Bagan Forum Rembug Laweyan
Bagan Forum Rembug Laweyan
Sumber : Forum Pengembangan Kampoeng Batik Laweyan (FPKBL)
Instansi dan unsur lainnya di luar Kampoeng Laweyan ini meliputi Bappeda, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Dinas Pekerjaan Umum, Dinas Koperasi Pengusaha Kecil dan Menengah, FEDEP (Forum for Economic Development and Employment Promotion ), PTN/PTS, Lembaga-lembaga pendidikan, serta instansi/lembaga dan dinas lain yang terkait.
Dari penjabaran di atas dapat diketahui bahwa pelaksana utama Program Pengembangan Kampoeng Batik Laweyan adalah Forum Pengembangan Kampoeng Batik Laweyan (FPKBL) dengan dibantu oleh dinas/ instansi/ lembaga lain yang terkait. Dalam hal ini instansi yang sangat membantu FPKBL dalam melaksanakan program tersebut adalah Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (DISBUDPAR) Kota Surakarta, dimana DISBUDPAR berperan sebagai fasilitator dan promotor dalam setiap kegiatan yang dilakukan oleh FPKBL dalam rangka kegiatan pengembangan Kampoeng Batik Laweyan.
Forum Pengembangan Kampoeng Batik
Laweyan
Instansi dan Unsur lainnya di luar Kampoeng Laweyan
pengembangan Kampoeng Batik Laweyan; pencapaian program pengembangan Kampoeng Batik Laweyan; hasil evaluasi program pengembangan Kampoeng Batik Laweyan berdasarkan indikator efektivitas, responsivitas, dan ketepatan; selain itu akan dijelaskan juga mengenai faktor- faktor pendukung dan penghambat, serta harapan pelaksanaan program pengembangan Kampoeng Batik Laweyan.
A. Rencana Program Pengembangan Kampoeng Batik Laweyan
Dalam pelaksanaan program pengembangan Kampoeng Batik Laweyan ada beberapa program yang dijalankan, antara lain :
1. Grand Design Tata Ruang Merupakan suatu program yang dirancang untuk menata tata ruang kawasan di Kampoeng Laweyan agar menjadi lebih apik sehingga minat wisatawan untuk mengunjungi Kampoeng Laweyan semakin besar.
2. Grand Design Ekonomi Merupakan suatu program yang dirancang untuk meningkatkan perekonomian di Laweyan.
3. Grand Design Konservasi Merupakan suatu program yang dirancang untuk melindungi dan melestarikan benda-benda/ bangunan peninggalan sejarah yang dapat 3. Grand Design Konservasi Merupakan suatu program yang dirancang untuk melindungi dan melestarikan benda-benda/ bangunan peninggalan sejarah yang dapat
4. Grand Design Sosial Budaya Merupakan suatu program yang dirancang untuk melestarikan tradisi kebudayaan yang ada di Kampoeng Laweyan sehingga tradisi tersebut tidak lenyap dan dapat menjadi nilai tambah dalam menarik minat wisatawan untuk mengunjungi Kampoeng Laweyan.
5. Grand Design Manajeman Merupakan suatu program yang dirancang untuk memperbaiki manajemen pengelolaan Kampoeng Laweyan agar program-program yang ada dapat tercapai.
6. Grand Design Pemanfaatan Teknologi IT Merupakan suatu program yang dirancang untuk memanfaatkan kecanggihan
mengembangkan dan
mempromosikan Kampoeng Laweyan.
