Laweyan dalam Tahap Konservasi
Laweyan dalam Tahap Konservasi
Sumber : Forum Pengembangan Kampoeng Batik Laweyan
Sumber : Forum Pengembangan Kampoeng Batik Laweyan
4. Grand Design Sosial Budaya
Berkaitan dengan program ini, pihak dari Forum Pengembangan Kampoeng Batik Laweyan berupaya untuk melestarikan segala kesenian tradisional sosial budaya yang ada di Laweyan. Beberapa bentuk kesenian tradisional sosial budaya yang ada di Laweyan antara lain adalah pertunjukan musik keroncong, pertunjukan musik karwitan, pergelaran wayang kulit, pertunjukan tari anak, dan lain sebagainya. Beberapa tradisi sosial budaya yang ada di Laweyan dilestarikan karena hal tersebut merupakan warisan leluhur yang menjadi identitas dan ciri khas budaya yang ada di Laweyan sehingga perlu dilestarikan keberadaannya. Selain itu tradisi yang unik dan jarang ditemukan di tempat-tempat lain itu juga dapat menjadi Berkaitan dengan program ini, pihak dari Forum Pengembangan Kampoeng Batik Laweyan berupaya untuk melestarikan segala kesenian tradisional sosial budaya yang ada di Laweyan. Beberapa bentuk kesenian tradisional sosial budaya yang ada di Laweyan antara lain adalah pertunjukan musik keroncong, pertunjukan musik karwitan, pergelaran wayang kulit, pertunjukan tari anak, dan lain sebagainya. Beberapa tradisi sosial budaya yang ada di Laweyan dilestarikan karena hal tersebut merupakan warisan leluhur yang menjadi identitas dan ciri khas budaya yang ada di Laweyan sehingga perlu dilestarikan keberadaannya. Selain itu tradisi yang unik dan jarang ditemukan di tempat-tempat lain itu juga dapat menjadi
5. Grand Design Manajemen
Program ini dirancang dan disusun untuk memperbaiki manajemen pengelolaan Kampoeng Laweyan agar program-program yang ada dapat tercapai. Dalam pelaksanaan program ini dapat dikatakan sukses tercapai, hal tersebut terbukti dengan terbentuknya susunan kepengurusan Forum Pengembangan Kampoeng Batik Laweyan (FPKBL) yang mantap dan terorganisir dengan baik yang dipimpin oleh Ir. Alpha Febela Priyatmono M.T. Forum Pengembangan Kampoeng Batik Laweyan (FPKBL) melakukan tugas utama melaksanakan segala kegiatan yang berkaitan dengan pengembangan Kampoeng Batik Laweyan dengan dibantu instansi- instansi terkait dan unsur-unsur masyarakat lainnya meliputi Bappeda, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, Dinas Perindustrian, Dinas Pekerjaan Umum, Dinas Koperasi Pengusaha Kecil dan Menengah, FEDEP (Forum for Economic Development and Employment Promotion ), PTN/PTS, lembaga-lembaga pendidikan, serta instansi/ lembaga dan dinas lain yang terkait.
