PROSIDING PENDIDIKAN MATEMATIKA UNIRA

SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN MATEMATIKA 2016 PRODI PENDIDIKAN MATEMATIKA – FKIP – UNIVERSITAS MADURA

Pamekasan, 28 Mei 2016

Tim Penilai Makalah (Reviewer):

1. Prof. Dr. Mega Teguh Budiarto, M.Pd.(Universitas Negeri Surabaya)

2. Dr. H. Hobri, M.Pd. (Universitas Jember)

3. Dr. Edy Bambang Irawan, M.Pd. (Universitas Negeri Malang)

4. Evawati Alisah, M.Pd (UIN MALIKI Malang)

5. Ukhti Raudhatul Jannah, M.Pd.(Universitas Madura)

6. Sri Indriati Hasanah, M.Pd. (Universitas Madura) EDITOR:

Hasan Basri Moh. Zayyadi

Sri Irawati Hairus Saleh

Chairul Fajar Tafrilyanto Agus Subaidi

Harfin Lanya Ema Surahmi

Septi Dariyatul Aini Fetty Nurita Sari

Rohmah Indahwati PENATA LETAK :

Akbar Iman

DESAIN COVER:

Fauzi Rahman TEBAL BUKU:

PENERBIT: PRODI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MADURA BEKERJA SAMA DENGAN

Ganding Pustaka, Jogjakarta

c Hak Cipta dilindungi Undang-Undang

Cetakan Pertama, Mei 2016 ISBN No. 978-602-74238-7-9

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Alhamdulillahi rabbil’alamin. Segala puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga prosiding ini dapat

terselesaikan dengan baik. Prosiding ini berisi kumpulan makalah dari berbagai daerah di Indonesia yang telah dipresentasikan dan didiskusikan dalam Seminar Nasional Pendidikan yang diadakan oleh Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Madura Pamekasan pada Hari Sabtu, 28 Mei 2016. Seminar ini me ngangkat tema “Peran Matematika dan Pembelajarannya Dalam Mengembangkan Kearifan Budaya Lokal Untuk Mendukung Pendidikan Karakter Bangsa ”.

Prosiding ini disusun untuk mendokumentasikan gagasan dan hasil penelitian terkait pembelajaran matematika, terapan matematika dan teknologi pembelajaran. Selain itu, diharapkan prosiding ini dapat memberikan wawasan tentang perkembangan dalam pembelajaran dan upaya-upaya yang terus dilakukan demi terwujudnya pendidikan berkemajuan. Artikel yang diterbitkan dalam prosiding ini telah melalui beberapa tahapan proses seleksi, dimulai dari seleksi awal terhadap abstrak-abstrak yang dikirimkan untuk dipresentasikan pada seminar nasional; dilanjutkan dengan proses presentasi oral, sekaligus review melalui tanya jawab oleh sesama peserta seminar.

Dalam penyelesaian prosiding ini, kami menyadari bahwa dalam proses penyelesaiaannya tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini panitia menyampaikan ucapan terima kasih dan memberikan penghargaan setinggi-tingginya, kepada :

1. Rektor Universitas Madura Pamekasan, Drs.Abdul Roziq, MH, yang telah memberikan dukungan dan memfasilitasi kegiatan ini.

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Madura Pamekasan, Dra. Sri Harini, MM, atas segala support dan motivasi dalam kegiatan ini.

3. Pembicara tamu, Prof. Dr. Mega Teguh Budiarto, M.Pd dan Dr. H. Hobri, M.Pd

4. Bapak/Ibu/Mahasiswa seluruh panitia yang telah meluangkan waktu, tenaga, serta pemikiran demi kesuksesan acara ini.

5. Bapak/Ibu seluruh dosen, guru dan pejabat instansi penyumbang artikel hasil penelitian dan pemikiran ilmiahnya dalam kegiatan seminar nasional ini. Akhir kata, jika ada yang kurang berkenan selama penyelenggaraan kegiatan seminar maupun dalam penerbitan buku prosiding ini mohon dimaafkan. Semoga apa yang telah kita lakukan ini bermanfaat bagi kemajuan kita di masa depan. Amin.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Pamekasan, Mei 2016 Ketua Panitia

Hasan Basri, M.Pd

DAFTAR ISI

Halaman Judul i Penilai Makalah

iii Tim Editor

iii Kata Pengantar

iv Daftar Isi

1. Peran Matematika dan Pembelajarannya dalam Mengembangkan Kearifan Budaya Lokal untuk Mendukung Pendidikan Karakter Bangsa

Mega Teguh Budiarto ...........................................................................................

2. Lesson Study for Learning Community : Review Hasil Short Term on Lesson Study

V di Jepang Hobri .....................................................................................................................

3. Membangun Kemampuan Berfikir Kritis Siswa Melalui Scientific Approach dalam Pembelajaran Matematika

A Mujib MT ........................................................................................................... 22

4. Pengaruh Outdoor Learning Pelajaran Matematika Bab Geometri Terhadap Hasil Belajar Siswa

Achmad Rofiudin & Anisa Fatwa Sari.. ........................... ....................................... 28

5. Pembelajaran Matematika Berbasis Discovery Learning Afif Alfa Robi ........................................................................................................ 33

6. Peran Keterampilan Berpikir Kreatif Dalam Pemecahan Masalah Matematika Afifah Nur Aini ..................................................................................................... 38

7. Profil Berpikir Kritis Siswa SMA dalam Memecahkan Masalah Trigonometri Ditinjau dari Kemampuan Matematika Tinggi Agus Subaidi .........................................................................................................

8. Pengaruh ICE BREAKING Terhadap Daya Serap Siswa Pada Pembelajaran Matematika Di SMA Taruna Surabaya

Ahmad Irfan Alfaruqi & Agustin Ernawati. ...... .................................................

9. Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) Berbasis Pendekatan Saintifik Untuk Menumbuhkan Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi

Akhmad Hasan Sani & Hobri ............................................................................ 56

10. Mengembangkan Kemampuan Berfikir Kritis Siswa Melalui Pendekatan Constructive Controversy

Alfia Nur Filah .....................................................................................................

11. Analisis Buku Matematika Kelas IX Kurikulum 2013 Berdasarkan Kesesuaiannya Dengan Materi Matematika Menurut Kriteria Bell Dan Pendekatan Saintifik Alfin Fajriatin ....................................................................................................... 67

12. Kajian Pendekatan Saintifik Untuk Meningkatkan Self-Confidence Siswa Pada Pembelajaran Matematika

Andi Kriswanto .....................................................................................................

13. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika Pendekatan Saintifik Model Problem Based Learning dan High Order Thinking Materi Barisan dan Deret SMK Kelas X

Anggraeny Endah Cahyanti, Hobri, & Nanik ....................................................