Dalam pelaksanaan program tersebut, berikut ini gambaran mekanisme pengembangan Kampoeng Batik Laweyan :
Mekanisme Pengembangan Kampoeng Batik Laweyan
Sumber : Forum Pengembangan Kampoeng Batik Laweyan
Dari gambar di atas dapat diketahui bahwa pengembangan Kampoeng Batik Laweyan tidak hanya fokus pada industri batik saja, tetapi juga pada pelestarian bangunan-bangunan bersejarah yang juga masih banyak ditemukan di wilayah Kampoeng Laweyan. Selain itu kultur sosial budaya masyarakatnya yang masih kental merupakan salah satu warisan budaya yang harus dilestarikan. Kampoeng Batik Laweyan dikembangkan berbasis industri, yaitu dengan banyaknya pedagang atau pengusaha batik yang turun menurun ada di wilayah Kampoeng Laweyan menjadikan Kampoeng Laweyan sebagai kawasan industri batik yang besar. Sedangkan Kampoeng Laweyan berbasis pariwisata dan heritage
Batik/industri kecil lainnya
Bangunan dan lingkungannya
Sosial dan budaya
Dikembangkan berbasis industri,
pariwisata, dan
heritage
Grand design
program
Kerjasama dengan
instansi terkait
Forum Pengembangan Kampoeng Batik
Laweyan
Kampoeng Batik Laweyan
warisan leluhur sebagai peninggalan yang dapat menarik wisatawan, selain itu juga bangunan-bangunan peninggalan jaman dahulu yang masih terjaga keasliannya menjadi obyek wisata tambahan yang potensial untuk mendukung bidang pariwisata di Laweyan.
Berdasarkan mekanisme pengembangan tersebut, berikut adalah gambaran rencana program pengembangan Kampoeng Batik Laweyan yang terfokus pada pengembangan batik/industri lainnya, bangunan dan lingkungannya, serta sosial dan budaya :
a) Fokus Pengembangan Batik/Industri Lainnya Ada beberapa rencana berkaitan dengan pengembangan Kampoeng Batik Laweyan yang terfokus pada pengembangan Batik/Industri lain, antara lain :
1. Memperkenalkan Batik Laweyan kepada masyarakat di luar Laweyan bahkan hingga ke mancanegara melalui media promosi baik itu iklan koran, media massa, pamflet, dsb.
2. Menciptakan kreasi baru tidak hanya menproduksi kain batik saja, namun dikreasikan menjadi kerajinan-kerajinan lain dengan tetap mengusung tema batik.
3. Mengadakan kerjasama dengan beberapa pihak lain berkaitan dengan pengenalan batik Laweyan.
4. Mengadakan beberapa event/kegiatan dengan tujuan untuk mengenalkan batik Laweyan ke masyarakat luar.
b) Fokus Pengembangan Bangunan dan Lingkungan
Memasuki Kampoeng Laweyan kita akan disuguhi pemandangan berupa bangunan-bangunan peninggalan jaman dulu, berupa bangunan kuno tertutup tembok-tembok yang menjulang tinggi. Bangunan-bangunan tersebut dapat menjadi aset peninggalan sejarah yang bila dimanfaatkan dengan baik dapat mendatangkan banyak keuntungan. Oleh karena itu ada beberapa rencana berkaitan dengan pengembangan Kampoeng Batik Laweyan yang terfokus pada pengembangan bangunan dan lingkungan yang dirancang oleh FPKBL, antara lain :
1. Merawat dan melestarikan bangunan-bangunan kuno peninggalan jaman dulu yang sudah ada.
2. Mengadakan perbaikan pada sejumlah bangunan-bangunan kuno peninggalan sejarah yang mengalami kerusakan tanpa menghilangkan unsur bangunan aslinya.
3. Membangun IPAL (Instalansi Pembuangan Air Limbah) yang dihasilkan oleh industri-industri yang ada di Laweyan.
4. Memperbaiki maupun melengkapi fasilitas pendukung maupun sarana dan prasarana yang ada di Kampoeng Batik Laweyan.
5. Mengembangkan beberapa kawasan di sekitar lingkungan Kampoeng Batik Laweyan.
Yang dimaksud dengan perencanaan program pengembangan Kampoeng Batik Laweyan yang terfokus pada pengembangan sosial dan budaya disini adalah dalam pelaksanaan program tersebut mesti selalu berpegangan pada nilai-nilai sosial budaya yang telah ada di Kampoeng Laweyan. Selain itu ada beberapa rencana pengembangan dengan fokus sosial budaya :
1. Peningkatan acara kegiatan kebudayaan di Kampoeng Laweyan yang mencerminkan identitas budaya yang ada di Laweyan.
2. Pengadaan kembali event “Selawenan” secara rutin pada tanggal
25 setiap bulannya yang sudah lama tidak diadakan.
