pemenuhan terhadap persyaratan teknis dan laik jalan kendaraan bermotor;

8 fasilitas pelayanan; 9 penyimpangan identitas kendaraan. Pasal 58 1 Untuk menjaga kualitas pelayanan dan kesinambungan pengawasan terhadap perusahaan angkutan bus pada trayek antar kota antar propinsi, dilakukan penilaian kinerja secara berkala setiap 1 satu tahun. 2 Penilaian kinerja sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 meliputi :

a. pemenuhan terhadap persyaratan teknis dan laik jalan kendaraan bermotor;

b. jumlah kecelakaan yang terjadi; c. pemenuhan pelayanan angkutan sesuai dengan izin trayek yang telah diberikan; d. ketepatan waktu pelayanan sesuai dengan jam perjalanan yang diberikan; e. ketaatan terhadap peraturan tata cara berlalu lintas; f. pemenuhan ketentuan hubungan kerja antara pengemudi dengan perusahaan. 3 Pelaksanaan penilaian kinerja perusahaan angkutan sebagaimana dimaksud dalam ayat 1, dilakukan oleh Kepala Kantor Wilayah Departemen Perhubungan sesuai domisili perusahaan setempat. 4 Hasil penilaian kinerja sebagaimana dimaksud dalam ayat 3, wajib dilaporkan kepada pejabat pemberi izin trayek. 5 Bentuk laporan penilaian kinerja, sebagaimana tercantum dalam Contoh 1 sampai dengan Contoh 3 Lampiran III Keputusan ini. Pasal 59 Pemantauan dan pengawasan serta evaluasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 58, untuk angkutan trayek antar kota dalam propinsi dan angkutan dalam trayek kota dilakukan oleh pejabat pemberi izin. 36 Bagian Kelima Kewajiban Pemegang Izin Trayek Pasal 60 Pengusaha angkutan yang telah memperoleh izin trayek diwajibkan untuk : a. mengoperasikan kendaraan sesuai dengan jenis pelayanan berdasarkan izin trayek yang dimiliki; b. mengoperasikan kendaraan bermotor yang memenuhi persyaratan teknis dan laik jalan; c. mempekerjakan awak kendaraan yang memenuhi persyaratan sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan merupakan pengemudi serta pegawai tetap perusahaan; d. mematuhi waktu kerja dan waktu istirahat bagi pengemudi; e. memiliki tanda bukti pembayaran iuran wajib asuransi pertanggungan kecelakaan penumpang sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Nomor 33 Tahun 1964 beserta peraturan pelaksanaannya; f. melaporkan apabila terjadi perubahan pemilikan perusahaan atau domisili perusahaan; g. meminta pengesahan dari pejabat pemberi izin trayek apabila akan mengalihkan izin trayek; h. mentaati ketentuan wajib angkut kiriman pos sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Nomor 6 Tahun 1984 tentang Pos dan peraturan perundang-undangan yang berlaku lainnya yang berkaitan dengan bidang usaha angkutan; i. melaporkan setiap bulan kegiatan operasional angkutan; j. melaporkan secara tertulis kepada pejabat pemberi izin trayek, apabila terjadi perubahan alamat selambat-lambatnya 14 empat belas hari setelah terjadi perubahan; k. melayani trayek sesuai izin yang diberikan, dengan cara : 1 mengoperasikan kendaraan secara tepat waktu sejak saat pemberangkatan, persinggahan dan sampai di tujuan; 37 2 memelihara kebersihan dan kenyamanan kendaraan yang dioperasikan; 3 memberikan pelayanan sebaik-baiknya kepada penumpang; 4 mengusahakan awak kendaraan yang dilengkapi dengan pakaian seragam yang menggunakan tanda pengenal perusahaan; 5 membawa kartu pengawasan dalam operasinya. Pasal 61 1 Setiap perusahaan angkutan umum yang telah mendapat izin trayek diwajibkan menyediakan kendaraan cadangan sebanyak- banyaknya 10 sepuluh persen dari jumlah seluruh kendaraan bermotor yang diberi izin trayek. 2 Kendaraan cadangan sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 dapat dioperasikan apabila kendaraan yang melayani angkutan pada trayek sesuai dengan izin yang diberikan mengalami kerusakan atau tidak dapat melanjutkan perjalanan. Pasal 62 1 Setiap awak kendaraan umum yang mengoperasikan mobil bus umum dan mobil penumpang umum harus mematuhi tata cara menaikkan dan menurunkan penumpang. 2 Tata cara menaikkan dan menurunkan penumpang sebagaimana dimaksud dalam ayat 1, diatur sebagai berikut : a. di terminal, sejak awal pemberangkatan, persinggahan, sampai tujuan dan tempat-tempat lain yang ditentukan; b. menaikkan penumpang dari pintu depan dan menurunkan penumpang dari pintu belakang secara tertib dan teratur, kecuali yang tidak berpintu ganda. 3 Dalam menaikkan dan menurunkan penumpang sebagaimana dimaksud dalam ayat 1, kendaraan harus dalam keadaan berhenti penuh dan tidak mengganggu kelancaran lalu lintas serta membahayakan penumpangnya. 38 Pasal 63 1 Penumpang kendaraan umum wajib diberi karcis sebagai tanda bukti atas pembayaran biaya angkutan yang telah disepakati. 2 Bagi penumpang yang telah diberikan karcis sebagaimana dimaksud dalam ayat 1, berhak mendapatkan pelayanan sesuai dengan perjanjian yang tercantum dalam karcisnya. 3 Pemberlakuan penggunaan karcis angkutan penumpang sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 bagi kendaraan umum yang belum menggunakan karcis, dilakukan secara bertahap. 4 Bentuk karcis sebagaimana dimaksud dalam ayat 1, sebagaimana tercantum dalam contoh Lampiran IV Keputusan ini. Pasal 64 1 Penumpang yang telah melunasi pembayaran biaya angkutan berhak memperoleh karcis sebagai bukti pembayaran. 2 Penumpang yang tidak melunasi pembayaran biaya angkutan dapat diturunkan oleh awak kendaraan pada tempat pemberhentian terdekat. 3 Bagi penumpang yang telah memiliki karcis danatau telah membayar biaya angkutan, tidak dibenarkan dibebani biaya tambahan atau kewajiban lainnya di luar kesepakatan. 4 Pembayaran biaya angkutan sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 dapat dilakukan di atas kendaraan. 5 Penjualan karcis dapat dilakukan oleh agen perwakilan perusahaan yang ditunjuk oleh perusahaan yang bersangkutan. Pasal 65 1 Setiap penumpang berhak mendapatkan 1 satu tempat duduk. 2 Tempat duduk dalam mobil bus umum dan mobil penumpang umum bagi orang dewasa, dapat ditempati oleh 2 dua orang anak yang berusia tidak lebih dari 5 lima tahun, kecuali tempat duduk penumpang di samping pengemudi. Pasal 66 39 1 Mobil bus umum dan mobil penumpang umum harus dilengkapi dengan ruang bagasi untuk penyimpanan barang milik penumpang. 2 Selain ruang bagasi sebagaimana dimaksud dalam ayat 1, barang milik penumpang dapat disimpan di bawah tempat duduk atau di tempat yang khusus disediakan untuk barang dengan ketentuan tidak mengganggu kenyamanan penumpang. Bagian Keenam Pool dan Agen Pasal 67 1 Kriteria lokasi pool sebagaimana dimaksud dalam Pasal 42 huruf

b, meliputi : a. memiliki kapasitas parkir yang memadai sekurang-kurangnya 5