14. Analisis Kesalahan Siswa Dalam Menyelesaikan Soal Fungsi Kuadrat Pada Siswa Kelas XI SMKN I Sumenep

Arini Rabbi Izzati, Gatot Muhstyo, & I Made Sulandra ................................... 85

15. Fungsi Kognitif Siswa SMP Dalam Menyelesaikan Soal Geometri Ditinjau Dari Gender

Athar Zaif Zairozie ...............................................................................................

16. Penentuan Cara Hafalan Terbaik dalam Kitab Alfiyah Ibnu Malik dengan Menggunakan Metode Weighted Product

Buhari, Tony Yulianto, & Kuzairi ..................................................................... 100

17. Profil Berpikir Relasional Siswa SMA Dalam Pemecahan Masalah Matematika Ditinjau Dari Gaya Kognitif Field Independent

Chairul Fajar Tafrilyanto .................................................................................... 105

18. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika Pendekatan Saintifik Berbasis Potensi Keunggulan Lokal Kabupaten Banyuwangi

19. Koneksi Matematika dalam Pembelajaran Matematika di Sekolah Donny Youngki Rangkuti ..................................................................................... 120

20. Meningkatkatkan Kemampuan Spasial Melalui Model Pembelajaran Project Based Learning (PJBL) Elly Anjarsari ........................................................................................................ 126

21. Permainan Tradisional dalam Pembelajaran Matematika SD Sebagai Bentuk Interaksi Sosial Siswa

Ema Surahmi ........................................................................................................

22. Peran Scaffolding dalam Pembelajaran Pemecahan Masalah Matematika Endah Indriyana ................................................................................................... 140

23. Pengaruh Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Saintifik Terhadap Peningkatan Pemahaman dan Berpikir Kreatif Serta Disposisi Matematika Siswa SMP Endang Poetri Astutik .......................................................................................... 147

24. Potensi Model Pembelajaran Open-Ended Kolaboratif dalam Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif pada Siswa Akademik Atas dan Bawah Eni Titikusumawati .............................................................................................. 153

25. Berpikir Kritis Siswa SMA dalam Menyelesaikan Pemecahan Masalah Sistem Persamaan Linear Tiga Variabel Ditinjau dari Gaya Kognitif Field Dependent dan Field Independent

Fais Satur Rohmah, Sunardi, & I Made Tirta .................................................. 160

26. Proses Berpikir Siswa dalam Aktivitas Koneksi Matematika Melalui Problem Solving

Fatimatuzzuhro, Susanto, & Hobri ...................................................................

27. Scaffolding untuk Membantu Komunikasi Matematis Siswa Impulsif dalam Menyelesaikan Masalah Sistem Pertidaksamaan Linear Dua Variabel Feriyanto ............................................................................................................... 173

28. Proses Berpikir Mahasiswa dalam Mengkonstruksi Bukti dengan Induksi Matematika Ditinjau dari Teori Pemrosesan Informasi Fetty Nuritasari ..................................................................................................... 180

29. Pengaruh Strategi Pembelajaran Matematika Lah Bako Terhadap Hasil Belajar Siswa Sebagai Bentuk Kearifan Budaya Lokal Kota Jember Fury Styo Siskawati .............................................................................................. 190

30. Profil Pemahaman Siswa Smp Kelas VII Terhadap Konsep Persamaan dan Pertidaksamaan Linear Satu Variabel Ditinjau dari Kemampuan Matematika Galuh Tyasing Swastika ....................................................................................... 197

31. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Model kooperatif Tipe Jigsaw dengan Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) untuk Mengembangkan Kreatifitas Siswa SMP/MTs Kelas VII pada pokok Bahasan Persamaan Linier Satu Variabel dan Aritmetika Sosial Hanifatul Atiqah ................................................................................................... 201

32. Profil Pemahaman Siswa SMP Berkemampuan Matematika Tinggi Terhadap Konsep Perbandingan Harfin Lanya ........................................................................................................ 208

33. Potensi Pemanfaatan Facebook sebagai Madia Pembelajaran untuk Mahasiswa Jurusan Pendidikan Matematika Universitas Madura Hasan Basri & Ukhti Raudhatul Jannah ............................................................ 212

34. Soal PISA Berbasis Android Mobile Learning Sebagai Media Melatih Kemampuan Literasi Matematika Hassan Asy Syaibani ............................................................................................ 217

35. Efektifitas Matematika dalam Menafsirkan Al-Qur`an dalam Upaya Peningkatan Kompetensi Siswa antara Pemahaman Konsep Matematika dengan Nilai Akhlaqul Karimah Sebagai Generasi Bangsa Berkarakter Heryanto Cahyohadi ............................................................................................. 225

36. Problem Based Learning Ditinjau dari Teori Belajar Kontekstual Yang Relevan Hessy Susanti ........................................................................................................ 231

37. Profil Calon Guru Berdasarkan Indikator SEARS MT Ichwan Handi Pramana ...................................................................................... 238

38. Pemanfaatan Program Aplikasi Statistical Package For The Social Sciences (SPSS) Sebagai Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Statistika Matematika II Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika IKIP PGRI Madiun Ika Krisdiana ........................................................................................................ 243

39. Pengaruh Mind Map terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran Matematika

Imam Muhtadi Azhil & Moch. Lutfianto ........................................................... 247

40. Pengembangan Paket Soal Model PISA Konten Change And Relationship Untuk Mengukur Kemampuan Penalaran dan Komunikasi Matematis Siswa

Inge Wiliandani Setya Putri & Hobri ................................................................. 252

41. Profil Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Materi Geometri Melalui Proses Pemecahan Masalah Joni Susanto .......................................................................................................... 259

42. Hasil Analisis Kesulitan Siswa Dalam Pemecahan Masalah Matematika Dengan Pendekatan Saintific Pada Materi Peluang (The Result Analysis Of Student Difficulities In Math Problem Solving In The Matter Opportunities) Komarudin A., Susanto, & Nanik Yulianti ......................................................... 262

43. Berpikir Lateral Pada Matematika Labibah Nilna Faizah ........................................................................................... 269

44. Pengembangan Paket Soal Berdasarkan TIMSS 2015 Mathematics Framework Untuk Mengukur Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMP Kelas VIII Lukman Jakfar Shodiq, Dafik, & I Made Tirta ................................................. 273

45. Analisis Kesesuaian Karakteristik Indikator 5m (Mengamati, Menanya, Menggali Informasi, Menalar, dan Menyajikan) Pada Buku Matematika K13 Kelas VII

279

46. Implementasi Model Pencapaian Konsep Pada Pembelajaran Matematika M. Imamuddin ...................................................................................................... 284

47. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika Model Problem Based 292 Learning untuk Meningkatkan Berfikir Tingkat Tinggi

Moh. Abdul Qohar ................................................................................................

