching and Through Problem-based Learning.
Learning, no 95, Fall 2003 Presented at The Annual National