angkutan terusan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5, Pasal 9, Pasal 10 dan Pasal 12, diatur oleh Direktur Jenderal.
BAB III ANGKUTAN TIDAK DALAM TRAYEK
Bagian Pertama Jenis Angkutan
Pasal 14
Angkutan orang dengan kendaraan umum tidak dalam trayek, terdiri dari :
a. angkutan dengan menggunakan taksi; b. angkutan dengan cara sewa;
c. angkutan untuk keperluan pariwisata; d. angkutan penumpang khusus.
Bagian Kedua Angkutan Taksi
Pasal 15
Penyelenggaraan angkutan taksi dilakukan dengan mobil penumpang umum yang diberi tanda khusus serta dilengkapi dengan argometer
dan beroperasi dalam wilayah operasi terbatas.
Pasal 16
1 Wilayah operasi angkutan taksi meliputi daerah kota atau Daerah
Khusus Ibukota Jakarta.
2 Pengembangan wilayah operasi angkutan taksi dapat melampaui
daerah sebagaimana dimaksud dalam ayat 1, baik melampaui propinsi maupun daerah kota, dalam hal :
a. kebutuhan jasa angkutan taksi makin meningkat;
16
b. perkembangan daerah kota; c. tersedianya prasarana jalan yang memadai.
3 Wilayah operasi angkutan taksi sebagaimana dimaksud dalam ayat
2, ditetapkan oleh : a. Gubernur Kepala Daerah Propinsi, untuk wilayah operasi
yang melampaui lebih dari 1 satu daerah kota dalam propinsi;
b. Direktur Jenderal, untuk wilayah operasi yang melampaui
daerah kota di luar propinsi.
Pasal 17
Angkutan taksi diselenggarakan dengan ciri-ciri pelayanan sebagai berikut :
a. tidak
berjadwal;
b. dilayani dengan mobil penumpang umum yang dilengkapi dengan
argometer;
c. pelayanan dari pintu ke pintu.
Pasal 18
Mobil penumpang umum yang dioperasikan untuk angkutan taksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17, harus memenuhi persyaratan :
a. memasang tanda TAKSI yang ditempatkan di atas atap bagian
luar kendaraan dan harus menyala dengan warna putih atau kuning apabila dalam keadaan kosong dan padam apabila
argometer dihidupkan;
b. tulisan AC pada kaca depan di sebelah kiri atas dan kaca
belakang di sebelah kiri atas, untuk angkutan taksi yang dilengkapi dengan alat pendingin udara;
c. logo dan nama perusahaan yang ditempatkan pada pintu depan
bagian tengah, dengan susunan sebelah atas adalah logo perusahaan dan sebelah bawah adalah nama perusahaan;
d. lampu bahaya berwarna kuning yang ditempatkan di samping
kanan tanda taksi;
17
e. jati diri pengemudi yang ditempatkan pada dashboard yang
dikeluarkan oleh masing-masing perusahaan angkutan taksi;
f. radio komunikasi yang berfungsi sebagai alat berkomunikasi
antara pengemudi dengan pusat pengendali operasi danatau sebaliknya;
g. kotak obat lengkap dengan isinya; h. keterangan tentang biaya awal, kilometer, waktu dan biaya
tambahan yang ditempatkan pada sisi bagian dalam pintu belakang;
i. nomor urut kendaraan dari setiap perusahaan angkutan yang
dilekatkan pada kaca depan, belakang dan dashboard;
j. membawa daftar penyesuaian tarif, apabila terjadi perubahan tarif
dan argometer belum disesuaikan.
Pasal 19
Tanda taksi, tulisan AC, logo, nama perusahaan dan lampu bahaya, sebagaimana tercantum dalam contoh Gambar 3 Lampiran I
Keputusan ini.
Bagian Ketiga Angkutan Sewa
Pasal 20
Penyelenggaraan angkutan dengan cara sewa, dilakukan dengan mobil penumpang umum yang pengoperasiannya berdasarkan
perjanjian sewa atau borongan.
Pasal 21
Wilayah operasi angkutan sewa tidak dibatasi oleh wilayah administratif.
Pasal 22
18
Angkutan sewa diselenggarakan dengan ciri-ciri pelayanan sebagai berikut :
a. pelayanan angkutan dari pintu ke pintu dalam wilayah operasi
yang tidak terbatas;
b. dilayani dengan mobil penumpang umum yang dilengkapi dengan
tanda khusus;
c. penyewaan dilaksanakan baik dengan maupun tanpa pengemudi; d. tidak berjadwal.
Pasal 23
1 Dalam hal pengoperasian angkutan sewa sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 21 dilakukan secara tetap dan terus-menerus dalam wilayah operasi yang sama, pelayanannya disebut angkutan sewa
khusus.
2 Angkutan sewa khusus sebagaimana dimaksud dalam ayat 1,
dapat dilaksanakan sepanjang tidak mengganggu danatau tidak menjadi pesaing pelayanan angkutan dalam trayek tetap dan
teratur.
3 Wilayah operasi angkutan sewa khusus dibatasi oleh wilayah
pelayanan yang ditetapkan.