6. Grand Design Pemanfaatan Teknologi IT
Program ini bertujuan untuk memanfaatkan teknologi IT untuk memperkenalkan Kampoeng Batik Laweyan kepada masyarakat di luar Laweyan maupun kepada masyarakat mancanegara. Melalui Program ini bertujuan untuk memanfaatkan teknologi IT untuk memperkenalkan Kampoeng Batik Laweyan kepada masyarakat di luar Laweyan maupun kepada masyarakat mancanegara. Melalui
di website www.kampoenglaweyan.com. Dalam website tersebut kita dapat mengetahui sejarah berdirinya Kampoeng Batik Laweyan, bermacam- macam jenis produk yang dihasilkan di Kampoeng Batik Laweyan, macam-macam wisata yang ditawarkan di Kampoeng Batik Laweyan, bermacam-macam kegiatan dan aktivitas yang berhubungan dengan Kampoeng Batik Laweyan, dan sebagainya. Berikut gambaran dari website Kampoeng Batik Laweyan tersebut :
Gambar 37
Gambaran dari Website Kampoeng Batik Laweyan
Sumber : www.kampoenglaweyan.com Sumber : www.kampoenglaweyan.com
1. Semakin dikenalnya Kampoeng Batik Laweyan oleh masyarakat di luar Laweyan, bahkan hingga mancanegara berkat kesuksesan promosi yang dilakukan oleh pihak FPKBL maupun atas bantuan PEMKOT Surakarta. Bukti dari semakin dikenalnya Kampoeng Batik Laweyan oleh masyarakat di luar Laweyan, bahkan hingga mancanegara tersebut adalah banyaknya wisatawan lokal maupun mancanegara yang mengadakan kunjungan ke Kampoeng Batik Laweyan. Hal tersebut dapat tergambarkan dengan beberapa kunjungan di periode tahun 2012, seperti :
a. Pada bulan Agustus 2012 Kampoeng Batik Laweyan mendapat kunjungan dari 12 Calon Duta Besar RI periode angkatan 2012 guna mendalami materi khususnya tentang potensi dan kemajuan pembangunan di daerah yang dapat dipromosikan di Luar Negeri.
b. Adanya beberapa kunjungan dari luar negeri di tahun 2012, seperti kunjungan rombongan mahasiswa AMSA (Asian Medical Student Association ) dari Taiwan pada tanggal 28 Juli 2012, kunjungan rombongan Dubes Suriname dan beberapa pejabat Dinas Koperasi pada tanggal 29 Februari 2012 guna melihat langsung proses pembuatan batik tulis dan batik cap serta membahas rencana b. Adanya beberapa kunjungan dari luar negeri di tahun 2012, seperti kunjungan rombongan mahasiswa AMSA (Asian Medical Student Association ) dari Taiwan pada tanggal 28 Juli 2012, kunjungan rombongan Dubes Suriname dan beberapa pejabat Dinas Koperasi pada tanggal 29 Februari 2012 guna melihat langsung proses pembuatan batik tulis dan batik cap serta membahas rencana
2. Terciptanya beberapa variasi kreasi batik dalam bentuk lain selain kain dan pakaian di Kampoeng Laweyan seperti dalam bentuk perlengkapan ibadah berbahan motif batik, tirai batik, taplak batik, bantal batik, lukisan batik, boneka batik, batik wayang beber, kap lampu batik, karpet batik, seprei dan bed cover batik, tas batik, souvenir batik, dan masih banyak kreasi bentuk dengan corak batik lainnya.
3. FPKBL mulai mengadakan kerjasama dengan beberapa pihak berkaitan dengan pengembangan usaha batik di Kampoeng Laweyan, seperti halnya :
a. Bekerjasama
dalam rangka mendokumentasikan Peran IT [Teknologi Informasi] dalam proses produksi dan pemasaran batik di Kampoeng Batik Laweyan.
b. Bekerjasama dengan Tehno Park Surakarta berkaitan dengan perencanaan Batik Go Green atau batik dengan menggunakan warna alam.
c. Bekerjasama dengan UNIBA (Universitas Islam Batik Surakarta) dan dengan Sekolah Pariwisata Sahid dengan tujuan untuk mempromosikan wisata batik di Kampoeng Laweyan.
dengan kegiatan edukasi batik yang diadakan di Kampoeng Batik Laweyan.
e. Dan masih banyak bentuk kerjasama dengan pihak lainnya dalam rangka pengembangan Kampoeng Batik Laweyan.
4. Terwujudnya rencana pembuatan Batik Go Green, yaitu batik dengan menggunakan bahan dasar warna alam. Bahan tersebut misalnya warna kuning diperoleh dari warna alami kunyit, warna hijau berasal dari daun pepaya, warna ungu dari buah manggis, dan lain sebagainya.