B. Program Pengembangan Kampoeng Batik Laweyan Berdasarkan Indikator Efektivitas, Responsivitas, dan Ketepatan
a) Efektivitas Indikator efektivitas digunakan untuk menilai seberapa jauh
tercapainya tujuan pelaksanaan program. Berdasarkan apa yang disampaikan oleh Bapak Arif Budiman Effendi selaku Kepala Bidang Teknologi Informasi FPKBL, pelaksanaan program pengembangan Kampoeng Batik Laweyan mempunyai tujuan sebagai berikut :
“Pelaksanaan program pengembangan Kampoeng Batik Laweyan yang dilakukan oleh FPKBL pada mulanya bertujuan untuk menyelamatkan keberadaan Batik Tulis Asli Laweyan yang terancam oleh munculnya industri Batik Printing yang diproduksi secara massal. Kemudian seiring dengan berjalannya waktu pelaksanaan
bertujuan untuk
Batik Laweyan sehingga Kampoeng Laweyan dapat lebih dikenal oleh masyarakat di luar wilayah Laweyan atau bahkan dikenal sampai ke mancanegara.” (Wawancara tanggal 12 Juli 2012)
Pendapat lain juga disampaikan oleh Bapak Gembong H Wibowo selaku Kabid Pengendalian Aset, Promosi, dan Kerjasama DISBUDPAR Kota Surakarta :
“Pelaksanaan program pengembangan Kampoeng Batik Laweyan pada dasarnya merupakan tugas utama dari Forum Pengembangan Kampoeng Batik Laweyan (FPBKBL) dan kami dari pihak DISBUDPAR hanya berperan sebagai fasilitator dan promotor dari kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan oleh FPBKBL dalam rangka pengembangan Kampoeng Laweyan. Hal tersebut kami lakukan karena kegiatan pengembangan Kampoeng Batik Laweyan yang dijalankan oleh FPBKBL secara tidak langsung mempunyai beberapa manfaat, seperti : dapat mengenalkan Batik Asli Solo ke masyarakat di luar kota Surakarta bahkan hingga ke Mancanegara, serta meningkatkan minat wisatawan untuk mengunjungi kota Solo sehingga jumlah wisatawan terus meningkat dan efeknya adalah ekonomi kota Solo meningkat, kesejahteraan masyarakat meningkat, dan otomatis PAD juga meningkat.” (Wawancara tanggal 2 Juli 2012)
Bapak Arif Budiman Effendi selaku Kepala Bidang Teknologi Informasi FPKBL mengatakan bahwa dalam mencapai tujuan pelaksanaan program Pengembangan Kampoeng Batik Laweyan, ada beberapa hal yang dilakukan oleh FPKBL antara lain :
“Dalam mencapai tujuan pelaksanaan program pengembangan Kampoeng Batik Laweyan, ada beberapa hal yang dilakukan oleh FPKBL, yaitu :
1. Mengadakan kegiatan-kegiatan yang mendukung pelaksanaan program, seperti kegiatan pelatihan pembuatan batik, mengadakan paket wisata batik, mengadakan pameran batik, dan lain sebagainya.
2. Mengadakan revitalisasi/perbaikan fasilitas-fasilitas yang ada di Kampoeng Batik Laweyan.
buletin bulanan, dan buku profil pariwisata. Selain itu juga melalui media elektronik baik radio maupun televisi lokal.