4 Wilayah operasi angkutan sewa khusus ditetapkan oleh :
a. Gubernur Kepala Daerah Propinsi, untuk wilayah dalam propinsi;
b. Direktur Jenderal, untuk wilayah antar propinsi. 5 Ketentuan lebih lanjut mengenai angkutan sewa khusus, diatur
oleh Direktur Jenderal.
Pasal 24
Angkutan sewa khusus sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23, diselenggarakan dengan ciri-ciri pelayanan sebagai berikut :
a. pelayanan angkutan dari pintu ke pintu dalam wilayah pelayanan
terbatas;
19
b. dilayani dengan mobil penumpang umum yang dilengkapi dengan tanda khusus;
c. didasarkan pada perjanjian dengan cara sewa atau borongan; d. penyewaan dilaksanakan dengan pengemudi;
e. tidak
berjadwal;
f. menggunakan
AC;
g. umur kendaraan maksimum 7 tujuh tahun.
Pasal 25
Mobil penumpang yang dioperasikan untuk angkutan sewa harus memenuhi persyaratan :
a. menggunakan tanda nomor kendaraan, khusus untuk kendaraan
sewa;
b. jati diri pengemudi yang ditempatkan pada bagian kiri dashboard
kendaraan, apabila penyewaan dengan pengemudi.
Pasal 26
Angkutan sewa khusus sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24, harus memenuhi persyaratan :
a. menggunakan mobil penumpang umum dengan pelat dasar kuning
dan tulisan hitam;
b. jati diri pengemudi yang ditempatkan pada bagian kiri dashboard
kendaraan.
Bagian Keempat Angkutan Pariwisata
Pasal 27
Penyelenggaraan angkutan pariwisata dilaksanakan dengan menggunakan mobil bus umum.
20
Pasal 28
Wilayah operasi angkutan pariwisata adalah dari dan ke tempat tujuan wisata dan tidak dibatasi oleh wilayah administratif.
Pasal 29
1 Angkutan pariwisata diselenggarakan dengan ciri-ciri pelayanan
sebagai berikut : a. mengangkut
wisatawan;
b. pelayanan angkutan ke dan dari daerah tujuan wisata; c. dilayani dengan mobil bus umum;
d. tidak masuk terminal.
2 Angkutan pariwisata dapat digunakan untuk keperluan selain
sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 huruf a dan huruf b, dengan ketentuan tidak mengangkut penumpang umum dalam trayek
tetap dan teratur.
Pasal 30
1 Mobil bus yang dioperasikan untuk angkutan pariwisata harus
memenuhi persyaratan : a. label dan sticker yang bertuliskan PARIWISATA yang
dilekatkan secara permanen pada kaca depan kiri dan kaca belakang kanan mobil bus;
b. logo perusahaan, nama perusahaan dan nomor urut kendaraan
yang dilekatkan secara permanen pada dinding kiri dan kanan mobil bus;
c. tulisan BUS PARIWISATA yang dilekatkan secara permanen
pada dinding kiri dan kanan mobil bus.
2
Bentuk dan ukuran tanda khusus angkutan pariwisata sebagaimana dimaksud dalam ayat 1, sebagaimana tercantum
dalam contoh Gambar 4 Lampiran I Keputusan ini.
Pasal 31
21
Pengemudi kendaraan angkutan pariwisata harus dilengkapi dengan : a. tanda jati diri pengemudi yang ditempatkan pada dashboard, yang
dikeluarkan oleh masing-masing perusahaan angkutan pariwisata;
b. pakaian seragam yang dilengkapi dengan identitas perusahaan,
yang harus dipakai pada waktu bertugas.
Pasal 32
1 Angkutan pariwisata diberikan kemudahan untuk mengantar
danatau menjemput wisatawan ke dan dari daerah tujuan wisata.
2 Kemudahan sebagaimana dimaksud dalam ayat 1, dinyatakan
dengan rambu-rambu lalu lintas sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Bagian Kelima Angkutan Penumpang Khusus
Pasal 33
1 Angkutan penumpang khusus sebagaimana dimaksud dalam Pasal
14 huruf d, dilayani dengan mobil bus umum danatau mobil penumpang umum serta harus memenuhi persyaratan teknis dan
laik jalan yang dibuktikan dengan buku uji.
2 Angkutan penumpang khusus sebagaimana dimaksud ayat 1,
meliputi angkutan antar jemput karyawan, antar jemput tamu hotel dan antar jemput penghuni kawasan pemukiman.
Pasal 34
Wilayah operasi angkutan penumpang khusus tidak dibatasi oleh wilayah administratif.
Pasal 35
22
1 Angkutan antar jemput karyawan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 33 ayat 2, diselenggarakan dengan ciri-ciri pelayanan
sebagai berikut :
a. khusus mengangkut karyawan dengan dipungut bayaran; b. pelayanan angkutan ke dan dari daerah tempat bekerja area
perusahaan;
c. dilayani dengan mobil bus umum; d. tidak masuk terminal.
2 Angkutan antar jemput tamu hotel sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 33 ayat 2, diselenggarakan dengan ciri-ciri pelayanan sebagai berikut :
a. khusus mengangkut tamu hotel; b. pelayanan angkutan ke dan dari hotel;