61. Kajian Logika Matematika dalam Al- Qur’an 380

Nurul Imamah Ah ................................................................................................

62. Profil Kemampuan Berpikir Kreatif Mahasiswa dalam Mengkonstruksi 387 Teorema pada Matematika Nuris Hisan Nazula ..............................................................................................

63. Penerapan Tahap Ikonik (Teori Bruner) Pada Operasi Penjumlahan dan 390 Pengurangan Bilangat Bulat Nurul Laily ............................................................................................................

64. Mengembangkan Kreativitas Siswa dalam Pembelajaran Matematika Melalui Aktivitas Pengajuan Masalah Oktaviyanto Catur Fajar Mulyono ...................................................................... 395

65. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Terhadap Hasil Belajar Siswa

Orthio Rizki Pratama & Anisa Fatwa Sari ......................................................... 399

66. Pembelajaran Matematika dalam Kelas Inklusi (Studi Pada SDN 1 Medana Kab. Lombok Utara) Parhaini Andriani ................................................................................................. 403

67. Penggunaan Berbagai Jenis Media Pembelajaran Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Mahasiswa Pada Mata Kuliah Media Pembelajaran Matematika R. A. Rica Wijayanti ............................................................................................. 410

68. Pengembangan Soal Matematika Model TIMSS Tipe Short Answer Menggunakan Aplikasi Interaktif Berbasis Android Untuk Siswa Kelas VIII Rachma Windasari ............................................................................................... 415

69. Pengembangan Model Problem Creating Setting Peer Learning Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Ratih Puspasari & Subanji ................................................................................... 421

70. Study Komparatif Antara Metode Cooperative Think Pair And Share Melalui Pendekatan Metakognitif dan Metode Improve Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Pokok Bahasan Lingkaran Di SMPN 1 Pasrujambe Tahun Ajaran 2014-2015 Restin Suliani & Deka Anjariyah ........................................................................ 431

71. Berpikir Logis dan Sikap Positif dalam Matematika Melalui Realistic Mathematics Education (RME) Risa Aries Diana MR ............................................................................................ 438

72. Profil Pemahaman Siswa SMP dalam Menyelesaikan Masalah Bangun Ruang Sisi Datar Ditinjau Berdasarkan Gaya Kognitif Field Dependent Risang Narendra ................................................................................................... 443

73. Level Berpikir Kritis Mahasiswa Calon Guru Matematika dalam Memecahkan Masalah Geometri Analitik Rohmah Indahwati ............................................................................................... 447

74. Berpikir Kritis Siswa SMP Dalam Menyelesaikan Soal Cerita Berdasarkan Gender Roisatun Nisa’ ...................................................................................................... 451

75. Profil Berpikir Visual Siswa SMP Laki-laki dalam Memecahkan Masalah Geometri Septi Dariyatul Aini .............................................................................................. 455

76. Pemahaman Siswa SMP dalam Memecahkan Masalah Aljabar Ditinjau dari Kecerdasan Spasial Setia Widia Rahayu .............................................................................................. 461

77. IbM Guru Sekolah Dasar di Kabupaten Bulungan “Workshop Media Pembelajaran “Recycle Handmade” beserta Cara Membelajarkannya”

Shinta Wulandari, Suciati , & Jero Budi Darmayasa .......................................

78. Integrasi Problem Based Learning (PBL) dalam Lesson Study For Learning Community Siska Ari Andini & Hobri ................................................................................... 473

79. Representasi Siswa SMP dalam Memahami Masalah Volume Bangun Ruang Ditinjau dari Gaya Belajar Siswa Sri Hartatik ........................................................................................................... 477

80. Representasi Mahasiswa Berkemampuan Matematika Tinggi dalam Memecahkan Masalah Program Linier Sri Irawati & Sri Indriati Hasanah....................................................................... 485

81. Proses Berpikir Siswa Sma Perempuan dengan Gaya Kognitif Field Independent dalam Memecahkan Masalah Matematika Suesthi Rahayuningsih ......................................................................................... 492

82. Pengembangan Soal Matematika Model PISA Konten SPACE AND SHAPE Untuk Mengukur Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Berdasarkan Analisis Model RASCH Suryo Purnomo, Dafik & Kusno .......................................................................... 499

83. Notice Guru Dalam Pembelajaran Terkait Upaya Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Syaifuddin ............................................................................................................. 507

84. Pengaruh K-3D Terhadap Pemahaman Konsep Jarak Topik Geometri Kelas X Syaiful Bakhri & Mohammad Zahri ................................................................... 513

85. Analisis Proses Berpikir Siswa Pada Materi Geometri Berdasarkan Teori Van Hiele Berbasis Scientific Approach

Tirta Primasyah HPS, Susanto & Nanik Yulianti .. ............................................... 520

86. Profil Kemampuan Literasi Matematika Siswa Melalui Soal Matematika Tipe PISA Titiek Indahwati .................................................................................................... 526

87. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Berbasis CONSTRUCTIVE CONTROVERSYAPPROACHES DAN CONFLICT RESOLUTION untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik Titis Rini Chandrasari, Dafik & Muhtadi Irfan .................................................... 531.

88. Perbandingan Pemilihan Jenis Laptop Menggunakan Metode SAW Dan TOPSIS Tony Yulianto, Luthfi & Kuzairi .......................................................................... 537

89. Pengembangan Paket Tes Penalaran Proporsional Siswa SMP (Development of Mathematical Reasoning Test Package For Junior High School )

Tri novita irawati Susanto & Muhtadi Irvan

90. Menumbuhkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Kelas VIII SMP Melalui Lembar Kegiatan Siswa Dengan Pendekatan Saintifik Pokok Bahasan Teorema Pythagoras Uji Rosanti ............................................................................................................ 550

91. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Berbasis Scientific Approach Dengan discovery Learning Terintegrasi Hots Materi Pola Bilangan Kelas VII SMP Weindy Pramita Ariandari, Hobri & Dafik ......................................................... 558

92. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Dengan Model Pendekatan Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Y. Danni Prihartanto ............................................................................................ 564

93. Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa Melalui Pembelajaran Berbasis Masalah Yudy Tri Utami ..................................................................................................... 570

PERAN MATEMATIKA DAN PEMBELAJARANNYA DALAM MENGEMBANGKAN KEARIFAN BUDAYA LOKAL UNTUK MENDUKUNG PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA

Mega Teguh Budiarto

FMIPA Unesa Email : [email protected]