4. Menjalin kerjasama dengan berbagai pihak di luar Laweyan yang dapat mendukung kemajuan Kampoeng Laweyan.”
(Wawancara tanggal 12 Juli 2012) Sesuai dengan tupoksinya, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
(DISBUDPAR) Kota Surakarta juga ikut berperan dalam pelaksanaan program pengembangan Kampoeng Batik Laweyan sebagai fasilitator dan promotor. Hal ini seperti yang dikemukakan oleh Bapak Gembong H Wibowo selaku Kabid Pengendalian Aset, Promosi, dan Kerjasama DISBUDPAR Kota Surakarta berikut ini :
“Peran
DISBUDPAR Kota Surakarta dalam program pengembangan Kampoeng Batik Laweyan adalah mempromosikan Kampoeng Batik Laweyan melalui media cetak seperti brosur dan leaflet maupun media elektronik seperti radio maupun televisi, sehingga diharapkan pengunjung tiap tahun selalu mengalami peningkatan. Selain mempromosikan, kami juga berperan untuk memfasilitasi kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan pelaksanaan program; seperti contohnya FPKBL berencana untuk mengadakan pembinaan pengelolaan industri batik di Kampoeng Batik Laweyan kemudian DISPUDPAR memfasilitasi rencana kegiatan tersebut dengan jalan menjalin kerjasama dengan Dinas Koperasi Pengusaha Kecil dan Menengah serta Dinas Perindustrian dan Perdagangan agar dapat membantu dalam pemberian dana bantuan serta pembinaan pengelolaan industri batik di Kampoeng Batik Laweyan, selain itu DISBUDPAR Kota Surakarta juga menjalin komunikasi dengan dunia usaha seperti Himpunan Pariwisata Indonesia (HPI), Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), dan Asosiasi Biro Pejalanan Wisata untuk membantu mengembangkan dan menunjang sarana prasarana kepariwisataan di Kampoeng Batik Laweyan.” (Wawancara tanggal 2 Juli 2012)
Indikator responsivitas digunakan dalam suatu kegiatan evaluasi untuk mengetahui apakah hasil pelaksanaan suatu program dapat memberikan kepuasan pada kelompok masyarakat tertentu. Dalam kegiatan evaluasi ini indikator responsivitas digunakan untuk mengetahui apakah hasil dari pencapaian program pengembangan Kampoeng Batik Laweyan dapat memberikan keuntungan bagi pemerintah, masyarakat Laweyan, pengusaha batik di Kampoeng Laweyan, dan bagi masyarakat kota Surakarta pada umumnya.
Bapak Gembong H Wibowo selaku Kabid Pengendalian Aset, Promosi,
Kota Surakarta
mengemukakan bahwa :
“Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (DISBUDPAR) Kota Surakarta dalam hal ini selalu mendukung segala kegiatan yang dilakukan oleh Forum Pengembangan Kampoeng Batik Laweyan (FPKBL) dalam rangka pengembangan Kampoeng Batik Laweyan, karena pelaksanaan program tersebut diharapkan dapat memberikan keuntungan bagi beberapa pihak, yaitu bagi Pemerintah Kota Surakarta sendiri, bagi pengusaha batik di Laweyan, bagi masyarakat kota Surakarta secara umum, dan bagi kemajuan perekonomian di kota Surakarta. Dari pelaksanaan program pengembangan Kampoeng Batik Laweyan diharapkan kesenian Batik Asli Solo dapat diperkenalkan kepada masyarakat di luar kota Solo bahkan hingga ke mancanegara, sehingga ada minat dari masyarakat dari luar kota Solo untuk mengunjungi kota Solo. Dari hal tersebut dapat berdampak positif yaitu meningkatnya jumlah wisatawan, sehingga dengan semakin banyaknya wisatawan yang berkunjung ke Solo perekonomian kota Solo terus mengalami peningkatan, kesejahteraan masyarakat meningkat, dan otomatis PAD juga meningkat.” (Wawancara tanggal 2 Juli 2012)
Teknologi Informasi FPKBL mengatakan bahwa :
“Selain melaksanakan kegiatan pengembangan Kampoeng Batik Laweyan, FPKBL mempunyai fungsi untuk menampung keluhan-keluhan maupun aspirasi dari para pengusaha batik di Laweyan. Keluhan dan aspirasi tersebut ditampung kemudian dikomunikasikan kepada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (DISBUDPAR) kota Surakarta yang selanjutnya pihak DISBUDPAR akan menjalin komunikasi dengan pihak-pihak lain yang berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan.”
