trayek lintas batas negara, yaitu trayek yang melalui batas negara;

12.Angkutan Perintis adalah angkutan yang berfungsi melayani daerah yang terisolir dan terbelakang yang berfungsi menggerakkan perkembangan ekonomi daerah tersebut, yang tidak bersifat komersial dengan menggunakan mobil bus umum danatau mobil penumpang umum; 13.Angkutan Penumpang Musiman adalah angkutan yang diselenggarakan untuk kepentingan masyarakat yang berkaitan dengan hari-hari besar keagamaan, hari libur sekolah, maupun hari- hari pada acara kenegaraan yang menggunakan mobil bus umum danatau mobil penumpang umum; 14.Terminal adalah prasarana transportasi jalan untuk keperluan memuat dan menurunkan orang danatau barang, mengadakan pengecekan pemenuhan persyaratan teknis dan laik jalan serta mengatur kedatangan dan pemberangkatan kendaraan umum, yang merupakan salah satu wujud simpul jaringan transportasi; 15.Direktur Jenderal adalah Direktur Jenderal Perhubungan Darat. BAB II ANGKUTAN DALAM TRAYEK TETAP DAN TERATUR Bagian Pertama Wilayah Pengoperasian Pasal 2 1 Untuk pelayanan angkutan orang dengan kendaraan umum dalam trayek tetap dan teratur, dilaksanakan dalam jaringan trayek. 2 Jaringan trayek sebagaimana dimaksud dalam ayat 1, terdiri dari :

a. trayek lintas batas negara, yaitu trayek yang melalui batas negara;

b. trayek antar kota antar propinsi, yaitu trayek yang melalui lebih dari satu daerah propinsi; c. trayek antar kota dalam propinsi, yaitu trayek yang melalui antar daerah kabupaten dan kota dalam satu daerah propinsi; 4 d. trayek kota, yaitu trayek yang seluruhnya berada dalam satu daerah kota atau trayek dalam Daerah Khusus Ibukota Jakarta; e. trayek perkotaan adalah trayek kota yang melalui perbatasan daerah kota kabupaten dalam satu daerah propinsi atau melalui perbatasan daerah propinsi yang berdekatan; f. trayek pedesaan, yaitu trayek yang seluruhnya berada dalam satu daerah kabupaten; g. trayek perbatasan, yaitu trayek antar pedesaan yang berbatasan yang seluruhnya berada di daerah propinsi atau antar daerah propinsi. Pasal 3 Jaringan trayek sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat 1, ditetapkan oleh : a. Menteri Perhubungan atau pejabat yang ditunjuk untuk jaringan trayek lintas batas negara sesuai dengan perjanjian antar negara; b. Direktur Jenderal, untuk jaringan trayek yang melalui lebih dari satu daerah propinsi; c. Gubernur Kepala Daerah Propinsi untuk jaringan trayek yang melalui antar daerah kota kabupaten dalam satu daerah propinsi; d. Gubernur Kepala Daerah Propinsi untuk jaringan trayek yang seluruhnya berada dalam daerah kabupaten, atas usul Bupati Kepala Daerah Kabupaten; e. Gubernur Kepala Daerah Propinsi, untuk jaringan trayek yang seluruhnya berada dalam daerah kota, atas usul Kepala Daerah Kota; f. Gubernur Kepala Daerah Khusus Ibukota Jakarta, untuk jaringan trayek yang seluruhnya berada dalam wilayah Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Bagian Kedua Ciri-ciri Pelayanan Pasal 4 5 1 Pelayanan angkutan lintas batas negara diselenggarakan dengan memenuhi ciri-ciri sebagai berikut : a. mempunyai jadwal tetap, sebagaimana tercantum dalam jam perjalanan pada kartu pengawasan mobil bus umum yang dioperasikan; b. pelayanan angkutan yang dilakukan bersifat pelayanan cepat, yaitu pelayanan angkutan dengan pembatasan jumlah terminal yang wajib disinggahi selama perjalanan; c. dilayani hanya oleh mobil bus umum dengan pelayanan non ekonomi, kecuali ditentukan lain dalam perjanjian antar negara; d. terminal yang merupakan terminal asal pemberangkatan, persinggahan dan tujuan angkutan orang adalah terminal tipe A; e. prasarana jalan yang dilalui dalam pelayanan angkutan lintas batas negara sebagaimana tercantum dalam izin trayek yang telah ditetapkan. 2 Pelayanan angkutan antar kota antar propinsi diselenggarakan dengan memenuhi ciri-ciri sebagai berikut : a. mempunyai jadwal tetap, sebagaimana tercantum dalam jam perjalanan pada kartu pengawasan mobil bus umum yang dioperasikan; b. pelayanan angkutan yang dilakukan bersifat pelayanan cepat, yaitu pelayanan angkutan dengan pembatasan jumlah terminal yang wajib disinggahi selama perjalanannya; c. dilayani hanya oleh mobil bus, baik untuk angkutan pelayanan ekonomi dan angkutan pelayanan non ekonomi; d. terminal yang merupakan terminal asal pemberangkatan, persinggahan dan tujuan angkutan orang adalah terminal tipe A; e. prasarana jalan yang dilalui dalam pelayanan angkutan antar kota antar propinsi sebagaimana tercantum dalam izin trayek yang telah ditetapkan. 3 Pelayanan angkutan antar kota dalam propinsi diselenggarakan dengan memenuhi ciri-ciri sebagai berikut : 6 a. mempunyai jadwal tetap, sebagaimana tercantum dalam jam perjalanan pada kartu pengawasan mobil bus yang dioperasikan; b. pelayanan yang dilakukan dapat bersifat pelayanan cepat danatau lambat; c. dilayani hanya oleh mobil bus, baik untuk angkutan pelayanan ekonomi dan angkutan pelayanan non ekonomi; d. terminal sebagai tempat awal pemberangkatan, persinggahan maupun terminal tujuan angkutan orang adalah terminal tipe A dan tipe B; e. prasarana jalan yang dilalui dalam pelayanan angkutan antar kota dalam propinsi sebagaimana tercantum dalam izin trayek yang telah ditetapkan. 4 Pelayanan angkutan kota diselenggarakan dengan ciri-ciri sebagai berikut : a. trayek utama : 1 mempunyai jadwal tetap, sebagaimana tercantum dalam jam perjalanan pada kartu pengawasan kendaraan yang dioperasikan; 2 melayani angkutan antar kawasan utama, antara kawasan utama dan pendukung dengan ciri melakukan perjalanan ulang-alik secara tetap; 3 dilayani hanya oleh mobil bus umum; 4 pelayanan angkutan secara terus menerus, berhenti pada tempat-tempat untuk menaikkan dan menurunkan orang yang telah ditetapkan untuk angkutan kota.

b. trayek cabang : 1 berfungsi sebagai trayek penunjang terhadap trayek utama;