Pendahuluan

Indonesia tergerus oleh arus peradaban, Tujuan dari pembelajaran matematika

komunikasi, dan teknologi yang semakin disekolah adalah membekali peserta didik

maju.Adaptasi seharusnya disikapi dengan dengan kemampuan berpikir logis, analitis,

bijak dan berbudaya.Setiap individu, sistematis, kritis, dan kreatif, serta

kelompok, atau masyarakat suatu bangsa kemampuan bekerjasama. Disamping itu

harus memahami nilai-nilai identitas diri peserta didik dibekali kemampuan penalaran,

sendiri sebagai penanda harkat, martabat, dan komunikasi, koneksi antar-konsep pada

sosialnya.Pengaruh modernisasi bidang tertentu, antar-konsep pada bidang

strata

terhadap kehidupan berbangsa berdampak lain dalam matematika, maupun antar-konsep

pada mengikisnya nilai budaya luhur dengan bidang studi lain. Peserta didik juga

bangsa.Terjadinya hal tersebut dapat diberi kemampuan untuk memecahkan

disebabkan karena kurangnya penerapan dan masalah (problem solving) maupun ploblem

pemahaman terhadap pentingnya nilai possing . Kemampuan komunikasi akan

budaya dalam masyarakat.Pengikisan nilai terwujud, jika peserta didik

budaya ini terlihat oleh fenomena-fenomena kesempatan untuk mengemukakan ide

diberi

saat ini seperti banyaknya kekerasan, matematikanya melalui kegiatan menulis dan

kerusuhan, kegiatan yang merusak diri, kemampuan mengemukakan pendapat dapat.

kenakalan-kenakalan remaja, dan lain Sedangkan kemampuan mengemukakan

sebagainya.Hal yang sederhana adalah pendapat dapat dibangun melalui diskusi.

banyak pemuda yang tidak mengenali budaya Kemampuan komunikasi secara lisan

daerahnya sendiri.Selain itu penggunaan maupun

media elektronik bukan tidak mungkin kemampuan

tulis akan

menumbuhkan

menyebabkan kecintaan pada nilai budaya berkaitan dengan penalaran dan pemecahan

argumentasi,

khususnya

lokal perlahan memudar.Padahal, bahasa masalah pembuktian.

dalam menyampaikan Lingkungan yang kondusif untuk

sebagai

alat

pembelajaran sangat besar pengaruhnya belajar matematika perlu dibangun yang

pembentukan karakter utama bukan lingkungan fisik tetapi

terhadap

pemuda.Tidak ada lagi tradisi yang cenderung non fisik, seperti guru matematika

seharusnya terwariskan dari generasi mengajar dengan banyak senyuman, banyak

sebelumnya.Nilai budaya yang merupakan mendengar, menghargai pendapat peserta

landasan karakter bangsa merupakan hal didik, bertutur dengan menggunakan bahasa

yang penting untuk ditanamkan dalam setiap yang santun, sehingga menumbuhkan rasa

individu, untuk itu nilai budaya ini perlu nyaman peserta didik untuk belajar.

ditanamkan sejak dini, agar setiap individu Janganlah membangun wibawa dengan

mampu lebih memahami, memaknai, dan berlindung pada metematika yang sulit. Jika

menghargai serta menyadari pentingnya nilai lingkungan

budaya dalam menjalankan setiap aktivitas kreativitas akan tumbuh dengan sendirinya,

kehidupan. Penanaman nilai budaya dapat Derasnya arus globalisasi dan

dilakukan melalui lingkungan keluarga, modernisasi

dalam lingkungan mengakibatkan terkikisnya rasa kecintaan

masyarakat.Apa yang perlu kita lakukan? terhadap kebudayaan lokal.Menghadapi era

Salah satu upaya adalah pelestarian globalisasi saat ini, tidak dapat dipungkiri

kebudayaan daerah dan pengembangan bahwa mental dan moralitas generasi muda

kebudayaan nasional melalui pendidikan baik kebudayaan nasional melalui pendidikan baik

tersebut kemudian disempurnakan menjadi wadah dan kegiatan pendidikan.

dipraktekkan oleh Pendidikan dan budaya adalah

matematika

yang

kelompok budaya seperti masyarakat sesuatu yang tidak bisa dihindari dalam

perkotaan dan pedesaan, kelompok buruh, kehidupan sehari-hari, karena budaya

anak-anak dari kelompok usia tertentu, merupakan kesatuan yang utuh dan

masyarakat adat, dan lainnya (D'Ambrosio, menyeluruh, berlaku dalam suatu masyarakat

dan pendidikan merupakan kebutuhan D'Ambrosio (1993) menyatakan mendasar bagi setiap inidividu dalam

bahwa tujuan dari program etno-matematika masyarakat.Pendidikan dan budaya memiliki

adalah untuk mengakui bahwa ada cara-cara peran

berbeda dalam melakukan “matematika” menumbuhkan dan mengembangkan nilai

yang sangat

penting

dalam

dengan mempertimbangkan pengetahuan luhur bangsa, yang berdampak pada

akademik yang pembentukan karakter yang didasarkan pada

matematika

secara

berbagai sektor nilai budaya yang luhur.

dikembangkan

oleh

masyarakat serta mempertimbangkan modus Salah satu yang dapat menjembatani

budaya berbeda antara budaya dan pendidikan adalah dengan

berbeda

dengan

merundingkan praktek matematika mereka. menanamkan pendidikan karakter di sekolah

Kata kebudayaan dalam bahasa yang berbasis kearifan budaya lokal.Salah

Inggris adalah culture. Kata culture itu satunya

sendiri berasal dari bahasa Latin, yaitu colore pembelajaran

dapat diaplikasikan

dalam

artinya merawat, memelihara, menjaga, diharapkan siswa dapat lebih memahami

matematika.Hal

tersebut

mengolah, terutama mengolah tanah atau matematika, dan lebih memahamibudaya

bertani (Maran, 2007), memiliki makna yang mereka.Selain itu siswa lebih mudah untuk

sama dengan kebudayaan yang kemudian menanamkan nilai budaya itu sendiri dalam

berkembang maknanya menjadi segala daya diri siswa, sehingga nilai budaya yang

upaya serta tindakan manusia untuk merupakan bagian karakter bangsatertanam

mengolah tanah dan mengubah alam sejak dini dalam diri siswa.