(Wawancara tanggal 12 Juli 2012)
Bapak Bambang selaku salah satu pengusaha batik di Kampoeng Laweyan menambahkan bahwa :
“Memang jika kami dari pihak pengusaha maupun masyarakat di Laweyan apabila mempunyai keluhan atau masukan seputar masalah di Laweyan selalu menyampaikannya kepada FPKBL yang kemudian dikomunikasikan kepada DISBUDPAR maupun pihak-pihak lain. Untuk keluhan saya tidak ada, karena saya rasa program pengembangan Kampoeng Batik Laweyan yang di jalankan FPKBL cukup bagus dan bermanfaat bagi kami pengusaha batik di Laweyan sini maupun bagi masyarakat Laweyan sendiri. Dan untuk masukan ada baiknya FPKBL lebih meningkatkan fasilitas, sarana, dan prasarana yang ada di Kampoeng Laweyan seperti tolilet umum, area penghijauan seperti taman, tempat-tempat duduk, dan sebagainya sehingga pengunjung merasa nyaman ketika berada di Kampoeng Laweyan.” (Wawancara tanggal 16 Juli 2012)
Ibu Wati selaku warga masyarakat di Kampoeng Laweyan juga menambahkan bahwa :
“Iya, bila kami masyarakat di Laweyan sini mempunyai keluhan kami selalu menyampaikannya kepada FPKBL. Salah satu yang saya keluhkan adalah apabila ada rombongan besar yang berkunjung ke Laweyan dengan menggunakan bus-bus besar, Laweyan menjadi semrawut karena tidak adanya tempat parkir yang disediakan khusus untuk bus itu, selain itu sampah- sampah bekas pengujung berserakan.” (Wawancara tanggal 16 Juli 2012)
Berdasarkan hasil wawancara tersebut diketahui bahwa untuk melaksanakan kegiatan pengembangan Kampoeng Batik Laweyan, Forum Pengembangan Kampoeng Batik Laweyan (FPKBL) telah membuat hubungan komunikasi yang baik dengan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (DISBUDPAR) Kota Surakarta maupun dengan pihak- pihak lain yang berkaitan. Hal tersebut diperkuat dengan pernyataan Bapak Arif Budiman Effendi selaku Kepala Bidang Teknologi Informasi FPKBL yang mengatakan bahwa :
“Komunikasi antara FPKBL dengan DISBUDPAR Kota Surakarta bisa dilakukan secara langsung maupun secara tidak langsung. Secara langsung biasanya dilakukan pada saat PEMKOT Surakarta mempunyai kegiatan atau mengadakan event-event di Kota Surakarta. FPKBL sering diundang untuk koordinasi, karena PEMKOT Surakarta seringkali mengadakan kegiatan yang berhubungan dengan seni dan budaya dimana dalam kegiatan tersebut seringkali memperkenalkan kesenian Batik asli Solo sebagai warisan kesenian yang perlu dilestarikan dan diperkenalkan kepada masyarakat luas. Selain itu komunikasi antara FPKBL dengan DISBUDPAR Kota Surakarta maupun pihak-pihak lain yang terkait terjadi pada acara rutin Selawenan. Selawenan merupakan acara yang diselengarakan secara rutin setiap tanggal 25 setiap bulannya di Kampoeng Batik Laweyan. Dalam acara rutin Selawenan biasanya dipertunjukkan kesenian-kesenian khas Laweyan seperti wayang, ketoprak, dan sebagainya. Acara Selawenan merupakan suatu bentuk forum diskusi umum sebagai ajang silaturahmi dimana dalam acara tersebut biasanya dihadiri oleh para pengusaha, stakeholder, masyarakat, dan yang berkompeten di Kampoeng Laweyan. Di Selawenan semua undangan baik itu pejabat maupun masyarakat dan lainnya duduk secara bersama secara lesehan dan mengkomunikasikan segala hal tentang Kampoeng Batik Laweyan dan juga pariwisata pada umumnya. Jadi selain pertunjukan pentas seni, dalam acara tersebut juga ada kegiatan diskusi, rapat, dan juga perencanaan serta evaluasi kegiatan-kegiatan yang rutin