Gambar 38
Bahan Alami Pembuatan Batik Go Green
Sumber : Forum Pengembangan Kampoeng Batik Laweyan
5. Terwujudnya usaha revitalisasi atau perbaikan sejumlah fasilitas yang ada di Kampoeng Batik Laweyan pada tahun 2007-2008 dengan bantuan dari PEMKOT Surakarta sebesar ± 500 juta. Usaha revitalisasi tersebut antara lain seperti :
a. 30 rumah kuno yang ada di Kampoeng Laweyan telah direnovasi.
duduk, lampu-lampu hias di Kampoeng Laweyan, dan sebagainya.
c. Adanya perbaikan sejumlah tempat-tempat bersejarah yang menjadi tujuan wisata di Kampoeng Laweyan seperti Langgar Merdeka, Makam Ki Ageng Menis, dan sebagainya.
6. Terwujudnya pembangunan IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah) guna mendukung usaha pemerintah dalam rangka penyelamatan lingkungan. Kampoeng Laweyan membangun IPAL yang berfungsi mengolah air limbah industri sehingga layak untuk dialirkan kembali ke sungai tanpa polutan. Sejak saat ini seluruh pengusaha batik di laweyan berpartisipasi dalam upaya mereduksi pencemaran lingkungan dan ini merupakan nilai tambah Laweyan dibanding kawasan industri lainnya. Proyek ini terselenggara berkat bantuan dari pemerintah Jerman.
Gambar 39
Instalansi Pengolahan Air Limbah (IPAL)
Sumber : Forum Pengembangan Kampoeng Batik Laweyan Sumber : Forum Pengembangan Kampoeng Batik Laweyan
8. Jumlah pengunjung Kampoeng Batik Laweyan selalu mengalami peningkatan dari waktu ke waktu. Hal tersebut dapat tergambarkan dari tabel dan grafik sebagai berikut :
Tabel 3.1
Jumlah Kunjungan Wisatawan Kampoeng Batik Laweyan
Periode Tahun 2004 – 2008
Jumlah Total
Jumlah Pengunjung
Sumber : Forum Pengembangan Kampoeng Batik Laweyan
Grafik Jumlah Kunjungan Wisatawan Kampoeng Batik Laweyan
Periode Tahun 2004 – 2008
Sumber : Forum Pengembangan Kampoeng Batik Laweyan
9. Sarana dan prasarana pendukung pariwisata di sekitar Kampoeng Batik Laweyan mengalami peningkatan dari waktu ke waktu, seperti sarana dan prasarana hotel dan penginapan, industri kuliner, dan usaha-usaha pendukung lainnya. Hal tersebut terlihat dari tabel dan grafik berikut :
Pertumbuhan Industri Hotel dan Penginapan di Sekitar Kampoeng Laweyan Periode Tahun 2004 – 2011
Tahun 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011
Jumlah Usaha
Sumber : Forum Pengembangan Kampoeng Batik Laweyan
Gambar 41
Grafik Pertumbuhan Industri Hotel dan Penginapan di Sekitar Kampoeng Laweyan Periode Tahun 2004 – 2011
Sumber : Forum Pengembangan Kampoeng Batik Laweyan
Tabel 3.3 Pertumbuhan Industri Kuliner
di Sekitar Kampoeng Laweyan Periode Tahun 2004 – 2011
Tahun 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011
Jumlah Usaha
Sumber : Forum Pengembangan Kampoeng Batik Laweyan
Grafik Pertumbuhan Industri Kuliner di Sekitar Kampoeng Laweyan Periode Tahun 2004 – 2011
Sumber : Forum Pengembangan Kampoeng Batik Laweyan
Dari hasil penelitian berkaitan dengan indikator efektivitas dalam pelaksanaan program pembangunan Kampoeng Batik Laweyan, dapat diambil suatu penilaian/dievaluasi bahwa pelaksanaan program pengembangan Kampoeng Batik Laweyan dinilai dari aspek efektivitas sudah sesuai dengan target/harapan. Hal tersebut terbukti dengan telah tercapainya beberapa tujuan dari pelaksanaan program pengembangan Kampoeng Batik Laweyan. Namun demikian ada beberapa target yang belum dapat tercapai sepenuhnya karena terkendala beberapa hal yang menjadi faktor penghambat pelaksanaan program. Beberapa hal yang belum tercapai tersebut diantaranya antara lain :
1. Belum terealisasikannya pengadaan lahan parkir khusus untuk para wisatawan, sehingga menyebabkan arus lalu lintas di sekitar Kampoeng Laweyan menjadi macet apabila ada kunjungan wisatawan
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010 2011
10
Belum terealisasikannya pengadaan lahan parkir tersebut disebabkan karena kurang tersedianya lahan.