Budaya dan Matematika

merupakan keseluruhan yang kompleks yang Istilah 'Ethnomathematics' yang

di dalamnya terkandung pengetahuan, selanjutnya dikenal dengan Etno-Matematika

kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat diperkenalkan oleh D'Ambrosio, seorang

istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain matematikawan Brasil pada tahun 1977.

yang didapat oleh seseorang sebagai anggota Definisi

D'Ambrosio adalah:Secara bahasa, awalan Produk kreasi manusia adalah “ethno” diartikan sebagai sesuatu yang

kebudayaan yang terwujud dalam bentuk sangat luas yang mengacu pada konteks

gagasan, aktivitas, maupun artefak (Maran, sosial budaya, termasuk bahasa, jargon, kode

2007).Nilai-nilai yang tersimpan dalam perilaku, mitos, dan symbol. Kata dasar

prilaku budaya manusia menunjukan daya “mathema” cenderung berarti menjelaskan,

rasa estetis dan daya kreasi manusia.Integrasi mengetahui, memahami, dan melakukan

budaya bermakna kegiatan seperti pengkodean, mengukur,

matematika

dan

kontekstual dan realistk (Danoebroto, mengklasifikasi,

2012).Matematika menjadi bagian dari pemodelan. Akhiran “tics “berasal dari

menyimpulkan,

dan

kebudayaan, diterapkan dan digunakan untuk techne, dan bermakna sama seperti teknik

menganalisis yang sifatnya inovatif.Dalam (Rosa & Orey, 2011).

hal ini, paradigma matematika sebagai Sedangkan secara istilah etno-

skillsand tools untuk matematika diartikan sebagai matematika

thinking

mengembangkan budaya unggul (Fathani, yang dipraktekkan di antara kelompok

budaya diidentifikasi seperti masyarakat Matematika dalam jangka waktu nasional suku, kelompok buruh, anak-anak

yang lama dianggap sebagai cabang ilmu dari kelompok usia tertentu dan kelas

yang bersifat netral dengan suatu budaya yang bersifat netral dengan suatu budaya

berbentuk geometri.Masyarakat Toraja, selalu diajarkan di sekolah sebagai mata

Madura, Sasak, Asmat membuat ukiran, pelajaran yang tidak bergantung pada budaya

lukisan ornamen ini berpedoman pada yang melibatkan pembelajaran dengan

apayang mereka lihat dan mereka alami tujuan secara umum disertai fakta, konsep

dalam kehidupan sehari-sehari. Dalam dan materi. Hal ini berarti bahwa negara-

ukiran-ukiran, ornamen, bangun, model ini negara barat memandang matematika secara

ditemukan segala ekspresi alam, dituangkan akademik

dalam bentuk-bentuk geometri.Secara tidak pengetahuan yaitu fakta, algoritma, aksioma,

sengaja masyarakat telah mempraktekkan dan teorema.Hal ini diperkuat Rosa dan Orey

matematika dalam budaya dan kehidupan (2006)

mengatakan

sehari-hari.Ahli lukisan matematika budaya dikembangkan “untuk

mengembangkan seluruh rangkaian algoritma menghadapi tabulasi dimana matematika

pembuatan desain merupakan suatu bidang studi yang bersifat

geometris

untuk

monolinear dan simetris. Lukisan monolinear universal dan agrikultural.

Toraja dan Asmat sesuai klas-klas yang sama Matematika diidentifikasi dalam

dalam arti bahwa meskipun pola-pola kegiatan

dimensi yang mendasari berbeda, beberapa tradisional dan non-tradisional (Dowling,

lukisan digambar dengan menerapkan 1991; Rosa & Orey, 2007).Ini berarti bahwa

algoritma geometris yang sama. Ahli lukisan ethnomathematika mengacu pada konsep-

dan ornamen, sudah mengenal sudut siku- konsep matematika tertanam dalam praktek

siku, melukis lingkaran dan bangun datar budaya dan mengakui bahwa semua budaya

segitiga, segiempat dan secara tidak langsung dan semua orang mengembangkan metode

seperti pada gerabah unik untuk memahami dan untuk mengubah

benda

putar

Banyumulek, “kukusan”, “rinjing” dan realitas masyarakat sendiri (Orey, 2000). Hal

“kalo” Satuan-satuan tidak baku digunakan ini juga mengakui bahwa metode akumulasi

pada masyarakat petani ikan maupun petani budaya ini terlibat dalam sebuah proses yang

sawah seperti satu rean, satu boto dan konstan, dinamik dan alami evolusi dan

sejinah. Satuan satuan baku maupun tidak pertumbuhan.

baku yang ada di Madura diantaranya, sa Di

bedheng ( satu petak sawah), sa tondun (satu matematika selalu dikaitkan dengan proses

tangkai), sa kotak (satu bidang sawah), sa pendidikan, yaitu, ia berpikir bahwa konsep-

gintel ( satu ikat), sa lencer (satu batang), sa konsep matematika dan keterampilan yang

contong ( satu bungkus), sa gentang (3 kg), diperoleh hanya jika individu pergi ke

sa brunang ( satu keranjang), sa kelan(jarak sekolah.

antara ibu jari dan kelingking), sa kejheng pembelajaran dan pengetahuan matematika

Tetapi pada

kenyataannya,

( satu sisir), sa cantheng (satu buah gayung), bisa diperoleh diluar sekolah. (Bandeira &

sa pok’on (satu buah pohon), sa bigih (satu Lucena, 2004; Duarte, 2004; Rosa & Orey,

biji), dan sa jhina (10 biji) dan Sa tengkak 2010)

(satu langkah kaki).

Kajian unsur-unsur budaya seperti Satuan luas yang masih berlaku pembuatan ukiran-ukiran Toraja pada

sampai sekarang didaerah penghasil tebu rumah adat Tongkonan, ornamen pada

seperti Jombang, Kediri, Sidoarjo, Madiun pemukiman Taneyan Lanjang Madura,

dan Ngawi yaitu satuan yang berkaitan

dengan jual beli sawah atau kebun. Satuan Banyumulek Lombok Barat, lukisan pada

pembuatan gerabah suku-suku Sasak

tersebut yaitu bata(baca boto) yang ekuivalen kulit kayu suku Asmat, ukuran tidak baku

dengan ru. Hubungn bata, ru dan satuan baku mayarakat petani ikan dipesisir pantai utara 2 adalah 1 ru = 1 bata = 14, 2 m . Disamping

Jawa (pantura), satuan luas tidak baku di itu Satuan luas yang popular di Jawa Timur daerah pedalaman Jatim, ornamen candi di

bagian selatan adalah bau, dengan 1 bau Sidoarjo dan alat- 2 alat rumah tangga “wong” setara dengan 700 m .Didaerah yang sama

Jawa (Budiarto dsn Junaidi, 2015; Budiarto juga berlaku satuan untuk jual beli sawah dan Tandililing, 2012; Budiarto, 2013, 2015).

yaitu kedok dan catu. Satu kedok setara Kajian-kajian ini diperoleh ukiran-ukiran, 2 dengan 5000 m dan satu catu setara dengan