diselenggarakan. Namun sayang, acara Selawenan sudah lama tidak lagi diadakan, acara tersebut terakhir kali diadakan pada “Komunikasi antara FPKBL dengan DISBUDPAR Kota Surakarta bisa dilakukan secara langsung maupun secara tidak langsung. Secara langsung biasanya dilakukan pada saat PEMKOT Surakarta mempunyai kegiatan atau mengadakan event-event di Kota Surakarta. FPKBL sering diundang untuk koordinasi, karena PEMKOT Surakarta seringkali mengadakan kegiatan yang berhubungan dengan seni dan budaya dimana dalam kegiatan tersebut seringkali memperkenalkan kesenian Batik asli Solo sebagai warisan kesenian yang perlu dilestarikan dan diperkenalkan kepada masyarakat luas. Selain itu komunikasi antara FPKBL dengan DISBUDPAR Kota Surakarta maupun pihak-pihak lain yang terkait terjadi pada acara rutin Selawenan. Selawenan merupakan acara yang diselengarakan secara rutin setiap tanggal 25 setiap bulannya di Kampoeng Batik Laweyan. Dalam acara rutin Selawenan biasanya dipertunjukkan kesenian-kesenian khas Laweyan seperti wayang, ketoprak, dan sebagainya. Acara Selawenan merupakan suatu bentuk forum diskusi umum sebagai ajang silaturahmi dimana dalam acara tersebut biasanya dihadiri oleh para pengusaha, stakeholder, masyarakat, dan yang berkompeten di Kampoeng Laweyan. Di Selawenan semua undangan baik itu pejabat maupun masyarakat dan lainnya duduk secara bersama secara lesehan dan mengkomunikasikan segala hal tentang Kampoeng Batik Laweyan dan juga pariwisata pada umumnya. Jadi selain pertunjukan pentas seni, dalam acara tersebut juga ada kegiatan diskusi, rapat, dan juga perencanaan serta evaluasi kegiatan-kegiatan yang rutin diselenggarakan. Namun sayang, acara Selawenan sudah lama tidak lagi diadakan, acara tersebut terakhir kali diadakan pada
c) Ketepatan Indikator ketepatan digunakan dalam kegiatan evaluasi ini untuk mengetahui apakah hasil pencapaian dari pelaksanaan program pengembangan Kampoeng Batik Laweyan tersebut dapat memberikan manfaat tertentu. Bapak Arif Budiman Effendi selaku Kepala Bidang Teknologi Informasi FPKBL mengungkapkan, bahwa :
“Program pengembangan Kampoeng Batik Laweyan dilaksanakan dengan harapan dapat memberikan manfaat yaitu :
1. Memaksimalkan potensi-potensi wisata yang ada di Kampoeng Laweyan.
2. Mengenalkan batik asli Solo kepada masyarakat luas baik itu masyarakat dalam maupun luar negeri.
3. Mempertahankan dan melestarikan aset warisan budaya yang ada di Kampoeng Laweyan.
4. Meningkatkan perekonomian masyarakat Laweyan secara khusus.” (Wawancara tanggal 12 Juli 2012)
Hal lain diungkapkan oleh Bapak Gembong H Wibowo selaku Kabid Pengendalian Aset, Promosi, dan Kerjasama DISBUDPAR Kota Surakarta, bahwa :
“Kami dari pihak Pemerintah mendukung pelaksanaan program pengembangan Kampoeng Batik Laweyan karena diharapkan dari pelaksanaan program tersebut dapat memberikan manfaat antara lain :
1. Mengenalkan batik asli Solo kepada masyarakat di luar kota Surakarta hingga ke mancanegara.
2. Meningkatkan segala potensi pariwisata yang ada di kota Surakarta.
pengembangan Kampoeng Batik Laweyan diharapkan dapat menarik minat wisatawan baik itu wisatawan lokal maupun mancanegara untuk mengunjungi kota Surakarta. Karena dengan semakin banyak wisatawan yang berkunjung ke Surakarta, maka perokonomian kota Surakarta diharapkan juga dapat meningkat sehingga kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat dapat tercapai.”
