a. Gubernur Kepala Daerah Propinsi dalam hal ini Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Daerah Propinsi masing-masing
menurut asal dan tujuan trayek yang diminta, bagi trayek antar kota antar propinsi dan trayek perkotaan yang melalui
perbatasan daerah propinsi;
b. Bupati Walikota dalam hal ini Dinas Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan Daerah KotamadyaKabupaten masing-masing menurut asal dan tujuan trayek yang diminta, bagi trayek antar
kota dalam propinsi dan trayek perkotaan yang melalui perbatasan daerah kota kabupaten dalam satu daerah propinsi.
2 Pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 meliputi :
a. pendapat tentang diterima atau ditolaknya terhadap permohonan sebagaimana dimaksud dalam ayat 1;
b. data faktor muatan pada trayek yang bersangkutan; c.
rencana penunjukan terminal dan pengaturan waktu pemberangkatan dan kedatangan, sepanjang permohonan
tersebut masih memungkinkan.
Pasal 48
1 Pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 47 diterima oleh
pejabat pemberi izin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 45 ayat 2, selambat-lambatnya 14 empat belas hari sejak permohonan
diterima secara lengkap.
2 Permohonan izin trayek dapat diterima atau ditolak setelah
memperhatikan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 47 ayat 2, selambat-lambatnya dalam waktu 14 empat belas hari
kerja.
Bagian Ketiga Persyaratan Untuk Memperoleh Izin Trayek
Pasal 49
1 Untuk memperoleh izin trayek sebagaimana dimaksud dalam Pasal
45 ayat 1, pemohon wajib memenuhi :
30
a. persyaratan administratif;
b. persyaratan teknis.
2 Persyaratan administratif sebagaimana dimaksud dalam ayat 1
huruf a, meliputi : a. memiliki surat izin usaha angkutan;
b. memiliki atau menguasai kendaraan bermotor yang laik jalan
yang dibuktikan dengan surat tanda nomor kendaraan bermotor dan buku uji atau foto kopinya;
c. memiliki atau menguasai fasilitas penyimpanan pool
kendaraan bermotor yang dibuktikan dengan gambar lokasi dan bangunan serta surat keterangan mengenai pemilikan atau
penguasaan;
d. memiliki atau bekerjasama dengan pihak lain yang mampu
menyediakan fasilitas pemeliharaan kendaraan bermotor sehingga dapat merawat kendaraannya untuk tetap dalam
kondisi laik jalan.
3 Persyaratan teknis sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 huruf b,
meliputi : a. pada trayek yang dimohon masih memungkinkan untuk
penambahan jumlah kendaraan;
b. prioritas diberikan bagi perusahaan angkutan yang mampu
memberikan pelayanan angkutan yang terbaik.
Pasal 50
Persyaratan teknis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 49 ayat 3, didasarkan atas :
a. survey faktor muatan pada trayek-trayek dimaksud; danatau b. laporan realisasi angkutan dari pengusaha yang melayani trayek
dimaksud.
Pasal 51
1 Dalam hal permohonan yang diajukan oleh perusahaan belum
memenuhi persyaratan administratif dan teknis berupa kendaraan
31
yang dioperasikan sebagaimana diatur dalam Pasal 49, instansi pemberi izin dapat menerbitkan surat persetujuan permohonan.
2 Surat persetujuan permohonan sebagaimana dimaksud dalam ayat
1 berlaku selama 6 enam bulan sejak diterbitkan, dan dalam kurun waktu tersebut pihak pemohon berkewajiban melengkapi
persyaratan administratif dan persyaratan teknis yang ditentukan.
3 Apabila dalam jangka waktu 6 enam bulan pihak pemohon tidak
dapat merealisasikan persetujuan permohonan yang diberikan, maka persetujuan permohonan secara otomatis dinyatakan gugur.
Pasal 52
1 Perusahaan yang telah mendapatkan izin trayek sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 45, diberikan kartu pengawasan untuk setiap kendaraan yang dioperasikan.
2 Pemberian kartu pengawasan sebagaimana dimaksud dalam ayat
1, dilakukan secara bersamaan dengan pemberian keputusan izin trayek yang bersangkutan.
Pasal 53
1
Kartu pengawasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 52 merupakan turunan dari izin trayek untuk kendaraan yang
bersangkutan.
2
Kartu pengawasan sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 ditandatangani oleh pejabat pemberi izin trayek sesuai
kewenangan masing-masing sebagaimana dimaksud dalam Pasal 45 ayat 2 huruf a sampai dengan huruf f, kecuali untuk trayek
perkotaan yang telah didelegasikan wewenang pemberian izin trayek.
3 Kartu pengawasan sebagaimana dimaksud dalam ayat 2 berlaku
untuk jangka waktu 5 lima tahun dan dapat diperpanjang.
Bagian Keempat Evaluasi Trayek
Pasal 54
32
1 Dalam rangka pengembangan trayek dan perluasan trayek yang membutuhkan penambahan jumlah armada, dilakukan penetapan
trayek yang terbuka atau tertutup. 2 Dasar pertimbangan penetapan trayek yang terbuka atau tertutup
untuk penambahan jumlah kendaraan bermotor, dilakukan dengan :
a. dasar pertimbangan untuk trayek lama : 1 jumlah perjalanan pulang pergi per hari, mobil bus yang
telah diizinkan melayani trayek yang ditetapkan;
2 jumlah rata-rata tempat duduk kendaraan; 3 prosentase penggunaan tempat duduk kenyataan;
4 jumlah perjalanan pulang pergi per hari tertinggi; 5 faktor muatan 70 atau lebih;
6 tersedianya fasilitas terminal yang sesuai; 7 tingkat pelayanan jalan.
b. dasar pertimbangan untuk trayek baru : 1 tersedia prasarana jalan yang memadai;
2 potensi bangkitan penumpang; 3 potensi ekonomi wilayah;
4 jumlah penduduk; 5 rencana umum tata ruang;
6 tersedianya fasilitas terminal yang sesuai; 7 keterpaduan intra dan antar moda.
3
Penetapan keputusan hasil evaluasi kebutuhan penambahan jumlah kendaraan bermotor sebagaimana dimaksud dalam ayat 2,
ditetapkan oleh :
a. Direktur Jenderal, untuk trayek Lintas Batas Negara, Antar Kota Antar Propinsi, Trayek Perbatasan Antar Propinsi dan
Angkutan Perkotaan Antar Propinsi;
33
b. Gubernur Kepala Daerah Propinsi, untuk trayek Antar Kota
Dalam Propinsi, trayek Perbatasan Antar Kota Dalam Propinsi dan Angkutan Perkotaan Dalam Propinsi;
c. Walikota atau Bupati, untuk trayek Angkutan Kota dan
Angkutan Pedesaan.
4 Keputusan sebagaimana dimaksud dalam ayat 3, diumumkan
secara luas dan berkala agar dapat diketahui oleh masyarakat.
Pasal 55
Hasil evaluasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 54 dijadikan dasar pertimbangan pemberian izin trayek baru oleh pejabat pemberi izin
trayek sebagaimana dimaksud dalam Pasal 45 ayat 2.
Pasal 56
1 Untuk mengetahui perkembangan pelayanan angkutan jalan secara
periodik, dilakukan pemantauan dan pengawasan angkutan serta pendaftaran ulang perusahaan angkutan.
2
Aspek-aspek yang dipertimbangkan dalam pemantauan dan pengawasan angkutan sebagaimana dimaksud dalam ayat 1,
meliputi :
a. perkembangan sosial dan ekonomi; b. kecenderungan pergeseran distribusi pergerakan orang dan