2500 m 2 .Untuk daerah dengan pertanian pada rumah adat yang mengandung bentukan ikan, beberapa daerah menggunakan satuan

tiga dimensi (Budiarto dan Tandililing, luas bumi untuk jual beli tambak, seperti 100

2012), seperti pemukiman Taneyan bumi atau 200 bumi.Sampai saat ini penulis

Lanjang. Pemukiman taneyan lanjang belum

merupakan warisan nenek moyang orang- menjelaskan kaitannya dengan satuan

dapat informan yang

dapat

orang Madura yang didalamnya terdapat baku.Untuk

rumah-rumah adat Madura dengan hiasan- masyarakatnya banyak petani ikan, udang

pada rumah dan atau ikan lainnya, satuan yang digunakan

hiasan

ukiran

perabotnya.Rumah-rumah adat tersebut untuk beli nener (anakan ikan/udang) adalah

berjejer dari barat ke timur yang di depannya rean dimana 1 rean setara dengan 5000 nener

terdapat sebuah halaman panjang berbentuk dan khusus beberapa daerah di lamongan 1

persegipanjang. Ciri khas taneyan lanjang rean setara dengan 50 nener. Ada juga

yang alami mengandung 3 (tiga) aspek, yaitu satuan

deretan rumah-rumahnya membentuk pola sombro,dengan 1 rajut setara dengan 55 ekor

rajut khusus

untuk

ikan

memanjang dari barat ke timur di sebelah ikan Sombro.

utara taneyan, rumah-rumah yang terdapat Untuk mengaitkan matematika

pada taneyan lanjang merupakan rumah adat dengan hasil seni, pencirian yang harus

khas Madura, dan banyak dijumpai ukiran- dipenuhi ialah perumusan sebagai “the

ukiran khas Madura pada rumah dan science of magnitude or measurement of

perabotnya (Wirjoprawiro, 1989). position ” (ilmu tentang besaran atau

Gambar di bawah menunjukkan pengukuran letak).Misalnya salah satu

simetri dan ketunggalan garis lurus cabang matematika yang disebut geometri

memainkan peran penting sebagai nilai-nilai proyeksi memusatkan perhatian pada letak

budaya: sebagian besar Sona Chokwe adalah dari titik dan garis.Peran matematika dalam

monolinear. seni arsitektur dan lukis sudah sangat

simetris

dan

Monolinear berarti terdirihanya satu garis; menonjol sejak dahulu.Berbagai produk

dari garis yang mungkin budaya bangsa menampakkan kreativitas seni

sebuah bagian

dapat berseberangan dengan bagian lain dari yang mengandung unsur matematika.

garis itu, tetapi tidak pernah menjadi bagian Misalnya pada motif batik Madura yang

dari garis yang tidak berpotongan bagian mengandung bentukan geometri dua dimensi,

lain. Seperti gambar di bawah. ornamen ukuran maupun bentuk arsitektur

Geometri Sona

(Sumber: http://iascud.univalle.edu.co/libro/libro_pdf/Ethnomathematics%20as%20a%20new%20research.pdf) Bandingkan dengan lukisan suku

Dengan bagian lain (Gambar kiri), pasangan Asmat yang juga monolinier. Ternyata

garis yang mempunyai satu titik potong lukisan suku Asmad bagian dari garis yang

(Gambar kanan). Demikian juga ornamen mungkin dapat berseberangan dengan bagian

rumah Tana Toraja berbentuk persegi atau lain dari garis itu, tetapi tidak pernah menjadi

belahketupat dengan gambar yang simetris. bagian dari garis yangtidak berpotongan

Dibagian lain ornamen berbentuk lingkaran dengan gambar yang juga simetris.

Lukisan Kayu Suku Asmat, koleksi pribadi

Ornamen Rumah Tanah Toraja, koleksi pribadi

Para ahli lukisan mengembangkan samadalam arti bahwa meskipun pola-pola seluruh rangkaian algoritma geometris untuk

dimensi yang mendasari berbeda, kedua sona pembuatan desain monolinear dan simetris.

tersebut digambar dengan menerapkan Gambar

algoritma geometris yang sama. monolinear Sona sesuai klas-klas yang

Ornamen rumah Taneyan Lanjang koleksi Muhamammad Kamarudin

permasalahan yang kompleks.Oleh karena itu mengisyaratkan bahwa matematika lahir dari

matematika dan budaya merupakan dua hal suatu budaya.Matematika merupakan hasil

penting yang tidak dapat dipisahkan dan pemikiran suatu kelompok masyarakat yang

terjalin interaksi di dalamnya. memiliki

Kegiatan apa saja yang mungkin tinggi.Sehingga suatu kelompok masyarakat

nilai estetis

dan

kreasi

didik? Eksplorasi dapat menggunakan matematika dalam

dilakukan

peserta

merupakan proses kerja dalam memfasilitasi memecahkan permasalahan yang ada di

proses belajar peserta didik dari tidak tahu lingkungan mereka sesuai dengan tingkat

menjadi tahu. Peserta didik menghubungkan kebudayaan yang mereka miliki.Sebagai

pikiran yang terdahulu dengan pengalaman suatu produk budaya, matematika tentunya

menggambarkan diturunkan dari satu generasi ke generasi

belajamya.Mereka

mendalam untuk berikutnya,

pemahaman

yang

yang mendalam dikembangkan untuk dijadikan sebagai alat

memberikan respon

juga.Bagaimana membedakan peran masing- berfikir

kegiatan belajar kegiatan belajar

gagasan-gagasan, nilai-nilai, seperti dalam tugas mencatat, mencari

sebagai

pandangan-pandangan setempat (local) yang informasi melalui cagar budaya pemukiman

bersifat bijaksana, penuh kearifan, bernilai Taneyan Lanjang serta memberikan respon

baik, yang tertanam dan diikuti oleh anggota kreatif terhadap cagar budaya tersebut. Di

masyarakatnya.Menurut Rahyono (2009) samping itu peserta didik menindaklanjuti

kearifan lokal merupakan kecerdasan penelusuran

manusia yang dimiliki oleh kelompok etnis membandingkan hasil telaah. Secara kolektif,

informasi

dengan

tertentu yang diperoleh melalui pengalaman mereka juga dapat mengembangkan hasil

masyarakat. Artinya kearifan lokal adalah penelusuran informasi dalam bentuk grafik,

hasil dari masyarakat tertentu melalui tabel, diagram serta mempresentasikan

pengalaman mereka dan belum tentu dialami gagasan yang dimiliki. Pelaksanaan kegiatan

oleh masyarakat yang lain. Nilai-nilai eksplorasi dapat dilakukan melalui kerja

tersebut akan melekat sangat kuat pada sama dalam kelompok kecil.

masyarakat tertentu dan nilai itu sudah melalui perjalanan waktu panjang, sepanjang

Pendidikan berbasis Kearifan Lokal

keberadaan tersebut. Kearifan lokal secara Karakter bangsa tidak bisa terlepas

umum diartikan sebagai gagasan-gagasan, dari nilai-nilai budaya.Nilai-nilai budaya

nilai-nilai, pandangan-pandangan setempat tersebut pastinya tidak terlepas dari budaya

(lokal) yang bersifat bijaksana, penuh itu sendiri.Di dalam Kamus Besar Bahasa

kearifan, bernilai baik, yang tertanam dan Indonesia (2008), disebutkan bahwa budaya

diikuti oleh suatu masyrakat. adalah pikiran, akal budi, adat istiadat.