2. Belum terealisasikannya pengadaan sejumlah fasilitas-fasilitas pendukung sarana dan prasarana di Kampoeng Laweyan disebabkan karena terbatasnya dana anggaran.
3. Belum terealisasikannya kembali acara Selawenan yang diadakan tiap tanggal 25 setiap bulannya dimana acara tersebut dapat memperkenalkan potensi-potensi sosial dan budaya yang terdapat di Kampoeng Batik Laweyan. Belum terealisasikannya kembali acara Selawenan tersebut disebabkan karena terbatasnya dana pengadaan acara.
b) Responsivitas Dari hasil penelitian berkaitan dengan indikator responsivitas dalam pelaksanaan program pembangunan Kampoeng Batik Laweyan,
dapat diambil suatu penilaian/dievaluasi bahwa dari aspek responsivitas, program pengembangan Kampoeng Batik Laweyan dapat memberikan kepuasan pada kelompok masyarakat tertentu seperti Pemerintah Kota Surakarta, para pengusaha batik di Kampoeng Laweyan secara khusus, serta masyarakat di Kampoeng Laweyan.
yang disampaikan oleh Bapak Arif Budiman Effendi selaku Kepala Bidang Teknologi Informasi FPKBL sebagai berikut :
“Program pengembangan Kampoeng Batik Laweyan memang membawa keuntungan bagi sejumlah pihak. Dari pihak PEMKOT Surakarta program pengembangan Kampoeng Batik Laweyan dinilai dapat memajukan aspek pariwisata di kota Surakarta sekaligus mengenalkan batik asli Solo ke masyarakat secara lebih luas, dengan kemajuan tersebut maka perekonomian di kota Surakarta pun akan mengalami kemajuan yang menguntungkan masyarakat Kota Surakarta sendiri. Namun pihak yang mendapat keuntungan paling besar adalah masyarakat di sekitar Kampoeng Laweyan dan para pengusaha batik di Kampoeng Laweyan. Hal tersebut
adanya program pengembangan Kampoeng Batik Laweyan, perekonomian di Kampoeng Laweyan semakin mengalami kemajuan yang baik, selain itu usaha yang dijalankan oleh para pengusaha batik di Kampoeng Laweyan selalu mengalami kemajuan pesat. Salah satu bukti dari hal itu adalah jumlah industri batik di Laweyan selalu mengalami peningkatan dari waktu ke waktu.” (Wawancara tanggal 12 Juli 2012)
Tabel 3.4 Pertumbuhan Industri Batik
di Sekitar Kampoeng Laweyan Periode Tahun 2004 – 2011
Tahun 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011
Jumlah Usaha
Sumber : Forum Pengembangan Kampoeng Batik Laweyan
Grafik Pertumbuhan Industri Batik di Sekitar Kampoeng Laweyan Periode Tahun 2004 – 2011
Sumber : Forum Pengembangan Kampoeng Batik Laweyan
c) Ketepatan Dari hasil penelitian berkaitan dengan indikator ketepatan dalam pelaksanaan program pembangunan Kampoeng Batik Laweyan, dapat diambil suatu penilaian/dievaluasi bahwa dari aspek ketepatan, program pengembangan Kampoeng Batik Laweyan dapat memberikan manfaat tertentu, baik itu manfaat bagi para pengusaha batik di Laweyan, bagi masyarakat di Laweyan, maupun bagi Pemerintah dalam rangka kemajuan pembangunan perekonomian di kota Surakarta.
2004
2005
2006
2007
2008