(Wawancara tanggal 2 Juli 2012) Bapak Bambang selaku salah satu pengusaha batik di Kampoeng
Laweyan menambahkan bahwa : “Kalau saya sebagai salah satu pengusaha batik di Laweyan sini
merasa bahwa program pengembangan Kampoeng Batik Laweyan dapat memberikan manfaat positif bagi kami yaitu dengan suksesnya program tersebut maka semakin besar minat wisatawan untuk mengunjungi Kampoeng Laweyan sehingga pendapatan kami pun juga bisa semakin meningkat.” (Wawancara tanggal 16 Juli 2012)
Kemudian Ibu Wati selaku warga masyarakat di Kampoeng Laweyan juga memberikan pendapat lain bahwa : “Kami sebagai masyarakat di Kampoeng Laweyan juga dapat
merasakan manfaat dari adanya program pengembangan Kampoeng batik Laweyan. Dengan adanya program itu maka Kampoeng Laweyan dapat semakin dikenal oleh masyarakat di luar Laweyan bahkan sampai ke mancanegara. Dengan semakin dikenalnya Kampoeng Laweyan, maka jumlah peminat wisatawan untuk berkunjung ke Laweyan juga semakin besar. Dari hal itu maka dapat memberikan peluang usaha maupun lapangan pekerjaan pada masyarakat di Laweyan sini.” (Wawancara tanggal 16 Juli 2012)
C. Hasil Evaluasi Program Pengembangan Kampoeng Batik Laweyan
Berikut hasil evaluasi program Pengembangan Kampoeng Batik Laweyan dengan terfokus pada 3 (tiga) indikator yaitu efektivitas, responsivitas, dan ketepatan :
Dalam hal ini ketercapaian pelaksanaan rencana program pengembangan Kampoeng Batik Laweyan masuk dalam kegiatan evaluasi berkaitan dengan indikator efektivitas, karena berkaitan dengan ketercapaian pelaksanaan program. Dalam grand design berkaitan dengan pengembangan Kampoeng Batik Laweyan, berikut beberapa ketercapaian pelaksanaan program :
1. Grand Design Tata Ruang
Berdasarkan program ini ada beberapa hal yang sudah dicapai berkaitan dengan penataan kawasan Kampoeng Batik Laweyan sehingga diharapkan dari penataan kawasan ini dapat menarik minat wisatawan untuk mengunjungi Kampoeng Batik Laweyan. Pencapaian-pencapaian tersebut antara lain :
a. Kawasan Kampoeng Batik Laweyan telah ditata seapik mungkin sehingga kawasan tersebut terlihat lebih rapi dan apik. Hal tersebut tergambarkan seperti berikut :
Gambar 25
Tata Ruang Kawasan Wisata Kampoeng Batik Laweyan
Sumber : Forum Pengembangan Kampoeng Batik Laweyan
b. Telah dibangunnya gapura sebagai simbol memasuki kawasan Kampoeng Batik Laweyan. Hal tersebut tergambarkan sebagai berikut :
Gambar 26
Gapura Masuk Kawasan Wisata Kampoeng Batik Laweyan
Sumber : Forum Pengembangan Kampoeng Batik Laweyan
c. Telah dibangunnya tugu sebagai simbol Kawasan Wisata Kampoeng Batik Laweyan. Hal tersebut tergambarkan seperti berikut :
Tugu Simbol Kampoeng Batik Laweyan
Sumber : www.kampoenglaweyan.com
d. Menciptakan kawasan wisata dengan konsep utama "Rumahku Galeriku", yang artinya rumah memiliki fungsi ganda sebagai show-room sekaligus rumah produksi. Konsep pengembangan ini untuk memunculkan nuansa batik yang dominan yang secara langsung akan mengantarkan para pengunjung pada keindahan seni batik. Konsep utama “Rumahku Galeriku” tersebut dapat terlihat dalam beberapa contoh gambar berikut ini :
Gambar 28
Konsep Rumahku Galeriku di Kampoeng Batik Laweyan
Sumber : www.kampoenglaweyan.com
e. Telah dibangunnya selter untuk tempat duduk sehingga diharapkan dengan dibangunnya selter ini dapat memberikan kenyamanan bagi wisatawan yang berkunjung ke Kampoeng Batik Laweyan. Hal tersebut tergambarkan seperti berikut :
Gambar 29 Selter Tempat Duduk
Sumber : Forum Pengembangan Kampoeng Batik Laweyan
f. Terdapatnya peta kawasan Kampoeng Batik Laweyan yang terpasang di jalan kawasan wisata tersebut yang berfungsi untuk mempermudah wisatawan yang akan mengunjungi suatu tempat yang ada di kawasan wisata Kampoeng Batik Laweyan. Hal tersebut tergambarkan seperti berikut :
Gambar 30
Sumber : Forum Pengembangan Kampoeng Batik Laweyan
2. Grand Design Ekonomi
Berkaitan dengan program ini, berikut beberapa hal yang telah dilakukan oleh FPKBL berkaitan dengan tujuan untuk meningkatkan perekonomian di Laweyan :
a. Melakukan kegiatan promosi memperkenalkan Kampoeng Batik Laweyan. Bentuk sarana promosi yang dilakukan yaitu melalui media cetak, elektronik, dan internet. Promosi Kampoeng melalui media
melalui website www.kampoenglaweyan.com. Dan berikut contoh promosi Kampoeng Batik Laweyan melalui sarana media cetak dan elektronik :