Model pendidikan berbasis kearifan Budaya didefinisikan sebagai seluruh aspek

lokal merupakan model pendidikan yang kehidupan manusia dalam masyarakat , yang

memiliki relevansi tinggi bagi pengembangan diperoleh dengan cara belajar, termasuk

kecakapan hidup (life skills) dengan pikiran dan tingkah laku (Marvins, 1999).

bertumpu pada pemberdayaan keterampilan Begitu juga dengan yang dikatakan oleh

dan potensi lokal di masing-masing Suparlan (1981) bahwa budaya adalah

daerah.Dalam model pendidikan ini, materi keseluruhan pengetahuan manusia sebagai

pembelajaran harus memiliki makna dan mahluk sosial, yang digunakan untuk

relevansi tinggi terhadap pemberdayaan menginterpretasikan

hidup mereka secara nyata, berdasarkan lingkungan yang dihadapi, dan untuk

dan

memahami

realitas yang mereka hadapi.Kurikulum yang menciptakan dan mendorong terwujudnya

harus disiapkan adalah kurikulum yang kelakuan.

sesuai dengan kondisi lingkungan hidup, Kehidupan manusia dikelilingi oleh

minat, dan kondisi psikis siswa.Selain itu budaya, hal ini disebabkan karena manusia

memperhatikan kendala-kendala selalu

harus

sosiologis dan kultural yang mereka eksistensinya

berupaya

mempertahankan

dalam kehidupan yang hadapi.Pendidikan berbasis kearifan lokal mengharuskannya selalu bersinggungan

adalah pendidikan yang mengajarkan siswa dengan lingkungan sekitar, baik lingkungan

untuk selalu lekat dengan situasi konkret fisik maupun lingkungan non fisik.Proses

yang mereka hadapi. Paulo Freire, filsuf pembentukan budaya berlangsung berabad-

pendidikan dalam bukunya, Cultural Action abad dan teruji sehingga membentuk suatu

for Freedom (1970) menyebutkan, dengan komponen yang handal, terbukti dan diyakini

dihadapkan pada problem dan situasi konkret dapat membawa kesejahteraan lahir dan

yang dihadapi, siswa akan semakin tertantang batin.Komponen inilah yang disebut dengan

menanggapinya secara kritis. jati diri.Di dalam jati diri terkandung kearifan

Tobroni (2012) menyatakan bahwa lokal (local wisdom).

dalam pembelajaran, harus ditanamkan pada Pengertian kearifan lokal dilihat dari

pikiran siswa, bahwa manusia tidak sekedar kamus Inggris Indonesia, terdiri dari 2 kata

hidup, namun juga bereksistensi.Sehingga, yaitu kearifan (wisdom)

siswa termotivasi untuk berusaha mengatasi (local).Local berarti setempat dan wisdom

dan lokal

situasi serba terbatasnya.Artinya, siswa harus sama dengan kebijaksanaan. Dengan kata

dididik bersama-sama menghadapi realitas lain maka local wisdom dapat dipahami

pahit yang menimpanya sebagai persoalan pahit yang menimpanya sebagai persoalan

masa tertentu dengan tujuan tertentu pula dan kritis dan kreatif dalam merespon kondisi

dilakukan secara turun temurun.Adat juga sosio-kulturalnya.Hal ini sesuai dengan

dapat berupa pemenuhan papan, sandang istilah yang disebut Freire (1970) sebagai

pada masyarakat lokal sehingga melahirkan pendidikan sejati, dimana pendidikan mampu

bentuk rumah adat, pakaian adat, upacara mendorong siswa menjadi pribadi sadar

adat, dan sebagainya.Sedangkan keragaman dalam relasinya dengan sesama manusia dan

agama pada masyarakat di suatu daerah lingkungan di sekitarnya.

menunjukan kearifan lokal, yaitu adanya nilai Tisngati (2015) menyatakan bahwa

toleransi, nilai persatuan, nilai kebersamaan, kearifan lokal yang dapat digunakan sebagai

dan lain-lain.Dalam praktik pada masyarakat sumber belajar dapat berupa potensi-potensi

lokal, misal pada masyarakat Jawa, nilai seni daerah yang menjadi keunggulan lokal

terwujud sebagai budaya yang banyak tersaji sebagai berikut: potensi manusia, potensi

dalam upacara keagamaan.Contohnya, pada seni, adat budaya dan potensi alam. Potensi

perkawinan, khitanan, manusia dapat berupa barang dan jasa yang

upacara

adat

kelahiran, panen raya, peringatan 1 suro, dan dihasilkan manusia dalam kegiatan interaksi

sebagainya.Nilai-nilai kehidupan warisan sosial dan ekonomi.Misalnya produk

leluhur tersebut mengandung kearifan lokal makanan,

yang menjadi kekayaan dan kebanggaan papan/rumah/tempat

minuman,

pakaian/sandang,

tinggal,

alat

masyarakat lokal.

transportasi, dan lain-lain.Produk-produk Secara umum, pendidikan berbasis setiap daerah memiliki kekhasan sehingga

kearifan lokal bertujuan untuk memberikan memberikan

bekal pengetahuan, keterampilan dan masyarakat.Produk batik misalnya, setiap

perilaku kepada siswa agar mereka meliki daerah memiliki motif berbeda yang menjadi

wawasan yang mantap tentang keadaan kebanggaan

lingkungan dan kebutuhan masyarakat sesuai melestarikannya.Batik

dengan nilai-nilai atau aturan yang berlaku di kreativitas,

dibuat

dengan

daerahnya dan mendukung pembangunan menggunakan kesiapan jiwa dan raga ketika

daerah serta pembangunan nasional.Nadlir menggariskan pensil atau menggerakan

(2014) menyatakan bahwa secara khusus centing di kain, yaitu harus dengan irama

pendidikan berbasis kearifan lokal bertujuan ketenangan, kedisiplinan, keuletan.Contoh

untuk mengenal dan menjadi lebih akrab batik sebagai keunggulan lokal adalah batik

dengan lingkungan alam, sosial dan Tanjungbumi

budayanya, memberikan bekal kemampuan Sumenep, dan Pamekasan.

