Sumber Belajar Sejarah di Jurusan Pendidikan Sejarah Universitas
4. Sumber Belajar Sejarah di Jurusan Pendidikan Sejarah Universitas
Negeri Gorontalo
Proses belajar agar lebih efektif dan efisien adalah memanfaatkan sumber belajar. Sumber belajar yang dikelola dapat berperan mendorong efektivitas serta optimalisasi proses pembelajaran. Pada umumnya sumber belajar diartikan secara sempit yaitu berupa bahan tertulis (buku teks) atau sarana pengajaran yang mampu menyajikan pesan baik auditif maupun visual seperti film, video, kaset dan slide . Pengertian sumber belajar secara umum mencakup apa saja yang dapat digunakan untuk membantu tiap orang dalam belajar dan menampilkan kompetensinya.
Pembelajaran di Jurusan Pendidikan Sejarah Universitas Negeri Gorontalo juga didukung oleh penyediaan bahan pustaka sejarah sebagai sumber belajar. Berbagai jenis bahan pustaka relatif kurang, hal ini apabila dilihat dari tahun penerbitannya yang hanya memiliki 600 koleksi judul buku. Hal ini tidak berkorelasi secara signifikan dengan jumlah pemanfaatan koleksi referen yang dilakukan mahasiswa terhadap ketersediaan bahan ajar di perpustakaan jurusan dan dapat dilihat pada tabel 9 di bawah ini :
commit to user
Tabel 9. Ketersediaan Bahan Ajar/Buku pada Perpustakaan Referensi Jurusan Pendidikan Sejarah
Tahun Penerbitan Jumlah
1 – 2 tahun terakhir
50
3 – 5 tahun terakhir
200
5 tahun terakhir
Sumber : Laporan Evaluasi Diri tahun 2010 Klasifikasi sumber belajar di Jurusan Pendidikan Sejarah Universitas
Negeri Gorontalo meliputi (1) orang (seperti dosen pengampu mata kuliah, team teaching dan lainnya); (2) bahan (seperti buku teks, modul, handout, CD-ROM pembelajaran, VCD Pembelajaran, foto, OHP, film, slides, video, model, audiocassette dan gambar); (3) alat (seperti komputer, LCD projector, artefak- artefak dan miniatur benda sejarah); (4) lingkungan (baik lingkungan fisik seperti tata ruang kelas atau non fisik seperti nuansa, iklim belajar, interaksi sosial, dan sebagainya); (5) tehnik/metode yang diterapkan dalam proses pembelajaran seperti model-model pembelajaran pada saat dosen mengajar telah menggunakan metode/teknik bervariasi, (6) berupa kegiatan seperti wawancara, kerja kelompok, observasi, simulasi yang diterapkan saat kuliah lapangan di luar kelas.
Ada juga beberapa mata kuliah di jurusan Pendidikan Sejarah Universitas Negeri Gorontalo yang memanfaatkan PLK sebagai bagian dari proses
commit to user
pembelajaran dan sumber pembelajaran sejarah. Hal ini dilakukan karena ada beberapa mata kuliah yang menerapkan model perkuliahan di kelas dan luar kelas yang disebut Perkuliahan Luar Kelas (PLK). Sistem PLK pada beberapa mata kuliah ini digunakan untuk membantu pemahaman mahasiswa jurusan pendidikan sejarah di Universitas Negeri Gorontalo. Beberapa mata kuliah yang memanfaatkan sistem PLK adalah Sejarah Kebudayaan Indonesia dan Sejarah Lokal. Obyek-obyek yang dipelajari dalam PLK ini bisa menjadi sumber belajar terutama .yang terkait dengan peninggalan sejarah yang disebut sebagai benda cagar budaya. Selain melalui PLK ada beberapa obyek-obyek pembelajaran sejarah yang dapat diungkapkan secara lisan maupun melalui media belajar, yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber belajar. Salah satu pemanfaatan objek sebagai sumber dan media belajar dalam proses pembelajaran pada mahasiswa jurusan pendidikan sejarah di Universitas Negeri Gorontalo adalah studi observasi. Beberapa mata kuliah yang menerapkan studi ini telah memanfaatkan benda cagar budaya sebagai sumber belajar sejarah seperti pada mata kuliah Sejarah Kebudayaan Indonesia dan Sejarah Lokal. Sumber belajar sejarah yang lain juga dapat diperoleh melalui bentuk fisik bangunan benda cagar budaya. Benda cagar budaya dan situs sebagai peninggalan sejarah masa lalu perlu dipelajari.
Umumnya pemanfaatan benda cagar budaya sebagai sumber belajar sejarah masih terfokus pada peninggalan-peninggalan sejarah masa Prasejarah sampai masa Islam seperti komplek percandian, situs-situs prasejarah dan peninggalan sejarah yang ada di Jawa. Sedangkan benda cagar budaya yang terkait dengan peninggalan sejarah khususnya di Kota Gorontalo belum
commit to user
sepenuhnya dimanfaatkan. Pemanfaatan benda cagar budaya Kota Gorontalo ini masih terfokus dan dinarasikan pada pembelajaran di kelas yang hanya bertujuan untuk memahami beberapa contoh kecil peninggalan sejarah yang ada di Kota Gorontalo.
Secara umum mahasiswa sudah memahami pengertian dari benda cagar budaya dan situs sehingga mampu mengidentifikasi lebih detil tentang pengertian dari benda cagar budaya dan situs tersebut. Hal ini dapat dilihat ketika para mahasiswa mendapat informasi secara umum dari perkuliahan kelas maupun luar kelas tentang pengertian, arti dan nilai penting benda cagar budaya sebagai salah satu aset budaya yang perlu dilestarikan untuk memahami sejarah perjuangan bangsa. Khususnya pada mata kuliah Sejarah Kebudayaan Indonesia yang menjelaskan secara rinci tentang upaya pelestarian dan pemanfaatan peninggalan kuno/benda cagar budaya sebagai bagian dari pembelajaran sejarah dan dapat dimanfaatkan sebagai sumber belajar sejarah.