Bangkalan,

Sampang,

serta pengetahuan Potensi alam berupa air, tanah,

dan

keterampilan

mengenai daerahnya yang berguna bagi barang tambang/galian, hasil bumi, hasil laut,

dirinya maupun lingkungan masyarakat pada dan sebagainya.Potensi alam suatu daerah

umumnya.Disamping membekali sikap dan menjadi

perilaku yang selaras dengan nilai-nilai atau dikembangkan menjadi obyek wisata, seperti

aturan-aturan yang berlaku di daerahnya serta potensi pantai, danau, goa, air terjun, hutan

melestarikan dan mengembangkan nilai-nilai agrowisata, kebun buah, kebun bunga, kebun

luhur budaya setempat dalam rangka binatang, dan sebagainya. Penamaan,

menunjang pembangunan daerah dan pembudidayaan, pengelolaan potensi alam

pembangunan nasional.Implikasi pendidikan setiap daerah merupakan penjawatan dari

lokal diantaranya nilai-nilai kearifan lokal seperti rasa syukur

berbasis

kearifan

melahirkan generasi-generasi yang kompeten terhadap ciptaan Tuhan, nilai konversi

dan bermartabat, merefleksikan nilai-nilai (perlindungan), nilai keindahan, kebersihan,

budaya, berperan serta dalam membentuk kenyamanan, kedamaian, dan sebagainya.

karakter bangsa, ikut berkontribusi demi Potensi seni berupa hasil kreasi seni

terciptanya identitas bangsa dan ikut andil gerak/tari, seni suara, seni musik, seni

dalam melestarikan budaya bangsa. lukis/gambar,

kriya

kayu/ukir,

dan

sebagainya.Adat budaya dapat berupa ritual

Peranan Penting Pendidikan Karakter

atau upacara yang dilakukan masyarakat

bagi Pembangunan Bangsa

Menurut Kamus Besar Bahasa tujuan pendidikan karakter telah diterbitkan Indonesia (2008) karakter merupakan sifat-

Permendiknas Nomor 23 Tahun 2006 tentang sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang

Standar Kompetensi Lulusan (SKL).Jika membedakan seseorang dengan yang lain.

dicermati secara mendalam, sesungguhnya Scerenko (1997) mendefinisikan karakter

hampir pada setiap rumusan SKL tersebut sebagai atribut atau ciri-ciri yang membentuk

secara implisit maupun eksplisit memuat atau membedakan ciri pribadi, ciri etis, dan

substansi nilai atau karakter. kompleksitas mental dari seseorang, suatu

Terlihat jelas pendapat Lickona kelompok atau bangsa.Sebagai identitas atau

(dalam Samani, 2013) tentang perlunya jati diri suatu bangsa, Samani (2013)

pelaksanaan pendidikan karakter yaitu: menyatakan bahwa karakter merupakan nilai

merupakan kebutuhan yang jelas dan dasar perilaku yang menjadi acuan tata nilai

mendesak, sejak dulu sampai sekarang interaksi antar manusia. Secara universal

nilai-nilai menjadi tugas berbagai karakter dirumuskan sebagai nilai

penyebaran

peradaban, peranan sekolah sebagai pendidik hidup bersama berdasarkan atas pilar,

moral menjadi lebih vital Karen jutaan anak- kedamaian,

anak hanya mendapat tuntunan moral kebebasan,

sekadarnya dari para orangtuanya, sementara kerendahan hati, kasih sayang, tanggung

kebahagiaan,

kejujuran,

itu pusat-pusat pengaruh pembimbingan jawab,

moral seperti gereja atau kuil, juga absen persatuan.

dalam kehidupan mereka.Disamping itu Samani (2013) menyimpulkan bahwa

demokrasi secara khusus memerlukan karakter dapat dimaknai sebagai nilai dasar

pendidikan moral dan tidak ada suatu yang

pendidikan yang bebas nilai. terbentuk baik karena pengaruh hereditas

membangun pribadi

seseorang,

Mengapa pendidikan karakter perlu maupun

bagi siswa?Pendidikan karakter membantu membedakannya dengan orang lain, serta

Dokumen yang terkait

EFEKTIVITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN (P3K) TERHADAP SIKAP MASYARAKAT DALAM PENANGANAN KORBAN KECELAKAAN LALU LINTAS (Studi Di Wilayah RT 05 RW 04 Kelurahan Sukun Kota Malang)

45 393 31

PENGEMBANGAN TARI SEMUT BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER DI SD MUHAMMADIYAH 8 DAU MALANG

57 502 20

STRATEGI PEMERINTAH DAERAH DALAM MEWUJUDKAN MALANG KOTA LAYAK ANAK (MAKOLA) MELALUI PENYEDIAAN FASILITAS PENDIDIKAN

73 431 39

HASIL UJI KEMAMPUAN DASAR MATEMATIKA MAHASISWA BARU FMIPA TAHUN 2015 DAN ANALISA BUTIR SOAL TES DENGAN MENGGUNAKAN INDEKS POINT BISERIAL

2 67 1

ANALISIS VALIDITAS BUTIR SOAL UJI PRESTASI BIDANG STUDI EKONOMI SMA TAHUN AJARAN 2011/2012 DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN JEMBE

1 50 16

PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM SOLVING (TAPPS) DAN GENDER TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIKA SISWA

34 139 204

PENGARUH HASIL BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN TERHADAP TINGKAT APLIKASI NILAI KARAKTER SISWA KELAS XI DALAM LINGKUNGAN SEKOLAH DI SMA NEGERI 1 SEPUTIH BANYAK KABUPATEN LAMPUNG TENGAH TAHUN PELAJARAN 2012/2013

23 233 82

JUDUL INDONESIA: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN INKLUSIF DI KOTA METRO\ JUDUL INGGRIS: IMPLEMENTATION OF INCLUSIVE EDUCATION IN METRO CITY

1 56 92

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA MATERI LUAS BANGUN DATAR MENGGUNAKAN METODE DISCOVERY DI KELAS VB SD NEGERI 5 SUMBEREJO KECAMATAN KEMILING BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

7 63 30

ANALISIS PUTUSAN PENGADILAN TINGGI TANJUNG KARANG PERKARA NO. 03/PID.SUS-TPK/2014/PT.TJK TENTANG TINDAK PIDANA KORUPSI DANA SERTIFIKASI PENDIDIKAN

6 67 59